Beranda / Romansa / Terjebak Gairah ABG / 82. Memahami Kegelisahan Noni

Share

82. Memahami Kegelisahan Noni

Penulis: Nathanegara
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-28 20:26:17

Selesai makan malam kami terus berbicara tentang masa depan Noni. Nenek katakan kalau beliau tidak ingin keluar dari rumah mendiang suaminya. “Nanti kalau kamu sudah berkeluarga, biarkan nenek tetap tinggal di sini. Nenek tidak ingin campur dengan keluarga kamu.” Tiba-tiba saja nenek katakan itu. 

Noni tidak bisa terima, “Jangan atuh nek.. nenek harus selalu ada sama Noni. Rumah ini nanti akan direnovasi.” Jelas Noni sangat keberatan. 

“Kita gak akan biarkan nenek tinggal di rumah ini sendirian, nenek harus selalu mendampingi Noni.” Aku ikut menimpali. 

Nenek cerita kalau dia ingin menunggu sampai Adri datang menemuinya di rumah itu. Beliau seakan-akan yakin kalau suatu saat Adri akan menemuinya di rumah itu, karena nenek sangat merindukan kedatangan Adri.

Aku merasa terenyuh mendengar keinginan nenek, aku berjanji dalam hati untuk bisa bertemu dengan Adri dan menyampaikan keinginan neneknya. Dari dua anak kembar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjebak Gairah ABG   83. Noni Tidak Menepati Janjinya

    Setelah aku menghentikan kecupanku, Noni melepaskan pelukannya dan aku pun begitu. Noni berusaha untuk memejamkan matanya, namun Noni terlihat masih gelisah. Kadang dia tidur memunggungiku, kadangkala menghadap ke arahku. Tetap saja matanya sulit untuk dipejamkan.“Apa yang membuat kamu begitu gelisah Non..?” bisikku. Noni tidak menjawabnya. Dia kembali memunggungiku, aku peluk dia dengan penuh kasih sayang dari belakang. Tubuh kami begitu rapat, aku merasakan hangatnya tubuh Noni yang terbakar gairah. Aku kembali mencoba memahami kegelisahannya.“Pejamkanlah matamu sayang.. besok kamu harus kerja, berikan tubuhmu untuk istirahat yang cukup.” Bisikku di telinganya.Noni membalikkan tubuhnya menghadapku, wajahnya begitu dekat denganku. Ditatapnya mataku dengan mata yang begitu Berpijak, seakan dia ingin menerkamku sebagai mangsa yang ada dihadapannya. Noni memegang kedua pipiku dengan kedua tangannya dan Noni kembali mengecup b

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-29
  • Terjebak Gairah ABG   84. Kembali ke Jakarta

    Noni ke luar dari kamar dengan senyum semringah, tak ada lagi kegelisahan tergurat di wajahnya yang cantik. “Selamat pagi Papa.. jadi pulang ke Jakarta pagi ini?” Noni bertanya sembari menghampiri dan duduk di sampingku. “Jadi Non.. kamu ceria banget pagi ini.. “ Aku katakan itu dengan bercanda. “Iya dong.. kan Papa yang sudah buat aku bahagia.” Jawab Noni dengan mengedipkan matanya padaku. Pagi itu aku kembali ingatkan Noni agar dia terbuka pada Supriatna, agar tidak ada yang dirahasiakan. Tapi, menyangkut hal-hal yang sensitif sepenuhnya aku serahkan padanya, karena aku juga anggap dia sudah cukup dewasa. “Aku prinsifnya gak akan bicara apa pun sebelum pak Supriatna bertanya Pa.” “Ya gak masalah sih.. keputusan ada ditangan kamu.”Saat aku sedang bicara dengan Noni, nenek keluar dari kamarnya, “Kamu jadi pulang hari ini Danu?” tanya nenek. “Jadi nek.. dari sini saya langsung ke travel.” Jawabku. Nenek kembali mengingatkan soal Adri, beliau minta aku segera mencari alamat kelu

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-29
  • Terjebak Gairah ABG   85. Isteriku Menanyakan Noni

    Sampai di rumah menjelang Ashar, aku disambut isteriku dengan baik. Dia sangat tahu kalau aku memang tahu kalau di Bandung ada pekerjaan. Tapi, dia tetap menanyakan keadaan Noni. Aku dan isteriku berbicara di ruang tamu sembari mengeluarkan pakaian kotor dari travel bag. “Mas ketemu Noni? Gimana kabar dia dan neneknya?” tanya isteriku. “Ya pastilah Sri.. disamping ketemu di kantor, juga ketemu di rumah, karena mas menginap di rumah neneknya. Noni dan nenek sehat sih.” Jawabku. Isteriku mulai banyak bertanya tentang Noni, dia juga menanyakan apakah aku sudah dapat kontak Widarti di Hong Kong. Aku ceritakan semua yang dipertanyakan isteriku, tidak ada satupun yang aku rahasiakan. Bahkan aku cerita kalau Noni sudah ada yang ingin melamarnya. Tentang hal satu ini isteriku bertanya dengan antusias, “Siapa lelaki yang ingin melamarnya mas? Masih bujangan atau duda?” tanya isteriku. “Yang melamar pak Supriatna, kepala kantor cabang di Bandung. Dia duda sudah dua tahun sejak isterinya me

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-30
  • Terjebak Gairah ABG   86. Pesan Balasan dari Widarti

    Saat aku terbangun selepas Ashar, aku membuka chat pada pesan masuk. Widarti membalas pesanku, [Mas Danu.. aku sudah telepon Noni beberapa hari yang lalu, maaf aku melanggar ucapanku sendiri. Aku sangat rindu pada Noni mas.. makanya aku telepon dia. Aku gak sanggup bicara sama Noni mas, kami hanya mengumbar tangis. Tidak banyak yang bisa aku ucapkan, Noni juga begitu.. Syukurlah kalau Noni sudah bertemu jodohnya, tetaplah seakan-akan jadi orang tua kandungnya mas..] Cukup panjang balasan dari Widarti, aku bisa membayangkan seperti apa perasaannya sebagai ibu. Tapi, aku juga yakin kalau dia tidak bisa berbuat apa-apa, karena suaminya tidak ingin Widarti berkomunikasi dengan keluarganya di Indonesia. Aku kembali mendesak Widarti tentang siapa ayah biologis Noni sebenarnya, aku kembali membalas pesannya. [Wid.. aku mohon, tolong beri tahu aku siapa ayah biologis Noni? Aku perlu tahu ini, karena aku tidak mungkin berhak menikahkannya. Yang paling berhak adalah ayah kandungnya.]Itulah

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-30
  • Terjebak Gairah ABG   87. Masalah Wali Nikah Noni

    Saat sarapan pagi aku masih menunggu jawaban dari Widarti, tapi belum ada balasan dari Widarti. Masalah wali nikah Noni masih menjadi topik pembicaraan kami di keluarga. Isteri dan anak-anakku mempertanyakan hal itu. “Kalau tidak salah berdasarkan hukum pernikahan, kalau anak perempuan belum berusia 21 tahun, wajib minta izin pada orang tua kandungnya. Bukan begitu mas?” tanya isteriku. “Iya Sri.. kecuali kalau sudah berusia 21 tahun, tanpa izin orang tua kandungnya gak masalah. Nah.. Noni baru berusia 20 tahun saat ini.” Jawabku. Aku jelaskan juga, kalau pun bukan orang tua kandungnya yang menjadi wali nikahnya, setidaknya keluarga laki-laki dari ayah kandungnya yang berhak menjadi walinya. Sementara aku sendiri bukanlah siapa-siapanya Noni, dan ini pun nantinya harus aku jelaskan pada Noni. Suka tidak suka, Noni harus bisa menerima kenyataan itu. Inilah hal yang juga perlu aku jelaskan pada Widarti juga nenek. Persoalan ini sangatlah menguras pikiranku, yang pada kenyataannya bu

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-01
  • Terjebak Gairah ABG   88. Masuk dalam Perangkap Clara

    Saat istirahat jam makan siang aku menemui Clara di apartemennye. Alamat yang diberikan Clara di sebuah apartemen yang berada dikawasan yang cukup elite. Aku tidak aneh melihat kondisi itu, karena aku tahu latar belakang orang tuanya yang berasal dari kalangan menengah ke atas. Protokoler untuk masuk ke apartemennya pun cukup ketat, sangat sesuai dengan situasi dan kondisi apartemennya. Setelah aku pencet Bell kamarnya, sejenak kemudian Clara membuka pintu dan dia langsung memelukku dengan menumpahkan airmatanya. Begitu pintu ditutup aku tanyakan pada Clara, “Ada apa Clara? Kok kamu sampai begitu bersedih?” tanyaku. Kami ngobrol di sofa ruang tamunya, Clara melepaskan pelukannya, “Orang tuaku om.. Papa dan Mama ribut besar, Papa ketahuan selingkuh dengan gadis seusiaku..” Ucap Clara dengan berurai airmata. “Lah.. itukan hal yang biasa aja Clara, buktinya om juga berhubungan sama kamu. Biasa toh?”“Tapi masalahnya om belum pernah ketahuan keluarga kan? Nah.. kalau Papa sudah sering

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-01
  • Terjebak Gairah ABG   89. Clara Kecewa

    “Gak seru nih respon om Danu!! Gak jadi deh, mood aku hilang om!!” Ujar Clara sembari bangkit dari pangkuanku. “Om lagi ada masalah ya? Kok gak seperti biasanya?” tanya Clara. Pikiranku memang sedang tertuju pada Sinta, aku harus kasih tahu Sinta tentang ancaman Mama Clara. Namun, aku belum tahu cara apa yang harus aku lakukan. Akhirnya aku pamit ke toilet, hanya dengan cara itu aku bisa kasih tahu Sinta. “Sebentar Clara.. om harus ke toilet dulu ya.” Aku buru-buru ke toilet didekat kitchen. Di dalam toilet aku telepon Sinta, “Hallo Sinta.. sebaiknya kamu ngacir dulu dari apartemen, kamu dalam posisi berbahaya.” Ucapku dengan nada sedikit berbisik. “Emang kenapa om?” tanya Sinta. “Nanti kamu om telepon..” sahutku. Aku segera akhiri pembicaraan dengan Sinta. Keluar dari toilet saku hampiri Clara, “Sorry Clara.. om kebelet barusan.” Clara sepertinya semakin buruk moodnya, tidak ada respon yang berarti dari Clara. Aku tahu kalau Clara sangat kecewa, karena semua di luar ekspektasiny

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-03
  • Terjebak Gairah ABG   90. Bertemu dengan Sinta

    Pulang dari apartemen Clara aku minta Sinta menemuiku di Cafe dekat kantor. Sengaja aku tidak mengajak Sinta bertemu di hotel atau tempat tertutup lainnya. Aku tidak mungkin memanfaatkan Sinta dalam situasi dan kondisi yang sedang mengancamnya. “Sinta.. lelaki yang kamu kencani itu sekarang sedang bermasalah dengan isterinya. Makanya om minta kamu tinggalkan apartemen.” Aku jelaskan itu pada Sinta. “Om tahu dari mana masalah ini? Kok tiba-tiba om tahu aku sedang terancam?” tanya Sinta. Aku katakan pada Sinta bahwa aku baru saja bertemu dengan Clara, anak dari lelaki yang menjadi selingkuhan Sinta. Aku ceritakan semua kronologis pertemuanku dengan Clara. “Clara memperlihatkan pada om foto kamu lagi bermesraan dengan Papanya. Awalnya om gak bilang kenal sama kamu.”“Reaksi Clara gimana om saat melihat foto itu?” tanya Sinta“Dia sangat marah.. dia takut terjadi sesuatu dengan Papa dan Mamanya. Clara ini anak broken home Sin..”Aku ceritakan perkenalanku dengan Clara di kereta api, s

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-03

Bab terbaru

  • Terjebak Gairah ABG   197. Ending

    196. EndingTiga bulan kemudian Noni yang pada awalnya tidak tertarik dengan Nara, menjalin hubungan hanya untuk menyenangkan hati orang tuanya. Lambat laun cintanya berlabuh juga pada Nara, “Mas.. Kok kamu sabar sekali menghadapi aku?” itu dikatakan Noni satu hari sebelum akad nikahnya dengan Nara padaku. “Non, aku sangat yakin dengan kekuatan cinta, mencintai itu seperti titik air di atas batu. Harus intens dan serius, itulah yang akhirnya aku dapatkan.” jawab Nara penuh keyakinan Noni memeluk Nara sangat erat, “Kamu hebat, mas, kesabaran kamulah yang membuat aku jatuh cinta pada akhirnya.” bisik Noni. Nara jelaskan pada Noni, bukan hanya dalam mencintai harus yakin pada perasaan. Tapi, dalam segala hal manusia harus serius pada tujuan hidupnya. Bagi Nara, cukuplah penderitaan sudah menjadi bagian hidupnya. Sekarang dia ingin menghiasi cintanya pada Noni penuh dengan kebahagiaan. “Aku sangat berharap Papa besok hadir pada pernikahanku, tanpa ada Papa hidupku belumlah lengkap.

  • Terjebak Gairah ABG   196. Pernikahan Adriana

    Satu bulan kemudianPernikahan pak Anggoro dan Adriana tidaklah dirayakan secara meriah, mengingat isteri pak Anggoro juga belum lama meninggal. Sebuah pernikahan yang sangat sederhana, yang dirayakan di villa pak Anggoro di puncak. Aku hadir bersama isteriku, sengaja aku minta Sri untuk menemaniku. Tadinya Sri tidak ingin pergi, karena dia tahu di acara itu pasti ada Widarti Mama Noni, yang merupakan mantanku sebelum menikahi Sri. “Mas.. biarlah aku di rumah saja, aku tidak ingin nanti Widarti malah tidak menerima kehadiranku.” ucap Sri saat itu“Sri.. mas justeru ingin perlihatkan pada Widarti, bahwa aku bahagia bersama kamu. Aku ingin semua orang tahu, bahwa aku bangga sama kamu, Sri.”Akhirnya Sri bersedia menemaniku malam itu. Sri terlihat cantik sekali, karena memang dia tidak pernah berdandan seperti itu. Kami berangkat dari rumah dengan menggunakan mobil kantor yang dipinjamkan pak Anggoro. Sampai di Villa kami agak terlambat, sehingga kedatangan kami menjadi perhatian bany

  • Terjebak Gairah ABG   195. Pujian Virna

    “Dalam keadaan habis sakit aja stamina om masih okey, gimana sebelumnya ya?” puji Virna “Om cuma bisanya seperti tadi itu, Virna, maaf ya performa om kurang bagus.” aku sedikit merendahkan diriVirna memelukku, “Om.. apa yang aku rasakan tadi sudah lebih dari cukup. Makanya aku membayangkan om saat masih sehat.”Aku jelaskan pada Virna, bahwa sesuai dengan usiaku saat ini performaku sudah jauh menurun. Namun, Virna menganggap kalau aku masih mampu mengimbangi durasinya dalam bercinta. Selama ini Virna bisa merasakan seperti itu jika berhubungan dengan lelaki seusianya. Baginya apa yang aku suguhkan padanya sudah lebih dari cukup. “Ada yang istimewa dari om, cara om memperlakukan aku. Om benar-benar pakai perasaan saat melakukannya.”“Kalau itu soal kebiasaan aja, Vir, om selalu menganggap pasangan bercinta itu adalah kekasih. Om tidak akan bercinta dengan wanita yang tidak om sukai.”Virna mempererat pelukannya, “Terima kasih om sudah perlakukan aku dengan penuh cinta.” ucap Virna

  • Terjebak Gairah ABG   194. Kencan dengan Virna

    Keesokan harinya Pulang dari Bandung aku semakin percaya diri, terlebih lagi setelah kencan dengan Noni. Ternyata aku memang harus membebaskan diri dari berbagai ketakutan, aku harus lebih santai menghadapi keadaan. Virna memang tidak mungkin telepon aku, karena dia hanya memasukkan nomor ponselnya di daftar kontakku. Aku sangat yakin kalau dia mau menguji aku, apakah aku bersedia untuk meneleponnya. Saat aku berada di taman perumahan aku telepon Virna, “Hai Vir.. kok kamu gak kelihatan di taman?” tanyaku Virna katakan pagi itu dia tidak di rumah, dia sedang berada di luar rumah. Virna mengajakku untuk bertemu, “Di mana Virna?” tanyaku lagiVirna katakan kalau dia sedang staycation di sebuah hotel dan dia memberikan nama hotelnya, juga nomor kamarnya. Aku tidak buang kesempatan itu, aku segera pulang ke rumah untuk segera mandi. Saat aku sedang berpakaian, Sri masuk ke kamar, “Tuh kan! Kalau sudah sehat aja gak betah di rumah, mas mau kemana rapi gitu?” tanya Sri penuh kecurig

  • Terjebak Gairah ABG   193. Rencana Pernikahan

    Di kantor, aku, Nara dan Noni membicarakan rencana pernikahan Noni dan Nara. Keluarga Noni menginginkan pernikahan dilaksanakan enam bulan lagi. Berbeda dengan keinginan Noni dan Nara, yang menginginkan pernikahan dilaksanakan tahun depan. Noni dan Nara butuh masukan dariku, “Pernikahan itu bisa dilaksanakan tergantung kesiapan kalian, karena yang akan menikah adalah kalian,” itu yang bisa aku katakan“Iya Pa, aku dan mas Nara siapnya tahun depan, tapi Papa dan Mama maunya lebih cepat dari itu.” ujar NoniNara pun menjelaskan, secara finansial dia baru bisa melaksanakan tahun depan. Namun, menurut Nara Jatimin menyanggupi untuk menutupi seluruh biaya. Alasan Jatimin, karena Noni anaknya satu-satunya. “Jadi, sebetulnya alasan kalian menunda juga terlalu prinsip, ya. Ikuti saja keinginan Papa kamu, Non, itulah yang paling baik. Aku jelaskan juga alasan Nara menunda bisa ditanggulangi Jatimin, jadi alasan Nara tidaklah menjadi halangan bagi keluarga Noni. Keluarga Noni tidak terlalu

  • Terjebak Gairah ABG   192. Berdua Noni

    Satu minggu kemudian Aku dijemput Noni dan Nara, alasannya Noni dan Nara banyak yang ingin dibicarakan di Bandung terkait rencana pernikahan mereka. Di Bandung aku nginap di rumah Nara, rumah yang pernah aku tempati sebagai kepala cabang. Saat aku di kantor menemani Nara dan bertemu dengan karyawan, Noni mengajakku keluar. Alasannya, dia ingin memberikan kejutan padaku. Aku minta izin pada Nara, “Nara.. om izin jalan sama Noni ya, Noni mau kasih kejutan pada om.”“Iya mas.. gak lama kok, aku mau perlihatkan sesuatu pada Papa.”“Okey.. Gak apa-apa kok, silahkan aja Pa.. saya belum bisa menemani karena lagi padat hari ini.” ucap Nara. Noni menyetir mobilnya, aku mendampinginya di depan. Noni cerita, bahwa rumah nenek sudah di renovasi, itulah yang ingin diperlihatkannya padaku. “Rumahnya sudah bagus Pa, yang renovasi Papa Jatimin.”“Jadi kamu mau kasih lihat rumah nenek sama Papa?”“Iya Pa, biar gimanapun rumah itu banyak kenangan kita, Pa. Papa senang gak aku ajak ke sana?”Aku me

  • Terjebak Gairah ABG   191. Virna yang Hangat

    Virna belum tahu situasi di kompleks perumahan, dengan entengnya dia mengajakku mampir ke rumahnya, “Om keberatan gak kalau aku ajak mampir ke rumah?”“Keberatan sih gak, Virna, masalahnya kompleks perumahan ini bukanlah seperti perumahan pondok indah. Apa kata warga entar lihat om ke rumah kamu.” aku menolak dengan halus. “Om.. aku mau tanya, sekarang performa om gimana?”Sepertinya Virna mau menguji staminaku, “Performa sih lumayan dibandingkan beberapa bulan yang lalu.”Virna pembicaraannya sudah mulai rada panas, dia menanyakan vitalitasku sudah kembali normal atau belum. Dari gestur tubuhnya Virna terlihat sangat gelisah, seperti ada yang ingin buru-buru dia tuntaskan. Virna mengulurkan tangannya, “Om pegang deh telapak tangan aku..” Aku ambil telapak tangannya, “Lho? Kok basah gini, Vir? Kenapa tuh?” tanyaku pura-pura polos“Aku gitu om.. kalau sudah ketemu yang aku inginkan, aku jadi nervous kalau tidak aku dapatkan.”Aku sebetulnya tahu apa yang Virna sedang alami dan ras

  • Terjebak Gairah ABG   190. Kembali Tergoda

    Kesehatanku sudah berangsur pulih, setiap pagi aku mulai melakukan olah raga ringan dengan gerak jalan. Selain itu aku juga mengubah penampilan, yang tadinya lebih klimis, sekarang wajahku mulai ditumbuhi kumis dan brewok tipis. Di taman komplek perumahan aku berlari-lari kecil untuk jarak pendek, sekadar menggerakkan tubuh agar berkeringat. Banyak juga penduduk disekitarnya yang ikut berolahraga. Saat sedang melepas lelah di bangku taman, seorang gadis menghampiriku, “Pagi om.. maaf om warga disekitar komplek ini ya?” tanya gadis itu“Iya dik.. adik juga warga sini ya? Kok om baru lihat kamu?” aku berusaha bersikap seramah mungkin“Kenalin om.. Virna, aku warga baru di sini, baru dua bulan pindah ke sini.” Dia mengulurukan tangan dan memperkenalkan diriAku pun membalas jabatan tangannya sambil memperkenalkan diri, “Danu.. om warga pertama di komplek ini.”Virna yang memakai outfit sport yang ketat dengan belahan depan rendah, sehingga memperlihatkan setiap lekuk tubuhnya yang men

  • Terjebak Gairah ABG   189. Bertemu Yosi

    Yosi pada akhirnya datang ke rumahku, dia kaget saat tahu aku lagi sakit, “Ya Tuhan, om.. aku benar-benar gak tahu kalau om sakit. Emang Maura tahu dari mana om sakit, tante?”“Tante juga gahu Yosi, yang jelas dia datang ke rumah saat om lagi sakit. Dia bawa anaknya yang berusia hampir satu tahun.”Yosi ceritakan pada isteriku kenapa dia kenalkan Maura padaku, alasan dia semata-mata karena aku sering menolong orang lain. Yosi katakan kalau dia kasihan pada Maura yang sedang hamil, tapi cowoknya kabur. Saat itu aku hanya diminta mencari solusinya, dan aku memberikan solusinya. “Yang aku tahu gitu tante, Maura juga bilang sama aku kalau om Danu baik dan tidak macam-macam.”“Kamu sering menemui om ya?”“Gak sering tante, baru sekali itu aja.. benar kan om?”“Ya Sri.. Yosi ketemu aku baru kali itu aja.”“Emang Maura cerita apa sama tante soal om?”Sri katakan pada Yosi, bahwa Maura tidak banyak bicara. Maura hanya prihatin melihat keadaanku, dia belum sudah lama tidak bertemu denganku.

DMCA.com Protection Status