Home / Romansa / Tergoda Hasrat si Presdir Tampan / Bab 5 ( Tawaran Menikah)

Share

Bab 5 ( Tawaran Menikah)

Author: Tri Afifah
last update Last Updated: 2023-10-18 10:56:19

"Apa benar, saat ini kau mengandung anakku?"

Suci menahan nafasnya. Pertanyaan Rangga tidak pernah terlintas dipikiran Suci. Pria itu terlampau jujur dan tidak bertele-tele.

"Ti-tidak, Pak." Jawab Suci. Bola matanya terlihat bergerak gelisah, hal itu dapat ditangkap oleh kedua mata Rangga. Pria itu tidak berkomentar, Ia memandangi wajah di hadapannya itu, mencari nada kebohongan yang bisa saja Suci ucapkan.

Hening.

Tidak ada yang bersuara, keduanya sedang dalam pikiran masing-masing. Hal itu membuat Suci harus kembali bersyukur, untung saja Ia tidak benar-benar mengandung anak Rangga. Jika saja hal itu terjadi, mungkin Ia akan mendapatkan teror dari pria ini.

"Maaf Pak, jika tidak ada yang ingin bapak katakan lagi, saya harus pergi ke rumah sakit."

Rangga hanya diam saja sambil terus menatap wajah Suci. Wajah pria yang terlihat tampan itu kembali mengeras.

"Jangan mencoba bermain api denganku!"

Suci mundur selangkah menjauh dari jangkauan Rangga. Ia tidak ingin berada di dekat pria yang tampak dingin dan tak bersahabat itu. Entah takdir apa yang membuat keduanya harus bertemu dalam keadaan seperti ini. Tapi, Suci tidak pernah sekalipun menyangka bahwa dirinya harus terlibat hal seperti ini dengan mantan Bosnya itu.

Suci memalingkan wajahnya ke arah lain, Ia tak ingin menjadi bahan tatapan mata Rangga yang seakan-akan sedang menguliti dirinya.

Setelah puas memberikan sebuah isyarat peringatan pada Suci, Rangga memutuskan untuk pergi meninggalkan wanita itu yang masih terlihat terkejut dengan kedatangannya.

Suci menghela nafas lega saat melihat tubuh Rangga yang semakin jauh meninggalkan rumah. Suci merasa tubuhnya lemas dan ia memutuskan untuk duduk di kursi terlebih dahulu sebelum pergi ke rumah sakit. Ia butuh waktu untuk memenangkan dirinya.

Dalam perjalanan menuju ke arah kantor, Rangga dikejutkan dengan kabar Ibunya yang saat ini dilarikan ke Rumah Sakit. Bayangan masa lalunya yang kelam saat kematian Ayahnya membuat hati Rangga begitu gelisah. Ia tidak ingin waktu itu terulang kembali dan membuat luka hati yang sedikit terobati itu kembali terbuka lagi.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Rangga saat Melihat Anton berada di ruangan tempat Ibunya dirawat.

"Kata dokter, sudah stabil dan hanya perlu menunggu beliau kembali untuk sadar. Tapi Pak,.." Anton nampak ragu untuk mengatakannya.

Kedua alis Rangga bertemu, mengekspresikan perasaan tak senangnya karena Anton tak meneruskan perkataannya.

Merasa dipelototi, Anton berdehem beberapa kali untuk bisa mencairkan suasana.

"Ibu anda, menitipkan pesan agar anda cepat bertanggung jawab atas perbuatan yang anda lakukan pada Suci."

"Tidak ada yang perlu dipertanggung jawabkan!"

***

"Ta-tapi, uang saya belum cukup untuk membiayai operasi…"

"Itu bukan urusan kami, karena masih banyak lagi pernyataan seperti itu setiap harinya." Ucap seorang wanita yang berada di balik kaca ruang administrasi Rumah Sakit.

Suci hanya dapat tersenyum masam mendapati pernyataan wanita itu.

"Tolong mundur, karena masih banyak orang yang akan membayar." Ucap seorang pria yang berada di samping wanita itu.

Ya, yang dikatakan mereka benar adanya. Di Belakang tubuh Suci, ada banyak orang yang sedang mengantri untuk menyelesaikan biaya administrasi. Suci menghembuskan nafas berat, entah kepada siapa lagi dirinya harus memohon agar bisa mendapatkan uang untuk Opera Ayahnya.

Suci sudah berusaha untuk meminjam ke sanak saudara dari ayah dan ibunya, tapi mereka semua tutup mata untuk masalah ini. Tega sekali mereka, padahal saat mereka kesusahan. Ayah adalah orang yang selalu berdiri di garda terdepan dalam membantu keuangan mereka. Menyedihkan sekali.

Suci terus berjalan di koridor rumah sakit tanpa memperhatikan kondisi koridor yang ramai.

Kejadiannya begitu cepat, membuat Suci sangat kaget saat dirinya merasa ada tangan kokoh yang menarik dirinya ke sisi bagian sisi kiri, belum sempat melihat siapa pemilik tangan itu. Suci melihat beberapa perawat sedang mendorong brankar pasien yang terlihat tergolek lemah dengan kepala yang mengeluarkan darah.

"Apa kau tidak bisa melihat itu semua?"

Suci menoleh ke arah orang yang saat ini berbicara dengannya. Dadanya masih bergemuruh, antara kaget dan merasa takut melihat pemandangan yang baru saja dilihatnya.

"P-pak Rangga?" belum reda rasa keterkejutannya, kini Suci harus kembali melihat Rangga yang berdiri tepat di hadapannya. Ternyata, orang yang menarik tangannya adalah Rangga. Mata Rangga menjadi gelap saat menyadari bahwa orang yang ditolongnya tak lain adalah Suci.

Suci menundukkan kepalanya, Ia merasa tak kuat jika terus ditatap seperti itu. Rangga menatapnya bagaikan ulat bulu yang harus disingkirkan dari kehidupannya.

Rangga tidak mengatakan apa-apa lagi. Suci dapat melihat pria dingin itu pergi meninggalkan dirinya.

Jantung Suci mulai berdebar kencang saat kembali mengingat kejadian tadi. Memang itu hanya sebatas pertolongan biasa, tapi entah mengapa rasanya hatinya mendingin mengingat sifat Rangga yang begitu dingin.

Mengingat banyaknya hal yang akhir-akhir ini terjadi, Rangga berusaha untuk tetap bersikap tenang. Ia tidak bisa dengan cepat mengiyakan permintaan Ibunya. Soal Suci, Rangga berkesimpulan bahwa wanita itu tidak terlibat dalam rencana Ibunya. Rangga yakin, karena sampai detik ini, wanita itu masih bertahan sendirian dalam kesusahan yang sedang ia alami.

Rangga tidak bodoh, Ia memutuskan untuk mencari informasi soal kehidupan Suci dengan menyuruh anak buahnya untuk mengorek keterangan kehidupan wanita itu. Apabila Ibunya memaksanya untuk menikahi Suci, itu hanyalah sebuah akal-akalan Ibunya saja agar dirinya cepat menikah. Walaupun sebenarnya Rangga tahu, Ibunya melakukan itu semua karena merasa hidupnya sebagai seorang Ibu tak akan lama lagi.

"Tapi, untuk mendapatkan hati klien ini. Anda harus memiliki seorang istri." Ucap Anton saat keduanya telah berada di kantor. Pekerjaan Rangga hampir terbengkalai saat meninggalkan kantor untuk menjaga Ibunya yang dirawat tiga hari di rumah sakit. Dan setelah Ibunya kembali sehat, Rangga kembali menjalani hari-harinya di kantor seperti biasanya.

Sudut bibir Rangga berkedut, Ia menatap tajam wajah Anton yang saat ini berada di hadapannya dengan sebuah File dokumen masih berada di genggamannya.

"Terlebih, Video anda sudah tersebar di internet."

"Video?" Rangga menyambar ponsel yang tergeletak di atas meja. Lalu mencari kabar berita populer hari ini.

Benar saja, Videonya bersama dengan Suci telah menjadi trending topik pembicaraan di berbagai media elektronik.

Tanpa disuruh, Anton kembali menerangkan situasi yang saat ini sedang terjadi. Terutama masalah video yang berimbas pada Kantor.

Klien yang tidak ingin bekerja sama dengan perusahaan yang memiliki skandal terutama dengan wanita, menginginkan agar Rangga terlebih dahulu menikah sebelum keduanya menjalin kerjasama dengan pihak terkait.

Rangga tidak merespon ucapan Anton, kepalanya sibuk dengan pemikiran tentang siapa yang berani bermain-main dengan dirinya. Terlebih, sampai menyebarkan video tersebut. Rangga harus mencari, siapa dalang dibalik ini semua.

"Tanda tangani surat perjanjian itu, dan masalahmu akan selesai." Rangga menatap wajah pucat Suci yang terlihat begitu berantakan. Terakhir bertemu dengan wanita itu, Ia merasa Suci masih terlihat baik-baik saja.

"Kontrak Pernikahan?" Suci dapat melihat raut wajah Rangga terlihat masih saja tidak bersahabat.

"Tanda tangani surat itu dan Ayahmu akan dioperasi."

Related chapters

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 6 ( Bertemu Dengan Mantan)

    6 Tergoda Hasrat"Apa maksud anda, Pak?" Suci bangkit dari tempat duduknya, lalu berdiri tepat di hadapan Rangga."Menikahlah denganku."***Tubuh Suci bergetar saat melihat beberapa perawat dan dokter masuk ke dalam ruangan operasi. Setelah menandatangani surat perjanjian yang disepakati olehnya, Rangga langsung bertindak dan menepati janjinya. Suci tahu, ia telah salah memilih jalan untuk menyepakati kontrak dengan Rangga. Namun, ia tidak memiliki pilihan atau alasan lain untuk menolak hal tersebut. Apapun yang akan terjadi di masa depan, ia harus bisa menanggungnya dan tidak boleh mengatakan kebenaran ini pada ayahnya. "Ayo, ikut denganku." Suci mendongak, menatap wajah pria yang sejak tadi mengikutinya."Tapi, Ayah-""Akan ada orang yang berjaga-jaga. Jadi, kau tidak perlu khawatir." Tegas Rangga, tidak ingin Suci membantah kata-katanya.Suci mengangguk patuh, lalu berjalan mengikuti langkah kaki Rangga.Sesekali ia menoleh ke belakang, menatap ruangan tempat Ayahnya yang saat in

    Last Updated : 2023-10-19
  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 7 ( Status Sosial)

    "Itu masa lalu." Ucap pria bernama Restu yang masih menggenggam erat tangan Suci."Aku ingin memperbaiki diri dan mengajakmu untuk memulai lembaran baru, dengan ikatan pernikahan."Suci tersenyum masam menanggapi ucapan Restu. Dengan sisa kekuatan yang ia miliki, Suci menghentakkan tangannya agar terlepas dari genggaman Restu."Kau sudah tidak waras Restu! Sudah setahun kita tidak bersama, dan sekarang kau ingin-""Ikut denganku!"Suci dapat merasakan pergelangan tangannya sakit saat Restu menariknya dengan sangat cepat."Lepaskan aku!"Restu tidak mendengarkan ucapan Suci, pria itu nampak tak ingin dibantah dan terus menarik tubuh Suci agar mengikuti langkah kakinya.Suci terus berusaha untuk melepaskan cengkraman pergelangan tangannya dari Restu, namun tenaganya kalah kuat dan yang ia dapatkan hanyalah rasa sakit yang kian menjadi.Saat keduanya akan menyebrang jalan, sebuah mobil mewah berhenti tepat di hadapan keduanya.Suci ingat mobil itu. Tapi, ia tidak ingin berharap bahwa ora

    Last Updated : 2023-10-21
  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 8 ( Seperti Wanita Murahan)

    "Kalian sudah pulang?"tanya Rahayu, menatap bergantian wajah Rangga dan Suci yang telah kembali ke rumah.Rangga tidak menjawab, pria bertubuh tegap itu terus melangkahkan kakinya menuju ke arah anak tangga menuju ke kamarnya.Rahayu hanya menggeleng pasrah melihat tingkah laku putra semata wayangnya itu."Sudahlah, jangan diambil hati. Ayo, Ibu tunjukkan kamarmu."Suci tak lantas bergerak sedikitpun. Wanita itu diam menunduk dan tidak berani menatap wajah Rahayu."Ada apa?" Rahayu menyentuh lengan Suci."Maaf, Nyonya. Saya belum sempat mengambil baju dan-""Tidak masalah, Ibu sudah menyiapkan semua keperluanmu."Suci memaksakan senyumnya. Walaupun Rahayu adalah orang yang ramah dan baik padanya, tetap saja. Suci harus menjaga diri agar tidak terlalu terlena, kokarena bisa saja, Rangga berubah pikiran dan segera menceraikannya.Suci mengedipkan matanya berulang-ulang saat pertama kali masuk ke dalam kamar yang telah disiapkan untuk dirinya.Dulu, memang dirinya pernah memiliki kamar ya

    Last Updated : 2023-10-23
  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 9 ( Siapkan Mental)

    "Apa maksud Ibu?"Rangga menatap Ibunya yang nampak begitu menikmati sarapannya. Rangga sempat melirik sekilas ke arah Suci, wanita yang masih diam, belum menikmati makanan yang tersaji di depannya.Wanita itu tampak lebih baik dari kemarin. Mungkin, karena beberapa waktu Ia harus memikirkan bagaimana cara agar operasi Ayahnya bisa terlaksana.Atau…wanita ini akan memulai sebuah rencana agar Rangga tertarik padanya, pikir Rangga."Ibu malas jika harus mengulangi lagi pernyataan yang Ibu katakan. Yang jelas, pernikahanmu akan berlangsung dua hari lagi. Dan sekarang, antarkan Suci untuk bertemu dengan Ayahnya. Ini sudah tugasmu sebagai calon suaminya."Rangga memutar bola matanya seperti enggan untuk mengiyakan permintaan Ibunya itu.Tapi, jika ia tidak menyanggupi permintaan Ibunya, ia khawatir kebohongannya akan terbongkar, perihal surat perjanjian kontrak yang telah ditandatangani oleh Suci."Makan atau aku tinggal." Tegas Rangga saat menatap wajah Suci. Wanita itu segera mengambil sen

    Last Updated : 2023-10-23
  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 10 ( Satu Kamar dengan Rangga)

    "Merepotkan sekali! Cari tahu, semua data tentang orang yang bernama Restu itu!" Ucap Rangga, lalu kembali ke kursi kerjanya. Anton hanya mengangguk mengiyakan dan segera keluar dari ruangan Rangga. Meninggalkan pria yang nampak tengah dalam keadaan marah.Rangga sendiri sebenarnya tidak terlalu khawatir dengan keadaan masalah yang baru saja dikatakan oleh Anton. Hanya saja, pikirannya tiba-tiba saja teringat akan ucapan ibunya yang mengatakan bahwa pernikahannya akan dilaksanakan dua hari lagi.Akan ada banyak pasang mata yang akan mengawasi Suci, sebagai istrinya. Ia harus memastikan bahwa Suci dapat dikendalikan dan tidak merusak rencananya saat bertemu dengan investor asing yang akan menyetujui rencana pengembangan usahanya jika ia sudah memiliki istri.Egois memang cara pikir Rangga. Tapi, baginya setiap hal di dunia ini tidak ada yang gratis. Ia sudah melakukan apa yang diinginkan Suci, yaitu kesembuhan Ayahnya. Jadi, sebagai tokoh utama dalam menjalankan rencana ini. Tak ada sa

    Last Updated : 2023-10-24
  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 11 ( Jangan Dilepaskan)

    Rangga mengusap-usap wajahnya berulang kali sambil memandangi isi lemari Suci. Ia bingung harus memilih baju yang pantas dipakai oleh wanita itu. Sampai akhirnya pilihannya jatuh pada baju tidur lengan pendek selutut berwarna hitam.Sambil terus mengucapkan sumpah serapah dalam hatinya, ia kembali ke kamarnya dan memberikan pakaian tersebut pada Suci yang masih setia bersembunyi di balik pintu kamar mandi."Keluar!" perintah Rangga yang sudah mulai hilang kesabaran karena tubuh Suci tak juga muncul setelah bermenit-menit pasca Rangga menunggu setelah memberikan pakaian tersebut.Selang beberapa saat kemudian, Rangga dapat melihat pintu kamar mandi terbuka lebar dan Suci terlihat menampakkan dirinya."Kenapa lama se-" Rangga menatap dingin wanita yang terlihat memakai baju yang dipilihkan olehnya. Pakaian hitam pilihannya itu terlihat begitu indah dipakai oleh Suci yang notabene memiliki warna kulit yang putih.Rangga berdehem beberapa kali untuk menghilangkan rasa terpesonanya pada wa

    Last Updated : 2023-10-26
  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 12 ( Tidak Peduli Masa Lalu)

    "Iya, maaf." Mendapati tangannya masih berada dalam genggaman Rangga, Suci berusaha untuk melepaskan diri. Namun, sepertinya Rangga sengaja tidak melepaskan genggaman tangannya pada Suci.Dengan perasaan serba salah, Suci berusaha mengangkat kepalanya dan menatap wajah suaminya itu.Suci dapat merasakan tatapan mata Rangga menyipit Seperti ingin memangsa dirinya."Apa semalam kau berusaha untuk menggodaku?""Hah?""Sudahlah, lupakan saja. Sekarang bersiap-siaplah untuk ikut aku ke kantor. Aku akan memperkenalkan dirimu sebagai istriku pada karyawanku."Baru akan melangkahkan kakinya,Suci menarik ujung jas bagian belakang Rangga. Sehingga membuat pria itu kembali berbalik dan menatapnya bingung."Saya tidak ingin anda malu. Lebih baik, kita rahasiakan–""Wajahmu sudah terpampang jelas di berbagai media elektronik maupun cetak. Jadi, bersiaplah untuk hal baru ini. Aku tunggu dua puluh menit dari sekarang."Suci masih diam di depan cermin. Ia memperhatikan seluruh tubuh dan wajahnya dala

    Last Updated : 2023-10-26
  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 13 ( Dia adalah Anakku)

    Sejak ucapan Rangga yang mengatakan tidak peduli dengan masa lalu Suci, keduanya tampak diam menunggu kedatangan Anton untuk memastikan masalah dengan Restu telah diselesaikan dengan baik.Suci memilih untuk duduk di Sofa single yang berada di dekat jendela. Sedangkan Rangga hanya berdiri bersandar pada dinding, mengamati Suci yang terlihat sibuk dengan layar ponselnya."Siapa yang kau hubungi?"Mendengar pertanyaan seperti itu, Suci segera menoleh ke arah Rangga. Ia dapat melihat raut wajah Rangga terlihat begitu mengintimidasi dirinya."Teman." Jawab Suci singkat, lalu kembali menatap ke layar ponselnya.Rangga merasa tidak senang dengan perlakuan cuek yang dilakukan oleh Suci. Seorang Rangga Ramadhan diperlakukan seperti ini, sangatlah tidak mungkin. Sedangkan diluaran sana, banyak wanita yang mengantri ingin sekali menjadi istrinya.Rangga Kembali menatap ke arah Suci. Entah mengapa, ia kesal dengan sikap Suci yang seperti itu.Saat akan menghampiri Suci, pintu ruangan terbuka dan

    Last Updated : 2023-10-27

Latest chapter

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 152 ( I Love You, My Presdir! )

    "Sepertinya, kita salah kamar."Rangga dan Joni saling tatap, lalu mengalihkan pandangannya pada Suci."Apa maksudmu, sayang?" tanya Rangga."Wanita itu, dia tidak mungkin Siska. wajahnya...sama sekali, tidak mirip dengan Siska. aku yak-""Maaf, tapi itulah Siska. wanita yang wajahnya rusak dan bertubuh kurus itu Siska." Potong Joni. Saat Suci akan mematahkan perkataan Joni, seorang dokter dan perawat datang menghampiri mereka."Siapa diantara kalian, yang bernama Rangga?" tanya dokter itu sambil tersenyum."Saya, dok. " Rangga maju selangkah, agar bisa lebih dekat dengan sang dokter bertubuh gempal itu."Saya harap, kedatangan anda bisa sedikit membantu kesembuhan Siska," Mendengar nama Siska disebut, Suci kembali menolehkan kepalanya pada kaca jendela ruangan itu.Suci kembali mendekatkan wajahnya pada kaca jendela ruangan itu. Berkali-kali ia menggelengkan kepalanya, air matanya menetes begitu saja tanpa dapat ia cegah. Siska yang dulu terlihat begitu cantik dengan wajah yang semp

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 151 ( Menemui Mantan)

    Sandi yang telah sepenuhnya pulih dari luka yang dideritanya, telah kembali ke rumah. Lebih tepatnya, rumah yang disediakan oleh Lestari. Ia begitu menjaga keamanan mantan sahabatnya itu, dari orang-orang yang bisa saja kembali akan melukainya."Bagaimana, sudah kau urus semuanya?"Joni mengangguk mengiyakan.Lestari mendesah lega, karena semua rencana yang telah ia rancang sudah mulai menemui titik terang."Baguslah, kalau begitu tugasmu kali ini adalah mengantarkan anak menantuku ke Rumah Sakit-""Anda serius?"potong Joni. Pria itu nampak menatap wajah majikannya itu begitu serius."Maaf, apabila tindakan saya tidak sopan. tapi, terlalu berisiko jika harus kembali mempertemukan Rangga dengan mantan kekasihnya itu. saya hanya kasihan pada Suci." Lanjutnya tanpa berani memandang wajah Lestari.wanita itu sempat ingin memprotes, namun hal itu urung ia ucapkan karena paham bahwa Joni sudah mengetahui seluk beluk tentang keluarganya.Joni bukan sekedar anak buah Lestari. Namun, pria itu

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 150 ( Sedikit Rasa Iba)

    Lestari menatap wajah Suci, sebenarnya ia tidak ingin menyakiti buah hatinya itu. Tapi, sebagai seorang wanita, Lestari tidak cukup kuat untuk menahan beban pikiran saat melihat penderitaan Siska.“Maafkan, ibu sayang. Ibu kasihan melihat keadaan Siska. Dia benar-benar membutuhkan bantuan kita. Ibu tahu, kau akan kembali terluka saat suamimu menolongnya. Tapi, ibu yakin kau akan merasa kasihan jika melihat keadaannya.”Suci mengalihkan pandangannya pada suaminya. Ia ingin melihat dan mendengar, apa yang akan diucapkan oleh Rangga. Suci ingin mendengar, jawaban yang akan keluar dari bibir pria itu.Rangga yang ditatap seperti itu, mengalihkan pandangannya. Ia tidak dapat langsung memberikan jawaban atas apa yang diinginkan oleh ibu mertuanya itu. Jujur saja, banyak hal yang dulu pernah ia alami bersama dengan Siska. Ia tidak menampik, bahwa kehadiran Siska dulu pernah mengisi ruang dalam hatinya.“Apa jawabanmu, mas?” Suci tidak dapat bersabar lagi. Ia tidak ingin menunggu lebih lama l

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 149 ( Permintaan Lestari)

    Rangga hanya diam menatap isi karung yang telah dibuang oleh seseorang di depan pagar rumahnya.“Apa kita laporkan ke polisi saja, mas?” tanya Suci saat melihat isi karung yang membuat perutnya bergejolak ingin muntah.“Tega sekali mereka,”“Hubungi Polisi, kita akan lihat apa yang sebenarnya mereka inginkan. Jangan-jangan ini perbuatan Anton.” Pikir Rangga dengan mata yang masih menatap tubuh anjing yang telah mati. Bukan hanya satu, melainkan tiga ekor anjing yang sudah tidak bernyawa.***Pemberitaan tentang Karung berisi anjing yang telah mati menjadi topik hangat untuk, dibicarakan diberbagai macam platform media elektronik. Keluarga Rangga kembali menjadi bulan-bulanan pembicaraan media sosial manapun. Hal itu, membuat pria itu kembali harus ekstra berhati-hati saat pergi ke suatu tempat, terutama untuk keselamatan Suci, istrinya.“Ini adalah hasil petisi tanda tangan para karyawan yang tidak menginginkan kehadiran mu, di kantor ini.” Anton membuka rapat koordinasi dengan para p

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 148 ( Kali Ini, Harus Berhasil!)

    "Apa kau mau aku pecat, hah! mengganggu saja!" ucap Rangga pada seorang wanita yang terlihat menundukkan kepalanya saat pintu kamar telah terbuka."Ma-maaf pak, tapi tadi ada mobil berhenti di depan gerbang. terus melemparkan sesuatu di dalam karung. penjaga di depan gerbang, tidak berani membukanya tanpa persetujuan anda." Jawab wanita itu.Rangga menggeleng, otaknya terasa ingin pecah. namun, ia berusaha untuk tetap tegar menghadapi kenyataan bahwa ada saja manusia yang mencoba untuk mengganggu waktunya."Baiklah, dengarkan aku baik-baik. biarkan karung itu ditempatnya, tunggu sampai aku turun ke bawah, yang terpenting. kamera pengawas sudah merekam aksi orang tersebut. mengerti?""Baik, pak. saya akan memberikan informasi ini pada para penjaga." wanita itu bergegas untuk pergi meninggalkan Rangga."Ada apa mas?" tanya Suci, saat Rangga kembali masuk.ke dalam kamar dan menutup pintu."Hanya masalah kecil, tapi mereka membesarkan semuanya."Rangga menatap tubuh Suci yang sudah terbal

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 147 ( Ada Pengganggu)

    Rangga masih belum beranjak dari tempat duduknya. pria itu terlihat kesal karena sudah mendapatkan penolakan mentah-mentah oleh Suci. wanita itu nampak lebih segar setelah keluar dari kamar mandi.Suci memang menolak berhubungan dengan Rangga. hal itu karena bagian bawah tubuhnya masih merasa sakit karena ulah Rangga saat di kantor tadi."Masih marah?" Rangga menatap dingin wanita cantik yang saat ini sedang menatapnya."Sayang..." Suci mendekat, duduk di samping pria yang masih menampilkan wajah enggannya.Rangga mendesah pasrah, ia tidak mungkin bisa terus-terusan marah pada istrinya itu."Aku kesal, tidak dapat menikmati makananku." Jawab Rangga dengan senyum liciknya."Jadi, kau pikir aku ini makanan?"Rangga tertawa terbahak-bahak mendengar pertanyaan Istrinya itu.Suci terlihat sedikit terkejut, dengan respon yang diberikan oleh suaminya itu. setelah beberapa lama tidak melihat wajah Rangga yang tertawa lepas Seperti ini, rasanya hal ini begitu menakjubkan.Suci merengkuh tubuh

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 146 ( Diiringi dengan Hujan)

    Rangga mendekatkan wajahnya pada Suci, membuat wanita itu seketika mundur dan tidak dapat berbuat apa-apa karena kepalanya telah terpojok ke kaca jendela mobil."Mas, berhenti!"Rangga menghentikan gerakannya, alisnya terangkat satu. raut wajahnya terlihat agak kesal karena ucapan Suci."Mas, tolonglah. ini di jalanan, masa mau ciuman di dalam mobil?""Tidak ada yang salah, kita adalah suami istri yang sah!" Rangga terlihat kesal, pria itu kembali memperbaiki posisi duduknya pada kursi yang diduduki."Mas, jangan marah. dengarkan aku, setelah itu... terserah dirimu mau melakukan apa pun yang mas mau."Rangga menoleh, menatap wajah sang istri dengan senyum liciknya."Aku sempat menatap sorot mata Anton yang begitu kosong. apa mungkin selama ini Anton berpura-pura saja menjadi jahat?"Rangga semakin mengerutkan keningnya . ia masih merasa aneh dengan cara berpikir Suci. bagaimana bisa, apa motifnya?Rangga menggeleng, bentuk dari tidak setujunya ucapan yang baru saja Suci ucapkan."Tapi

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 145 ( Tatapan Mata yang Kosong)

    Suci sedang bersandar pada mobil, menunggu Rangga yang sedang mengambil kunci mobilnya yang tertinggal di ruangannya.“Suci?”Mendengar namanya dipanggil, Suci sedikit terkejut. Terlebih, ia mengenali suara itu. Walaupun ragu, Suci akhirnya menoleh . Karena tidak mungkin dirinya berpura-pura tidak mendengar sapaan itu. “Anton?”Pria itu menyunggingkan senyumnya. Seperti tidak terjadi apa-apa.“Pertemuan ini terasa canggung,” ujar Anton. Langkah kakinya semakin mendekat pada tubuh Suci.Suci berdehem beberapa kali, untuk menghilangkan rasa gugupnya.“Sebenarnya…hal ini tidak perlu terjadi. Aku, masih berharap agar kau tetap jadi asisten, mas Rangga.” Anton menghentikan langkahnya, tepat dihadapan Suci.Pria itu terlihat masih tersenyum menanggapi perkataan Suci. Namun, senyumannya justru membuat wanita cantik itu terlihat tidak suka. Lebih tepatnya, rasa takut yang terlihat jelas pada wajah Suci.“Kenapa ekspresi mu seperti itu? bukankah kita teman?”“Teman?”Anton mengangguk, mengiy

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 144 ( Tidak akan Kalah! )

    Setelah puas menikmati permainan singkat yang telah Rangga lakukan, Suci segera membasuh tubuhnya di toilet ruangan Rangga. Ia tidak ingin jika bertemu dengan karyawan di kantor ini, mereka dapat mencium aroma tubuh Rangga yang masih menempel pada tubuhnya.“Sudah?” tanya Rangga yang melihat tubuh istrinya itu baru keluar dari toilet.Suci mengangguk, lalu memilih untuk duduk di Sofa.Rangga dapat melihat bagaimana lelahnya sang istri setelah mendapatkan hukuman atas kesalahannya karena main kabur dari rumah. Namun, siapa sangka jika Suci tidak menyadari hal itu. Rangga memang sengaja akan mengerjai Suci di kantor, itulah sebabnya mengapa ia memilih untuk berangkat pagi-pagi sekali.“Mas, apa hari ini kau ada rapat?”Rangga mencoba untuk mengingat.“Hari ini tidak, tapi besok jam sebelas akan ada Rapat yang membahas soal petisi tanda tangan untuk aku dikeluarkan dari kantor ini, dan di pindahkan ke kantor cabang.” Jawab Rangga, wajahnya sama sekali tidak mengisyaratkan kesedihan. Pri

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status