Russell tampak serius memperhatikan layar laptopnya dengan ditemani oleh Raina yang duduk di sampingnya. Mereka berdua baru saja mendapatkan rekaman cctv dari gedung apartemen dan lingkungan sekitar tempat tinggal Raymond Evans.
Si rambut merah tampak serius memperhatikan apa yang terlihat pada layar. Mereka meminta rekaman cctv seminggu sebelum dan setelah terjadinya transaksi terlarang di rekening Tuan Muda.
Melelahkan memang untuk memeriksa, tapi ini harus dilakukan oleh mereka, tak peduli kalau jemari cukup lelah untuk mencari gambar Raymond Evans.
“Huft, aku belum menemukan sesuatu yang aneh,” gumam Russell.
Namun tidak dengan Raina, perempuan berkulit gelap ini menggeser kursinya maju, dan mengambil alih keyboard dari Russell.
“Kau menemukan sesuatu?”
“Ya, aku tak lagi menemukan rekaman istri dan kedua anak Russell semenjak
“Kau siap Raina?” tanya Russell dari balik kemudi.Raina yang duduk di sampingnya hanya mengangguk dan ia kembali memperbaiki rias wajah dan perut palsunya. Wanita ini tengah berperan sebagai wanita hamil tujuh bulan, dan Russell berperan sebagai suaminya.Cincin emas imitasi mereka kenakan untuk memperkuat peran mereka. Kali ini Russell beserta anak buahnya tidak bisa menggunakan pendekatan frontal atau menggunakan pengaruh dan kekerasan yang selama ini selalu dilakukan olehnya. Target mereka kali ini adalah seorang ibu rumah tangga dan anak-anak, tentu saja kekerasan tak dapat mereka lakukan sama sekali.Mobil mereka diparkir di dekat taman bermain tempat tinggal Raymond Evans. Jam segini adalah waktu dimana istri Raymond mengajak kedua anaknya untuk bermain.Dengan didampingi Russell, Raina berpura-pura untuk berjalan sambil memegangi perutnya. Seakan dirinya tengah mempersiapkan diri
Catherine langsung menyusul kekasihnya yang menunggu di lobby Hotel Windsor. Kali ini ia meminta ijin pada Damian yang menjabat General Manager untuk pergi keluar sebab ada sesuatu yang mendesak.Adalah keuntungan tersendiri baginya yang bekerja pada perusahaan keluarga sendiri. Ia bisa keluar kapanpun ia mau asal ada pemberitahuan. Apalagi saat ia meminta ijin, nama Chad pun disangkut pautkan.Keluarga besarnya memang mendukung hubungannya dengan Chad Marley yang menjabat sebagai Direktur Utama pada Law Enterprise. Adrian yang dulu digadang-gadang menjadi direktur pun sudah tak pernah terdengar lagi dalam lingkungan keluarga Windsor. Baginya nama itu hanya masa lalu yang selalu membuat masalah.“Chad maaf aku telah membuatmu menunggu, ada hal yang harus kulakukan sebelum kita pergi,” kata Catherene sedikit tergopoh-gopoh.Chad hanya tersenyum lalu bangkit dan merangkul pinggang Cathy.
Nicko ingat betul dengan lelaki yang ada di dalam video yang disodorkan Russell. Lelaki itu sempat mengambil kesempatan tinggal di rumahnya dan mengagntikan perannya sebagai putra keluarga Lloyd. Namun berkat kecerdikan Kyle Brenan maka semuanya pun terungkap.Dia adalah Devon Watts yang pernah menyamar sebagai Nicko dan memanfaatkan kekayaan keluarga Lloyd untuk bisa mendapatkan kesenangan. Ia selalu menghabiskan banyak uang untuk diberikan kepada orang tua dan adik kandungnya.“Anda mengenalnya Tuan Muda?” tanya Russell.Walaupun ia bekerja untuk menjaga keluarga Lloyd, tapi Russell sama sekali tak pernah bertemu Devon. Itulah kenapa sosok itu dianggap asing oleh Russell.“Dia anak dari keluarga angkatku. Kau tahu kan bagaimana masa kecilku dulu?”Nicko kemudian menceritakan bagaimana masa lalunya saat harus tinggal bersama keluarga Watts yang dulunya ad
Gerald menyisir rambutnya dengan rapi. Pemuda ini berencana untuk mendatangi Josephine dalam tampilan yang baru. Ia sudah mempertibangkan masak-masak ucapan dari Janet semalam.“Mungkin benar kata Janet, aku harus bisa mengambil hati Josephine untuk bisa mendapatkannya. Jika aku berhasil mendapatkannya, perlahan-lahan aku bisa menguasai dirinya sepenuhnya,” gumam Gerald kemudian meninggalkan kamar tidurnya.“Tuan Gerald, buket bunga pesanan Anda akan diletakkan dimana?” tanya seorang pelayan sambil membawa buket bunga mawar Juliet yang berwarna persik.Bunga ini adalah bunga mawar termahal yang pernah ada. Hanya wanita beruntung saja yang bisa mendapatkan bunga mawar ini.“Bawa saja ke mobilku! Aku akan memberikannya pada seseorang!” perintah Gerald kemudian menuju mobil sport miliknya.Pemuda berambut pirang ini pun segera mengemudikan mobil l
Raina memperhatikan ke arah jendela, bersama Russell mereka pun menunggu Catherine dan kekasihnya yang berjanji akan menemui mereka untuk membahas tentang Nicko. Sudah hampir satu jam mereka menunggu, tapi tak ada tanda-tanda kakak Josephine akan datang.“Apa kau yakin mereka akan datang?” tanya Raina pada Russell yang tengah menegak kopi americano tanpa gulanya.“Percayalah Raina, apa kau tidak melihat ekspresi wajah kakak Josephine saat kau mengajak bicara mengenai perceraian Tuan Muda. Ia tengah berusaha untuk kau tidak salah paham akan adiknya.”“Huh entahlah.”“Itu mereka!” tunjuk Russell pada pasangan muda yang baru saja masuk.Raina langsung melambaikan tangan ke arah mereka berdua dan mempersilakan untuk duduk.“Raina maafkan aku, tadi saat kami hendak keluar, kami terhalang mobil logistik yang dat
Seorang wanita tiga puluh tahunan duduk di samping ranjang. Di hadapannya tampak seorang anak perempuan kecil tengah tertidur tertutup selimut.Dia adalah Sara yang sudah sejak lama tidak bertemu dengan Nicko. Seorang perempuan yang tadinya enggan dijodohkan dengan Nicko, tapi berubah pikiran semenjak mereka saling mengenal.“Paman Nicko … Paman Nicko,” anak kecil itu meracau dalam tidurnya.Sara hanya bisa mengelus-elus rambut putrinya dan kembali membujuk agar tidak menangis dan suhu tubuhnya semakin naik.“Iya sayang, nanti jika Paman Nicko sudah tidak sibuk kita akan menemuinya,” bisiknya sambil mengelus-elus rambut putri kecilnya Angeline.Seorang pria paruh baya berkulit kuning langsat menepuk bahu Sara tiba-tiba.“Bagaimana Angeline? Apa dia masih meracau?” tanya Tuan Wu.Sara hanya mengan
Bibir Gerald tampak bergetar hebat. Tangannya memegang kemudi kuat-kuat, kemudian tancap gas dan segera menuju ke laps distrik C.Seharian ini ia sudah bersikap ramah pada Josephine, tapi ternyata perempuan itu tidak memberikan respons yang baik padanya. Meskipun tidak juga bersikap ketus, tapi pikiran Jo masih saja dipenuhi pikiran tentang Nicko si lelaki tak berguna.Yang diinginkan Gerald adalah Josephine yang seperti dulu. Seorang perempuan yang mencintainya sepenuh hati dan selalu patuh akan apapun yang dikatakan olehnya. Namun kepatuhan yang dilakukan Josephine kali ini adalah karena lelaki yang menikahinya beberapa waktu lalu.“Ini tak bisa dibiarkan, aku harus tunjukkan pada Josephine kalau aku tak main-main. Kau lihat saja Jo, apa akibatnya. Patuhi aku dan lelaki itu akan selamat!”Sambil tersenyum penuh kemenangan, lelaki pirang itu mengemudikan mobilnya menuju distrik C, dimana
Seorang tahanan bertubuh kekar dan berkumis tampak duduk di ruang pertemuan tahanan dan pengunjung. Ini kali kedua ia mendapatkan kunjungan selama berada di lapas. Pertama adalah kehadiran kelompok jubah hitam, kedua adalah Gerald.Dia terlihat asing dengan kedatangan Gerald, tak pernah sekalipun dirinya bertemu dengan lelaki itu. Matanya pun menyipit saat melihat kedatangan Gerald. Dia adalah Rodgie yang menjadi tahanan terkuat sekaligus kawan baik Nicko selama di sini.“Apa yang diinginkan olehnya?” pikir Gerald.Dengan angkuh Gerald mendatangi Rodgie yang duduk di balik meja dengan wajah garang. Wajah garang yang sepertinya bawaan sejak lahir, karena hanya dengan melihat saja orang sudah takut padanya.“Jadi kau yang bernama Rodgie?” tanya Gerald dengan tatapan yang meremehkan lelaki di hadapannya.“Hmm,” balas Rodgie berdehem.