Share

Bab 54

Penulis: Yuri
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-05 19:43:52

54

"Baiklah, terserah kau saja!" Verlyn langsung membuka pintu dan melangkah keluar dari sana sebelum kemudian menghentikan langkahnya setelah menoleh ke bawah.

Kayn beranjak dari kursinya lalu menghampiri Verlyn yang sedang terdiam sembari sedang memperhatikan sesuatu dari atas. Kayn ikut menoleh ke lantai bawah dan melihat Kaze yang sedang berbincang dengan Khalix dan Villian di bawah.

'Apa yang sedang mereka, bicarakan?' batin Kayn.

"Sepertinya, Ayah akan mengajak Tuan Presdir Khalix ke ruang kerjanya.." ucap Verlyn pelan.

Kayn berpikir sejenak setelah mendengar ucapan Verlyn.

'Apa alasan sebenarnya Ayah dan Ibu datang ke sini adalah untuk membicarakan masalah–itu–dengan, Tuan Presdir Kaze?' batin Kayn.

Verlyn menoleh ke arah Kayn yang terlihat sedang memikirkan sesuatu.

"Sedang memikirkan, apa?" tanyanya.

Kayn langsung menoleh ke arah Verlyn. "Jika Ayahmu sedang ingin membicarakan sesuatu yang penting dengan orang lain, apa yang biasanya akan dilakulan oleh Ayah kepadamu selanjutn
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 55

    'Kayn berada di kamarku, sekarang.. rasanya seperti sedang–bermimpi–indah!' batin Verlyn setelah duduk di kursi meja kerjanya. "Verlyn? Apalagi yang kau tunggu? Cepat nyalakan laptopmu!" ujar Kayn yang menyadarkan Verlyn dari lamunannya. "Ah, ya! Sebentar.." Verlyn segera menyalakan laptopnya dan menghubungkannya dengan alat perekam suara yang sudah terpasang di bawah sofa ruang kerja Ayahnya. "Sudah!" Verlyn mengencangkan volume laptopnya lalu menggesernya ke dekat Kayn yang sedang berdiri di sebelahnya. Mereka berdua mulai mendengarkan pembicaraan Kaze dan Khalix dengan cermat dari laptop Verlyn. Khalix: ["Aku sedang memata-matai seseorang yang kemungkinan besar, dialah yang menyebabkan kerugian pabrik Huresi dan perusahaan Jiza dan bisa jadi dia jugalah yang menyebabkan saham perusahaan milikmu itu, menurun–drastis."] Kaze: ["Hm.. Bagaimana kau bisa menyimpulkannya seperti, itu?"] Khalix: ["Karena peristiwanya terjadi secara bersamaan. Masuk akal jika memang dalangnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-06
  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 56

    "Oh.. jadi begitu ya, ceritanya." Caroline menyeruput teh di cangkirnya perlahan.Villian terkekeh sembari menatap ke arah Verlyn dan Kayn yang masih terlihat tegang dan sedang tersenyum dengan terpaksa."Kami mengira kalian melakukan hal yang aneh di dalam sana. Ternyata kalian hanya mengobrol dan menonton film bersama.." ujar Villian.Khalix mengangguk setuju. "Kenapa kalian tidak menonton film di ruang tamu, saja? Agar kami semua juga bisa melihat film, itu," lanjut Khalix.Kayn menaruh kembali cangkir tehnya di meja dan menatap ke arah Khalix."Ayah, film yang kami lihat tadi itu terlalu berat dan tidak akan mudah untuk dipahami–oleh–kalian. Jadi kami memutuskan untuk menontonnya berdua, saja," jelas Kayn dengan tenang.Verlyn melirik sekilas ke arah Kayn dan mengangguk cepat. "Kayn benar, Ayah, Ibu. Film itu benar-benar membuat kami berdua pusing dan akhirnya kami tidak melihatnya sampai, selesai," lanjut Verlyn.Kaze menatap tajam ke arah mereka berdua dan menaruh cangkir tehnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-07
  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 57

    Air mata Verlyn berlinang seketika, setelah mendengar perkataan Caroline dan mengangguk senang. "Iya, Ibu! Terima kasih!" balas Verlyn sembari tersenyum lalu saling berpelukan dengan Caroline. Kaze ikut merasa senang dan terharu melihat hubungan Verlyn dan Caroline bisa menjadi dekat kembali. Verlyn dan Caroline melepas pelukan mereka masing-masing dan saling tersenyum satu sama lain. "Verlyn, Caroline, ayo kita masuk sekarang untuk makan siang," ujar Kaze. Verlyn menoleh dan menatap tajam Kaze. "Ayah merusak suasananya!" Mereka semua terdiam sejenak dan tiba-tiba Verlyn dan Caroline tertawa bersama, membuat Kaze kebingungan. "Verlyn benar, kau merusak suasananya manisnya, Kaze. Haha," ujar Caroline sembari tertawa. Kaze hanya menghela napas dan menggeleng pelan sembari tersenyum. "Sudahlah, ayo kita makan siang, sekarang," ajak Kayn. Verlyn dan Caroline mengangguk lalu melangkah bersama Kaze untuk masuk ke dalam rumah dan makan siang bersama-sama dengan Ace, Selvan

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-10
  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 58

    'Me–mereka tidak dengar, kan?!' batin Verlyn panik.Selvania dan Caroline melangkah masuk ke dalam kamar dan duduk di kasur sembari menatap tajam ke arah VerlynSelvania mendekat ke arahnya. "Verlyn, tadi kau bilang.."Verlyn langsung menutup matanya dan menundukkan kepalanya pasrah.'Ya.. pasti mereka mendengar perkataanku tadi, kan..' batin Verlyn.Selvania langsung memegang bahu Verlyn dan menggoyangkannya pelan."Kau bilang akan melakukan hal yang penting, tapi apa, ini?!" tanya Selvania.Verlyn mengangkat kepalanya dan menatap Selvania bingung. "M–maksud Kak Selvania.."Selvania menghela napas dan melepaskan pegangannya dari bahu Verlyn."Kakak masih tidak bisa percaya.." ujar Selvania pelan.Caroline yang duduk di sebelah Selvania mengangguk setuju dan menoleh ke arah Verlyn yang sedang menatap heran ke arah mereka berdua."Kau sudah besar ya, Verlyn.." ucap Caroline sembari tersenyum lembut.Verlyn hanya tersenyum. 'Mereka ini kenapa, sih?!' batin Verlyn bingung."Kakak masih b

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-11
  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 59

    "Aku–merasa–sangat–senang, setelah mengetahui bahwa ada orang terkenal yang mengajakku bekerja sama, dengannya! Dan kau tahu, Kayn? Dia.."Sellina terus bercerita kepada Kayn melalui telepon dengan perasaan senang, sedangkan Kayn hanya terdiam dan tidak mendengarkan dengan seksama cerita Sellina karena terus teringat kepada Verlyn dan banyak pertanyaan di kepalanya.'Kenapa dia tidak ingin menceritakannya, kepadaku? Apa hubungan dengan pengawalnya itu sudah–sangat–dekat?' batin Kayn sembari melamun."Kayn, kau mendengarkanku bicara atau tidak, sih?" tanya Sellina dengan nada kesal.Kayn tersadar lalu dengan cepat mendekatkan ponsel ke telinganya. "Aku mendengarnya, Sellina.." jawab Kayn lembut."Mengapa nadamu bicara terdengar biasa saja? Dan kau seperti tidak merasa sedih dan kecewa ketika aku memberitahumu bahwa aku akan jauh darimu selama–enam–bulan! Enam bulan itu tidak sebentar, Kayn..""Bukan begitu, Sellinaku.. Aku merasa sangat sedih setelah tahu mengenai kabar tentang perjala

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12
  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 60

    Verlyn membuka kelopak matanya perlahan dan terkejut setelah melihat langit sudah cerah dan ponselnya berada di bantal sebelahnya dengan kondisi mati. "Jangan-jangan.." Verlyn bangun dan melihat jam weker di atas nakas sebelahnya, waktu menunjukkan pukul 07.13 AM. "Aku ketiduran saat asik berbincang dengan Kayn di telepon, semalam!" ujar Verlyn panik lalu segera beranjak dari kasurnya. "Duh! Daya ponselku habis, lagi!" lanjutnya lalu segera mengisi daya ponselnya Saat ingin mengambil handuk yang tergantung di sebelah lemarinya, pintu kamarnya di ketuk oleh seseorang. Verlyn menoleh ke arah sumber suara dan menghela napas berusaha tenang. 'Te–nang–lah, Verlyn..' batin Verlyn lalu mengangguk pelan. "Masuklah.." ujar Verlyn. Pintu kamarnya terbuka dan Deisy perlahan melangkah masuk ke dalam lalu menoleh ke arah Verlyn yang sedang berdiam diri di sebelah lemari sembari menatap dirinya. "Oh, Deisy! Ada apa?" tanya Verlyn sembari tersenyum. "Nona, Nyonya meminta Anda turun

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-13
  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 61

    Verlyn masih berdiam diri di depan pria besar itu dan menatap kesal ke arahnya. "Kau tidak tahu siapa, aku?" tanya Verlyn dingin sembari melipat tangannya. Pria itu hanya diam dan tidak menjawab pertanyaannya. Hal itu membuat Verlyn hampir kehilangan kesabarannya dan menghela napas panjang untuk meredakan emosinya. 'Jika aku tidak dalam situasi sedang datang bulan, aku tidak akan merasa sekea ini pada, seseorang..' batin Verlyn. Saat Verlyn masih terdiam sembari melipat tangannya, seseorang menyebut sebuah nama dari kejauhan. "Zein!" panggil seorang pria berambut hijau muda dengan bola mata berwarna coklat tua sedang berlari ke arah mereka berdua dan mengatur napasnya setelah sampai di dekat mereka. Verlyn memperhatikan pria itu dari atas sampai bawah lalu berpikir sejenak. 'Menggunakan jas berwarna coklat tua, ya.. Pasti dia adalah kepala tim penanggung jawab keamanan perusahaan, Fiseloe Zersonan..' Pria bernama Fiseloe itu mengatur napasnya perlahan lalu membungkukkan b

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-14
  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 62

    Verlyn terpaksa mengukir senyuman di wajahnya setelah Kaze memperkenalkan Varsel kepadanya lalu membungkukkan badannya sedikit ke arah Varsel."Senang bertemu dengan Anda, Nyonya Varsel! Perkenalkan, nama saya Verlyn Carlveria Alreo.." ujar Verlyn sopan.'Wajahnya–terlihat–menyeramkan! Seperti, seorang dosen killer!' batin Verlyn sedikit takut.Verlyn kembali mengangkat kepalanya dan melihat Varsel yang terdiam sesaat setelah Verlyn memperkenalkan dirinya dan berjalan mendekat."Kau adalah.. Verlyn?" tanya Varsel.Verlyn menelan ludah dan mengangguk cepat. "Iya, Nyonya Varsel.." jawab Verlyn pelan."Hm.." Varsel berpikir sejenak sembari menyentuh dagu dan menatap tajam ke arah Verlyn yang membuatnya langsung menundukkan kepalanya.'Apa aku sudah membuat–kesalahan?!' batin Verlyn panik.Suasana di sana sunyi sesaat sebelum Varsel tiba-tiba memeluk Verlyn lalu menyentuh kedua pipinya."Kaze, apa ini benar putrimu ?! Dia sangat cantik!" puji Varsel sembari tersenyum lebar.'Eh?'Verlyn m

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-15

Bab terbaru

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 160 Season 2

    Setelah memasuki area tengah hutan dengan pohon yang besar dan rindang di malam hari, mereka memutuskan untuk beristirahat terlebih dulu dan membangun 2 tenda besar yang di bawa oleh Wallace di kereta kudanya.Cherryn sudah tertidur lebih dulu di dalam tenda dan Wallace tidur di dalam kereta kuda. Verlyn masih terjaga di luar tenda sambil memandangi langit malam dan menyandarkan tubuhnya di salah satu pohon besar.Verlyn menutup kedua matanya dan menghela napas panjang lalu merasa ada seseorang yang sudah duduk di sebelahnya setelah dia membuka matanya dan menoleh."Kau belum tidur, Kayn?"Kayn menggeleng pelan lalu menoleh ke arah Verlyn. "Kau sendiri belum tidur, Verlyn," balasnya.Verlyn tersenyum tipis lalu kembali menengadah menatap langit malam. "Aku tidak bisa tidur karena memikirkan ...""Masalah di kota?" lanjut Kayn cepat.Verlyn kembali menoleh ke arah Kayn lalu tersenyum. "Kau sudah sangat mengenal diriku, ya?"Kayn ikut tersenyum. "Entah lah. Jika di katakan kalau aku sud

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 159 Season 2

    Ace yang sedang menengadah ke langit biru yang sudah sedikit tercampur dengan warna jingga lalu menghela napas panjang."Ayah sama sekali belum menyentuh makanannya dan tidak keluar dari ruang kerjanya sama sekali ..." Ace menggenggam erat besi balkon dengan perasaan kesal. "Jika terus seperti ini ...""Ace ,,," lirih Selvania pelan.Ace membalikkan badannya dan menghadap ke arah Selvania yang tampak sedang gelisah dan khawatir sambil menaruh kedua tangannya di atas dada."Ace, ayah sama sekali belum keluar dari ruang kerjanya dari pagi, dan sekarang hari sudah menjelang sore, bagaimana ini?" tanya Selvania khawatir.Selvania menundukkan kepalanya. "Beliau juga tidak memakan sarapannya, terlebih setelah mendengar kabar lain bahwa Verlyn tidak ada di dalam vila ..." lanjut Selvania lesu.Ace melangkah mendekat ke arah Selvania lalu memeluknya sambil membelai rambutnya yang berwarna kuning sedikit panjang itu."Tenang lah, Nia ,,," ucap Ace lembut.Selvania memejamkan matanya dan mengan

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 158 Season 2

    Jersey City, Kediaman Kaze."Ace, apa kita tidak bisa melakukan apapun lagi untuk menghentikkan ibu?" tanya Selvania khawatir.Ace yang sedang duduk di sofa sambil menatap layar ponselnya hanya menghela napas panjang dan menggeleng pelan."Aku tidak tahu lagi, Nia. Aku pikir Ibu akan terus tinggal di rumah ini saat Verlyn tinggal di vila untuk sementara waktu, tapi nyatanya, Ibu yang ingin tinggal terpisah dengan kita dan tiba-tiba ... ukh ,,,"Ace memegangi kepalanya yang terasa semakin pusing daripada hari kemarin. Selvania segera menghampiri Ace dan memberikan teh kepada yang ada di meja kepadanya.Ace menerima teh itu dan meneguknya perlahan lalu memejamkan matanya sambil mengatur napas."Sebaiknya kau istirahat dulu, Ace. Jika kondisimu seperti ini, kita tidak akan bisa membantu ayah di persidangan, nanti," pinta Selvania khawatir."Aku tidak akan bisa istirahat jika sudah memikirkan masalah ayah dan ibu, Nia. Sudah dari semalam aku tidak bisa tidur dengan lelap," balas Ace denga

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 157 Season 2

    Hari ke-14 di Desa Fandaria."Sudah siap, Verlyn, Kayn?" tanya Cherryn.Verlyn dan Kayn mengangguk sambil menggendong tas gunung masing-masing dan membawa kantong plastik sedang yang berisi bekal untuk perjalanan mereka ke kota nanti.Mereka melangkah keluar dari rumah secara bergantian dan menuruni tangga perlahan. Para warga sudah berkumpul di depan rumah Cherryn untuk memberikan ucapan terima kasih dan doa untuk Verlyn dan Kayn sebelum pergi dari desa Fandaria.Salah satu anak menarik pelan jaket Verlyn, membuatnya menoleh ke bawah dan melihat Kila yang berada di sana bersama dengan Risa yang terlihat sudah sehat walaupun wajahnya masih terlihat sedikit pucat."Eh, Kila!" Verlyn menoleh ke arah Risa dengan senyuman yang sama. "Ada Risa juga, rupanya. Apa Risa sudah merasa lebih baik, sekarang?" tanya Verlyn.Risa mengangguk pelan sambil tersenyum tipis. "Ini berkat usaha Kak Verlyn dan Kak Kayn, aku sangat berterima kasih!" jawab Risa pelan.Verlyn mengangguk lalu membelai rambut p

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 156 Season 2

    "Jadi, kau merasa kalung liontinmu itu menghilang setelah terjatuh ke sungai?" tanya Cherryn setelah Verlyn selesai bercerita.Verlyn mengangguk sambil menurunkan pandangannya. "Aku berpikir begitu karena aku dan yang lain tidak bisa menemukan kalung liontin itu sama sekali di rerumputan di tepi sungai, nek."Verlyn memainkan jari jemarinya. "Aku minta maaf, akibat keteledoranku sendiri kalung liontin uang berharga itu, menghilang ..." lanjut Verlyn dengan perasaan bersalah.Cherryn menyeruput tehnya perlahan dan menghela napas pelan. "Dugaanmu memang benar, Verlyn. Tapi, kalung liontin itu tidak menghilang dan jatuh ke dasar sungai," balas Cherryn.Verlyn dan Kayn kompak terkejut mendengar hal itu dan mendongak bersama ke arah Cherryn yang dengan santainya menaruh cangkir tehnya di atas meja lalu mengambil ikan Silver Fish yang tergeletak di atas meja di depannya.Cherryn membuka sedikit mulut ikan Silver Fish dan memperlihatkannya kepada Verlyn dan Kaun. "Apa kalian melihat ada bend

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 155 Season 2

    "Nenek belum tidur, kan?!" tanya Verlyn sambil mengatur napasnya setelah sampai di depan rumah Cherryn."Aku tidak tahu pasti, Nenek biasanya sudah tidur di kamarnya saat kita pulang ..." Kayn melirik ke arah ikan berwarna perak berkilau yang terlihat tenang tanpa air di genggaman kedua tangan Verlyn lalu kembali menatap Verlyn yang menunggu jawaban selanjutnya.Kayn menghela napas pelan. "Sebaiknya kita masuk dulu dan segera beritahukan hal ini kepada nenek," ajak Kayn.Verlyn mengangguk setuju lalu segera menaiki tanggal lebih dulu, di ikuti oleh Kayn di belakangnya. Setelah masuk ke rumah, Verlyn dan Kayn di kagetkan oleh Cherryn yang baru saja keluar dari kamar."Nenek!" kompak Verlyn dan Kayn.Cherryn menoleh dan sedikit terkejut melihat Verlyn dan Kayn yang tampak berantakan dan lusuh di dekat pintu.Cherryn melirik ke arah ikan yang sedang di bawa oleh Verlyn dan menyipitkan kedua matanya lalu berjalan ke arah Verlyn dan Kayn untuk melihat ikan itu lebih dekat lagi."Kalian ,,,

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 154 Season 2

    Kayn dan anak-anak lain di sana ikut membantu mencari kalung liontin merah milk Verlyn yang menghilang karena tidak sengaja terjatuh tadi di area tepi sungai."Apa kalung itu terjatuh saat aku membantumu menghindari bola karet tadi, Verlyn?" tanya Kayn."Mungkin saja? Saat pagi tadi, aku memakai kalung itu dengan terburu-buru. Jadi, aku tidak tahu apakah jeratannya kuat atau malah longgar," jawab Verlyn dengan nada lesu.Kayn menghela napas pelan lalu melanjutkan kembali pencarian kalung liontin merah itu. Perlahan, langit yang awalnya berwarna biru kini berubah menjadi jingga muda tapi mereka semua sama kali belum mendapatkan hasil."Kenapa kita tidak menemukannya setelah mencari berjam-jam, ya?" tanya Lina, teman bermain Kila.Kila menyeka keringat yang ada di dahinya lalu menggeleng pelan sambil mengatur napasnya. "Entah, Lina. Seharusnya salah satu dari kita sudah berhasil menemukannya jika terjatuh di area rerumputan di tepi sungai, tapi ini tidak."Verlyn merasa semakin tidak be

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 153 Season 2

    Hari ke-13 di Desa Fandaria."Ikan yang memakan berlian? Jangan konyol, Kila ..."Verlyn mengikat rambut panjangnya sambil menatap ke arah layar ponselnya. Di desa Fandaria tidak ada cermin sama sekali, sehingga Verlyn hanya bia mengandalkan kamera ponsel miliknya untuk di jadikan sebagai pengganti cermin."Jika ada ikan seperti itu, pasti hanya ada di cerita dongeng," gumam Verlyn sambil mengenakan kembali kalung liontin merah ke lehernya dengan hati-hati."Apa kau sudah selesai bersiap?" tanya Kayn tiba-tiba yang sudah berdiri di depan tirai kamarnya."Kau tahu kan hari ini kita harus bisa menemukan ikan itu? Kau tahu sekarang sudah hari ke berapa, kan?" lanjutnya.Verlyn memutar bola matanya. "Aku akan segera keluar!" balas Verlyn sedikit kesal.Sebelum Verlyn mematikan ponselnya, dia melihat tanda sinyal di bagian atas layarnya dan hanya melihat tanda silang yang mengartikan bahwa benar-benar tidak ada sinyal di tempat ia berada saat ini."Haah, ternyata benar-benar tidak ada siny

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 152 Season 2

    Hari ke-12 di Desa Fandaria."Kita akan langsung pergi ke sungai saja?"Verlyn mengangguk lalu melangkah keluar rumah bersama dengan Kayn. Cherryn menghampiri mereka dari arah dapur."Tunggu, Verlyn, Kayn!"Verlyn dan Kayn menghentikan langkah dan membalikkan badannya menghadap ke arah Cherryn yang sedang berjalan ke arah mereka sambil membawa beberapa kotak yang terikat oleh tali."Kalian mau ke sungai lagi, kan?" tanya Cherryn.Verlyn dan Kayn mengangguk bersama. "Iya, nek. Apa ada hal lainnya yang harus aku dan Kayn lakukan?"Cherryn menggeleng pelan sambil tersenyum lalu menyodorkan kotak di tangannya itu kepada Verlyn. "Nenek sudah tahu kalian akan pergi ke sungai, jadi nenek bawakan makanan ini untuk makan siang dan makan malam agar kalian tidak perli bolak-balik kemari."Verlyn menerima kotak tersebut dengan senang hati dan mengucapkan terima kasih, begitu juga dengan Kayn yang berdiri di sebelah Verlyn. Cherryn menatap ke arah Kayn lalu menepuk pelan pundaknya."Kayn, aku titi

DMCA.com Protection Status