Beranda / Romansa / Tergoda Rayuan CEO Muda / 12. Pantang Menyerah

Share

12. Pantang Menyerah

Penulis: pramudining
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-12 14:17:31

Happy Reading

*****

"Nggak perlu berdebat seberapa lama kamu telah mengenal putri Bapak. Semuanya pasti nggak akan ada ujungnya." Mahmud kembali melirik sang istri.

Gelagat kekaguman serta cinta yang begitu besar di mata Fandra ketika menatap Wening, tertangkap oleh indera Mahmud. Tidak akan dia biarkan seorang lelaki menatap putri seperti itu.

"Nduk, sudah waktunya makan malam. Sebaiknya kalian menyiapkan makan malam. Masalah itu sudah jelas ke mana ujungnya. Bapak harap, Nak Fandra mau menerima dengan lapang. Untuk saat ini, Bapak memang belum bisa menerima lamaranmu."

Para wanita beranjak dari duduk dan mulai berjalan ke dapur. Fatimah terdengar mengoceh, seperti memberi nasihat atau sedang marah pada Wening. Fandra masih mengamati perempuan berjilbab yang sudah sangat menarik hatinya itu.

Kurang dari lima menit kemudian, kakak ipar kedua Wening yang bernama Reni, kembali ke ruang tamu. "Pak, makanan sudah siap," ucapnya.

Menoleh pada menantunya, Mahmud menganggukkan kepala. "Ayo
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   13. Ambil Sikap

    Happy Reading*****Membuka mata karena mendengar suara orang mengaji dari speaker musala. Wening menegakkan tubuh dan menyandarkan kepala sebelum turun dari ranjang. "Alhamdulillah. Engkau masih memberi hamba kesempatan terbangun pagi ini, Ya Allah." Mengusap kedua tangan pada wajah. Gadis itu tersenyum. Mengambil ponsel karena mendengar dering notifikasi masuk. Wening mendapat sapaan pagi dari Fandra."Pagi cantik. Sudah bangun? Jangan sedih, ya. Aku akan berjuang untuk mendapatkan restu Bapak. Nggak masalah jika Mbak belum mencintaiku. Asal aku masih bisa mengirimkan chat dan melihat Mbak Ning setiap hari walau cuma foto. Jangan sampai telat salat subuh, ya." Di akhir chat yang dikirimkan si lelaki, dia membiarkan emotikon berbentuk hati dengan warna hitam.Antara ingin tersenyum dan mengisi, Wening menatap layar ponselnya. "Kamu begitu manis sekali padahal orang yang bertahun-tahun menjalin hubungan dekat denganku nggak pernah melakukannya. Maafkan aku, Fan. Semoga, kamu segera d

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-12
  • Tergoda Rayuan CEO Muda   14. Panas

    Happy Reading*****"Aku cuma bertanya, tidak bermaksud apa pun," ucap Fahri."Tapi nada bicaramu seperti membela dan tidak terima jika aku berkata sedikit ketus pada Wening. Kamu punya perasaan suka sama dia, ya?" Perkataan Tiara makin ngaco. Fahri bahkan menatap calon kakak iparnya dengan perasaan sungkan. "Ngomong apa kamu, Yang," sahut Fahri.Panggilan yang disematkan lelaki berkulit sawo matang itu membuat jantung Wening makin merasakan nyeri yang cukup hebat. Tak ingin mendengar perdebatan kedua lebih lama lagi, si gadis berjilbab menatap Tiara dan Fahri."Maaf, saya nggak keluyuran atau menggosip di saat jam kerja. Anda bisa mengecek catatan kinerja saya pada HRD. Jika bukan Pak Hartawan yang memanggil, saya juga nggak akan ninggalin ruangan," jawab Wening, "ada masalah apa kalian mencari saya."Walau suara sedikit bergetar dan tercekat sehingga terdengar seperti orang yang akan menangis. Namun, raut wajah sang akuntan tak gentar sama sekali. Dia berusa tegar menghadapi semua

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-12
  • Tergoda Rayuan CEO Muda   15. Patah Hati

    Happy Reading*****Diam untuk beberapa saat. Fahri mencoba tersenyum dan merubah mimik wajahnya menjadi biasa. "Ngomong apa kamu, Yang. Bagaimana mungkin ada perempuan lain di hatiku ini. Aku seorang wakil direktur. Jika ada yang bertanya dari divisi lain terkait keadaan Wening, akan sangat lucu ketika aku tidak mengetahui sama sekali permasalahannya."Fahri mencolek dagu gadis di sebelahnya. Menetralkan segala rasa yang bergejolak dalam hati terhadap Wening. Dunia hanya boleh tahu bahwa dirinya adalah lelaki terbaik untuk Tiara. Lelaki yang paling pantas mendampingi perempuan itu."Beneran, Yang? Kamu tidak memiliki perasaan apa pun padanya?" tanya Tiara. Kedua tangannya kembali bergelayut manja pada lengan Fahri. Saat itu, Wening dan Hermin melihat kemesraan keduanya. Sang akuntan langsung memalingkan muka, sedangkan si kakak ipar cuma menggelengkan kepala. Lalu, meminta Wening untuk mengabaikan keduanya."Jadi, boleh Mas tahu apa yang direncanakan Papa?" Fahri mengusap lembut ram

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-13
  • Tergoda Rayuan CEO Muda   16. Siapa Dia?

    Happy Reading*****Memilih mengabaikan perkataan Fahri yang berbisik kembali, Wening menuju meja kerja dan mengambilkan berkas lainnya untuk ditunjukkan pada Hermin. "Ibu bisa mulai mengingat nama-nama supplier dan juga printing kain yang biasa kita ajak kerja sama jika tamu meminta motif khusus untuk desainnya." Wening membuka map besar berisi daftar nama orang-orang dan perusahaan yang bekerja sama dengan garment."Biasanya, setelah nota-nota masuk dari pihak gudang, stok atau perlengkapan produksi lainnya. Saya selalu meminta pendapat Pak Hartawan untuk mengecek kembali. Beliau yang paling tahu tentang kapan jadwal pembayaran walau semua keuangan kita yang memegang."Hermin memeriksa semua map dan juga berkas yang diberikan Wening. Dia menggelengkan kepala. "Kamu kerjain semua ini, Ning?" tanyanya."Alhamdulillah, iya, Bu. Tapi, ya, nggak sepenuhnya saya yang ngerjain. Ada empat staf di bawah pimpinan saya dan akan menjadi bawahan ibu nantinya. Ibu nggak perlu khawatir." Wening t

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-13
  • Tergoda Rayuan CEO Muda   17. Perpisahan

    Happy Reading*****Wening melanjutkan langkah ketika Fandra akan berbalik arah. Sengaja menyembunyikan wajah supaya tak terlihat oleh lelaki itu. Setelah sosok si lelaki menghilang, dia melanjutkan langkah ke kasir."Mbak, reservasi atas nama Wening Tri Rahayu di mana, ya?" Menunggu beberapa saat, si Mbak kasir menatap Wening. "Di gazebo nomor 21, Bu. Letaknya pas di tengah-tengah kolam ikan koi itu. Saya akan panggilkan salah satu pegawai untuk menemani ke sana." Wening mengangguk dan membiarkan si Mbak kasir memanggil salah satu rekan kerjanya."Tolong, ya, Mas. Antarkan ibu Wening ke tempat reservasinya," pinta si kasir."Lha, kok, tumben sih pake diantar-antar segala. Biasanya juga kalau ada tamu reservasi cuma dikasih tahu meja. Kita ngasih menu saja, udah selesai. Kok, ini lain," protes si mas yang diminta mengantar Wening. Si Mbak kasir mencubit lengan rekan kerjanya hingga si rekan kerja yang diminta tolong tadi mengaduh. Lalu, perempuan berkuncir kuda itu membisikkan sesu

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-13
  • Tergoda Rayuan CEO Muda   18. Pamit

    Happy Reading*****Sepanjang perjalanan pulang, Wening mencoba mencerna kalimat demi kalimat yang dijelaskan oleh si Mbak kasir di restoran tersebut. Akalnya mulai tidak bisa mencerna, jika saudara serta ibunya melihat Fandra sebagai office boy di sebuah toko buku. Lalu, Fandra mana lagi yang dia lihat di restoran yang katanya pemilik sekaligus manajer."Ah, pusing. Kamu itu, ya. Bisa-bisanya menghantui aku seperti ini," gerutu Wening di dalam mobilnya.Melirik arloji di tangan kiri, Wening berpikir untuk membelikan sesuatu pada kedua orang tuanya. Sampai saat ini, dia belum menceritakan tentang kepindahannya. Masih ada rasa takut jika bapaknya tidak mengijinkan. Turun dari mobil, Wening memesan martabak telor untuk Mahmud dan terang bulan atau martabak manis untuk ibunya. Menunggu beberapa menit, pesanan gadis itu sudah jadi. Dia kembali melanjutkan perjalanan ke rumah.Baru akan turun untuk membuka pintu gerbang rumahnya, ponsel Wening berdering. Tertera nama Fahri di sana. Wening

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-14
  • Tergoda Rayuan CEO Muda   19. Pamit 2

    Happy Reading*****Fatimah tertunduk. Kali ini, dia menyadari bahwa dirinya sudah kelewatan. Wening adalah putri satu-satunya yang dia miliki, tetapi mengapa dia tidak mencoba mengerti isi hati si bungsu. Tentu akan sangat sakit jika setiap hari bertemu dengan lelaki yang sudah mengkhianatinya itu. Tak berani minta maaf, Fatimah cuma bisa diam dan mendengarkan apa yang akan si bungsu utarakan. Sementara itu, Wening masih diam dengan meremas jemarinya. Hatinya benar-benar kalut saat ini. Pernah ada di posisi sekarang dn mendapat penolakan dari sang Bapak membuatnya ragu untuk mengatakan yang sejujurnya. Namun, untuk tetap berada dalam satu kantor dengan Fahri, tentu akan sangat menyesakkan. Sudah seminggu ini, si gadis menghindari pasangan itu, tentu tidak mungkin selamanya dia melakukan hal demikian.Ragu-ragu, Wening menatap sedih dan penuh permohonan pada Mahmud. Lalu, menjawab, "Insya Allah besok siang, Pak. Apa Bapak mengijinkan Adik untuk pindah ke Malang?""Lho," kata Fatimah

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-14
  • Tergoda Rayuan CEO Muda   20. Perjalanan

    Happy Reading*****Melempar ponselnya ke sembarang arah, Wening berdiri dan menuju ranjang. Sejak dua hari lalu, dia sudah menyiapkan seluruh barang-barang yang di bawa."Mengapa ... mengapa, Mas? Kamu begitu tega padaku. Harus, ya, kamu menelpon saat semuanya ingin aku lupakan." Memeluk guling yang selalu setia menemani malam-malam sedihnya. Air mata itu kembali meluncur membasahi pipinya.Sampai saat ini, Wening belum mengetahui sebab pasti mengapa Fahri tega mengkhianatinya. Selama menjalin hubungan bertahun-tahun, tidak pernah sekalipun kekasihnya itu bermain hati. Entahlah, mungkin Wening saja yang tidak mengetahui kelakuan buruk Fahri yang satu itu.Lelah menangis, gais itupun tertidur dengan sendirinya. Entah berapa jam sudah Wening memejamkan mata. Suara alarm dan juga dering ponselnya terdengar. Menggerakkan bola mata serta meraih alarm yang tak jauh dari ranjang. Wening mematikan pengingat tersebut.Dia melihat jam yang tergantung di dinding. Lampu kamar masih menyala deng

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-14

Bab terbaru

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   117. Selamanya Bahagia 2

    Happy Reading*****Fandra membawa istrinya ke pelaminan. Sambil menunggu dokter datang, Wening memaksa untuk tetap berada di acara tersebut demi menghormati para tamu. Acara demi acara pun berlangsung walau tak sesuai dengan jadwal dan susunan yang sudah dibuat."Yang, sebaiknya kamu istirahat di kamar saja. Nggak papa, kok," kata Fandra."Nggak papa, Yang. Nggak enak sama tamu-tamu yang sudah kita undang.""Tapi wajahmu pucat sekali."Saat itu juga suara MC yang mengatakan bahwa sudah waktunya mereka berdua untuk berdansa. Membuat Wening berdiri."Yang, kalau nggak kuat jangan dipaksa." Fandra benar-benar cemas dengan keadaan istrinya. Senyum itu ditampilkan Wening demi semua orang. Padahal kondisinya benar-benar buruk saat ini. "Jadi, kamu nggak mau kita berdansa berdua?" "Bukan begitu, tapi kesehatanmu sedang terganggu.""Nggak papa. Ayo," ucap Wening.Bergerak mengikuti alunan musik, Wening tampak bahagia. Seluruh tamu undangan menatap ke arah kedua pasangan itu. Semakin lama,

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   116. Selamanya Bahagia

    Happy Reading*****Fahri mengusap lembut tangan sang istri. "Kita hadapi bersama ujian ini," ujarnya.Tiara mengangguk dan tersenyum ke arah Wening. "Dokter mengatakan aku memiliki kista yang cukup besar sehingga menyebabkan sulit mendapatkan keturunan. Tolong maafkan semua salahku selama ini, Ning. Aku sudah mencurigaimu tanpa alasan. Mungkin dengan kata maafmu, bisa membantu mengurangi sakit yang aku derita."Terenyuh, Wening melepaskan pegangan tangannya dari sang suami. Lalu, menangkupkan tangan kanannya pada telapak tangan Tiara. "Kita manusia biasa. Tempatnya salah dan khilaf. Jauh sebelum Bu Tiara minta maaf, saya sudah memaafkan dan melupakan kejadian nggak mengenakkan di masa lalu." Perempuan di samping Fandra itupun tersenyum."Kalau sudah memaafkan kenapa masih memanggilku Ibu? Kita kan saudara ipar sekarang," jawab Tiara. Senyumnya lebih tampak daripada tadi."Bener kata Mbak Tiara, Yang. Jangan panggil dia ibu, panggil saja Mbak. Sama seperti aku memanggilnya," kata Fand

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   115. Kabar Bahagia sekaligus Sedih

    Happy Reading*****Tak banyak pertanyaan, Wening mengikuti perintah sang suami. Membersihkan diri cuma dengan berwudu. Lalu, keduanya berangkat ke rumah sakit yang katakan oleh Catra. Sesampainya di parkiran rumah sakit, Fandra meminta sang istri turun. "Sayang, aku harap kamu nggak kecewa karena malam pertama kita gagal," kata sang suami. "Ish, jangan bahas itu. Aku malu."Tawa Fandra menggema di lorong rumah sakit. "Sebenarnya, kita mau menjenguk siapa?" "Silvia, dia terpeleset di kamar mandi dan sekarang perutnya terasa sakit. Kata Catra, kemungkinan besar Silvia kontraksi. Entah mengapa, sejak tadi dia mencarimu.""Eh, kenapa mencariku?""Si janin ngidam pengen ditungguin tantenya kali." Fandra menampilkan deretan gigi putihnya. Setelah tadi cukup tegang mendengar kabar dari Catra. "Awas saja kalau ini cma akal-akalannya Silvia sama Catra." Wening menghela napas kesal.Fandra meraih perempuan yang sangat dicintanya itu ke pelukan. "Kita akan menghukum mereka jika sampai ha i

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   114. Pengalaman Pertama

    Happy Reading*****Jawaban terkejut Wening membuat Fandra sudah mengangkatnya ke ranjang. Lelaki itu kini berada tepat di atas sang istri. "Yang, buka mata, dong."Perlahan, Wening membuka mata. Tangan Fandra menyusuri wajah yang selama satu tahun ini sangat dirindukannya. "Buka jilbabnya, ya. Aku pengen lihat," kata si bos lirih. Lagi-lagi, Wening tidak bisa mengeluarkan suara untuk memprotes permintaan sang suami."Masya Allah, persis seperti yang aku impikan selama ini. Rambut panjang dan berwarna hitam," ucap Fandra. Matanya mulai berkabut dan entah siapa yang memulai, keduanya larut dalam ciuman memabukkan. Wening berusaha melepas himpitan sang suami. Tangannya memberi kode pukulan ringan supaya bibir Fandra segera menjauh karena dia mulai kekurangan pasokan oksigen.Melepas pagutannya, Fandra tersenyum penuh kemenangan. "Manis sekali. Akan jadi tempat favoritku nantinya." Telunjuk kanannya bergerak mengusap bibir sang istri penuh gairah.Napas Wening memburu. Dia hampir tid

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   113. Maaf

    Happy Reading*****"Tapi," ucap Wening. Suaranya bergetar seperti orang ketakutan. "Nggak apa-apa. Mungkin, dia ingin mengucapkan selamat pada kita," bisik Fandra pada sang istri. Lelaki yang tak lain adalah Anshori, berjalan mendekati pasangan yang tengah berbahagia itu. Bersama seorang perempuan dan Widi yang menggendong adik bayinya. Tangan kanan rekan kerja Fandra terulur padanya. "Selamat Pak Fandra. Akhirnya bisa menikah dengan pujaan hatinya," ucap Anshori. Fandra tersenyum. "Terim kasih, Pak. Sudah menjaga jodoh saya dengan sangat baik," balas si pengantin pria. Anshori tak menjawab perkataan rekan kerjanya, dia langsung melepaskan jabatan mereka. Lelaki itu kini beralih akan menyalami Wening, tetapi tangan Fandra bergerak lebih cepat sehingga mereka bersalaman kembali. "Wening sudah menjadi istriku. Jadi, jangan coba-coba untuk menyentuhnya walaupun dengan alsan bersalaman." Fandra menatap Anshori penuh ancaman dan peringatan. Anshori menaikkan sebelah bibirnya, menc

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   112. Suami Istri

    Happy Reading*****Senyum lelaki yang memakai pakaian senada dengan Wening tercetak jelas. Perempuan berjilbab itu menatap sekelilingnya. Catra, Akbar, Fatur, Mahmud dan keluarga lainnya ada di belakang lelaki yang tadi membacakan doa pengantin untuknya."Pak," panggil Wening pada Mahmud. "Kenapa bisa?"Mahmud tersenyum, lalu menganggukkan kepala. "Tanyakan padanya. Bapak nggak bisa cerita apa-apa.""Ngobrol sama suamimu, Dik," kata Fatur, "ayo, Pak. Di bawah banyak tamu yang menunggu."Seluruh keluarga meninggalkan dua orang yang baru saja resmi menjadi pasangan halal. Silvia bahkan sengaja menyenggol tubuh Wening, menyebabkan perempuan itu terhuyung ke depan. Sang suami segera menahan bobot tubuhnya dengan gesit."Nakal," ucap suami Wening. Silvia menjulurkan lidah. Sangat canggung, tubuh Wening menegang ketika sentuhan tangan sang suami menempel di bahunya.Lelaki itu menutup pintu dengan kaki kanannya. Merengkuh sang istri untuk duduk di tepian ranjang. Dia sendiri, kemudian men

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   111. Hari Pernikahan

    Happy Reading***** Selesai salat Subuh, Wening sudah didandani oleh seorang perias. Nanti, tepat pukul tujuh, pengucapan akad oleh duda dua anak itu akan dilakukan. Widi bahkan sejak semalam sudah menginap di rumahnya. Walau gadis ABG itu tidak setuju dengan keputusan Wening tetap menikah dengan papanya, tetapi dia juga tidak bisa berbuat apa pun juga.Wening diam seribu bahasa ketika wajahnya mulai dipoles oleh sang perias. Sejak semalam, tidurnya tidak tenang sama sekali. Salat subuh pun, bayangan wajah Fandra berseliweran. Istigfar, selawat, zikir-zikir penenang hati sudah dia rapalkan. Namun, hatinya tetap tidak tenang. Si gadis selalu mengingat wajah Fandra. Sekarang pun, saat matanya terpejam, senyum si bos muda hadir begitu saja."Kamu itu kenapa sih, Dek. Kok selalu saja menggangguku," kata Wening."Mbak, ngomong apa?" tanya si perias. Dia terkejut ketika Wening mengeluarkan kalimat-kalimat aneh. Membuka mata, si gadis yang sebentar lagi berganti status tersebut tersenyum.

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   110. Genderang Perang

    Happy Reading*****Catra menghela napas panjang. Setelah berkata supaya Fandra tidak datang ke pernikahannya besok, sng gadis berlalu begitu saja meninggalkan adik iparnya. "Dia siapa, Mas?" tanya pengacara di kantor Fandra."Dia calon istrinya Pak Anshori. Dia juga Mbak tersayangnya Mas Bos. Bapak tahu kan, kenapa mas bos sampai sekarang menjomblo. Ya, semua karena menunggu dan mencari Mbak Ning," jelas Catra.Pengacara yang hampir dua tahun ini bekerja dengan Fandra, manggut-manggut. Sekarang, dia tahu mengapa si bos tampan dan mapan itu tidak pernah mau dekat dengan seorang perempuan sekalipun banyak yang mendekati. Tahu juga, mengapa bosnya itu selalu menyebut nama Mbak tersayang. "Cantik dan terlihat sangat pinter," puji legal hukum yang bekerja di kantor Fandra. "Jangan sampai mengatakan hal demikian di depan Mas Bos, Pak. Bisa kena semprot sama bogeman nanti," peringat Catra. Keduanya lantas menuju ruangan Anshori karena sudah ditunggu oleh Fandra. Tanpa mengetuk pintu Cat

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   109. Patah Kedua Kali

    Happy Reading*****Sejak kejadian itu, Fandra tak pernah mau untuk pulang ke Malang maupun Banyuwangi. Dia ingin menetap di daerah sama yang ditinggali Wening, meski sang pujaan akan bersatus sebagai nyonya Anshori. Catra, terpaksa mengikuti bosnya tinggal di pulau garam, tetapi seminggu sekali lelaki itu akan pulang ke rumahnya menjenguk sang istri. "Mas, hari ini ada jadwal ketemu sama Pak Anshori untuk pembukaan kafe baru bersama anaknya yang cewek itu. Mas bos sendiri yang datang atau aku wakili?" Catra masuk ke ruangan Fandra saat lelaki itu tengah termenung menatap pantai dengan deburan ombaknya.Menoleh, Fandra tersenyum pada sng asisten. "Biarkan aku saja yang ketemu sama dia. Sekalian mau mengucapkan selamat. Bukankah besok, dia akan menikah sama Mbak tersayangku?""Mas," panggil Catra, "bisakah melupakan Mbak Wening dan mulai buka hatimu untuk cewek lain?"Fandra menggeleng, "Nggak bisa, Cat. Hatiku sudah diisi sepenuhnya oleh Wening. Sampai kapan pun, cinta ini tetap unt

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status