Share

Bab 116 S2

Author: Yuri
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Verlyn membuka kelopak matanya kembali setelah tidur selama beberapa saat. Dia bangun lalu menghela napas panjang dan menatap ke langit-langit kamarnya.

'Aku sama sekali tidak bisa tidur–dengan–nyenyak..' batin Verlyn.

Dia menoleh ke arah ponselnya yang masih belum memberikan nontifikasi pesan yang sangat di tunggu-tunggu oleh dirinya mengenai hasil tes DNA itu dari Kayn.

"Apa hasilnya masih belum keluar, ya?" tanya Verlyn sembari hendak beranjak dari kasurnya.

Belum sempat ia melangkahkan kakinya, ponselnya berdering. Verlyn menoleh dan segera mengambil ponsel yang layarnya memunculkan nontifikasi panggilan masuk dari Kayn, dia langsung menerima panggilan itu.

"Kayn! Bagaimana hasil tesnya?! Hasilnya pasti berbeda dengan yang sebelum-sebelumnya, kan?!" Verlyn langsung menghujani Kayn dengan banyak pertanyaan yang dari tadi sudah di pendam dari tadi olehnya.

Kayn tidak langsung menjawab pertanyaan Verlyn itu dan terdiam sesaat lalu membalas perkataan Verlyn.

"Aku akan menjawab pertany
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 117 S2

    "Anggap saja kamar sendiri ya!" ujar Verlyn setelah masuk ke dalam kamarnya sendiri, di ikut oleh Kayn di belakangnya.Kayn merasa sedikit merasa Déjà vu untuk sesaat dan menggelengkan kepalanya agar tidak lagi teringat masa itu. 'Lupakan Kayn, lupakan!' batinnya.Verlyn duduk di atas kasur dan melupakan hal yang begitu penting, yaitu memesan makanan untuk merayakan keluarnya hasil tes DNA yang akan membuktikan pada dunia bahwa dia bukanlah anak dari Jennifer."Kayn, duduklah di manapun kau mau. Aku akan memesan makanan yang banyak untuk merayakannya!" ujar Verlyn riang.Kayn menghentikan aksinya yang hendak duduk di kursi meja kerja Verlyn dan langsung menahan tangan Verlyn yang baru saja ingin menekan menu makanan di ponselnya.Verlyn menatap heran tingkah Kayn saat ini kepadanya dan menepis pegangan Kayn dari tangannya itu."Ada apa, Kayn? Aku hanya ingin memesan makanan untuk merayakan kabar yang akan kau beri tahukan kepadaku," tanya Verlyn lalu melanjutkan kembali memesan makana

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 118 S2

    'Dia langsung seceria itu hanya karena mendengar ada cara lain?' batin Kayn lalu tersenyum kecil. "Kau pasti sangat mengharapkan cara lain itu ya, Verlyn.." gumam Kayn lalu mengambil beberapa berkas dokumen yang ada di sebelahnya dan memberikannya kepada Verlyn. "Amati masing-masing berkas itu dengan baik, kau akan menemukan kesamaannya," ujar Kayn. Verlyn menerima berkas itu dan segera mengamati setiap berkas di tangannya dengan serius dan teliti sedangkan Kayn menatap ke arah Verlyn sembari mengunyah makanan di dalam mulutnya. "Kau menyadarinya, Verlyn?" tanya Kayn. Verlyn mengangguk cepat. "Ya, di sini orang yang menjalin kerja sama dengan beberapa rumah sakit besar kemungkinan adalah orang yang sama. Benar begitu, Kayn?" Verlyn menatap ke arah Kayn yang mengangguk setuju dengan pernyataan Kayn "Kau benar, dan kalau di liat dari tanggal kerja samanya, masing-masing rumah sakit hanya berbeda 5 hari saja. Itu artinya, orang tersebut bisa memiliki kendali penuh atas rumah

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 119 S2

    Verlyn terperangah mendengar jawaban dari Kayn dan langsung mundur perlahan sembari bergidik memeluk dirinya sendiri."Hei, kau pikir aku ini hewan yang di incar?!" tanya Verlyn tidak mengerti.Kayn menggeleng pelan sembari memegang kepalanya setelah mendengar kesimpulan Verlyn yang malah menganggap perkataannya itu sebagai candaan."Bukan seperti itu, Verlyn. Maksudku adalah, mereka sudah menargetkanmu bahkan sebelum kau lahir ke dunia. Kelahiran seorang ini di keluarga konglomerat pasti di sebar luaskan oleh para media massa, dan saat itu lah mereka mulai berencana menargetkan dirimu," jelas Kayn lebih detail.Verlyn perlahan mengerti dengan apa yang di jelaskan oleh Kayn barusan kepadanya. "Jadi dari awal rencana ini sudah di jalankan oleh mereka sejak aku lahir, begitu?"Kayn mengangguk pelan dan kembali menatap berkas-berkas dokumen di tangannya. Verlyn hanya terdiam membeku dengan tatapan kosong."Sepertinya mereka mengincar Kakakmu terlebih dulu, Kak Ace. Karena di sini pernah

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 120 S2

    Seorang wanita cantik dengan rambut berwarna krem panjang sedikit bergelombang dan bola mata berwarna merah tua tersenyum ke arah kamera sembari menggendong seorang bayi laki-laki di pelukannya.Verlyn bisa langsung mengenali anak laki-laki itu. Rambutnya yang berwarna merah dan bola matanya yang berwarna hijau army persis seperti miliknya, sudah jelas Verlyn bisa langsung mengenalinya."Aku tahu bahwa bayi laki-laki itu pasti Kakakku, Ace," ujar Verlyn sembari terus mengamati gambar foto itu."Tapi, wanita ini.. aku tidak terlalu mengenalinya. Hanya saja, dia mirip seperti–""Ibumu," lanjut Kayn cepat.Verlyn terperangah dan langsung menoleh. "Kau benar, Kayn. Bagaimana bisa pikiranmu sama denganku?" tanya Verlyn penasaran.Kayn berpikir sesaat sembari menatap gambar foto itu."Warna bola matanya sama seperti milik ibumu, dan rambutnya juga yang panjang bergelombang sama persis dengan rambut ibumu yang ada di sini," jawab Kayn sembari menunjuk ke arah gambar foto Caroline yang sedang

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 121 S2

    "Segini pasti sudah cukup kan untuk memberiku petunjuk?" tanya Verlyn pada dirinya sendiri sambil membawa beberapa surat lain dan gambar foto tua di tangannya.Verlyn memasukkannya ke dalam saku celananya lalu segera melangkah keluar untuk menghampiri Sofia yang masih berjaga di sana."Sofia, maaf aku sedikit lama," ujar Verlyn sembari mengunci kembali pintu ruang kerja Kaze.Sofia menoleh dan menggeleng pelan. "Tidak apa-apa, Nona. Saya malah merasa senang bisa membantu menyelesaikan masalah Nona!" balas Sofia sembari tersenyum.Verlyn ikut tersenyum dan mengangguk pelan. "Baiklah, terima kasih ya Sofia," ucap Verlyn lalu menyalakan ponselnya untuk melihat jam.Ke dua mata Verlyn membelalak setelah melihat bahwa sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 06.21 PM. Verlyn tidak menyadari bahwa sudah setengah jam lebih dirinya berada di dalam tadi.'Aku tidak menyangka selama ini.. Tapi, mengapa ayah belum kembali?' batin Verlyn lalu kembali menatap Sofia yang masih berdiri di tempat yang

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 122 S2

    Verlyn kembali ke kamarnya dengan keadaan lemas dan langsung tersungkur di atas kasurnya dengan perasaan yang campur aduk antara sedih dan kecewa."Kak Ace seperti menganggapku sebagai orang asing, sekarang.." gumam Verlyn di dekapan bantal."Kau melupakan diriku yang masih di sini?" tanya Kayn tiba-tina dari ponselnya yang masih dia pegang.Verlyn langsung membuka matanya kembali dan membalikkan badannya ke arah atas lalu mendekatkan kembali ponselnya ke telinga."Maafkan aku, Kayn. Perasaanku sekarang sedikit.." Verlyn tidak sanggap melanjutkan kalimatnya itu dan malah menghela napas panjang."Lupakan saja, mati kita lanjut membicarakan soal Fandaria saja–""Aku merasa sedikit janggal," potong Kayn."Kak Ace menganggapmu sebagai, orang asing? Bukannya dia pasti sudah melihat jelas kau di lahirkan oleh siapa?" tanyanya.Verlyn terdiam sejenak setelah mendengar pertanyaan dari Kayn itu. Dia memang berharap kejadian saat dia di lahirkan ke dunia ini persis dengan apa yang di katakan ol

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 123 S2

    "Nona, sekarang sudah waktunya makan malam!" ujar Sofia setelah membuka pintu kamar.Verlyn yang masih mendekap guling di atas kasurnya perlahan menoleh lalu mengangguk pelan dengan tatapan yang sayu dan kembali tertunduk lemas."Padahal aku benar benar serius memberikan ideku, tapi bisa-bisanya dia langsung menolaknya mentah-mentah.."gumam Verlyn kesal sembari terus mendekap gulingnya.'Aku benar-benar tidak memiliki selera untuk makan..'1 jam sebelumnya.."Apa kita datangi saja Desa Fandaria itu?" tanya Verlyn dengan semangat.Kayn terdiam beberapa saat dan terdengar sedang menghela napas panjang. "Kau pikir itu mudah?" Kayn balik bertanya."Kita hanya harus melihat ke arah map saja, kan?""Kita tidak akan bisa menemukan lokasinya. Karana desa itu benar-benar menolak teknologi masuk dan tidak membiarkan orang yang tidak di kenal terhubung dengan masuk ke dalamnya.""Dari mana kau mengetahui informasi seperti itu, Kayn?""Kau pikir orangku hanya mencari nama desa itu saja? Mereka ju

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 124 S2

    Verlyn masih tidak bisa mempercayai apa yang di katakan oleh Kakaknya saat ini dan masih terdiam membeku di tempat sama dengan tatapan kosong ke arah lantai.Ace menarik napas dalam-dalam dan memutuskan untuk pergi meninggalkan Verlyn di sana yang masih terus terdiam."Kakak juga berpikir begitu, kan?" tanya Verlyn tiba-tiba.Ace menghentikan langkahnya. "Apa maksudmu?"Verlyn perlahan mengangkat kepalanya dan menoleh ke arah Ace yang membelakangi dirinya."Kakak berpikir bahwa aku bukan lagi bagian dari keluarga ini kan karena masalah kemarin?!" tanya Verlyn serius.Ace terdiam sesaat lalu membalikkan badannya menghadap ke arah Verlyn. "Kenapa kau bisa berpikir demikian, Verlyn? Ini semua demi ibu–""Karena sikap Kakak yang terang-terangan terlihat seperti menganggapku sebagai orang asing!" potong Verlyn cepat dengan sedikit berteriak.Suasana di sana mendadak sunyi setelah Verlyn mengatakan itu dan Ace tetal terdiam sembari menatap dingin ke arahnya. Verlyn menghela napas panjang se

Latest chapter

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 160 Season 2

    Setelah memasuki area tengah hutan dengan pohon yang besar dan rindang di malam hari, mereka memutuskan untuk beristirahat terlebih dulu dan membangun 2 tenda besar yang di bawa oleh Wallace di kereta kudanya.Cherryn sudah tertidur lebih dulu di dalam tenda dan Wallace tidur di dalam kereta kuda. Verlyn masih terjaga di luar tenda sambil memandangi langit malam dan menyandarkan tubuhnya di salah satu pohon besar.Verlyn menutup kedua matanya dan menghela napas panjang lalu merasa ada seseorang yang sudah duduk di sebelahnya setelah dia membuka matanya dan menoleh."Kau belum tidur, Kayn?"Kayn menggeleng pelan lalu menoleh ke arah Verlyn. "Kau sendiri belum tidur, Verlyn," balasnya.Verlyn tersenyum tipis lalu kembali menengadah menatap langit malam. "Aku tidak bisa tidur karena memikirkan ...""Masalah di kota?" lanjut Kayn cepat.Verlyn kembali menoleh ke arah Kayn lalu tersenyum. "Kau sudah sangat mengenal diriku, ya?"Kayn ikut tersenyum. "Entah lah. Jika di katakan kalau aku sud

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 159 Season 2

    Ace yang sedang menengadah ke langit biru yang sudah sedikit tercampur dengan warna jingga lalu menghela napas panjang."Ayah sama sekali belum menyentuh makanannya dan tidak keluar dari ruang kerjanya sama sekali ..." Ace menggenggam erat besi balkon dengan perasaan kesal. "Jika terus seperti ini ...""Ace ,,," lirih Selvania pelan.Ace membalikkan badannya dan menghadap ke arah Selvania yang tampak sedang gelisah dan khawatir sambil menaruh kedua tangannya di atas dada."Ace, ayah sama sekali belum keluar dari ruang kerjanya dari pagi, dan sekarang hari sudah menjelang sore, bagaimana ini?" tanya Selvania khawatir.Selvania menundukkan kepalanya. "Beliau juga tidak memakan sarapannya, terlebih setelah mendengar kabar lain bahwa Verlyn tidak ada di dalam vila ..." lanjut Selvania lesu.Ace melangkah mendekat ke arah Selvania lalu memeluknya sambil membelai rambutnya yang berwarna kuning sedikit panjang itu."Tenang lah, Nia ,,," ucap Ace lembut.Selvania memejamkan matanya dan mengan

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 158 Season 2

    Jersey City, Kediaman Kaze."Ace, apa kita tidak bisa melakukan apapun lagi untuk menghentikkan ibu?" tanya Selvania khawatir.Ace yang sedang duduk di sofa sambil menatap layar ponselnya hanya menghela napas panjang dan menggeleng pelan."Aku tidak tahu lagi, Nia. Aku pikir Ibu akan terus tinggal di rumah ini saat Verlyn tinggal di vila untuk sementara waktu, tapi nyatanya, Ibu yang ingin tinggal terpisah dengan kita dan tiba-tiba ... ukh ,,,"Ace memegangi kepalanya yang terasa semakin pusing daripada hari kemarin. Selvania segera menghampiri Ace dan memberikan teh kepada yang ada di meja kepadanya.Ace menerima teh itu dan meneguknya perlahan lalu memejamkan matanya sambil mengatur napas."Sebaiknya kau istirahat dulu, Ace. Jika kondisimu seperti ini, kita tidak akan bisa membantu ayah di persidangan, nanti," pinta Selvania khawatir."Aku tidak akan bisa istirahat jika sudah memikirkan masalah ayah dan ibu, Nia. Sudah dari semalam aku tidak bisa tidur dengan lelap," balas Ace denga

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 157 Season 2

    Hari ke-14 di Desa Fandaria."Sudah siap, Verlyn, Kayn?" tanya Cherryn.Verlyn dan Kayn mengangguk sambil menggendong tas gunung masing-masing dan membawa kantong plastik sedang yang berisi bekal untuk perjalanan mereka ke kota nanti.Mereka melangkah keluar dari rumah secara bergantian dan menuruni tangga perlahan. Para warga sudah berkumpul di depan rumah Cherryn untuk memberikan ucapan terima kasih dan doa untuk Verlyn dan Kayn sebelum pergi dari desa Fandaria.Salah satu anak menarik pelan jaket Verlyn, membuatnya menoleh ke bawah dan melihat Kila yang berada di sana bersama dengan Risa yang terlihat sudah sehat walaupun wajahnya masih terlihat sedikit pucat."Eh, Kila!" Verlyn menoleh ke arah Risa dengan senyuman yang sama. "Ada Risa juga, rupanya. Apa Risa sudah merasa lebih baik, sekarang?" tanya Verlyn.Risa mengangguk pelan sambil tersenyum tipis. "Ini berkat usaha Kak Verlyn dan Kak Kayn, aku sangat berterima kasih!" jawab Risa pelan.Verlyn mengangguk lalu membelai rambut p

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 156 Season 2

    "Jadi, kau merasa kalung liontinmu itu menghilang setelah terjatuh ke sungai?" tanya Cherryn setelah Verlyn selesai bercerita.Verlyn mengangguk sambil menurunkan pandangannya. "Aku berpikir begitu karena aku dan yang lain tidak bisa menemukan kalung liontin itu sama sekali di rerumputan di tepi sungai, nek."Verlyn memainkan jari jemarinya. "Aku minta maaf, akibat keteledoranku sendiri kalung liontin uang berharga itu, menghilang ..." lanjut Verlyn dengan perasaan bersalah.Cherryn menyeruput tehnya perlahan dan menghela napas pelan. "Dugaanmu memang benar, Verlyn. Tapi, kalung liontin itu tidak menghilang dan jatuh ke dasar sungai," balas Cherryn.Verlyn dan Kayn kompak terkejut mendengar hal itu dan mendongak bersama ke arah Cherryn yang dengan santainya menaruh cangkir tehnya di atas meja lalu mengambil ikan Silver Fish yang tergeletak di atas meja di depannya.Cherryn membuka sedikit mulut ikan Silver Fish dan memperlihatkannya kepada Verlyn dan Kaun. "Apa kalian melihat ada bend

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 155 Season 2

    "Nenek belum tidur, kan?!" tanya Verlyn sambil mengatur napasnya setelah sampai di depan rumah Cherryn."Aku tidak tahu pasti, Nenek biasanya sudah tidur di kamarnya saat kita pulang ..." Kayn melirik ke arah ikan berwarna perak berkilau yang terlihat tenang tanpa air di genggaman kedua tangan Verlyn lalu kembali menatap Verlyn yang menunggu jawaban selanjutnya.Kayn menghela napas pelan. "Sebaiknya kita masuk dulu dan segera beritahukan hal ini kepada nenek," ajak Kayn.Verlyn mengangguk setuju lalu segera menaiki tanggal lebih dulu, di ikuti oleh Kayn di belakangnya. Setelah masuk ke rumah, Verlyn dan Kayn di kagetkan oleh Cherryn yang baru saja keluar dari kamar."Nenek!" kompak Verlyn dan Kayn.Cherryn menoleh dan sedikit terkejut melihat Verlyn dan Kayn yang tampak berantakan dan lusuh di dekat pintu.Cherryn melirik ke arah ikan yang sedang di bawa oleh Verlyn dan menyipitkan kedua matanya lalu berjalan ke arah Verlyn dan Kayn untuk melihat ikan itu lebih dekat lagi."Kalian ,,,

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 154 Season 2

    Kayn dan anak-anak lain di sana ikut membantu mencari kalung liontin merah milk Verlyn yang menghilang karena tidak sengaja terjatuh tadi di area tepi sungai."Apa kalung itu terjatuh saat aku membantumu menghindari bola karet tadi, Verlyn?" tanya Kayn."Mungkin saja? Saat pagi tadi, aku memakai kalung itu dengan terburu-buru. Jadi, aku tidak tahu apakah jeratannya kuat atau malah longgar," jawab Verlyn dengan nada lesu.Kayn menghela napas pelan lalu melanjutkan kembali pencarian kalung liontin merah itu. Perlahan, langit yang awalnya berwarna biru kini berubah menjadi jingga muda tapi mereka semua sama kali belum mendapatkan hasil."Kenapa kita tidak menemukannya setelah mencari berjam-jam, ya?" tanya Lina, teman bermain Kila.Kila menyeka keringat yang ada di dahinya lalu menggeleng pelan sambil mengatur napasnya. "Entah, Lina. Seharusnya salah satu dari kita sudah berhasil menemukannya jika terjatuh di area rerumputan di tepi sungai, tapi ini tidak."Verlyn merasa semakin tidak be

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 153 Season 2

    Hari ke-13 di Desa Fandaria."Ikan yang memakan berlian? Jangan konyol, Kila ..."Verlyn mengikat rambut panjangnya sambil menatap ke arah layar ponselnya. Di desa Fandaria tidak ada cermin sama sekali, sehingga Verlyn hanya bia mengandalkan kamera ponsel miliknya untuk di jadikan sebagai pengganti cermin."Jika ada ikan seperti itu, pasti hanya ada di cerita dongeng," gumam Verlyn sambil mengenakan kembali kalung liontin merah ke lehernya dengan hati-hati."Apa kau sudah selesai bersiap?" tanya Kayn tiba-tiba yang sudah berdiri di depan tirai kamarnya."Kau tahu kan hari ini kita harus bisa menemukan ikan itu? Kau tahu sekarang sudah hari ke berapa, kan?" lanjutnya.Verlyn memutar bola matanya. "Aku akan segera keluar!" balas Verlyn sedikit kesal.Sebelum Verlyn mematikan ponselnya, dia melihat tanda sinyal di bagian atas layarnya dan hanya melihat tanda silang yang mengartikan bahwa benar-benar tidak ada sinyal di tempat ia berada saat ini."Haah, ternyata benar-benar tidak ada siny

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 152 Season 2

    Hari ke-12 di Desa Fandaria."Kita akan langsung pergi ke sungai saja?"Verlyn mengangguk lalu melangkah keluar rumah bersama dengan Kayn. Cherryn menghampiri mereka dari arah dapur."Tunggu, Verlyn, Kayn!"Verlyn dan Kayn menghentikan langkah dan membalikkan badannya menghadap ke arah Cherryn yang sedang berjalan ke arah mereka sambil membawa beberapa kotak yang terikat oleh tali."Kalian mau ke sungai lagi, kan?" tanya Cherryn.Verlyn dan Kayn mengangguk bersama. "Iya, nek. Apa ada hal lainnya yang harus aku dan Kayn lakukan?"Cherryn menggeleng pelan sambil tersenyum lalu menyodorkan kotak di tangannya itu kepada Verlyn. "Nenek sudah tahu kalian akan pergi ke sungai, jadi nenek bawakan makanan ini untuk makan siang dan makan malam agar kalian tidak perli bolak-balik kemari."Verlyn menerima kotak tersebut dengan senang hati dan mengucapkan terima kasih, begitu juga dengan Kayn yang berdiri di sebelah Verlyn. Cherryn menatap ke arah Kayn lalu menepuk pelan pundaknya."Kayn, aku titi

DMCA.com Protection Status