Tuan Hall kembali menerima panggilan yang mengabarkan pembatalan kontrak kerjasama. Ini sudah ketiga kalinya bagi pria paruh baya ini untuk mendapatkan sebuah kesialan bertubi-tubi di hari yang sama.
Pria ini kemudian melemparkan ponselnya ke pelataran dan terduduk di sana. Ia menggerak-gerakkan kakinya seperti anak kecil yang merengek karena tidak mendapatkan mainan.
Janet yang ada di sebelahnya pun hanya bisa menyentuh pundak ayahnya untuk mencoba menenangkan pria itu.
“Ini benar-benar gila, kedatangan dia benar-benar memusingkan kita. Sudah ada lima perusahaan yang membatalkan kontrak kerjasama dengan kita, tinggal satu yang masih tersisa. Jika hal ini sampai terjadi bisa-bisa perusahaan kita bangkrut, bahkan membayar biaya operasional dan gaji karyawan saja ayah tak yakin mampu,” papar Tuan Hall pada putri tunggalnya.
“Ya ayah dan ini berat sekali, aku juga tak bisa jika kita ha
Janet terduduk lemas begitu mendengar penuturan John Wittman. Lututnya terasa kaku, dan ia hanya bisa menangis sambil meluruskan kakinya di lantai.“Tidak … aku tak mau, aku tidak mau bangkrut, aku tak boleh hidup miskin,” rengeknya sambil mengegrak-gerakkan kakinya yang panjang di atas lantai.Janet terlihat begitu buruk kali ini, rambutnya yang biasanya tersisir rapi, melalui sentuhan penata rambut dan rias pribadinya, kini tampak berantakan tak karuan. Rias wajahnya pun sudah seperti badut, berantakan karena air mata, dan usapan tangannya sendiri. MEskipun ia memakai make up tebal dan mahal, tapi jika terus menerus terkena air mata dan tidak diperbaiki, tentu saja akan luntur.Penampilannya sudah tak seperti seorang supermodel lagi. Ia lebih mirip orang gila sekarang, apalagi dengan tingkahnya yang merengek-rengek tak karuan. Tak seorang karyawanpun peduli padanya, mereka semua tampak sibuk dengan b
Josephine mengerutkan dahinya saat mendapati suaminya tampak serius menelepon seseorang. Tak biasanya suaminya menelepon dengan posisi sembunyi.Orang bilang, jika pasangan kita melakukan panggilan seara sembunyi-sembunyi, maka kita pantas untuk curiga. Sekali lagi Jo mulai terprovokasi akan ucapan Damian.Sepertinya sepupu Josephine ini seperti kucing yang memiliki sembilan nyawa. Berulang kali ia gagal dalam menjatuhkan Nicko, berulang kali pula ia mendapatakan cara untuk menjatuhkan Nicko.“Kau lihat sendiri kan? Mana ada orang jujur yang menelepon sambil sembunyi-sembunyi?” cibir Damian.Jo kembali terlihat bimbang kali ini. Ia melirik ke arah suaminya dan Damian secara bergantian. Tampaknya perempuan berambut panjang ini bingung menentukan manakah yang bisa ia percaya kali ini.“Jo, dengar ya aku ini seorang laki-laki, tentunya aku tahu kebiasaan dan apa ya
Janet masih merangkul tubuh ayahnya yang kini telah terbujur kaku. Kali ini ia benar-benar seorang diri, dengan kehidupan yang tak lagi mapan seperti dulu.“Ayah … ayah jangan tinggalkan aku,” tangis Janet sambil memeluk tubuh sang ayah.Seakan tak percaya kalau ayahnya kini sudah tiada. Janet terus saja menangis, sembari membayangkan kehidupannya setelah ini. Bagaimana ia menjalani hari-harinya tanpa kehadiran seorang pelayan yang akan melayaninya, dan pastinya harus merubah gaya hidupnya.Saat itulah ponsel milik ayah Janet berbunyi, dan suatu hal yang buruk pun kembali terjadi pada dirinya.“Tuan Hall, kami hanya mengingatkan kalau tagihan kredit Anda sudah jatuh tempo, kapan Anda akan melunasinya?” tanya suara wanita di seberang.Janet tak bisa menjawab, ia hanya menanggapinya dengan tangis, dan terus saja menangis sampai membuat orang yang mene
Jo masih ternganga melihat sikap kakaknya kali ini. Bertanya-tanya kenapa kakaknya masih saja labil, seperti sebelum-sebelumya.Semenjak kejadian perceraian dengan Armando, perempuan bermata aqua ini sempat berpikir kalau kakaknya telah menjadi seorang yang baru semenjak kejadian itu. Catherine seringkali menjadi pembela bagi suaminya yang selalu dihina, tapi kenapa kini semua berubah, tanpa ada tanda-tanda sedikitpun.“Cathy, kau ini ada apa?” tanya Jo masih berusah untuk bersikap manis pada kakaknya.Cathy pun berdiri sambil berkacak pinggang dan memandang sinis pada adik perempuannya.“Kau masih tanya ada apa? Kau tahu aku muak melihatmu terus-terusan bersikap manja dan membela suamimu yang bodoh dan tak berguna itu. Seolah kau sudah tak lagi peduli pada keluargamu?” balas Catherine dengan nada tinggi.Jo mengangangkat tangannya dan mengarahkan pada Cat
Kali ini keluarga Shelton tengah duduk melingkar di taman belakang. Ada hal serius yang harus disampaikan oleh Ben Shelton selaku kepala keluarga.Semuanya tampak tegang kali ini, tak terkecuali Greg dan adiknya Barbara. Apalagi ayah mereka tengah nembawa tumpukan dokumen perusahaan.“Kalian tahu untuk apa aku mengumpulkan kalian berdua di sini?” kata Ben Shelton sambil membanting tumpukan dokumen ke atas meja.Greg dan Barbar yang sedari tadi diam pun saling melirik satu sama lain. Masing-masing dari mereka sama-sama mengatupkan tangan di atas meja, dan melihat apa yang dilakukan sang ayah mereka pun hanya menunduk dan tangan mereka semakin rapat.Kedua kakak beradik ini terlihat saling melempar kesalahan satu sama lain. Tak ada diantara mereka yang berani menatap mata ayah mereka. Keduanya sudah tahu kalau kali ini ayah mereka pasti akan mengungkapkan ketidak puasan akan tingkah mereka.
Ben Shelton tampak tak peduli istrinya yang meninggalkan taman belakang dan masuk ke rumah. Pria paruh baya itu kini menatap kedua putranya dengan tatapa yang tajam, dan membuat kedua anak itu semakin gugup, terutama Greg.“Ayah ingin tahu, sebenarnya apa diantara kalian ada yang membuat kekacauan pada keluarga Lloyd? Atau adakah diantara kalian yang menyinggung perasaan beliau?” tanya tuan shenton dengan tegas.Suasana masih hening, tak seorang pun dari kedua anak Tuan Shelton membuka mulut. Tentunya hal ini membuat pria paruh baya itu semakin murka, hingga akhirnya Greg sebagai anak tertua memberanikan diri untuk membuka mulut.“Mana berani kami melakukan hal itu Ayah,” katanya dengan suara yang sedikit gugup.Mendengar putra pertamanya merespons, Ben pun langsung mengarahkan pandangan pada putra pertamanya.“Kau bilang tidak berani? Tapi kenapa sa
Ben Shelton menggebrak dua tangannnya ke atas meja dan memandang kedua anaknya secara bergantian. Pria paruh baya ini tampak tak puas dengan apa yang baru saja diucapkan oleh putra pertamanya.Apa yang baru saja dikatakan oleh Greg adalah sebuah jawaban yang sangat konyol, dan tidak masuk akal. Sebuah jawaban yang tak pantas untuk dikatakan oleh seorang yang berpendidikan seperti Greg dan Barbara.Pria paruh baya itu pun menggelengkan kepala kemudian melayangkan tamparan pada pipi putera pertamanya.“Kau sungguh bodoh Greg! Apa yang kau lakukan ini sebuah kesalahan yang fatal. Sudah pasti pemuda itu akan melaporkan perbuatanmu pada Tuan Phillip Lloyd. Kau seharusnya bisa menjaga sikapmu Greg!” bentak Tuan Shelton sambil mengacak-acak rambutnya.Greg melirik ke arah Barbara yang sama diam sepertinya. Kembali pemuda itu memberikan kode pada adiknya, tapi kali ini Barbara tidak paham dengan
Jo hanya diam dan cemberut mendengarkan ucapan suaminya. Perempuan bertubuh ramping ini tampak tak puas dengan jawaban yang dilontarkan oleh Nicko.Jawaban itu membuat bibir Josephine mengerucut. Ia kecewa dan bertingkah seperti layaknya anak kecil yang tidak mendapatkan mainan favoritnya.“Kau kenapa Jo?” tanya Niko mencoba kembali merayu perempuan di sampingnya.“Kenapa kau bisa bersikap sesantai itu dengan apa yang kukatakan. Ini masalah aku dan Catherine. Ia berubah dengan tiba-tiba, dan aku ingin tahu apa yang menyebabkannya berbuat demikian?” tanyanya.Sesungguhnya Jo sangat menikmati saat-saat kakaknya berubah menjadi seorang perempuan yang begitu dekat dengannya. Sudah lama sekali ia merasakan persaingan dalam persaudaraan dengan sang kakak. Sejak dulu mereka seringkali ribut satu sama lain.Semenjak kejadian malang yang menimpa sang kakak, mereka
Matthew tidak berkata apa-apa, bahkan bereaksi terhadap Josephine yang masih keheranan. Ia malah menunjukkan sikap dingin pada Josephine. Saat ini jantung Josephine pun bergetar penuh ketakutan, ia langsung memeluk tubuh Ian yang saat ini sudah tertidur dengan erat.Matthew melirik sejenak dan tak mempedulikan Jo, ia malah melangkah keluar dan kembali dengan membawa kejutan. Matthew langsung menarik tubuh dua penjaga yang sedang pingsan ke dalam dan menggulingkannya pada tumpukan jerami.Tanpa diduga Matthew pun mendekat ke arah Jo dan melepas jaketnya dan memberikan pada Josephine, “Pakai ini di luar akan dingin!”Sedikit ragu Josephine pun menerima dan memakai jaket milik Matthew. Pemuda asing itu pun mengangkat tubuh Ian pada pundaknya dan mengangguk , “Aku akan mengantarmu ke kota, setelah itu hubungi suamimu untuk menjemput! Kita harus cepat sebelum mereka semua bangun!” ajak Matthew.
“Jadi ini perbuatanmu?” tanya Nicko dengan geram. Kali ini wajahnya memerah dan matanya menatap tajam ke depan.“Ha ha ha kenapa? Apa ini terdengar menyakitkan untukmu? Baguslah kalau ini terdengar menyakitkan untukmu. Setidaknya dengan begini kau tahu telah berhadapan dengan siapa, dan kau bisa berpikir ulang untuk menghianati putriku!”“Watson, kau!” amuk Nicko. Kali ini ia benar-benar marah sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tangannya mulai mengepal kuat dan memaki pria yang meneleponnya. Tak ada yang pernaha mengira kalau Robert Watson, ayah Camilla terlibat penculikan istri dan anaknya sekarang.“Brengsek kau Watson, apa maumu! Aku peringaktan kau kalau aku tidak pernah mengkhianati putrimu. Itu hanya sebuah permainan konyol di masa kecil!” balas Nicko.“Permainan konyol masa kecil katamu? Sayang sekali sampai sekarang putriku masih saja
Pria yang dikenal Josephine melipat tangannya di depan dada lalu berjalan mendekati Josephine. “Kau ingin tahu kenapa aku bisa berada di sini? Tentu saja karena aku ingin bertemu denganmu manisku.”Tentu saja pria itu adalah Gerlad Jones, laki-laki paling egois yang pernah dikenal oleh Josephine.“Apa kau tidak bosan menggangguku terus menerus? Bukankah kau sudah tahu kalau aku dan kau tidak lagi ada hubungan apa-apa?” balas Josephine dengan ketus.Gerald langsung berjongkok dan menjajari posisinya dengan Josephine. Kali ini ia menyentuh lembut pipi Josephine dan membuat mantan kekasihnya itu jijik.Josephine tampak menepiskan tangan Gerald yang terus saja berusaha untuk menyentuhnya. Semakin Josephine menghindar semakin ia senang untuk menggodanya.“Kulitmu tetap saja mulus dan lembut, hanya saja sekarang kau sedikit berbeda. Sepertinya kau sedikit
Sore ini Nicko tengah menemani Josephine dan Ian untuk pergi ke taman. Kali ini mereka hanya ditemani oleh Jacklyn dan juga Owen pengawal Ian dan Jo.Sepertinya sudah cukup lama Josephine tidak menghabiskan waktu bertiga seperti sekarang ini. Belakangan, Nicko memang sibuk dengan segala aktivitasnya sendiri dan juga dunia pengobatan yang baru saja didapatkan olehnya. Kini mereka pun berpikir untuk beristirahat sejenak, lagipula semalam Jo berkata kalau ia ingin berbagi.Dengan bantuan Owen dan juga Jacklyn mereka pun menggelar meja dan meletakkan beberapa kotak makanan di sana yang akan diberikan pada siapapun yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kali ini bukan hanya Jo saja yang terlihat begitu senang, tapi juga Ian, karena ia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama ayah angkatnya itu.Begitu Nicko selesai membereskan meja dan meletakkan beberapa makanan, seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuh pun mendatangi mereka. Dilihat dari pakaian yang dikenakan sepertinya dia adalah
Saat ini Andrew Young benar-benar terdesak. Ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami nasib seperti ini.Orang yang dulu pernah dia remehkan tiba-tiba saja membalikkan keadaan hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dulu ia menganggap remeh keluarga Watson karena mereka memiliki kelas ekonomi di bawahnya.Apalagi dengan Nicko, dia justru tak pernah memperhitungkan pemuda itu sama sekali. Justru menganggap Nicko seperti hama yang harus segera dibasmi. Namun sekarang dialah hama itu. Bahkan Chuck yang jadi sekutunya juga menyalahkan dirinya.“Chuck, kau tidak menganggapku lagi? Apa kau tidak mengingat hubungan baik kita terdahulu?” tanya Tuan Young dengan suara yang terdengar bergetar karena mengandung kesedihan.Chuck menggeleng dan kembali berkata, “Apa kau tidak dengar apa yang telah dikatakan oleh pamanku tadi? Kami keluarga Watson sama sekali tidak menyambut kedatangan seorang pembohong. Sekarang lebih baik kau pergi dari sini!”“Chuck kau,—” Andrew tak lagi melanjutkan ucapa
Tubuh Andrew Young tiba-tiba terasa kaku dan lemas. Sekarang ia sudah tidak punya uang lagi dan itu sangat menyakitkan. Sekarang ia mendengar kabar kalau putra bungsunya mati bunuh diri, hidupnya benar-benar hancur saat ini.Dengan langkah yang gontai ia pun berjalan ke arah panggung kembali. Saat itu ia sudah melihat keadaan yang porak poranda. Semuanya penuh dengan sampah dan tak ada satu orangpun di sana.Ia pun berjalan dengan gontai, tapi seketika seorang pelayan pun datang untuk mengejarnya, “Maaf Tuan Young, ini tagihan untuk acara malam ini!”Saat itulah Andrew Young langsung menepuk dahinya dan bergumam kalau ia hampir lupa dengan tagihan yang harus dilunasinya. Saat menyewa tempat ini memang ia baru membayar setengah dari total layanan banket yang dipesan olehnya.Saat ini ia masih bisa bernapas lega sebab dalam saldo rekeningnya masih tersisa uang untuk biaya pelunasan acara kali ini. Namun untuk setelah itu ia tidak tahu harus bagaimana. Bahkan tidak yakin bisa membeli tik
Andrew Young tersentak dengan pernyataan mantan pengawalnya itu. Apalagi mereka malah menahannya dan membuat dirinya tidak lagi bisa bergerak dan mengumpankan pada orang-orang yang kini memburunya.Sebenarnya sekarang dia sudah benar-benar terjepit, tak ada yang bisa menolongnya. Ingin berteriak dan meminta tolong pada Matthew tapi sekarang anak muda itu sudah tidak bersamanya lagi. Lalu Tuan Watson, seharusnya pria itu bisa diandalkan olehnya. Sementara Chuck, adalah benar-benar sekutu baginya. Namun posisi mereka terlalu jauh dan tak memungkinkan untuknya berteriak.Kalaupun ia berteriak meminta bantuan mereka, sebelum Chuck datang ke sini dirinya pun sudah babak belur.Kini yang bisa dilakukannya hanya menggertak mantan pengawalnya lagi agar mau melindunginya. Pengawal yang telah dipecatnya adalah kumpulan orang-orang bodoh dengan badan yang kekar. Dengan memberikan mereka sedikit harapan saja, mereka pasti akan bergerak melindunginya, tak peduli sesulit apa rintangan yang harus di
Andrew Young mencoba untuk mengejar Nyonya Eleanor yang sekarang sudah menuruni panggung dan mengarah pada jalan keluar. Ia terus saja memanggil wanita itu dan memintanya untuk kembali.Namun sayang saat ia baru saja menuruni panggung ia sudah dihadang oleh beberapa orang yang telah membeli obatnya.Salah satunya adalah Tuan Austin. Ia berdiri merentangkan tangan dan menghalanginya untuk pergi. “Kau mau kemana? Segera bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan pada kami! Kembalikan uang kami!”Beberapa yang telah membeli obat itu pun ikut membantu Tuan Austin. Mereka semua tampak mengepungnya.“Cepat kembalikan uang kami!” seru orang-orang itu sambil berteriak marah.Andrew Young justru menggelengkan kepala dan mencoba untuk menolak, “Tidak … tidak kalian sudah tahu kan kalau jika barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.”Namun orang-orang tidak mau mengerti dan berkata kepadanya dengan lantang, “Tidak bisa, uang ini harus dikembalikan karena kau telah melakukan penip
Andrew Young tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Tentu tidak Tuan. Harga itu adalah harga yang sangat sepadan dengan apa yang kalian dapatkan.”“Huh kau pasti ingin merampok kami dengan membayar biaya yang tak sedikit itu! Aku tak mau membeli!” seru salah satu pengunjung.Andrew Young pun tersenyum sinis an berkata, “Aku tidak memiliki niat merampok pada kalian. Aku menetapkan harga yang pantas. Seperti yang kalian lihat pada pesta ulang tahun Tuan Watson, dan juga perubahan pada diriku. Kalian semua bahkan sudah menyentuhku dan merasakan perbedaan yang terjadi. Jadi menurutku 2,5 miliar itu sangat pantas.”Para pengunjung yang mengerubunginya pun berbicara seperti dengung kumbang. Setelah itu ia pun berkata lagi dengan memberikan penjelasan pada semuanya. “Apa kalian semua tidak tahu kalau di masa muda kita banyak menghabiskan waktu untuk bekerja keras, memikirkan banyak hal bahkan membuat kita lupa akan makan dan kurang tidur. Seringkali kita harus memakan makanan cepat saji unt