Apa ini bisa dikatakan konferensi pers dadakan? Barra yang telanjur terkepung oleh para wartawan, terpaksa bersedia bicara sesuatu yang mungkin ditunggu-tunggu oleh banyak orang. Bagaimana tidak, Barra merupakan ‘pemeran utama’ dari skandal perselingkuhan yang sedang heboh belakangan ini serta skandal-skandal lain yang mengikuti. Ya, untuk pertama kalinya Barra muncul ke hadapan publik setelah selalu bersembunyi. Sepertinya sebentar lagi akan muncul breaking news.Demi kenyamanan konferensi pers serta pengguna jalan, Barra memutuskan untuk pindah ke taman terdekat. Para wartawan tentu langsung setuju. Sampai pada akhirnya di sinilah mereka berada, di sebuah taman dengan posisi Barra berdiri dikelilingi para pemburu berita yang siap mencecarnya dengan banyak pertanyaan.“Pertama-tama saya ingin minta maaf karena baru mau bicara sekarang. Dengan hati yang tulus, maaf atas segala kekacauan yang saya buat sehingga menimbulkan kehebohan belakangan ini. Jujur, saya sangat malu. Saya paham b
Waktu berlalu. Seiring dengan Riana yang berusaha move-on sambil merawat Raline, semakin hari wajahnya semakin cantik jelita. Aura kecantikannya semakin terpancar sejak pengadilan memutuskan dirinya dan Barra resmi bercerai. Hak asuh pun jangan ditanya, sejak awal sudah pasti jatuh ke tangan Riana dan memang terbukti. Terlebih selama proses perceraian, tidak satu kali pun Barra datang ke persidangan. Barra seolah hilang di telan bumi semenjak wawancara terakhirnya saat skandal sedang hangat-hangatnya.Riana juga mulai bisa beradaptasi dengan hidup barunya yang tanpa Barra. Ia juga sudah mulai mempertimbangkan untuk menerima tawaran untuk menjadi pemeran utama sebuah film. Belakangan ini Riana sudah membicarakannya dengan sang sutradara, Romeo Haris.Namun untuk aktif di media sosial, Riana belum sepenuhnya melakukannya. Mungkin dalam waktu dekat hidupnya akan benar-benar kembali normal. Terlebih ada beberapa kewajiban endorsement yang unggahannya sempat tertunda karena skandal perseli
Kasus perselingkuhan yang menyeret nama Gisca hingga membuatnya mendadak terkenal dan menjadikannya terus dibicarakan di media-media entah dalam narasi baik atau buruk, hal itu membuat Gisca mulai terbiasa dengan kehidupan barunya ini. Ya, Gisca benar-benar bisa beradaptasi.Jujur, Gisca tidak pernah membayangkan kisah Teman tapi Khilaf-nya akan terbongkar. Awalnya ia juga sempat merasa buntu tentang apa yang harus dilakukannya. Namun, suami dan mertuanya benar-benar mendukung Gisca sepenuhnya, membuat Gisca merasa beruntung. Jika tidak ada mereka, entah bagaimana nasibnya saat ini.Beberapa waktu telah berlalu, boleh dibilang Gisca perlahan mulai melewati masa-masa penuh kekhawatiran itu. Sekarang pemberitaan media tidak didominasi oleh berita tentangnya lagi, melainkan ada berita yang tidak kalah heboh dari skandal perselingkuhannya. Memang benar bahwa setiap pasang pasti ada surutnya dan itulah yang terjadi pada kasus perselingkuhan Gisca dan Barra. Padahal tadinya beritanya benar-
Dalang di balik menghilangnya Barra memang bukan Nugraha. Juga, bukan Pramono. Barra sengaja dibawa sejauh mungkin bukan sekadar untuk menghindari wartawan, melainkan semua orang. Terlebih tidak sampai sepuluh menit Barra masuk mobil, pria itu langsung tak sadarkan diri karena pengaruh obat bius yang orang-orang berbadan besar itu berikan padanya.Di titik buta tanpa adanya kamera CCTV, Barra sengaja dipindahkan ke mobil lain agar keberadaannya tidak mudah terlacak. Hal itu berhasil karena sampai saat ini belum ada yang berhasil menemukan keberadaan Barra. Atau mungkin orang-orang memang sudah tidak peduli dengan Barra lagi, sehingga menghilangnya pria itu dianggap sebagai cara Barra melarikan diri dari masalah dan hal tersebut sudah tidak membuat mereka penasaran lagi tentang apa pun kabar terbaru Barra. Sepertinya para netizen mulai bosan setelah dicekoki berita tentang Barra setiap waktu di hampir semua media.Beberapa waktu yang lalu, hari di mana Barra dibawa untuk pertama kaliny
Ini akan menjadi pertama kalinya Gisca, Saga dan Nugraha makan di luar bertiga lagi pasca skandal perselingkuhan yang kini mulai mereda. Bisakah ini dikatakan sebagai bagian dari perayaan atas rasa syukur mereka melepaskan Gisca dari skandal besar? Entahlah, yang pasti mereka memang sudah janjian akan makan siang bersama.Meskipun sudah janjian, nyatanya sekarang baru Gisca dan Nugraha yang lebih dulu tiba di ruang VIP sebuah restoran mewah. Sedangkan Saga beberapa saat yang lalu memberi kabar bahwa pria itu sedang dalam perjalanan dari kantor menuju restoran. Mungkin akan tiba dalam lima sampai sepuluh menit.“Kamu diantar sopir?” tanya Nugraha.Gisca mengangguk. “Iya, Pa.”Sejak menjadi istri Saga, tentu Gisca mendapatkan segudang fasilitas. Salah satunya sopir pribadi yang akan mengantarnya ke mana pun dan tentunya selalu dalam pengawasan Saga atau orang-orang yang pria itu perintahkan untuk menjaga istrinya tercinta.“Gisca, kalau kamu merasa keberatan dengan yang papa dan Saga la
Saat Gisca dan Saga menjalani kehidupan yang bahagia sambil perlahan melupakan skandal yang pernah terjadi, sementara itu Riana tidak jauh berbeda. Wanita itu sangat nyaman dengan kehidupannya bersama putri semata wayangnya, Raline.Seiring berjalannya waktu, Riana sudah belajar lebih banyak tentang berdamai dengan keadaan. Ia yang awalnya seolah hanya diam demi menjaga reputasinya, kini mulai menyadari bahwa langkah yang diambilnya adalah paling tepat.Riana sadar, seandainya ia mengamuk atau membalas dendam, hal itu hanya akan membuang-buang energinya lantaran tidak akan mengubah kenyataan. Itu sebabnya ia mantap untuk menganggap semua yang terjadi padanya adalah ujian dalam hidupnya. Ia juga tidak akan menyesali apa pun lagi.Sekarang, yang Riana tahu Barra sudah meninggal. Sejujurnya terkadang ia tak pernah membayangkan hubungannya dengan Barra berakhir begini. Namun, Riana tak bisa berbuat apa-apa kalau sudah berurusan dengan takdir. Dan satu hal yang pasti, jika suatu saat nanti
“Dia adalah siapa?” tanya Gisca tak sabaran. Bisa-bisanya Saga malah menggantung kalimatnya padahal Gisca sudah sangat penasaran.“Barra belum meninggal,” kata Saga dengan santainya, seolah apa yang dikatakannya bukanlah hal besar.Berbeda dengan Saga yang santai, justru Gisca sangat terkejut. Jujur saja, berita meninggalnya Barra yang belakangan ini mencuat tidak membuatnya senang maupun sedih, tapi tetap saja fakta jika pria itu masih hidup mengejutkan baginya.“Lalu kenapa kalau belum meninggal? Kamu mau mempertemukanku dengannya? Apa orang yang akan kita temui adalah dia?” tanya Gisca setelah menstabilkan ekspresinya.“Tentu bukan. Untuk apa aku mempertemukanmu dengannya? Menurutku, Barra sudah menjadi bagian dari masa lalu. Baik masa lalumu maupun masa laluku. Meskipun aku tahu dia masih hidup, aku merasa nggak ada gunanya untuk berurusan dengannya lagi,” jelas Saga.“Tapi bagaimana bisa? Sedangkan berita yang beredar….”“Dia memanipulasi keadaan dengan memalsukan kematiannya. Se
Berkat kerja sama yang serius tapi menyenangkan antara penulis ternama Sakina Adriana dengan Gisca dan Saga sang pemilik kisah, dalam beberapa bulan novel Teman tapi Khilaf akhirnya selesai ditulis. Novel tersebut bahkan sudah siap untuk dicetak atau diterbitkan. Hanya tinggal satu langkah terakhir untuk memastikannya.Novel itu akan terbit di bawah naungan Penerbit Aluna, tempat Sakina menerbitkan novel-novelnya. Saat ini Gisca menatap novel di tangannya. Dengan cover romantis menggunakan gambar asli dirinya dengan Saga, benar-benar membuat Gisca merasa terharu. Seumur hidupnya, Gisca tak pernah membayangkan akan ada novel yang dirinya sendiri sebagai pemeran utamanya.“Novel ini nggak mungkin selesai kalau bukan Bu Sakina yang menulisnya,” kata Gisca. “Jujur, sejak awal Bu Sakina itu udah menjadi pendengar yang baik dan nggak heran bakalan sukses menuliskan apa yang Bu Sakina dengar dari kami sehingga sekarang udah menjadi novel setebal empat ratusan halaman ini,” kata Gisca. “Untuk