Share

102. Panas Membara

Penulis: VERARI
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-20 06:29:40
Mulut dan mata Antonio terbelalak ketika menyadari bahwa dirinya salah menyusun kata-kata hingga kalimat yang keluar dari mulutnya persis seperti isi hatinya. Dia ingin berhenti, namun tatapan bengis Robin Luciano membuat mulutnya bergerak dengan sendirinya.

“Saya ingin melindungi Nyonya Poppy dari Anda ….” Suara Antonio semakin pelan.

Mereka diam untuk beberapa saat, seakan-akan sedang mencoba untuk memercayai indra pendengaran mereka masing-masing. Hingga akhirnya, Robin berbalik meninggalkan Antonio yang tercengang pada dirinya sendiri.

“Tuan …,” panggil Antonio lirih, tak berani menyusul Robin. Namun, dia tetap berjalan pelan di belakang Robin dengan jarak yang cukup jauh.

Di lain sisi, Robin sangat kecewa kepada tangan kanannya. Antonio Russo bukan orang biasa yang asal dia percayai. Mereka sudah mengenal selama lima belas tahun! Akan tetapi, orang yang sangat Robin percaya telah mengkhianatinya.

“Tuan, saya tidak bermaksud mengatakannya,” ucapan Antonio yang nyaris tak terde
VERARI

Apakah Robin ...

| 4
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
ann’sbooks
Kapan mereka selesai dengan kesalahpahaman ini
goodnovel comment avatar
lullaby dreamy
salah paham trus deh nii antara Poppy n' Robin . mana sblmnya di apartemen Poppy nemuin kond*m, makin² deh dia negative thinking sm tamu Robin (apalagi pake acara selalu nginap) . tp kalo Robin bnran cari pelampiasan lewat wanita lain, males lah .
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   103. Masih Merasakannya

    “Tidak mungkin ada wanita yang melewatkan kesempatan emas untuk merayu Tuan Robin di saat dia diizinkan masuk di kediaman ini,” lanjut Lucia meyakinkan, “Dari penampilannya, wanita itu sepertinya adalah wanita penghibur. Anda tahu maksud saya, bukan? Anda harus segera melahirkan keturunan Tuan Robin.”“Kau jangan menakuti Nyonya Poppy, Lucia!” Dell menuangkan bir ke dalam gelas Poppy yang hampir kosong. “Minum dulu, Nyonya, supaya Anda tenang.”Poppy mengambil gelas itu, menenggak isinya hingga tandas. Kandung kemihnya terasa sangat penuh karena bir yang tidak begitu memabukkan, tetapi cukup membuat kepalanya sedikit berputar-putar. “Aku akan ke toilet, lalu kembali ke kamar. Kalian bisa melanjutkan berbincang tanpa aku.” Poppy berdiri, kemudian minum segelas bir lagi untuk meredakan keresahan.“Saya akan mengantar Anda, Nyonya.”Poppy menahan bahu Donna yang akan berdiri dari kursi. “Tidak perlu, Donna. Lagi pula, aku akan langsung tidur.”Setelah berpamitan, Poppy segera masuk ke b

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   104. Sekamar dengan Wanita Lain

    Poppy takut statusnya sebagai istri Robin digantikan wanita lain. Dia tak ingin dibuang atau dibunuh setelah tak dibutuhkan. Dan yang pasti, dia tak sudi melihat Robin bersama wanita lain!‘Ya, aku cemburu! Aku ingin mencegah wanita itu berhubungan dengan suamiku. Walaupun menikah kontrak, tapi pernikahan kami tetap sah secara hukum!’“Nyonya, ada masalah apa?” tanya Antonio hati-hati. Antonio cukup terkejut saat Poppy bersuara keras dan akhirnya meneteskan air mata dari sebelah mata. “Saya berjanji akan membantu Anda. Bisakah Anda menceritakan kegelisahan Anda saat ini?”Poppy tiba-tiba mendekat dan menggenggam kedua lengan bawah Antonio. Tatapannya yang memohon, membuat hati Antonio bergetar sedih.“Aku mohon, panggilkan Tuan Robin sekarang.”Setelah berpikir sejenak, Antonio lantas menjawab, “Saya akan mengantarkan Anda ke lantai tiga.”“Tidak, tidak … Tuan Robin akan menghukumku kalau aku naik ke lantai tiga. Panggilkan saja Tuan Robin, Antonio, aku mohon.”Otak Poppy terasa membe

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   105. Wanita Genit

    Poppy melepaskan genggamannya pada besi pengetuk pintu. Kakinya mundur dengan pelan, kemudian berbalik cepat ke arah elevator sambil menangis.‘Aku seharusnya tidak perlu merasakan ini.’Jari telunjuk Poppy menekan tombol elevator dengan gemetar. Pandangannya kabur oleh air mata ketika memasuki ruangan kecil yang akan membawanya kabur dari tempat yang begitu menyakitkan.‘Cepat atau lambat, kami akan berpisah pada akhirnya. Aku seharusnya tahu jika Tuan Robin berhak bersama dengan wanita lain.’Berulang kali Poppy meyakinkan diri sendiri bahwa dirinya tak perlu memikirkan Robin. Akan tetapi, dia tak dapat melakukannya dengan mudah.BRUK!Poppy tanpa sadar menabrak seseorang karena tak fokus melihat ke depan. Dia hampir terjatuh, namun orang yang ditabraknya langsung menangkap pinggangnya.“Poppy? Kenapa kau menangis lagi?”Mendengar suara Rafael, Poppy segera mengusap air matanya. Dia terkejut oleh kedatangan Rafael, tetapi sakit di hatinya lebih meng

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   106. Pria yang Membuatnya Menangis

    Kedua alis Robin terangkat, bibirnya sedikit melengkung, membentuk senyuman tipis. “Dia mencariku? Ada masalah apa?”“Nyonya Poppy bersikeras ingin bicara langsung dengan Anda sampai membentak saya. Saya pikir, ada hal penting yang ingin disampaikannya.”“Perempuan penakut itu membentakmu?” Robin tak percaya.“Benar. Saya baru saja juga mendengar laporan dari pengawal jika Nyonya Poppy saat ini bersama Tuan Rafael. Saya menelepon Anda karena tidak bisa mengawasi mereka sekarang. Saya takut, Tuan Rafael berbuat buruk kepada Nyonya Poppy sehingga membuatnya menangis.”“Apa?!!” Robin sontak berdiri tegak dengan satu tangannya yang bebas mengepal erat. Beraninya Rafael membuat istrinya yang penakut menangis!Robin masih mendengar laporan Antonio lainnya selagi berjalan ke arah elevator. Langkahnya tampak terburu-buru, ingin segera menyelamatkan Poppy dari adiknya.“Mereka sedang di taman depan, Tuan.”Robin memutuskan sambungan telepon ketika dia sampai di lantai pertama. Dia melewati beb

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   107. Permintaan Poppy

    Setelah mengusir Rafael, Robin membawa Poppy ke dalam kamar wanita itu. Mereka duduk berhadapan dengan jarak yang cukup jauh, sehingga Poppy menjadi lebih tenang. Robin terus menatap Poppy dalam diam, lalu akhirnya bertanya, “Apa yang kulakukan hingga membuatmu menangis?” “Tidak ada,” jawab Poppy lirih. “Perlukah aku mencari tahu sendiri?” Poppy tetap tak mau mengaku. “Baiklah kalau kau tidak mau menjawab dengan jujur. Lalu untuk apa kau datang menemuiku?” Poppy malah sibuk memilin jarinya sambil menunduk, enggan menatap Robin. Dia sedih dan muak kepada Robin sehingga tak mau bicara dan menganggap Robin tak ada di hadapannya. Robin yang diacuhkan, tampaknya mulai kehilangan kesabarannya. Dia kemudian berdiri dan akan meninggalkan Poppy. Sebelum membuka pintu kamar untuk keluar, dia berkata, “Aku hanya bertanya satu kali. Jangan harap aku akan mendengar keluhanmu setelah ini.” Ketika Robin pergi, Poppy baru mengalihkan perhatiannya ke arah pintu. Rasa sesak di dadanya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   108. Ada yang Lebih Penting

    Di lain pihak, Poppy sedang tertegun merasakan kehancuran hatinya. Perasaannya terluka ketika Robin malah acuh tak acuh meninggalkannya setelah dia memohon dengan menghabiskan hampir seluruh keberaniannya. “Tidak, ini bukan saatnya aku berpikir negatif,” gumam Poppy.Membayangkan Robin akan menemui wanita itu, Poppy langsung berlari ke arah tangga. Dia mengabaikan teguran pelayan yang menyapa dan terus berlari kencang, tak mau menyerah begitu saja.Selama empat tahun, hidupnya dibuat tak berdaya oleh Saul Martinez. Dia tak mau lagi hanya diam menunggu keberuntungan datang padanya.Robin mengatakan hanya memberinya satu kali kesempatan untuk mendengar keluhannya, juga tak akan memberinya kesempatan lagi untuk bicara. Dan pria itu jelas akan melakukannya!“Tuan Robin …,” panggil Poppy lirih.Robin sudah berada di tempat parkir samping depan bangunan utama. Dia sepertinya sedang bicara serius dengan Antonio, namun Poppy tak begitu memperhatikan raut wajah mereka.Sebelum Robin memasuki

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   109. Rahasia Kediaman Robin

    Poppy duduk nelangsa di bangku taman bersama Donna. Sudah enam hari berlalu sejak dia mencegah kepergian Robin malam itu, tetapi Robin tak pernah menunjukkan batang hidungnya di kediaman.“Donna, mungkin setelah ini kita tidak akan bertemu lagi. Semoga kau selalu bahagia,” ujar Poppy lirih, namun mengandung begitu banyak ketulusan.“Jangan pesimis dulu, Nyonya.”Tak jauh berbeda dari Poppy, pelayan pribadinya itu juga tampak murung. Poppy sudah menceritakan pertemuan terakhirnya dengan Robin kepada Donna, sehingga harapan Donna memanfaatkan Poppy semakin mustahil.Robin justru hilang tanpa jejak bagaikan ditelan bumi. Bahkan, para pengawal kediaman pun tak ada tahu di mana Robin berada. Tak ada yang diberi kabar keberadaan Robin. Antonio juga menghilang bersamanya. Bukan hanya tak pulang, mereka juga tak muncul di perusahaan.“Dia mungkin sedang bersenang-senang dengan wanita itu,” ucap Poppy sendu.“Mustahil! Pasti ada sesuatu yang sedang terjadi. Tidak mungkin mereka menghilang tan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   110. Rindu?

    Marcello, teman dekat Donna itu menggeleng pelan. Dia kecewa karena Donna mengatakan rahasia besar mereka pada orang lain. “Kau tahu akibatnya kalau berani membicarakan hal ini, bukan? Selama ini, kita bahkan tidak pernah saling berbagi cerita tentang masa lalu yang sudah dihapus oleh Tuan Robin,” ujar Marcello. “Jika Tuan Robin sampai tahu kau membongkar rahasia ini, dia akan menyingkirkanmu,” sambung Dell. “Dan kau membuatku terlihat menyedihkan di depan Nyonya Poppy. Tsk!” Poppy meraih tangan Donna yang gemetar, lalu menggenggamnya. Dia tak tahu perjanjian apa yang mereka sepakati dengan Robin. Namun, dia yakin jika perjanjian itu dapat membahayakan hidup mereka. “Aku akan merahasiakan ini dari siapa pun,” tegas Poppy. “Maaf, aku tidak bermaksud membuat kita semua terlibat masalah besar. Tapi, kalian juga tahu jika Tuan Robin tidak ada kabar hampir satu minggu ini.” Donna balas menggenggam tangan Poppy dengan erat. “Bagaimana kalau kita melarikan diri selagi Tuan Robin tidak ad

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22

Bab terbaru

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   X

    Karya ini spesial untuk seseorang yang mengalami trauma serupa. Saya menulis ini dengan harapan X bisa jadi seperti Poppy yang akhirnya menemukan kebahagiaan sejati, serta dijadikan penghiburan dan motivasi. Respons trauma pada setiap individu itu berbeda-beda--saya tahu-- tapi saya yakin jika kamu bisa melaluinya. Waktu akan menyembuhkan lukamu, semua orang di sekitarmu akan selalu membantu. Kalau memang masih ada orang-orang toxic yang menghakimi nasib burukmu/hidupmu, abaikan saja ... seperti Rafael mengabaikan kebencian kakeknya. Maafkan kesalahan mereka untuk membuat hidupmu lebih nyaman dan damai, seperti Poppy memaafkan kesalahan besar ibu tirinya. Semua orang berhak bahagia, begitu pula denganmu ... 🌞 Sedikit dari Author ... Sebenarnya V tipe yang ... ini loh karyaku, mau suka atau nggak itu dari perspektif masing-masing, mungkin ada penulis lain yang baca cuma butuh inspirasi tanpa meninggalkan jejak, mungkin orang tertentu yg kalau pas cerita nggak sesuai dengan kei

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   223. Poppy

    “Oh, jangan menangis, Nick,” pinta Robin, berusaha menidurkan putranya. Namun, suara tangisan Nick semakin kencang. Poppy lantas ikut membantu Robin menenangkannya. “Lihat wajah Nick, suamiku. Dia menangis, tapi seperti sedang marah … seperti kau yang sering marah tidak jelas.” Poppy terkekeh. “Dia akan menjadi pria yang lebih tampan dariku kelak.” Poppy tiba-tiba mencium pipi Robin. “Tapi, kau tetap jadi pria yang paling tampan untukku.” Meski telah hidup bersama lebih dari setahun, wajah Robin masih merona setiap kali mendengar pujian istrinya. Debaran dalam dadanya pun masih sama seperti awal-awal menyadari cintanya. Perasaan Robin tak berubah. Hanya sikapnya yang berubah menjadi lebih penyayang. “Jangan terlalu banyak membaca novel! Awas saja kalau kau juga merayu pria lain!” “Itu tidak akan pernah terjadi.” Poppy malah mengusap-usap wajahnya ke wajah suaminya sambil terkekeh. “Aku tahu kau suka dirayu.” Robin masih menyimpan aura misterius. Namun, Poppy merasa lebih ban

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   222. Ratu

    “Dokter! Cepat periksa istriku!” titah Robin.Poppy tampak begitu lemas. Napasnya berat dan matanya tertutup rapat.“Istri Anda hanya kelelahan, Tuan.”Robin bernapas lega. Dia kembali menggenggam tangan istrinya. Seandainya dia bisa melahirkan, dia akan menggantikan peran Poppy daripada melihatnya begitu tak berdaya.Menyaksikan istrinya melahirkan, Robin sontak teringat pada Sienna. Apa pun kesalahannya, Sienna juga pernah mempertaruhkan nyawa demi melahirkannya.Robin merenung sambil menciumi punggung tangan Poppy. Dia yang merasa lebih tinggi dari para wanita, sampai membeli seorang istri, juga bersikap buruk pada ibunya, ternyata hanya pria lemah yang tak lebih kuat dari mereka.“Silakan menunggu di luar, Tuan. Kami akan bersiap memindahkan Nyonya Poppy ke kamar.”Robin keluar dari ruang bersalin dengan wajah bahagia. Keluarganya menyambut dengan pelukan hangat sambil memberikan selamat.Ketika memeluk Sienna, ucapan lirih lolos dari mulutny

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   221. Kemarahan Capri

    Capri akan makan siang ketika Antonio meneleponnya. Dia sampai tersedak suapan pertama saat mendengar Poppy keguguran dan sedang diperiksa dokter.Dengan kecepatan penuh, Capri mengemudikan mobil sampai ke rumah sakit yang dikatakan Antonio. Dia bahkan kena tilang karena melanggar rambu lalu lintas jalan. Untung saja, dia tak mengalami kecelakaan.Melihat orang-orang berkumpul di ruang pemeriksaan, serta rekan sejawatnya yang pucat pasi, Capri merasakan firasat buruk. Tanpa basa-basi, dia segera mengikuti dokter itu untuk memeriksa kondisi Poppy.Setelah menunggu beberapa menit, Capri keluar sambil menunduk.“Jangan katakan itu,” gumam Robin, enggan mendengar berita buruk.Capri membuka mulut akan bicara. Namun, teriakan seorang wanita dari kejauhan menghalanginya.“Robin!!!” seru Sienna sambil menangis.Dia langsung memeluk putranya. “Tidak apa-apa. Yang penting Poppy selamat. Jangan menyalahkan dirimu sendiri.”

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   220. Keguguran

    “Istriku!!” Robin panik bukan main. Poppy tak pernah menunjukkan wajah kesakitan seperti itu, bahkan ketika dia menyiksanya.Poppy memegangi perutnya yang terasa melilit kencang. Bayi dalam perutnya seakan memberontak ingin keluar, berputar-putar di dalam perutnya.Robin dapat merasakan gerakan bayi dari perut istrinya yang begitu jelas, seperti menendang tangannya. Bayi itu bahkan ikut menyalahkannya, pikir Robin.Dengan tangan gemetar, dia menekan nomor telepon Antonio di ponselnya sampai ibu jarinya hampir salah menekan nomor orang lain.“Cepat kemari! Istriku kesakitan!”“Baik, Tuan!”Antonio yang menunggu di luar, bergegas lari kencang ke dalam bersama para pengawal. Kedatangan mereka membuat pengunjung lain kaget dan panik.Sementara itu, Robin sudah berhasil menggendong istrinya. Cukup berat, namun dia tak begitu merasakannya.Mereka akhirnya bertemu di koridor. Para pengawal segera mengawal Robin, juga Antonio yang membawa sepatu Poppy yang terjatuh.“Cepat ke rumah sakit!” t

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   219. Dua Kali ...

    “Wah! Terima kasih banyak, Tuan Robin! Semoga kita bisa berjumpa lagi.” Wanita muda itu lalu pergi tanpa melihat Poppy.Robin berdiri canggung, tak berani menatap istrinya. “Ayo, makan … makan dulu.”Robin jelas menyembunyikan sesuatu!Ketika akan digandeng suaminya, Poppy segera menarik tangannya. “Apa-apaan itu tadi? Sejak kapan kau jadi ramah pada orang lain?!”Sebelum pertanyaan Poppy terjawab, seorang pelayan restoran mendekati mereka. “Tuan Robin, saya akan mengantar Anda ke ruangan yang sudah Anda pesan.”Dengan bibir cemberut, Poppy akhirnya menunda kemarahannya. Sampai di dalam ruangan VIP restoran, dia langsung menatap tajam suaminya yang duduk berseberangan darinya.“Kau belum menjawabku!”Sepanjang mengenal Robin, baru kali ini Poppy melihat kegugupan suaminya itu.Robin bingung … harus dari mana dia mulai menceritakannya?‘Tidak, itu bukan rahasia. Aku tidak pernah berniat menyembunyikan sesuatu dari istriku,’ batin Robin.“Kenapa kau membiarkan wanita lain mendekatimu? J

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   218. Wanita Asing

    Dante tak punya niat lagi untuk membesarkan seorang Luciano yang bisa membangkitkan kerajaan mafianya. Dia sudah pasrah dengan hidupnya yang akan segera berakhir.“Yang penting, istri dan anakmu sehat. Kuharap, Poppy dapat melahirkan cicitku tanpa masalah,” ucap Dante tulus selagi menahan sakit di jantungnya.Sebelum mengunjungi Dante, Robin ingin membicarakan banyak hal. Termasuk menunjukkan bahwa dia telah mengubah Pulau Luciano seperti keinginannya selama ini. Robin selalu ingin menyalahkan keputusan kakeknya. Namun sekarang, dengan keadaan Dante yang seperti itu, ucapannya hanya terkunci dalam hati.“Bagaimana keadaan Stefan?” Meskipun begitu, Dante masih belum bisa menerima sosok Sienna. Sejak dulu hingga saat ini, Dante merasa jika keluarganya berantakan karena wanita itu.“Papa sudah semakin sehat dengan hadirnya mama.”“Baguslah.” Tapi, Dante tak menunjukkan kebenciannya pada Sienna secara gamblang. Dia khawatir Robin tak mau menjenguknya lagi.“Rafael juga menemukan bakat b

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   217. Sulitnya Berubah

    “Maaf, Tuan.” Antonio lupa pada kecemburuan Robin yang semakin bertambah kuat selama istrinya mengandung. Bahkan, Robin pernah menugaskan tiga pengawal untuk ikut membangun proyek di Pulau Luciano hanya karena tersenyum menyapa Poppy dalam jarak dekat.Beruntung, penggunaan senjata sekarang diawasi ketat oleh Rafael supaya tak terjadi kekacauan yang tidak perlu. Kalau tidak, Robin mungkin akan menembak semua orang yang dipikirnya mencoba merayu Poppy.“Jangan keterlaluan, Antonio! Cepat cari pendamping daripada merayu istri orang lain!” Robin berdecak sebal selagi menuntun istrinya.“Baik, Tuan. Saya akan memikirkannya.”Mereka pun segera melaju ke rumah tahanan wanita.Awalnya, Carita menolak bertemu. Namun, Robin menggunakan kekuasaannya untuk memaksa Carita tanpa sepengetahuan Poppy.Dibalik kaca pembatas, Poppy akhirnya bisa menatap wajah ibu tirinya dari dekat. Carita terlihat kurus dan lusuh. Matanya tampak sayu, tak bisa menatap lurus ke arah anak tirinya.“Bagaimana kabarmu?”

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   216. Di Bawah Satu Atap yang Sama

    Robin mewujudkan harapan Poppy sesuai ucapannya. Setiap hari selama berbulan-bulan, dia selalu memanjakan istrinya itu.Dengan kasih sayang yang Poppy dapatkan dari keluarga barunya, traumanya menghilang sepenuhnya. Dan kini, dia siap menemui ibu tirinya yang mendekam di balik jeruji besi.“Apa kau yakin akan menemuinya? Tidak bisakah menunggu setelah kau melahirkan?” Robin mengusap perut buncit istrinya yang duduk di pangkuannya. Wajahnya sesekali mengernyit ketika Poppy bergerak.Berat … namun, Robin tak mengeluh sedikitpun.“Aku yakin. Seminggu lagi aku akan melahirkan. Aku ingin dia mengetahuinya. Biar bagaimanapun, dia adalah orang yang membesarkanku selama ini.” Kebencian Poppy pada Carita berangsur menghilang, meski dia belum bisa memaafkan sepenuhnya. “Aku akan mendampingimu, sekaligus menjenguk kakek.”Dante Luciano dirawat di rumah sakit kepolisian. Sebulan lalu, Dante mengalami gagal ginjal parah, juga komplikasi penyakit lainnya.Robin juga baru tahu jika Dante ternyata

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status