“Hentikan keretanya!” teriak Enrique dengan begitu spontan, membuat kusir itu panik dan spontan menarik tali yang digunakan untuk mengendalikan keretanya. Mereka seketika berhenti mendadak di tepi jalan sampai-sampai keretanya nyaris terbalik gara-gara dia berhenti secara mendadak.
“Ada apa, tuan?” tanya Darwin dengan raut wajah panik, dia sungguh tidak mengerti apa yang terjadi dengan tuannya itu sampai-sampai dia berhenti mendadak.
“Kau lihat itu!” Enrique menatap keluar jendela kereta mereka, dan begitu melihat ke arah yang di lihat tuannya, Darwin melihat sosok Carla yang sedang berdiri di depan tempat seorang peramal.
“Lady Carla?”
“Pokoknya apapun caranya h
“Saya merasakan sesuatu…” Lelaki itu memejamkan kedua matanya sambil terus meraba tangannya secara perlahan, dia seolah sedang melihat sesuatu yang tidak bisa dia lihat dengan mata telanjang. Carla hanya bisa diam dan terus memperhatikan setiap tingkah anehnya, sampai kemudian lelaki itu membuka kedua matanya dan menatapnya dengan wajah yang teramat serius. “Anda bukan wanita biasa…”Carla terdiam dengan raut wajah bingung, dia sama sekali tidak mengerti dengan ucapan lelaki itu barusan. “Apa maksudmu?”Grep!Lelaki itu menggenggam pergelangan tangannya dengan begitu erat sambil terus menatapnya dengan tatapan yang entah kenapa kini terasa aneh. “Anda adalah salah satu dari mereka yang lahir sekali dalam seratus tahun… anda adalah wanita i
Suara teriakan Carla dari arah dalam membuat Susan dan Hélie terkejut. Dengan begitu cemas, kedua wanita yang sejak tadi berdiri di depan pintu itu bergegas melangkah masuk. Tapi baru saja mereka membuka pintu dan melangkah, Darwin dan kedua anak buahnya mendadak muncul dan menghadang jalan mereka. “Kalian…”Hélie mengepalkan kedua tangannya erat. Melihat mereka bertiga saja sudah cukup mereka bisa membaca situasi. Carla berteriak pasti karena kemunculan Enrique yang tiba-tiba. Tapi baik Susan maupun Hélie, mereka sama sekali tidak mengerti bagaimana bisa mereka semua masuk padahal sejak tadi Susan dan Hélie terus berjaga di depan pintu masuk. “Lebih baik kalian berdua keluar, karena tuan kami sedang memiliki urusan dengan tuan putri kalian.”“Kami tidak akan mung
Carla menjerit kencang, saking terkejutnya, tubuh wanita itu sampai terpental dan jatuh terjerembab di lantai. Di terdiam memandangi sosok yang dilihatnya. Wanita tua itu sungguh membuatnya terkejut karena kemunculannya membuat kesan seolah sosoknya muncul begitu saja dengan hanya menampakkan wajah yang bersinar tanpa tubuh. Wanita tua tadi berjalan mendekat secara perlahan menghampiri Carla yang masih terdiam dengan wajah terkejut.Wanita itu membungkukkan tubuhnya dan menempelkan jari telunjuknya di depan bibir, memberikan isyarat padanya untuk diam, padahal Carla baru saja akan bertanya siapa wanita itu. “Ssstttt….”Wanita tua itu menunjuk ke arah dimana Carla datang. Carla menoleh, dan melihat Enrique yang berada tepat di hadapannya. Carla sempat ketakutan. Dia sungguh takut kalau Enrique akan menyadari kehadir
“Ini adalah pria yang kelak akan menjadi suamimu…”“Kau tahu, dia adalah seorang Duke dari kerajaan tetangga.”Mereka memperkenalkan sosok lelaki muda yang berdiri di sampingnya. Sosok yang diperkenalkannya perlahan bergerak mendekat, dia memberikan hormat sembari mencium punggung tangannya. Lelaki itu tersenyum sambil memandangnya dalam jarak yang begitu dekat.“Perkenalkan, saya Duke…”Pats!Carla membuka kedua matanya, tersadar dari apa yang baru saja dialaminya. Dia baru saja melihat sebuah adegan yang entah kenapa mendadak muncul di kepalanya bersamaan dengan usahanya untuk menghentikan kepergi
“Aku masih tidak mengerti, bagaimana bisa aku berada di tempat ini?” Carla masih tidak mengerti. Berulang kali wanita itu menoleh ke tempat dimana dia datang, dan sungguh. Yang ada di sana adalah dinding. Dia mendadak muncul dari jalan buntu. Carla yang tengah berusaha mencari tahu apa yang terjadi tidak pernah sadar kalau sejak tadi orang-orang yang berjalan di sana menoleh ke arahnya. Memperhatikannya dengan raut wajah bingung bercampur jijik ketika mereka melihat bercak darah di gaunnya yang jumlahnya bahkan tidak sedikit.Di satu sisi, Cruz masih menunggu Vier datang dengan keretanya. Dengan resah lelaki itu berusaha untuk mencari alat transportasi lain yang mungkin bisa digunakannya untuk segera pergi ke tempat Carla berada. Tapi bukannya menemukan alat transportasi lain yang dia butuhkan, Cruz justru malah tidak sengaja melihat sosok gadis yang berdiri di salah satu jalan ti
Vier bergegas berlari menuju arah kereta yang sebelumnya sudah dia persiapkan untuk Cruz. Dengan segera lelaki itu pergi ke perpustakaan tempat dimana Hélie dan Susan berada. Lelaki itu masih tidak mengerti bagaimana bisa Carla mendadak muncul padahal mereka baru saja akan pergi ke lokasinya berada. Namun belum sempat dia bertanya, Cruz sudah lebih dulu memintanya pergi. Dengan penuh rasa penasaran, dia terus melanjutkan perjalanannya hingga bertemu dengan Susan dan Hélie.Di satu sisi, Cruz segera mengangkat tubuh Carla, menggendong tubuh wanita itu dan langsung membawanya ke salah satu toko yang posisinya tidak terlalu jauh dari tempat mereka berada. Madam Barbara. Salah satu desainer yang cukup terkenal di kerajaan. Wanita itu memiliki keahlian khusus dalam mendesain sebuah pakaian, dan biasanya pakaian yang dia rancang selalu diburu oleh para bangsawan kelas atas yang sangat
Carla menggelengkan kepalanya berulang kali, berusaha untuk berhenti memikirkan kejadian yang masih terekam di benaknya. Kejadian saat Enrique membunuh si peramal, tepat di depan matanya. Sementara itu, Barbara dan beberapa pegawainya masih sangat sibuk membantunya mengenakan pakaian. “Anda tampak begitu cantik.”Barbara tersenyum memandangi Carla yang kini sudah selesai mengenakan pakaian yang dia pilihkan. Wanita itu menatap Carla lewat pantulan cermin besar yang ada di hadapan mereka.“Bagaimana menurut anda? Apakah anda menyukainya. Saya memilihkan gaun ini karena anda akan tampak sangat cantik ketika anda mengenakan pakaian ini, terlebih melihat dari postur anda, saya jadi semakin yakin ini akan membuat anda terlihat luar biasa, dan ternyata benar. Anda sangat luar biasa cantik mengenakan gaun ini.” Barba
Carla termangu dalam lamunannya, wanita itu sejak tadi terus saja memikirkan mengenai apa yang baru dia alami. Kejadian yang sampai sekarang masih membuatnya merasa syok. Carla bahkan nyaris tidak bisa melupakan semua jadian hari ini. Sementara itu, dihadapannya, Cruz sibuk menikmati makan siangnya sambil sesekali memperhatikan Carla yang termangu. Cruz menghela napas pelan. Setelah dia perhatikan, Carla sudah seperti ini sejak tadi, dan itu sungguh membuatnya semakin cemas.Cruz sungguh penasaran dengan apa yang terjadi. Terlebih Carla sama sekali tidak menjelaskan apa-apa sejak tadi. Wanita itu hanya diam saja. “Apa yang sedang kau pikirkan sampai-sampai kau terus melamun seperti ini?”Carla tersadar dari lamunannya, wanita itu spontan mendongak pada Cruz yang duduk tepat dihadapannya sambil terus memandangi dirinya. &l
Waktu berlalu. Sejak pertemuannya dengan pria misterius yang memberikannya sebuah ramalan itu, Carla sama sekali tidak pernah bisa berhenti memikirkannya. Terkadang ada momen dimana Carla terus dibuat kepikirkan dengan setiap kalimat yang terlontar dari bibir lelaki itu, terlebih ramalannya mengenai musuh yang selama ini mengintai.Carla terus bertanya-tanya, siapa yang sebenarnya dimaksud oleh pria itu, dan apakah benar dirinya memiliki musuh. Semua pertanyaan itu bermunculan, dan setiap kali dia merasa kepikiran dengan semua itu, Carla malah jadi semakin bingung, terlebih di tubuhnya saat ini, sama sekali tidak ada ingatan sedikitpun yang berhubungan dengan musuh keluarganya.Hari berganti, dan bulan pun berlalu. Sudah banyak waktu yang Carla lalui, dan semakin lama, kandungannya semakin membesar hingga membuat Carla tidak bisa bergerak dengan bebas. Dia harus ekstra hati-hati dalam melakukan segala kegiatannya karena tidak ingin sampai membuat kandungannya mengalami hal yang tidak
Carla melangkah dengan langkah yang cepat. Berjalan menyusuri jalan kecil di desa. Saat ini dirinya sedang jalan-jalan sembari menghirup udara segar di desa yang tenang, menikmati langit senja yang memerah dan angin sepoi-sepoi yang menyejukkan. Langit senja memberikan sentuhan keemasan pada pemandangan sekitarnya. Dia menikmati kesunyian dan ketenangan, terbuai oleh keindahan alam. Di belakangnya, Hélie dan Susan tampak sangat kesulitan untuk menyamai langkahnya karena Carla berjalan terlalu cepat. Bahkan kini Hélie dan Susan tampak tertinggal jauh di belakang.“Memang tidak ada yang lebih baik dibandingkan berjalan-jalan sambil menikmati sore,” gumam Carla dengan suara pelan. Ketika wanita itu berniat untuk berbelok di jalan di hadapannya, Carla secara tidak sengaja menabrak seorang pria tua hingga membuatnya hampir saja jatuh.“Astaga, maafkan aku,” ucap Carla dengan cemas. “Aku sungguh tidak sengaja. Apakah kau baik-baik saja, tuan?”"Tidak apa-apa, nona. Aku baik-baik saja.” Pria
Dua bulan berlalu sejak mereka berdua mendapatkan kabar kehadiran buah hati mereka, dam setelah Carla mulai terbiasa dengan kondisinya, Cruz lantas menggelar pesta seperti apa yang mereka inginkan. Malam pesta pun tiba, acara malam itu dihiasi dengan lentera-lentera gemerlap dan bunga-bunga yang melimpah. Rumah Carla dan Cruz berubah menjadi tempat magis yang penuh kebahagiaan. Tamu-tamu yang datang sudah mulai berkumpul, dan suasana pesta terasa semakin meriah.Carla, mengenakan gaun yang memperlihatkan kebahagiaan dan kesejahteraannya, memandang sekeliling dengan mata penuh sukacita. Cruz berdiri di sisinya, menatapnya dengan bangga. Mereka berdua berencana untuk membuat pesta ini tak terlupakan."Kau terlihat begitu cantik malam ini," ucap Cruz sambil mencium pipi Carla."Terima kasih, Cruz. Aku tidak sabar untuk mengumumkan kabar baik kita pada semuanya," ujar Carla dengan senyuman bahagia.Pintu rumah terbuka, menyambut kedatangan tamu-tamu yang datang dengan penuh antusiasme. Me
Suasana senja menyelimuti rumah Carla dan Cruz dengan kehangatan. Cruz, yang baru saja mengetahui bahwa Carla mengandung anaknya, begitu bersemangat untuk memberikan kejutan yang tak terlupakan. Dengan senyum cerah di wajahnya, Cruz mengajak Carla ke ruang makan yang dihiasi dengan lilin-lilin beraroma wangi dan bunga-bunga segar."Aku ingin membuat malam ini istimewa untuk kita berdua," ucap Cruz sambil menarik kursi untuk Carla begitu mereka tiba di sana."Apa yang ada di pikiranmu?" Cruz senyuman misterius. Mereka duduk di meja yang indah dengan cahaya lilin yang lembut memancar. Cruz memandang Carla dengan penuh cinta, "Sebenarnya, aku sangat senang mengetahui kita akan menjadi orangtua.""Aku juga, Cruz. Ini berita yang luar biasa.""Ketika aku tahu tentang kehamilanmu, aku ingin memberikan yang terbaik untukmu. Jadi, malam ini adalah permulaan dari serangkaian momen romantis yang akan kita alami bersama."Makan malam mereka disajikan dengan hidangan favorit Carla dan Cruz. Setia
Sesampainya di rumah setelah bulan madu yang penuh kebahagiaan, Carla dan Cruz kembali ke rutinitas keseharian mereka. Cruz mulai sibuk dengan pekerjaannya yang memakan banyak waktu dan energi. Namun, di sela-sela kesibukannya, ia selalu menyempatkan diri untuk mencurahkan perhatian kepada Carla.Sementara itu, Carla dengan sabar senantiasa menanti kepulangannya di rumah. Setelah menikah, dia kini jadi memiliki tujuan lain dengan menanti kepulangan Cruz setiap saat.Malam tiba, suasana rumah mereka berdua diisi dengan cahaya lilin lembut. Carla duduk di sofa, membaca buku sambil menunggu kepulangan Cruz. Setelah sepanjang hari berkejaran dengan tugas dan pertemuan, Cruz akhirnya tiba di rumah dengan senyuman lelah namun penuh cinta."Kau merindukan aku?" tanya Cruz begitu tiba di rumah. Pria itu berjalan menghampiri Carla dengan senyuman di wajahnya. Tiba di dekatnya, Cruz memeluk Carla seraya mencium keningnya. Carla mengangguk dengan wajahnya yang langsung berseri-seri begitu meliha
Pulau kecil yang belum tersentuh oleh keramaian, sebuah surga tersembunyi di tengah lautan, menjadi destinasi liburan romantis bagi Carla dan Cruz. Cruz dengan senyuman misteriusnya memandu Carla keluar dari dermaga, mengungkapkan pemandangan keindahan pulau tersebut.Pulau yang mereka kunjungi terletak di semenanjung barat kerajaan yang memang sudah sering menjadi tujuan wisata untuk para bangsawan dari berbagai kerajaan. Tempatnya yang nyaman di tambah dengan pemandangan yang indah selalu bisa membuat setiap mata terpikat melihatnya."Selamat datang di pulau impian kita," ucap Cruz dengan mata yang berbinar melihat kekaguman di wajah Carla. Wanita itu tampak begitu takjub begitu menyaksikan pemandangan pulau yang tampak begitu indah. Dia bahkan baru sampai, dan Carla sudah bisa melihat keindahan pulau itu.Begitu turun dari kapal, Carla dan Cruz lantas berjalan sebentar. Mereka berdua melewati jalan setapak yang dikelilingi oleh bunga-bunga warna-warni, sampai akhirnya mereka tiba d
“Argghhh…” Cruz melenguh panjang ketika akhirnya dia mencapai kepuasannya. Sementara itu, Carla sama sekali tidak memiliki tenaga dan bahkan hanya bisa terpejam dengan napas terengah-engah. Dia sungguh sudah sangat lelah sejak tadi, tapi Cruz sama sekali tidak mau mendengarkan kalimatnya.Cruz menumpahkan seluruh cairan putih dari kejantanannya di dalam tubuh Carla. Wanita itu bisa merasakan semburannya yang begitu banyak dengan sensasi hangat yang luar biasa. Entah sudah berapa banyak pria itu keluar di dalam. Carla tidak berniat menghitungnya.Cruz mencabut kejantanannya dari kewanitaan Carla lalu berbaring di sisinya dengan napas tersengal. Dia terdiam sambil mencoba mengatur napas. Setelah beberapa saat, Cruz lantas melirik Carla yang kini tampak sudah tak berdaya. Wanita itu sudah kehilangan banyak tenaga akibat pergumulan mereka sepanjang malam. Bahkan saat ini, malam sudah hampir berakhir, Carla dan Cruz bisa melihat langit di luar sudah mulai sedikit terang.Cruz yang lelah me
Carla dan Cruz duduk bersama di balkon yang dihiasi lentera memancarkan suasana yang intim. Mereka tertawa dan bercanda, membagi kisah-kisah lucu dari masa lalu. Cruz menggenggam tangan Carla dengan lembut, menatapnya dengan mata penuh kehangatan.Waktu berlalu, dan mereka sudah menghabiskan dua hari masa pernikahan mereka. Setelah resmi menjadi suami-istri, Cruz jadi lebih sering merindukan Carla. Dia ingin menghabiskan banyak waktu bersamanya. Akan tetapi karena Cruz memiliki banyak pekerjaan yang menuntut untuk di selesaikan, Cruz jadi harus sedikit bersabar. Terlebih dia juga jadi harus menunda rencana mereka untuk melakukan bulan madu.Sejak berhasil mengalahkan Enrique dan membongkar semua kejahatannya, Cruz mendapatkan kepercayaan yang lebih besar dari raja, dan itu membuatnya jadi memiliki lebih banyak pekerjaan. Bahkan seharian ini, Cruz jadi harus menghabiskan banyak waktu di dalam ruang kerjanya, walaupun dia sangat ingin untuk menghabiskan waktu bersama Carla.Sementara it
Waktu berlalu, dan malam pun tiba. Carla dan Cruz duduk di tepi tempat tidur mereka, wajah penuh kebahagiaan. Ruangan yang dihiasi dengan bunga-bunga segar menciptakan atmosfer romantis. Mereka menatap satu sama lain dengan mata penuh kasih, menyelipkan tawa kecil di antara percakapan mereka."Kau tahu, ini adalah malam yang luar biasa," kata Cruz sambil tersenyum manis. Matanya menatap Carla lekat. Pria itu kemudian meraih tangan Carla, dan menggenggamnya erat."Ini akan menjadi malam terbaik dalam hidupku.” Cruz mencium punggung tangan Carla, membuat wajah wanita itu berubah merah merona saat Cruz bersikap begitu manis terhadapnya. Carla terdiam; mereka saling pandang, penuh dengan rasa cinta yang tak terucapkan.Sinar bulan menerangi ruangan melalui jendela, menciptakan bayangan lembut di sekitar mereka. Cruz menyentuh wajah Carla dengan lembut, dan membelai pipinya. Mereka terdiam sejenak, menikmati keheningan yang dipenuhi oleh getaran asmara yang tak terkalahkan.Carla terseny