Share

Bab 48 Jangan Pergi, Pa!

Penulis: Nia Masykur
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-05 23:50:45
Karena sesuatu hal, anak sekolah dasar kelas 1 dipulangkan lebih awal. Sebagian murid yang orang tuanya sudah mengetahui informasi dari group chat, tentu sudah menjemput anak-anak mereka. Tapi ada anak-anak yang masih menunggu jemputan. Sedangkan Rhona kebetulan diajak pulang wali murid tetangganya.

"Terima kasih, Bude!" ucap Rhona begitu sopan setelah turun dari atas motor.

"Sama-sama anak cantik. Sudah sana masuk rumah. Mama belum jemput mungkin karena masih ada tamu."

Rhona memperhatikan mobil mewah yang menutupi pintu utama. Rhona jelas masih paham dengan mobil tersebut. Membuatnya tersenyum kecil dan lari memasuki rumah.

"Papaaa ..." Suara panggilan dan tangisan Rhona membengung karena wajahnya bersembunyi dalam pelukan Farrel. "Huaaa ..."

"Rhona!" Farrel juga menangis. Ini adalah sebuah kebahagiaan yang sangat Farrel inginkan.

Tubuh Farrel terasa lemas. Ia terduduk dan membawa Rhona duduk dipangkuannya.

"Maafin Papa karena baru bisa menemukan Rhona dan mama. M
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Nia Masykur
2 bab? bergetar jariku, kak.........
goodnovel comment avatar
Nia Masykur
jgn lama2 ih, karaten ntr si farrel kak
goodnovel comment avatar
Nia Masykur
terima kasih sudah kembali ikuti kisah jessi farrel kak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 49 Foto

    Jessi duduk berjarak dengan Farrel. Sedikitpun Jessi tidak bisa tenang karena dirinya terus menatap Rhona yang sudah ada di dalam pangkuan Farrel. 'Aneh! Bagaimana bisa Rhona tahu kalau Farrel itu papanya?' batin Jessi."Rhona tidur dulu ya?" ucap Farrel sambil mengusap puncak kepala Rhona. Hati Farrel begitu terasa hangat. Momen ini sungguh sangat berharga. Bahkan sekarang degup jantungnya seperti akan meledak. 'Bisa-bisanya dalam keadaan seperti ini, aku ingin tertawa,' batin Farrel. Ia jadi merasa bodoh sendiri. Namun, kedua mata Rhona yang sudah sayup-sayup, tapi Rhona masih berusaha untuk tetap terjaga. Dan hal itu membuat wajah Rhona semakin terlihat menggemaskan. "Papa tadi mau pergi lagikan? Rhona tidak mau tidur." "Papa janji tidak akan jauh dari Rhona lagi. Sekarang Rhona tidur ya?" Namanya juga anak kecil. Seperti apapun usahanya untuk tetap terjaga, pada akhirnya Rhona tetap terlelap. Apalagi Rhona memang sudah terbiasa tidur siang. Membuatnya langsung terlelap, kare

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-06
  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 50 Panas

    8 tahun memang sudah berlalu. Meski rasa kecewa dan benci itu memenuhi hati Jessi, tapi Farrel adalah laki-laki pertama yang memiliki Jessi. Baik dari perasaan maupun tubuh. Setiap kali Jessi mendapati Rhona menatap iri teman seusianya yang diperlakukan penuh kasih oleh ayah mereka, saat itulah Jessi selalu menangis diam-diam sambil menatap foto Farrel. "Kalau dulu kamu mengasihaniku, mungkin Rhona tidak akan terluka seperti sekarang. Aku berusaha membahagiakannya. Tapi ada sesuatu hal yang tetap tidak bisa aku berikan." Jessi hanya bisa berandai-andai. Sesuatu yang tidak pernah mungkin terjadi. "Bagaimana aku bisa melupakanmu, kalau wajahmu begitu lekat diwajah Rhona. Setiap hari, aku seperti melihat dirimu. Aku sangat mencintai Rhona, tapi aku sangat membenci kamu!" Tanpa Jessi ketahui, beberapa kali Rhona mengintip Jessi yang sedang menangis, sambil menatap sebuah foto. Hati Rhona begitu penasaran. Maka dari itu Rhona mengintip di mana Jessi menyimpan foto tersebut. "

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-07
  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 51 Saya Tidak Bisa Berada Diantara Kalian Bertiga

    "Mas." Waktu sudah pagi. Semalaman Jessi dibuat kebingungan sendiri. Beruntungnya di desa ini sudah ada klinik yang buka 24 jam. Sehingga Jessi nekat membawa Rhona keklinik dengan mengendarai motor. Sekarang Jessi dibuat terkejut akan kedatangan Bagas. Lelaki yang datang seorang diri sambil membawakan rantang. Sudah pasti itu sarapan yang dipersiapkan Ambar untuk dirinya. "Saya terkejut saat tahu kabar kalau tengah malam kamu membawa Rhona ke sini seorang diri. Kenapa tidak memanggil saya dulu?" Wajah Bagas nampak sekali khawatir. Ia meletakkan rantang di atas nakas. "Semalam saya sangat panik, Mas. Apalagi suhu tubuhnya hampir 40°. Yang saya pikirkan semalam hanya Rhona segera dapat portolongan. Bodohnya saya juga tidak menyimpan obat penurun panas dirumah." "Tapi sekarang suhu tubuhnya sudah turunkan?" Bagas menyentuh kening Rhona perlahan. Ia takut mengusik Rhona yang masih lelap. "Syukurnya sudah, Mas." "Itu ibu buatkan sarapan buat kamu. Makan dulu. Kamu harus sehat

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-08
  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 52 Dukungan Bagas

    "Mas!" Jessi meraih tangan Bagas. "Saya tidak berniat kembali padanya. Sebenarnya saya dan dia ..." ucapan Jessi terhenti. Hatinya kembali menolak untuk memberitahu orang lain terkait hubungannya dengan Farrel. Karena pada akhirnya berkaitan dengan Rhona. "Terkadang hati dan mulut itu memberikan pernyataan yang berbeda, Jessi. Coba tanyakan pada dirimu sendiri. Ini berkaitan dengan Rhona. Kalaupun kedepannya kamu memilih mengakhiri pernikahanmu dengan suamimu, maka jangan memaksa diri untuk bersamaku. Aku tidak mau terlibat dalam kisah kalian bertiga. Karena aku lebih mementingkan perasaan Rhona."Jessi melepaskan genggamannya pada Bagas. "Terima kasih karena Mas sudah sangat menyayangi Rhona begitu tulus. Saya pasti tidak akan punya muka kalau nanti ibu datang dan bertemu dengannya." "Saya belum memberitahu ibu soal hubungan singkat kita yang baru berakhir. Karena sejak awal, saya tahu ini akan berakhir seperti apa. Kamu tenang saja. Sekarang pikirkan kebahagiaanmu dan juga Rhona."

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-09
  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   BAB 1 Tawaran Pekerjaan Lain

    Seorang gadis bernama Jessica Jill mengambil bekal makan siangnya. Ia segera menuju bagian atas gedung perusahaan tempatnya bekerja. Tidak semua karyawan bisa mengakses, bagian atas gedung. Gadis yang akrab di sapa Jessi itu bisa ke sana karena ia bekerja sebagai Office Girl. Padahal di perusahaan tersebut sudah tersedia pantry dan bisa di gunakan oleh seluruh karyawan. Jika sudah waktunya makan, Jessi memang lebih nyaman sendirian seperti ini. Terus terang saja, Jessi sering kali minder jika dirinya mau makan bersama dengan karyawan lainnya. Bersama teman Office Girlnya saja Jessi minder. Apalagi jika mau bersama dengan karyawan yang memiliki jabatan tertentu. Begitu duduk di tempat yang nyaman, Jessy segera membuka kantong plastiknya. Baru saja Jessy akan membuka tempat makannya, Jessy dibuat terkejut karena merasakan getaran ponsel. "Ibu," gumamnya saat menatap layar ponsel. Segera Jessi menerima panggilan suara tersebut. "Halo, Bu." "Jessi sedang apa, Nak?" tanya peremp

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-02
  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   BAB 2 Tawaran Tidak Datag 2x

    "Eh! Langsung kerja hari ini juga, Pak?" - Sudah 30 menit Jessi menunggu Farrel di basement. Tapi batang hidung lelaki calon pemimpin perusahaan ini belum juga menampakkan diri. Sebagian karyawan sudah mulai mengambil kendaraan mereka yang terparkir untuk segera pulang. Sejak tadi pula Jessi mendapatkan tatapan aneh dari karyawan yang melaluinya. 'Pak Farrel lama sekali sih?' gerutunya dalam hati. 'Apakah anak pemilik perusahaan memang selalu pulang terakhir seperti ini?' "Ikuti aku." Untuk sesaat, Jessi mematung. Ia terkejut karena Farrel mencolek pinggangnya. Perasaan Jessi menjadi tidak enak. Namun, ia berusaha berfikir positif, demi uang tambahan dari pekerjaan sampingannya nanti. "Ayo masuk," perintah Farrel yang sudah berada di dalam mobil, dan baru saja membukakan pintu mobil untuk Jessi. Jessi segera masuk. Bahkan ia juga sempat terkejut saat Farrel mendekat untuk membantunya menggunakan sabuk pengaman. Ini pertama kalinya, Jessi menumpangi mobil mewah. Ha

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-03
  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   BAB 3 Mau Lagi

    Semalaman suntuk, Jessi tidak bisa tidur. Selain dirinya merasakan raga yang tiada harga karena sudah disentuh Farrel sesuka hati. Namun, Jessi juga sedang memikirkan segala tawaran Farrel. Keteguhan hati Jessi mulai goyah. Pikirannya sudah mulai memperkirakan kalau Farrel benar-benar akan menepati janji, jika dirinya bersedia menerima tawaran Farrel. Namun, di sisi hati yang lain, Jessi merasa takut. "Aku harus bagaimana?" Jessi mengusap wajahnya. Membayangkan jika dirinya memilih keluar dari pekerjaan. Namun, setelah itu dirinya mau kerja apa. Sedangkan mencari pekerjaan di kota ini tetap membutuhkan modal. Uangnya juga sudah pas-pasan untuk menyambung hidup hingga menunggu gajian selanjutnya. Belum lagi, mendapatkan pekerjaan dengan tempat yang pas dan gaji yang bisa dikatakan cukup seperti saat ini, bukanlah hal yang mudah. Hingga waktu sudah pagi. Jessi sudah berada di perusahaan dan sudah melakukan tugas pertamanya untuk membersihkan ruang kerja Farrel. "Kamu sakit, J

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-03
  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   BAB 4 Merasa Pusing

    "Bu, bulan ini sepertinya Jessi tidak bisa kirim uang. Karena Jessi punya kebutuhan sendiri," terang Jessi setelah beberapa saat terhubung panggilan suara dengan ibunya. "Iya! Tidak apa-apa, Jessi. Uang dari warung juga pendapatannya lumayan. Cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan juga kebutuhan adik-adikmu." "Syukurlah." Sudah hampir 1 tahun ini Jessi menjadi penghibur Farrel di atas ranjang. Farrel benar-benar menepati janji. 1 bulan pertama, Jessi diberikan ponsel baru dan juga uang. Bulan kedua, Farrel memberikan uang untuk melunasi hutang-hutang kedua orang tuanya. Bulan ketiga, Farrel memberikan uang untuk keperluan sekolah kedua adiknya agar dipenuhi sampai lulus. Dan bulan selanjutnya, Farrel memberikan uang untuk renovasi rumah. Selain rumah, sekarang kedua orang tuanya juga memiliki warung sembako yang sudah mulai berkembang. Begitu juga tanah yang bisa digunakan ayah Jessi untuk berkebun. Sesuai dengan saran Farrel, mulai bulan ini Jessi akan berusaha untuk tid

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-06

Bab terbaru

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 52 Dukungan Bagas

    "Mas!" Jessi meraih tangan Bagas. "Saya tidak berniat kembali padanya. Sebenarnya saya dan dia ..." ucapan Jessi terhenti. Hatinya kembali menolak untuk memberitahu orang lain terkait hubungannya dengan Farrel. Karena pada akhirnya berkaitan dengan Rhona. "Terkadang hati dan mulut itu memberikan pernyataan yang berbeda, Jessi. Coba tanyakan pada dirimu sendiri. Ini berkaitan dengan Rhona. Kalaupun kedepannya kamu memilih mengakhiri pernikahanmu dengan suamimu, maka jangan memaksa diri untuk bersamaku. Aku tidak mau terlibat dalam kisah kalian bertiga. Karena aku lebih mementingkan perasaan Rhona."Jessi melepaskan genggamannya pada Bagas. "Terima kasih karena Mas sudah sangat menyayangi Rhona begitu tulus. Saya pasti tidak akan punya muka kalau nanti ibu datang dan bertemu dengannya." "Saya belum memberitahu ibu soal hubungan singkat kita yang baru berakhir. Karena sejak awal, saya tahu ini akan berakhir seperti apa. Kamu tenang saja. Sekarang pikirkan kebahagiaanmu dan juga Rhona."

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 51 Saya Tidak Bisa Berada Diantara Kalian Bertiga

    "Mas." Waktu sudah pagi. Semalaman Jessi dibuat kebingungan sendiri. Beruntungnya di desa ini sudah ada klinik yang buka 24 jam. Sehingga Jessi nekat membawa Rhona keklinik dengan mengendarai motor. Sekarang Jessi dibuat terkejut akan kedatangan Bagas. Lelaki yang datang seorang diri sambil membawakan rantang. Sudah pasti itu sarapan yang dipersiapkan Ambar untuk dirinya. "Saya terkejut saat tahu kabar kalau tengah malam kamu membawa Rhona ke sini seorang diri. Kenapa tidak memanggil saya dulu?" Wajah Bagas nampak sekali khawatir. Ia meletakkan rantang di atas nakas. "Semalam saya sangat panik, Mas. Apalagi suhu tubuhnya hampir 40°. Yang saya pikirkan semalam hanya Rhona segera dapat portolongan. Bodohnya saya juga tidak menyimpan obat penurun panas dirumah." "Tapi sekarang suhu tubuhnya sudah turunkan?" Bagas menyentuh kening Rhona perlahan. Ia takut mengusik Rhona yang masih lelap. "Syukurnya sudah, Mas." "Itu ibu buatkan sarapan buat kamu. Makan dulu. Kamu harus sehat

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 50 Panas

    8 tahun memang sudah berlalu. Meski rasa kecewa dan benci itu memenuhi hati Jessi, tapi Farrel adalah laki-laki pertama yang memiliki Jessi. Baik dari perasaan maupun tubuh. Setiap kali Jessi mendapati Rhona menatap iri teman seusianya yang diperlakukan penuh kasih oleh ayah mereka, saat itulah Jessi selalu menangis diam-diam sambil menatap foto Farrel. "Kalau dulu kamu mengasihaniku, mungkin Rhona tidak akan terluka seperti sekarang. Aku berusaha membahagiakannya. Tapi ada sesuatu hal yang tetap tidak bisa aku berikan." Jessi hanya bisa berandai-andai. Sesuatu yang tidak pernah mungkin terjadi. "Bagaimana aku bisa melupakanmu, kalau wajahmu begitu lekat diwajah Rhona. Setiap hari, aku seperti melihat dirimu. Aku sangat mencintai Rhona, tapi aku sangat membenci kamu!" Tanpa Jessi ketahui, beberapa kali Rhona mengintip Jessi yang sedang menangis, sambil menatap sebuah foto. Hati Rhona begitu penasaran. Maka dari itu Rhona mengintip di mana Jessi menyimpan foto tersebut. "

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 49 Foto

    Jessi duduk berjarak dengan Farrel. Sedikitpun Jessi tidak bisa tenang karena dirinya terus menatap Rhona yang sudah ada di dalam pangkuan Farrel. 'Aneh! Bagaimana bisa Rhona tahu kalau Farrel itu papanya?' batin Jessi."Rhona tidur dulu ya?" ucap Farrel sambil mengusap puncak kepala Rhona. Hati Farrel begitu terasa hangat. Momen ini sungguh sangat berharga. Bahkan sekarang degup jantungnya seperti akan meledak. 'Bisa-bisanya dalam keadaan seperti ini, aku ingin tertawa,' batin Farrel. Ia jadi merasa bodoh sendiri. Namun, kedua mata Rhona yang sudah sayup-sayup, tapi Rhona masih berusaha untuk tetap terjaga. Dan hal itu membuat wajah Rhona semakin terlihat menggemaskan. "Papa tadi mau pergi lagikan? Rhona tidak mau tidur." "Papa janji tidak akan jauh dari Rhona lagi. Sekarang Rhona tidur ya?" Namanya juga anak kecil. Seperti apapun usahanya untuk tetap terjaga, pada akhirnya Rhona tetap terlelap. Apalagi Rhona memang sudah terbiasa tidur siang. Membuatnya langsung terlelap, kare

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 48 Jangan Pergi, Pa!

    Karena sesuatu hal, anak sekolah dasar kelas 1 dipulangkan lebih awal. Sebagian murid yang orang tuanya sudah mengetahui informasi dari group chat, tentu sudah menjemput anak-anak mereka. Tapi ada anak-anak yang masih menunggu jemputan. Sedangkan Rhona kebetulan diajak pulang wali murid tetangganya. "Terima kasih, Bude!" ucap Rhona begitu sopan setelah turun dari atas motor. "Sama-sama anak cantik. Sudah sana masuk rumah. Mama belum jemput mungkin karena masih ada tamu." Rhona memperhatikan mobil mewah yang menutupi pintu utama. Rhona jelas masih paham dengan mobil tersebut. Membuatnya tersenyum kecil dan lari memasuki rumah. "Papaaa ..." Suara panggilan dan tangisan Rhona membengung karena wajahnya bersembunyi dalam pelukan Farrel. "Huaaa ..." "Rhona!" Farrel juga menangis. Ini adalah sebuah kebahagiaan yang sangat Farrel inginkan. Tubuh Farrel terasa lemas. Ia terduduk dan membawa Rhona duduk dipangkuannya. "Maafin Papa karena baru bisa menemukan Rhona dan mama. M

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 47 Papa

    "Tidak perlu berterima kasih." Farrel ingin meninggalkan Bagas, karena dirinya tidak mau berurusan dengan calon suami Jessi. "Bagaimana dengan pundak anda?" tanya Bagas karena ia melihat Farrel yang masih menahan ujung pundaknya. "Pundak saya baik-baik saja. Permisi!" Aura acuh, dominasi, dan tidak mudah didekati sangat melekat pada diri Farrel. Dan ini adalah penilaian Bagas. 'Sangat mirip. Pantas saja kalau dia tidak bisa melupakannya.' "Saya penasaran. Kenapa anda bisa tahu nama calon istri saya?" Farrel berhenti melangkah dan balik badan. Ia menatap Bagas yang menurutnya sedang menyelidiki. "Saya rasa, anda bukan orang sini," lanjut Bagas. "Permisi!" ucap Farrel yang tidak ingin memberikan tanggapan apapun atas pertanyaan Bagas. 'Dia bukan orang yang mudah,' batin Bagas. Ia menatap kesembarang arah. Sekarang Bagas dibuat bingung akan keberadaan Jessi. "Di mana dia?" Jessi memilih bersembunyi, mengintai Farrel dan Bagas. "Kenapa hatiku selemah ini?" K

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 46 pencopet

    Saat ingat kalau dirinya memiliki janji dengan Bagas, Jessi segera menenangkan diri. Ia mengusap wajahnya yang basah. Segera Jessi menuju kamar mandi untuk mencuci wajahnya. "Bagaimana ini?" Jessi bingung, saat menatap wajahnya dicermin, kedua matanya nampak sembab. Segera Jessi mengeringkan wajahnya dan menuju kamar untuk menggunakan make up. "Sepertinya tidak berpengaruh," gumam Jessi. Karena terlalu buru-buru, Jessi jadi merasa kalau wajahnya jadi terlihat aneh. Jessi memilih membersihkan make upnya. Sekarang ia memilih mencari hansaplast untuk membungkus salah satu jari tangannya. Sebelum membuka pintu utama, Jessi menghelakan nafasnya. Biasaya Bagas selalu datang lebih awal saat dirinya memerlukan bantuan. Untungnya kali ini Bagas belum datang. "Selamat pagi." "Pagi." Baru saja Jessi duduk disofa, sekarang Bagas sudah datang. "Masuk, Mas." Bagas duduk di sofa singel. Tentunya sangat berjarak dengan Jessi. Ia juga memperhatikan wajah cantik Jessi. Terdapat se

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 45 Bukan Bagas, tapi Farrel

    "Pak." Edgar langsung mendekati Farrel saat Jessi sudah memasuki rumah. "Mari ..." Edgar berniat membantu Farrel berdiri. "Farrel," panggil Edgar pelan. Saat ini, ia merasa kalau Farrel sedang membutuhkan teman bicara. Bukanlah seorang sekretaris pada atasannya. "Bukan hal mudah mencarinya. Aku sangat senang bisa tidak sengaja menemukan mereka." Niat mencari, tapi selama 8 tahun tiada hasil. Siapa yang menduga, waktu yang tidak berhenti tapi Farrel yang berniat menghentikan pencarian untuk sementara, justru membawanya pada kesempatan yang Farrel harapkan. "Tapi sekarang, aku harus melakukan apa, Edgar? Kesalahanku sangat fatal." "Kamu sudah berusaha selama ini. Dan ini adalah usaha yang sesungguhnya. Biarpun nona Jessi mengusirmu, tolong tetap berusaha dan jangan putus asa. Yang terpenting, kamu jangan nekat menemui nona Rhona tanpa seizin nona Jessi." Farrel mengusap wajahnya kasar. Ia segera bangun. "Kamu pulanglah duluan. Ambil kendali pekerjaanku yang bisa kamu lakuka

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 44 Permintaan Maaf Farrel

    "Jessi ... Rhonaaa ..." gumam Farrel sambil lari secepat mungkin. Farel sangat takut kehilangan jejak wanita dan anak yang ia cari selama ini. "Namanya Rhona. Jessi mempertahankannya." Jantung Farrel berdegup sangat cepat. Hatinya terasa hangat karena setelah sekian lama, dirinya bisa bertemu dengan Jessi, sekaligus anaknya. Air mata Farrel menetes. Ucapan Jessi sangat benar. Karena sejak awal, dirinya sudah membunuh Rhona. Sekarang yang bisa Farrel harapkan adalah maaf dari Jessi. Tin ... tiiinnn ... Supir yang sejak tadi mengemudikan mobil yang ditumpangi Farrel, langsung menekan klakson saat mobilnya sudah berhasil menyeimbangi langkah lari Farrel. Segera Farrel memasuki mobil. "Pak, ikuti motor di depan. Jangan sampai kehilangan jejak mereka. Cepat!" perintah Farrel sampai menyentak. "Baik, Pak." Nada suara tinggi Farrel tidak menyinggung supir yang harus fokus. Karena ia tahu, Farrel sedang panik dan tidak berniat membentaknya. "Apa itu tadi nona Je

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status