Gerald langsung membuka pintu kamar Josephine dan bersiap tampil bagaikana pahlawan. Nilai kesopanan yang selama ini selalu dibanggakan oleh orang-orang yang mengaku dirinya berkelas sudah tak ada pada Gerald. Lelaki muda ini dengan percaya diri mengatakan kalau sebenarnya dialah yang menjadi pendamping Josephine.
“Apa yang kau lakukan? Apa kau tidak bisa mengetuk pintu lebih dulu?” tanya Cathy yang saat itu tengah mendampingi Josephine.
“Kau yang seharusnya pergi! Dia ini calon istriku, hanya aku yang pantas untuk bersamanya!” ancam Gerald sambil mendekat ke arah Cathy.
“Kau sudah gila!” amuk Catherine kemudian memberanikan diri menantang Gerald.
Gerald yang tak suka kalah pun langsung mencengkeram lengan Catherine dan mulai menekannya dengan keras.
Bugh!
Gerald langsung mendapatkan pukulan di pipinya. Sejak tadi Chad ada di sana menemani Cathy d
Nicko cuma bisa berjalan mengitari selnya yang sempit. Ia tidak bisa tidur dan memikirkan bagaimana keadaan Josephine yang ditinggalnya sendiri di rumah. “Jo, bagaimana keadaanmu sekarang ini? Aku tahu kau pasti sedang gundah sekarang. Semoha Catherine dan kekasihnya yang baru bisa menjagamu dengan benar,” pikir Nicko. Penangkapan atas dirinya benar-benar aneh, apalagi dalam surat penangkapan jelas tertera nama Nicholas Lloyd. Yang menjadi pertanyaan untuknya bagaimana mungkin ada seseorang yang mengetahui tentang seorang Nicholas Lloyd. “Huh sial harus bagaimana ini, kasihan Jo dia pasti akan terus emnerus dirundung, dan lebih parahnya lagi lelaki itu pasti akan memanfaatkan situasi untuk mendekati Jo, dia sudah mengantongi restu dari keluarga Windsor,” gumam Nicko kemudian mengepakan tangan dan memukul tembok dingin di hadapannya. Sejenak ia menyesal karena telah menyembunyikan identitas di
Mata Jo masih terlihat bengkak sebab belum juga bisa tidur semalaman. Pikirannya masih teringat akan sang suami yang sekarang harus mendekam di dalam penjara. Catherine pun masuk ke kamar adiknya dengan tidak mengetuk pintu. Ia mendapati Jo tengah duduk sambil melirik ke arah jendela di samping. “Jo,” tegurnya. Perlahan Jo menoleh dan memeluk tubuh kakaknya dan kembali ia menangis. “Bersihkan dirimu dan sarapan dulu,” ajak Catherine ramah. Namun Jo menggeleng, ia sudah kehilangan semangat kali ini. “Aku tidak lapar Cathy,” kata Jo. “Sejak semalam kau hanya menangis. Aku tahu seperti apa perasaanmu sekarang. Tentunya kau sangat bersedih dan gundah mendapati suamimu ditangkap dan tidak pulang semalaman, tapi bagaimanapun juga kau harus menjaga kondisimu.” Jo kembali menggeleng. “In
Seorang petugas membuka pintu sel Nicko dan kembali memukul-mukul tongkat miliknya pada jeruji besi. Mau tak mau Nicko yang sedang berbaring di tempat tidurnya sambil membayangkan sang istri pun bangkit. “Hei kau! Cepat keluar!” seru petugas itu. Nicko hanya tersenyum. Kali ini ia merasa yakin kalau Russell terlah datang dan membebaskan dirinya. Dengan langkah yang penuh percaya diri, Nicko pun keluar mengikuti petugas yang baru saja membuka pintu untuknya. Namun sayang, apa yang terjadi di depan matanya itu adalah sesuatu yang tak disangka-sangka. Tangan Nicko diborgol dan ia akan dipaksa masuk ke dalam mobil tahanan yang tertutup seakan ia adalah seorang penjahat berbahaya. “Ada apa ini?” tanya Nicko yang dipaksa masuk ke dalam mobil tahanan bak tertutup. “Kami akan mengirimkanmu ke tempat lain! Seru petugas. Mobil itu serperti mobil box. Di bag
Nicko menggerakkan lehernya ke kanan dan kiri begitu ia tiba di lapas distrik C. Sampai kini ia tak tahu kenapa dirinya harus berada di sini. Tak ada peradilan, tak ada identitas. “Masuk!” seru salah seorang petugas mendorong Nicko untuk melangkah maju. Salah satu dari mereka berani untuk bertindak kasar dengan memegangi kepala Nicko dari belakang. Sudah bukan rahasia lagi ketika seseorang tiba di lembaga permasyarakatan pasti akan emndapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan. Tidak hanya dari sipir penjara, tapi juga dari para penghuni lama yang dipimpin oleh narapidana terkuat. Seorang sipir penjara langsung membawa Nicko menuju selnya. Sipir itu tak berkata apa-apa, tapi hanya menggiring Nicko pada blok dua, tempat narapidana yang telah selesai beradaptasi di blok satu. Lagi-lagi Nicko mengalami keanehan pada kasusnya kali ini. Bagaimana mungkin ia bisa mendapatkan perlakuan seperti ini.
Semua narapidana tampak berdiri dan berkumpul tampak berbisik-bisik satu sama lain, sementara Rodgie tampak mengitari Nicko yang berdiri sambil mendongakkan kepala. Pemuda itu sama sekali tidak takut dengan pria jagoan yang ada di hadapannya. Saat Rodgie mengambil tindakan, tak seorangpun berani untuk mendekat atau melawannya. Mereka semua memberikan kehormatan agar pimpinan narapidana ini mengeksekusi tahanan baru terlebih dahulu. Setelah sang pimpinan puas, barulah mereka mengambil tindakan. Melihat Nicko yang mendongak dan terkesan menantang, semuanya pun bertanya-tanya, bahkan tak jarang mereka berbisik-bisik mengatakan Nicko gila. Beberapa dari mereka ada juga yang membuang muka karena tak tega melihat kebengisan yang akan terjadi pada narapidana baru itu. Rodgie langsung melihat ke arah Steve yang tadinya membawa Nicko. Menjentikkan jari untuk meminta lelaki itu mendekat ke arahnya. “Ja
Jo keluar dari kantor polisi dengan langkah yang lesu. Pagi ini adalah hari keduanya untuk berkunjung menemui sang suami. Namun kenyataan yang didapat sang suami sudah pergi dan dipindahkan ke lapas distrik C. “Kenapa mendadak sekali, aku tak bisa jika harus berjauhan darimu Nick,” gumam Josephine kemudian mengambil kunci mobil dan nekad menyetir sendirian menuju distrik C, tak peduli akan kelelahan yang harus dihadapinya kali ini. “Berkendara tiga jam tak akan berarti apa-apa asal aku bisa bertemu dengan suamiku. Aku harus mendukung dan menunggunya,” kata Josephine ketika tiba di gerbang lapas. Ia menggerak-gerakkan jemarinya seperti gerakan memijat. Tangannya cukup lelah memegang kemudi sendirian, tapi itu harus dilakukan olehnya, demi mengetahui keadaan lelaki yang dicintainya. Perasaan Jo semakin tak menentu saat ia berjalan menyusuri lorong menuju ruangan tempat bertemu dengan tahanan. K
Nicko langsung mendatangi laki-laki yang tadinya ia tandai saat dirinya dikunjungi oleh Josephine. Amarah yang terpendam sudah sampai ke ubun-ubun. Suami mana yang akan diam saja saat mengetahui istrinya mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari orang-orang sekitarnya. Tak peduli apa yang akan terjadi pada dirinya, lelaki bermata hazel itu pun langsung menuju kerumunan lelaki yang tadi melecehkan istrinya. Melihat Nicko menghampiri mereka, kelompok laki-laki itu pun langsung bertepuk tangan dan mendekat padanya. “Hmm coba lihat, siapa yang sedang berbahagia karena dikunjungi oleh istrinya yang cantik,” seru salah seorang dari mereka yang biasa dipanggil Tbone. “Tentu saja ia bahagia karena bisa menyentuh kulit lembut istrinya,” sindir rekannya yang lain. Tbone pun langsung mendekat ke arah Nicko dan merangkulnya. Beberapa saat lalu Tbone melakukan tindakan yang memalukan, menyentuh a
“Tuan Muda, apa kau baik-baik saja di sini?” tanya Russell ketika mendatangi Nicko di penjara. “Baik darimana, tinggal di sini benar-benar tidak menyenangkan. Aku tak bisa berjauhan dari istriku lama-lama,” kata Nicko yang kini terlihat lebih kurus. “Anda tampak lebih kurus kali ini, apa mereka tidak memperlakukan Anda dengan baik?” tanya Russell yang terlihat khawatir akan keadaan Tuan Mudanya. Selama di dala kurungan Nicko memang tak memiliki selera makan seperti saat dirinya bebas. Walau kehidupannya aman karena ada penjagaan dari Rodgie, tapi Nicko tetap tak dapat menikmati waktunya di sana. “Ayah dan Ibu tak tahu apa-apa tentang hal ini kan? Aku khawatir jika ayahku tahu tentang ini. Ini bisa berbahaya untuk kesehatannya,” kata Nicko mengungkapkan kekhawatirannya. Ayah Nicko sudah tak muda lagi, kondisi kesehatan pun sudah tak sebagus dulu. Tentunya Nicko mengkhawa
Matthew tidak berkata apa-apa, bahkan bereaksi terhadap Josephine yang masih keheranan. Ia malah menunjukkan sikap dingin pada Josephine. Saat ini jantung Josephine pun bergetar penuh ketakutan, ia langsung memeluk tubuh Ian yang saat ini sudah tertidur dengan erat.Matthew melirik sejenak dan tak mempedulikan Jo, ia malah melangkah keluar dan kembali dengan membawa kejutan. Matthew langsung menarik tubuh dua penjaga yang sedang pingsan ke dalam dan menggulingkannya pada tumpukan jerami.Tanpa diduga Matthew pun mendekat ke arah Jo dan melepas jaketnya dan memberikan pada Josephine, “Pakai ini di luar akan dingin!”Sedikit ragu Josephine pun menerima dan memakai jaket milik Matthew. Pemuda asing itu pun mengangkat tubuh Ian pada pundaknya dan mengangguk , “Aku akan mengantarmu ke kota, setelah itu hubungi suamimu untuk menjemput! Kita harus cepat sebelum mereka semua bangun!” ajak Matthew.
“Jadi ini perbuatanmu?” tanya Nicko dengan geram. Kali ini wajahnya memerah dan matanya menatap tajam ke depan.“Ha ha ha kenapa? Apa ini terdengar menyakitkan untukmu? Baguslah kalau ini terdengar menyakitkan untukmu. Setidaknya dengan begini kau tahu telah berhadapan dengan siapa, dan kau bisa berpikir ulang untuk menghianati putriku!”“Watson, kau!” amuk Nicko. Kali ini ia benar-benar marah sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tangannya mulai mengepal kuat dan memaki pria yang meneleponnya. Tak ada yang pernaha mengira kalau Robert Watson, ayah Camilla terlibat penculikan istri dan anaknya sekarang.“Brengsek kau Watson, apa maumu! Aku peringaktan kau kalau aku tidak pernah mengkhianati putrimu. Itu hanya sebuah permainan konyol di masa kecil!” balas Nicko.“Permainan konyol masa kecil katamu? Sayang sekali sampai sekarang putriku masih saja
Pria yang dikenal Josephine melipat tangannya di depan dada lalu berjalan mendekati Josephine. “Kau ingin tahu kenapa aku bisa berada di sini? Tentu saja karena aku ingin bertemu denganmu manisku.”Tentu saja pria itu adalah Gerlad Jones, laki-laki paling egois yang pernah dikenal oleh Josephine.“Apa kau tidak bosan menggangguku terus menerus? Bukankah kau sudah tahu kalau aku dan kau tidak lagi ada hubungan apa-apa?” balas Josephine dengan ketus.Gerald langsung berjongkok dan menjajari posisinya dengan Josephine. Kali ini ia menyentuh lembut pipi Josephine dan membuat mantan kekasihnya itu jijik.Josephine tampak menepiskan tangan Gerald yang terus saja berusaha untuk menyentuhnya. Semakin Josephine menghindar semakin ia senang untuk menggodanya.“Kulitmu tetap saja mulus dan lembut, hanya saja sekarang kau sedikit berbeda. Sepertinya kau sedikit
Sore ini Nicko tengah menemani Josephine dan Ian untuk pergi ke taman. Kali ini mereka hanya ditemani oleh Jacklyn dan juga Owen pengawal Ian dan Jo.Sepertinya sudah cukup lama Josephine tidak menghabiskan waktu bertiga seperti sekarang ini. Belakangan, Nicko memang sibuk dengan segala aktivitasnya sendiri dan juga dunia pengobatan yang baru saja didapatkan olehnya. Kini mereka pun berpikir untuk beristirahat sejenak, lagipula semalam Jo berkata kalau ia ingin berbagi.Dengan bantuan Owen dan juga Jacklyn mereka pun menggelar meja dan meletakkan beberapa kotak makanan di sana yang akan diberikan pada siapapun yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kali ini bukan hanya Jo saja yang terlihat begitu senang, tapi juga Ian, karena ia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama ayah angkatnya itu.Begitu Nicko selesai membereskan meja dan meletakkan beberapa makanan, seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuh pun mendatangi mereka. Dilihat dari pakaian yang dikenakan sepertinya dia adalah
Saat ini Andrew Young benar-benar terdesak. Ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami nasib seperti ini.Orang yang dulu pernah dia remehkan tiba-tiba saja membalikkan keadaan hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dulu ia menganggap remeh keluarga Watson karena mereka memiliki kelas ekonomi di bawahnya.Apalagi dengan Nicko, dia justru tak pernah memperhitungkan pemuda itu sama sekali. Justru menganggap Nicko seperti hama yang harus segera dibasmi. Namun sekarang dialah hama itu. Bahkan Chuck yang jadi sekutunya juga menyalahkan dirinya.“Chuck, kau tidak menganggapku lagi? Apa kau tidak mengingat hubungan baik kita terdahulu?” tanya Tuan Young dengan suara yang terdengar bergetar karena mengandung kesedihan.Chuck menggeleng dan kembali berkata, “Apa kau tidak dengar apa yang telah dikatakan oleh pamanku tadi? Kami keluarga Watson sama sekali tidak menyambut kedatangan seorang pembohong. Sekarang lebih baik kau pergi dari sini!”“Chuck kau,—” Andrew tak lagi melanjutkan ucapa
Tubuh Andrew Young tiba-tiba terasa kaku dan lemas. Sekarang ia sudah tidak punya uang lagi dan itu sangat menyakitkan. Sekarang ia mendengar kabar kalau putra bungsunya mati bunuh diri, hidupnya benar-benar hancur saat ini.Dengan langkah yang gontai ia pun berjalan ke arah panggung kembali. Saat itu ia sudah melihat keadaan yang porak poranda. Semuanya penuh dengan sampah dan tak ada satu orangpun di sana.Ia pun berjalan dengan gontai, tapi seketika seorang pelayan pun datang untuk mengejarnya, “Maaf Tuan Young, ini tagihan untuk acara malam ini!”Saat itulah Andrew Young langsung menepuk dahinya dan bergumam kalau ia hampir lupa dengan tagihan yang harus dilunasinya. Saat menyewa tempat ini memang ia baru membayar setengah dari total layanan banket yang dipesan olehnya.Saat ini ia masih bisa bernapas lega sebab dalam saldo rekeningnya masih tersisa uang untuk biaya pelunasan acara kali ini. Namun untuk setelah itu ia tidak tahu harus bagaimana. Bahkan tidak yakin bisa membeli tik
Andrew Young tersentak dengan pernyataan mantan pengawalnya itu. Apalagi mereka malah menahannya dan membuat dirinya tidak lagi bisa bergerak dan mengumpankan pada orang-orang yang kini memburunya.Sebenarnya sekarang dia sudah benar-benar terjepit, tak ada yang bisa menolongnya. Ingin berteriak dan meminta tolong pada Matthew tapi sekarang anak muda itu sudah tidak bersamanya lagi. Lalu Tuan Watson, seharusnya pria itu bisa diandalkan olehnya. Sementara Chuck, adalah benar-benar sekutu baginya. Namun posisi mereka terlalu jauh dan tak memungkinkan untuknya berteriak.Kalaupun ia berteriak meminta bantuan mereka, sebelum Chuck datang ke sini dirinya pun sudah babak belur.Kini yang bisa dilakukannya hanya menggertak mantan pengawalnya lagi agar mau melindunginya. Pengawal yang telah dipecatnya adalah kumpulan orang-orang bodoh dengan badan yang kekar. Dengan memberikan mereka sedikit harapan saja, mereka pasti akan bergerak melindunginya, tak peduli sesulit apa rintangan yang harus di
Andrew Young mencoba untuk mengejar Nyonya Eleanor yang sekarang sudah menuruni panggung dan mengarah pada jalan keluar. Ia terus saja memanggil wanita itu dan memintanya untuk kembali.Namun sayang saat ia baru saja menuruni panggung ia sudah dihadang oleh beberapa orang yang telah membeli obatnya.Salah satunya adalah Tuan Austin. Ia berdiri merentangkan tangan dan menghalanginya untuk pergi. “Kau mau kemana? Segera bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan pada kami! Kembalikan uang kami!”Beberapa yang telah membeli obat itu pun ikut membantu Tuan Austin. Mereka semua tampak mengepungnya.“Cepat kembalikan uang kami!” seru orang-orang itu sambil berteriak marah.Andrew Young justru menggelengkan kepala dan mencoba untuk menolak, “Tidak … tidak kalian sudah tahu kan kalau jika barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.”Namun orang-orang tidak mau mengerti dan berkata kepadanya dengan lantang, “Tidak bisa, uang ini harus dikembalikan karena kau telah melakukan penip
Andrew Young tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Tentu tidak Tuan. Harga itu adalah harga yang sangat sepadan dengan apa yang kalian dapatkan.”“Huh kau pasti ingin merampok kami dengan membayar biaya yang tak sedikit itu! Aku tak mau membeli!” seru salah satu pengunjung.Andrew Young pun tersenyum sinis an berkata, “Aku tidak memiliki niat merampok pada kalian. Aku menetapkan harga yang pantas. Seperti yang kalian lihat pada pesta ulang tahun Tuan Watson, dan juga perubahan pada diriku. Kalian semua bahkan sudah menyentuhku dan merasakan perbedaan yang terjadi. Jadi menurutku 2,5 miliar itu sangat pantas.”Para pengunjung yang mengerubunginya pun berbicara seperti dengung kumbang. Setelah itu ia pun berkata lagi dengan memberikan penjelasan pada semuanya. “Apa kalian semua tidak tahu kalau di masa muda kita banyak menghabiskan waktu untuk bekerja keras, memikirkan banyak hal bahkan membuat kita lupa akan makan dan kurang tidur. Seringkali kita harus memakan makanan cepat saji unt