Share

empat puluh

Author: Galuh Arum
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Sorot mata Elvaro menatap tidak suka karena Deswita datang tidak sendiri melainkan bersama dengan Melanie. Sudah pasti keduanya akan menghakimi Bella dan dirinya.

“Karena wanita ini kamu berani berkata kasar sama Mama?” Deswita begitu marah.

“Lalu, apa yang Mama lakukan di rumah ini dengan berkata kasar pada aku dan Bu Siti? Oh, pasti dia yang membuat Mama seemosi ini?”

Tuan El menunjuk Melanie yang berdiri di samping sang ibu. Demi apa pun pria itu tidak bisa menerima jika ibunya terprovokasi oleh istri yang akan diceraikannya itu.

“El, jangan salahkan aku. Mama membela aku karena memang aku istri sah kamu. Bukan dia yang menjadi simpananmu!”

Lantang suara Melanie hingga membuat Bella pun beranjak dari tempat duduk. Namun, Elvaro memintanya tetap di tempat dan jangan maju.

Menjelang sore Melanie sengaja menelepon dan mencari simpati ibu mertuanya. Dengan menceritakan apa yang di lakukan oleh Elvaro. Ibu mertuanya pun naik pitam karena tahu Bella adalah wanita yang di jual s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Terjebak Gairah Tuan El   Empat Puluh Satu

    Deswita sebagian seorang ibu bingung harus mempercayai siapa. Akan tetapi, saat melihat Bu Siti berada di pihak Elvaro, dirinya merasa memang sang anak benar. Hanya saja, ia tak mungkin mengakui kesalahannya percaya pada Melanie. Perlahan Deswita mulai melembut, tidak seperti tadi menggebu-gebu.“Oke, walau Melanie salah pun Mama tidak membenarkan kamu asal dalam mengambil keputusan untuk menikahi wanita lain. Apalagi dia akan mengandung benih untuk keturunan keluarga kita. Wanita sepeti ini, pikir pakai otak kamu, El,” tutur Deswita.Perkataan sang ibu membuat hati Elvaro marah, tapi mau bagaimana pun ia tak bisa berkata kasar. Apalagi wanita itu yang sangat ia hormati. Lebih baik ia diam dan menenangkan.Sementara, Bella merasa sesak mendengar kalimat demi kalian yang menusuk hati. Apalagi keluar dari mulut calon ibu mertuanya. Hatinya sungguh membuatnya merasa ingin mundur saja.Elvaro menarik kasar Melanie ke luar. Walau ia pernah mencintai wanita itu, akan tetapi kini ia mer

  • Terjebak Gairah Tuan El   Empat Puluh Dua

    Deswita terus saja memukuli tubuh Elvaro. Salah hidup pria itu yang boleh memukul dan menyentuhnya hanyalah kedua orang tuanya. Sementara, Ferdinan sang ayah mencoba menenangkan istrinya yang begitu ff mendengar pengakuan sang anak.“El, lebih baik kamu pulang!” titah sang ayah. Tanpa basa basi, setelah membuat sang ibu kacau, Elvaro pun melangkah ke luar ruangan. Ia mengerjapkan mata, berpikir konyol tentang apa yang di katakannya tadi.Sementara, kedua orang tua Elvaro masih berdebat sengit. Deswita sang ibu masih saja cemas, sedangkan sang suami pun sama sepertinya. Namun, masih bisa mengendalikannya.“Papa bayangin, cucu kita lahir dari rahim wanita yang enggak jelas,” ujar Deswita.“Ma, cukup. Papa juga sudah pusing dengan apa yang di lakukan anak laki-laki kamu. Sudah, aku mau tidur.” Ferdinan malangkah keluar ruangan dengan wajah masam. Pria itu menggaruk kepala berulang kali karena merasa pusing dengan apa yang sedang terjadi. Keinginannya memiliki cucu memang terwujud

  • Terjebak Gairah Tuan El   Empat Puluh Tiga

    David terkekeh mendengar pertanyaan sang bos. Tuan El terlihat sangat polos bahkan konyol saat melempar pertanyaan seperti itu. Tuan El menepuk pundak David yang tak henti tertawa. “Kok kamu tertawa?” tanya Elvaro. “Bos, bagaimana saya enggak tertawa kalau pertanyaan itu sangat konyol. Di mana-mana wanita hamil itu setelah sebulan merhubungan itu pun kalau top cer. Kalau enggak, ya belum hamil. Memang kenapa?” tanya David lagi. Elvaro duduk di sofa, ia melipat kedua tangannya. Lelaki itu memperhatikan David, baru saja bertanya sudah di tertawakan. Apalagi dia mengatakan jika dirinya mengaku jika Bella hamil pada keluarganya. “Bos, apa ada yang hamil? Bos tidur dengan wanita mana?” “Bukan hamil, semalam masalah ruwet.” “Masakah apa?” Akhirnya Elvaro bercerita tentang apa yang ia katakan pada keluarganya. Mengakui jika Bella hamil agar tidak mendapat penolakan. Hanya saja, ia merasa konyol dengan alasan seperti itu. Benar dugaannya, David kembali terkekeh. “Bos, serius bilang be

  • Terjebak Gairah Tuan El   Empat Puluh Empat

    Sebuah tamparan mengenai pipi Bella. Deswita begitu emosi mendengar apa yang di katakan oleh wanita di hadapannya. Kalimat yang membuat hatinya semakin membenci calon istri anaknya itu. Bu Siti merelai Deswita yang kembali ingin menampar pipi Bella. Deswita menarik napas panjang lalu menatap tajam Bu Siti. “Maaf, Nyonya. Bukan saya lancang, tapi jangan sampai Nyonya main tangan sepeti ini. Hal ini tidak baik, lagi pula sebenarnya –“ “Sebenarnya apa?”Bu Siti bingung harus meneruskan apa tidak. Ia takut Tuan El marah padanya karena mengatakan jika Bella tidak hamil anaknya. Padahal ia tahu pagi tadi Bella sibuk mencari pembalut dan dirinya yang membelikannya ke supermarket di depan. Lalu, ia pun melihat saat Bella mencuci darah menstruasinya. Bagaimana bisa dia hamil jika sedang datang bulan pikir Bu Siti.“Sebenarnya saya bingung dengan kedatangan Nyonya karena saya memang benar-benar tidak tahu tentang kehamilan Non Bella.”Bu Siti lega bisa berbicara lancar walau ia tahu be

  • Terjebak Gairah Tuan El   Empat Puluh Lima

    Tuan El segera memeluk Bella, ia berbisik pada wanita itu. "Baiklah, Sayang, tunggu saatnya kita menikah."Bella tersipu malu mendengar panggilan 'sayang' tersebut. Jantungnya berdebar kencang. Ya, seorang Elvaro dapat mengatakan hal itu. Tangan kekarnya erat memeluk tubuhnya. Wanita itu tak sengaja melirik ke arah Bu Siti yang tengah membawa nampan dan dua gelas jeruk. Bella segera melepaskan pelukan Elvaro, ia malu saat ketahuan dipeluk El oleh wanita itu. Bu Siti hanya tersenyum bahagia melihat pemandangan romantis tersebut. Elvaro tak tau malu, ia justru merangkul Bella. Tidak memedulikan kehadiran Bu Siti yang tengah menyuguhkan jus jeruk. "Terima kasih, Bu," tutur Elvaro. Bella yang hendak saja bangkit, tangannya kembali dicekal oleh Elvaro. Lelaki itu tidak membiarkan sangat wanita pergi. "Tetaplah di sini, temani aku," tutur Elvaro. Bella menggeleng, ia melirik ke arah Bu Siti memberi isyarat kepada Elvaro. "Tidak apa-apa, Bu Siti pun tak masalah melihat kita justru s

  • Terjebak Gairah Tuan El   Empat Puluh Enam

    "Dari mana kamu tau jika wanita itu hamil?" tanya Bu Marta. Ya, pertanyaan pertama yang ia lontarkan saat sangat anak terlihat sedikit tenang. Informasi dari siapa yang mengatakan hal itu. "Melissa yang mengatakan itu padaku," ujar Melanie. Adik iparnya lah yang mengatakan jika wanita itu sudah hamil dan Elvaro bersikukuh akan segera menikahinya. Kini ia tengah memikirkan cara untuk menyingkirkan bayi dalam kandungan Bella, itu adalah penghalang besar baginya untuk kembali menjadi nyonya Elvaro. Melanie tak terima mengapa posisinya mudah tergantikan, apalagi Bella yang tiba-tiba muncul menjadi calon istri El saat dirinya berusaha merebut kembali hati sang lelaki lalu ditambah dengan kehamilan Bella. Dirinya segera bangkit meraih tas yang tergeletak di lantai. Ya, ia harus mencari Sekutu untuk menghancurkan Bella. Sang ibu segera mengejar Melanie, ia takut dengan keadaan sang putri yang sangat masih kacau. Bu Marta takut terjadi sesuatu kepada anaknya itu. "Mau ke mana kamu?" t

  • Terjebak Gairah Tuan El   Empat Puluh Tujuh

    Setelah beberapa hari lalu hampir ketahuan, Dion memilih untuk menyewa seseorang mengawasi pergerakan di rumah besar Elvaro. Ia tersenyum simpul saat melihat beberapa foto yang dikirim oleh orang suruhannya yang telah berhasil mengawasi. Melanie juga terus menerornya agar segera melakukan rencana yang telah mereka buat. Dion, duduk santai di sebuah kafe kali ini ia tengah menemui janji temu dengan Melanie. "Lambat sekali dirimu," ujar Melanie yang baru saja tiba. "Sabarlah, jika ingin hasil yang memuaskan kau harus sabar," ucap Dion. Melanie mengangguk, sebenarnya mana mungkin dirinya akan sabar. Ia sudah muak dengan apa yang terjadi. "Jangan sampai orang bayaranmu, melakukan kesalahan sekecil apa pun," ungkap Melanie. Dion mengedipkan sebelah matanya. ***Bu Siti tengah bersiap dengan aneka catatan bulanannya. Ia melirik ke arah Bella yang terlihat begitu murung. "Non, mau ikut saya belanja?"Bella terdiam jujur dirinya sangat bosan setiap hari berada di rumah, tak ada kegia

  • Terjebak Gairah Tuan El   Empat Puluh Delapan

    Setelah mendapatkan kabar yang tidak enak tentang Bella yang terjatuh dari tangga, membuat Elvaro panik. Ia mencemaskan kondisi sang calon istri. Bu Siti mengatakan jika calon istrinya itu sampai dilarikan ke rumah sakit, karena tidak sadarkan diri. Pikirannya kacau, ia tak bisa melanjutkan diskusi itu. Tak apalah kehilangan kesempatan emas asal dirinya dapat memastikan secara langsung keadaan calon istrinya itu. "Maaf, Pak, saya tidak dapat melanjutkan obrolan ini." Elvaro segera memutuskan diskusi yang baru setengah jalan berlangsung itu. "Ada apa Pak El, kok, terlihat cemas begitu?" tanya Rianto. Ia adalah ketua direksi yang akan menjalin kerja sama dengannya itu. "Maaf, Pak, calon istri saya mengalami kecelakaan dan sekarang dilarikan ke rumah sakit," papar Elvaro. Ia merasa tak enak, tetapi dilanjutkan pun tak mampu berpikir, pikirannya tetap pada Bella. Rianto paham, ia tak keberatan untuk melanjutkan diskusi dilain kesempatan. Dirinya juga memiliki keluarga dan paham deng

Latest chapter

  • Terjebak Gairah Tuan El   Seratus Tiga Puluh Empat (Tamat)

    Setelah mendapat ancaman dari suaminya, Deswita pun diam. Kali ini apa yang di katakan Ferdinand membuat wanita itu tidak berkutik. Ibu dari Elvaro itu bungkam seribu bahasa dan memilih masuk kamar. Terdengar suara pintu begitu keras hingga membuat telinga sang suami perih. Ferdinan hanya menggeleng melihat apa yang di lakukan oleh Deswita. Ia sudah sangat muak dan tidak bisa mentolerir semua perbuatannya. Hanya itu yang bisa ia lakukan, mengancam dengan cara itu yang bisa membuatnya diam dan bungkam. Ferdinand pun terduduk lesu membayangkan bagaimana nasib Elvaro kini. Dengan kaki yang lumpuh, apa bisa dia melakukan aktivitas, pikirnya. Pria itu mendesah, mungkin besok ia bisa berpikir jernih jika sudah beristirahat.Sementara, di kamar Deswita beberapa kali bergumam kesal kenapa bisa hanya karena Bella sang suami dan anaknya sampai membuat dirinya tersudut. Ia kali ini kalah dengan ancaman sang suami yang baginya adalah musibah dan perkara terbesar jika hal itu terjadi. "Lebih ba

  • Terjebak Gairah Tuan El   Seratus Tiga Puluh Tiga

    Bella menahan emosinya dengan ucapan Melani kali ini. Di hadapan semua orang mantan istri suaminya mencoba mempermalukan dirinya. Bella bukan wanita lemah seperti dulu, ia kini siap melawan siapapun yang ingin merusak rumah tangganya maksud Melani."Jangan mengarang cerita, anak yang kau kamu ini adalah anak Elvaro. Kamu pikir dengan mengatakan hal itu suamiku akan peduli dan lebih percaya dengan ucapan dari wanita yang berselingkuh di belakangnya."Wajah Melani mulai panik dengan setiap ucapan yang terlontar dari mulut Bella. Gimana bisa wanita kampung itu membuat dirinya tidak berkutik."Bahkan menunda punya anak dengan alasan karir padahal dirinya hanya ingin bebas bermain dengan pria manapun tanpa takut hamil dan tahu anak siapa yang akan ia kandung." Lagi Bella mulai mempermalukan Melani. Lagi Bella siapa yang memulai Ia yang harus menanggung semua resikonya.Elvaro meminta Bella untuk sabar dengan menggenggam tangannya. Sang suami meminta untuknya diam dan tidak meladeni setiap

  • Terjebak Gairah Tuan El   Seratus Tiga Puluh Dua

    Dua jam perjalanan, mereka akhirnya sampai di rumah. Bella menatap sekeliling halaman tempat di mana lima bulan lalu ia meninggalkannya. Sembari tersenyum, Bella menggenggam tangan sang suami lalu mendorong kursi rodanya masuk. Sekian lama akhirnya Bella sadar jika dirinya begitu merindukan rumah itu. Begitu pun dengan sang suami. Mereka pernah salah paham, tapi kini semua telah berlalu. Bella bersama Elvaro masuk ke kamar, dia tidak menyangka akan kembali ke kamarnya. Setelah itu ia mulai merapikan pakaiannya. Lalu, menghampiri sang suami yang kini duduk memperhatikannya dirinya."Kamu bahagia?" tanya Elvaro."Aku sangat bahagia apalagi bisa kembali bersama kamu dan merasa dicintai saat sedang hamil.""Kondisiku seperti ini tidak bisa berjalan," ujar Elvaro terlihat murung.Bella menggenggam tangan sang suami, dirinya tidak tega melihat Elvaro bersedih sepeti itu. Ia menyesal karena ulah Edo telah membuat Elvaro menderita.Bella mencoba menyajikan sang suami untuk tetap bersabar. Y

  • Terjebak Gairah Tuan El   Seratus Tiga Puluh Satu

    Walau masih sangat gengsi, Sinta pun menemui Bella di kamar. Ia pun langsung mengajak Bella berbicara empat mata. Memang harusnya dirinya ikut senang dengan permasalahan Bella yang sudah selesai. Bella pun sedikit canggung dengan kondisi keduanya setelah pertengkaran di rumah sakit kemarin."Aku tahu kalau semua yang terjadi salah. Aku pun mau mengakui jika memang selama ini aku begitu egois mementingkan perasaan sendiri dari pada kamu dan Mas Bagas."Sinta menatap kembali Bella yang masih bergeming di hadapannya. Apa yang terjadi kemarin sebenarnya masih membuat dirinya kecewa. Hanya saja, Bella sadar jika tidak usah memperpanjang masalah karena ia tahu sebenarnya Sinta itu orang baik.Sebenarnya tidak terpikirkan oleh Bella jika majikannya itu akan datang dan meminta maaf. "Sekali lagi aku meminta maaf, jika kamu tidak berkenan, setidaknya aku sudah meminta maaf." "Nyonya, sebelum itu aku pun mau meminta maaf. Aku paham apa yang di pikirkan oleh nyonya, hanya saja aku juga memili

  • Terjebak Gairah Tuan El   Seratus Tiga Puluh

    Sementara, di ruangan tidak jauh dari ruang Elvaro, Sinta sedikit kecewa karena sang suami mengizinkan Bella untuk menemui sang suami. Ia mesti nggak rela ketika Bella kembali pada Elvaro."Kamu tidak bisa seperti itu, biarkan Bella bahagia. Kamu harusnya berusaha bagaimana bisa membahagiakan aku. Sadar Sin, tidak ada yang mustahil di hidup ini. Kamu dan anak kita akan sehat sampai lahir." Bagas berusaha tidak emosi saat bicara dengan Sinta yang sedang merajuk.Sinta membuang wajahnya, kecewa dengan apa yang dikatakan oleh Bagas suaminya. Kenapa harus ada Elvaro kembali ke hidup Bella pikirnya. Bagas pun tidak mengambil pusing, ia telah menemui sang dokter kondisi istri sudah lebih baik dan diperbolehkan untuk pulang. Dirinya tinggal menunggu Bella kembali agar membantunya berkemas.Bella sudah berjanji sebelum ia kembali pada sang suami dirinya akan menyelesaikan semua dengan baik bersama Sinta. Hanya saja mungkin sang istri belum bisa menerima dengan baik. "Kita akan pulang hari i

  • Terjebak Gairah Tuan El   Seratus Dua Puluh Sembilan

    Dengan perasaan berdebar Bella bertahan di belakang David. Hingga David menyingkir dari ambang pintu, semua orang yang berada di dalam ruangan langsung tertuju pada Bella.Bella terpaku beberapa saat di ambang pintu. Tubuhnya memang berdiri tegak, tetapi rasanya seperti sedang berdiri tanpa tulang. Persendiannya seolah-olah hilang. Jika tidak bertahan, mungkin wanita itu akan jatuh melorot ke lantai.Tatapan Bella langsung tertuju pada seseorang yang terbaring lemah di atas ranjang. Dan sebaliknya, hingga mereka beradu pandang untuk beberapa saat. Rasa haru dan bahagia bercampur menjadi satu saat itu. Saat matanya kembali menatap laki-laki yang sangat dia sayang. Dia tidak menyangka jika akhirnya dia berada sedekat itu dengan sang suami. Sementara itu, di dalam ruangan tersebut, dua orang yang menemani Elvaro juga terkejut melihat kedatangan Bella yang sangat tiba-tiba.Mellisa dan Bu Siti saling pandang tidak percaya jika Bella kini ada di hadapan mereka. Bu Siti terutama, asisten r

  • Terjebak Gairah Tuan El   Seratus Dua Puluh Delapan

    Mata Elvaro terbuka setelah beberapa jam beristirahat. Pria itu mencoba menggerakkan tangan dan kakinya, rasa lemas masih dirasakan. Dia mencoba mengenali tempat sekeliling juga mengingat-ingat apa yang sebelumnya dia lakukan, hingga akhirnya perlahan memori ingatannya kembali. Elvaro melirik ke arah Mellisa dan David yang duduk di sofa. Saat sadar Elvaro sudah siuman keduanya segera beranjak menghampirinya. Mereka sangat senang terutama Mellisa. "Ada yang Tuan inginkan?" tanya David siaga. "Aku cuma mau ketemu Bella," jawab Elvaro. David terkesiap, tapi dia segera bersikap biasa. Padahal mereka saat ini ada di bawah atap yang sama, tapi David tak berani mengatakan yang sebenarnya jika Bella ada juga di rumah sakit ini. Ini karena Bella yang terus bilang belum siap. "Kita lanjutkan pencarian kalau Kakak sudah pulih!" Mellisa yang menjawab. Matanya menatap tajam ke arah kakaknya itu, mencebik kesal sebab kakaknya itu tampak tak peduli dengan kondisinya sendiri. "Benar, Tuan. Anda

  • Terjebak Gairah Tuan El   Seratus Dua Puluh Tujuh

    Bella ke luar dari ruangan tempat Sinta dirawat. Dia segera mencari keberadaan Bagas. Untungnya pria itu belum terlalu jauh. Di tempatnya Bella bisa melihat ke arah mana pria itu berjalan. Dengan langkah kaki yang lebar, Bella segera mengejarnya. Hingga jarak mereka beberapa meter saja, Bella lekas memanggilnya."Tuan Bagas!" panggilnya.Bagas menoleh. Dia terkejut melihat Bella ngos-ngosan."Ada apa, Bella?" tanya Bagas seraya mengajak wanita itu duduk di kursi yang tersedia sepanjang koridor.Bella mengatur napas untuk beberapa saat. Dia tadi memang setengah berlari demi mengejar tuannya itu. Dan saat ini terlihat sekali dia kesulitan bernapas hingga menyulitkannya untuk bicara."Tuan mau ke mana?" tanya Bella kemudian dengan napas yang masih tersengal-sengal."Entahlah. Aku ingin mencari angin segar," jawab Bagas. Dia masih merasakan emosi yang tadi sempat meluap di ruang rawat istrinya."Tapi, sebaiknya Tuan temani saja Nyonya. Dia lebih membutuhkan Tuan saat ini," ungkap Bella. "

  • Terjebak Gairah Tuan El   Seratus Dua Puluh Enam

    Saat itu Bella beranjak mencoba pergi sementara Sinta di tempatnya kebingungan. Ingin mencegah tapi tak kuasa. Hingga Bella nyaris benar-benar pergi, seseorang masuk membuka pintu. Tak lain dia adalah Bagas.Bagas menautkan kedua alisnya, merasa heran dengan atmosfer yang dia rasakan. Terasa canggung dan penuh emosi pada kedua wanita yang kini tengah menatapnya. Bagas pun akhirnya bertanya pada keduanya."Apa yang terjadi?" Bagas menatap heran Bella dan Sinta secara bergantian.Sinta segera tersenyum menyambut kedatangan suaminya. Dia merentangkan tangannya seakan-akan sudah menunggu suaminya itu sejak tadi."Hai, Sayang! Dari mana saja?"Sinta mengabaikan pertanyaan suaminya itu. Dia mencoba mengalihkan pembicaraan. Namun, Bagas tampak tak mudah terpedaya begitu saja. Dia tak menanggapi sambutan istrinya dan masih memasang wajah yang bertanya-tanya."Kami sedang bersitegang. Aku tak menyangka kalian mengecewakanku," ujar Bella tiba-tiba.Sinta langsung tercekat. Dia benar-benar tak p

DMCA.com Protection Status