Home / Romansa / Taruhan Cinta CEO / Bab 169. Wanita Istimewa

Share

Bab 169. Wanita Istimewa

Author: Nyi Ratu
last update Last Updated: 2021-09-27 15:57:17

"Nyonya Amy sudah melewati masa kritisnya, tapi belum sadarkan diri karena pengaruh obat. Luka tusukannya tidak terlalu dalam, dan beruntungnya tidak mengenai organ vital," jelas sang dokter.

"Syukurlah. Terima kasih, Dok," ucap Rudi sembari menyalami sang dokter. "Apa saya boleh menemuinya."

"Silakan, Tuan! Istri anda butuh dukungan suaminya," kata sang dokter dengan ramah.

Rudi tersenyum malu mendengar ucapan sang dokter. "Terima kasih, Dok."

Kemudian ia segera menemui Amy. Rudi meraih tangan wanita cantik itu. 

"Cepatlah sembuh! Jangan terlalu lama di sini! Aku pasti merindukan kejahilanmu, Kunti," ucap Rudi sembari tersenyum. "Maafkan aku karena selama ini sudah sangat keterlaluan padamu."

Satu jam laki-laki itu terus saja berbicara dengan wanita yang sedang tidak sadarkan diri. Walau Amy tidak akan mendengarnya, tapi hatinya sudah lega setelah menyatakan penyesalannya. Ia berharap Amy memaafkanya, dan bisa berdamai.

"Besok p

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Taruhan Cinta CEO   Bab 170. Tawanan Abadi

    "Kita sebagai manusia mempunyai derajat yang sama di mata Tuhan. Ibu jangan berbicara seperti itu. Anak Ibu wanita yang istimewa. Andai saja Amy mau dijodohkan, dengan senang hati saya akan menerimanya sebagai calon ibu dari anak-anak saya kelak."Bu Rahmi tersenyum senang mendengar ucapan laki-laki tampan yang ada dihadapannya. "Semoga kalian berjodoh!""Aamiin," ucap Rudi sembari mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangan.'Kelihatannya Tuan benar-benar menyukai anak Bu Rahmi, Nyonya Mila pasti akan sangat senang mendengar anaknya sedang jatuh cinta,' ucap Bi Uni, pelayan Rudi yang dibawa ibunya dari kampung."Kalau begitu, saya pamit dulu, Bu," ucap Rudi dengan sopan kepada orang tua Amy. Setelah menyalami wanita tua itu, ia berpamitan kepada pelayannya, lalu keluar dari ruang perawatan Bu Rahmi."Tuan Rudi laki-laki yang baik. Selama ini Nyonya Mila mencarikan jodoh untuk Tuan, tapi tidak pernah ada yang cocok. Kelihatannya

    Last Updated : 2021-09-27
  • Taruhan Cinta CEO   Bab 171. Sentuhan Yang Dirindukan ( khusus 21+ )

    "Yakin?" Sisil mencebikkan bibirnya pada sang suami. "Kalau malam ini kamu tidur di kamar lain mau?""Mau. Tapi ...." Aldin naik ke tempat tidur, lalu mencium perut istrinya yang sudah terlihat membuncit. Kemudian menengadah menatap istrinya sembari tersenyum."Kenapa senyum-senyum?" Sisil mengusap wajah suaminya dengan telapak tangan. Lalu, berkata, "Si Beruang mesum mulai kumat.""Aku mau memperkenalkan diri dulu kepada anakku. Sejak ia ada di sini, belum pernah aku menengoknya. Nanti dia nggak tahu siapa bapaknya?" kata Aldin sembari mengusap perut istrinya."Memangnya nggak apa-apa ya? Nanti punyamu menyundul anak kita nggak?" Sisil khawatir kalau senjata suaminya melukai sang anak yang ada di dalam kandungannya.Aldin menegakkan duduknya, lalu merogoh ponsel yang ada di saku celana. "Halo, Yan, istri gue lagi hamil, apa boleh dipompa? Sudah berbulan-bulan nih punya gue nggak diasah. Kelamaan bisa karatan."Tanpa basa-basi lagi Ald

    Last Updated : 2021-09-28
  • Taruhan Cinta CEO   Bab 172. Direpotkan Istri Orang

    "Sayang, kamu nggak apa-apa 'kan, Nak?" Sisil berbicara sambil mengusap-usap perutnya. "Papimu nakal, penginnya ngintipin kamu terus.""Baru juga sekali," sahut Aldin sembari menyelipkan rambut sang istri ke belakang telinga.Aldin masih menciumi punggung Sisil. Andai saja istrinya tidak sedang mengandung mungkin laki-laki itu akan terus bercinta sampai pagi."Hubby, aku lapar." Sisil membalikkan tubuhnya menghadap sang suami. "Aku mau makan mie ayam.""Ok." Aldin meraih ponselnya yang ada di atas nakas. Lalu, menelpon asistennya."Belikan mie ayam dua porsi sekarang juga!"Aldin langsung menutup panggilan teleponnya tanpa menunggu jawaban dari Rudi."Yaelah baru juga nyampe," kata Rudi sambil memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celana.Rudi kembali memakai sepatunya padahal, ia baru saja membukanya. Walau malas, tapi ia harus menuruti perintah bos-nya. Apalagi istri sahabatnya itu sedang hamil."Kapan

    Last Updated : 2021-09-28
  • Taruhan Cinta CEO   Bab 173. Ketulusan Hati

    Mentari sudah bangkit dari peraduannya. Rudi pagi-pagi sekali sudah bersiap-siap untuk pergi. Tapi, bukan untuk ke kantor, melainkan pergi menjenguk Amy terlebih dulu di rumah sakit.Pria berambut klimis itu terlihat sangat tampan. Hari ini ia sangat bersemangat untuk bertemu dengan wanita yang sebelumnya dia benci, tapi setelah kejadian siang kemarin, ia berbalik menjadi mengagumi sang office girl yang selalu menjahilinya."Apa aku sudah terlihat lebih tampan?" Rudi berbicara pada dirinya sendiri dari pantulan cermin. Ia menyisir rambutnya dengan sangat rapi.Laki-laki yang memakai setelan abu-abu muda itu melenggang sembari menyunggingkan sudut bibirnya. Ia sangat bahagia akan bertemu dengan Amy.Langkahnya terhenti ketika dia mengingat kalau gadis itu begitu membencinya. 'Apa dia mau melihat wajahku? Apa dia mau memaafkanku?'Rudi menarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskannya perlahan melalui mulut. "Tidak ada salahnya mencoba, dimaafkan atau

    Last Updated : 2021-09-28
  • Taruhan Cinta CEO   Bab 174. Wanita Menyebalkan

    "Aku masuk saja lah!"Ketika ia hendak mendorong pintu ruang ICU seorang perawat datang menghampirinya."Maaf, Tuan, ini bukan jam besuk," kata seorang suster dengan ramah. "Di ruangan ini tidak bisa sembarangan masuk tanpa izin Dokter kalau bukan jam untuk berkunjung," katanya lagiLaki-laki yang memakai setelan jas berwarna abu-abu itu membalikkan badannya saat mendengar suara seseorang yang menyerukannya.Rudi mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam ruang perawatan intensif setelah seorang suster yang memakai seragam putih melarangnya."Ah begitu ya." Rudi tersenyum malu sembari mengusap tengkuknya. "Jam berapa saya bisa menjenguk pasien di ruangan ini?""Pukul sebelas siang, dan pukul lima sore. Hanya bisa dikunjungi dua kali sehari, kecuali memang diharuskan untuk masuk karena suatu hal yang terjadi," jelas sang suster dengan ramah."Baiklah, Suster, terima kasih banyak," ucap Rudi dengan sangat sopan."Sama-sama," sahut

    Last Updated : 2021-09-28
  • Taruhan Cinta CEO   Bab 175. Ratu Julid

    "Ada apa?" tanya Rudi dengan ketus setelah mereka duduk di sofa yang ada di ruangan sang CEO."Sopan dikit! Gue istri Bos lo!" sahut Sisil sembari menyilangkan tangan di atas perutnya yang buncit.Rudi mengangkat tangannya melihat jam yang melingkar di tangannya. "Ini belum jam kerja," ucapnya.Sisil merogoh ponselnya untuk melihat, dan memastikan kebenaran ucapan asisten suaminya."Iya juga." Sisil menyeringai saat melihat jam di ponselnya, "Tapi, 'kan udah tinggal lima menit lagi.""Lima menit itu sangat berarti bagi gue. Lumayan lah kuping gue nggak terlalu panas denger ocehan lo yang nggak pernah disaring."Rudi menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi sembari merentangkan tangannya di atas sandaran kursi berwarna hitam."Carikan rumah yang tidak jauh dari kantor untuk Amy, dan ibunya!" titah Aldin pada laki-laki yang duduk santai di hadapannya.Rudi melihat jam yang melingkar di tangannya, lalu menegakkan tubu

    Last Updated : 2021-10-01
  • Taruhan Cinta CEO   Bab 176. Bodoh

    Sisil berjalan mendekati suaminya. Ia menyilangkan tangan di atas perut buncitnya. “Sepertinya kamu sangat senang aku pergi? Apa kamu mau aku menghilang lagi dari kehidupanmu?” “Honey, kamu sedang bicara dengan siapa?” Aldin berpura-pura tidak mengerti dengan apa yang diucapkan istrinya. Laki-laki itu celingukan seperti sedang mencari seseorang. “Jangan pura-pura bodoh! Kamu sudah bodoh karena selalu diperdaya perempuan laknat itu. Tapi, kamu nggak bisa membodohiku.” Sisil sangat kesal mendengar ucapan Alidin. Saat ini ia begitu sensitif dengan apa yang diucapkan suaminya. Walaupun ia sadar ucapannya juga terlalu kasar yang akan menyinggung hati sang suami. “Honey, tadi aku berbicara seperti itu kepada Rudi,” elak Aldin sembari melingkarkan tangannya pada pinggang sang istri yang semakin melebar. “Aku nggak bodoh sepertimu!” Sisil melepas tangan Aldin yang melingkar di pinggangnya. Lalu, wanita itu keluar dari ruangan sang suami setelah mengam

    Last Updated : 2021-10-03
  • Taruhan Cinta CEO   Bab 177. Benci Jadi Cinta

    “Memangnya gue punya salah apa sama lo?” tanya Sisil dengan ketus kepada asisten suaminya sembari mendelikkan matanya pada laki-laki yang duduk di kursi kemudi.“Sudahlah, lupakan! Ratu mah nggak pernah salah,” sahut Rudi sembari mencebikkan bibirnya. Ia tidak mau berdebat dengan Sisil yang sudah pasti akan kalah telak melawan Ibu hamil itu.“Memangnya gue nyebelin ya? Aldin aja nggak mau deket-deket sama istrinya sendiri?” tanya Sisil dengan suara yang terdengar memelas. “Perasaan, gue biasa aja.”‘Perasaan lo doang,’ batin Rudi. Sang asisten pun pura-pura tersenyum kepada wanita hamil itu. Padahal ia ingin sekali membungkam mulutnya dengan sambal. “Kamu itu menyenangkan, selalu membuat orang tersenyum. Mungkin Aldin bicara kayak gitu sama gue, bukan sama lo.”Demi kebaikannya, laki-laki itu berbohong, ia nggak mau bermasalah dengan wanita yang sangat menyebalkan semenjak hamil

    Last Updated : 2021-10-04

Latest chapter

  • Taruhan Cinta CEO   ( Extra part 5 ) Membuka Segel

    Kemudian membenamkan wajahnya di antara kedua pada sang istri. Lalu pria itu mengeluarkan jurus lidah membelah semak-semak."Mas ...." Amy menggelinjang sambil mencengkram rambut sang suami. "Ampun, Mas!"Walaupun sang istri meminta ampun, ia tidak mendengarkan ucapan istrinya. Rudi terus melanjutkan aksinya.Sentuhan lidah dan tangannya berhasil membuat Amy menjerit merasakan kenikmatan yang bergejolak di dalam tubuhnya. Kenikmatan yang baru pertama kali ia rasakan.Ia meninggalkan jejak-jejak cinta di tubuh sang istri. Amy menjerit saat Rudi menyesapi pusat intinya dengan rakus."Mas ... awas, aku pengin pipis."Amy mendorong wajah suaminya, berusaha menyingkirkan kepala sang suami dari daerah keramatnya."Namun, Rudi tidak mau menuruti keinginan sang istri, ia malah melakukan aksinya lebih dan lebih lagi."Mas ... aahhh...!"Napas wanita itu sudah tersengal-sengal. Ia menjerit merasakan kenikmatan yang lua

  • Taruhan Cinta CEO   ( Extra part 4 ) Membelah Semak

    "Mas, aku tidur duluan ya." Setelah mandi dan berpakaian Amy naik ke tempat tidur.Wanita itu menyingkirkan kelopak mawar merah yang sudah kembali ditata berbentuk hati. Ia malah membersihkannya tanpa sisa. Kelopak bunga itu berserakan di lantai.Rudi hanya melongo melihat itu semua. 'Kenapa? Apa dia marah atau efek kelelahan?'"Sayang, kok bunganya dibuang?" tanya Rudi setelah naik ke tempat tidur."Memangnya kenapa? Nggak boleh ya? Emangnya itu buat apaan?"Amy malah balik bertanya kepada suaminya."Boleh," jawab Rudi cepat. "Sekarang kamu istirahat ya." Rudi mencium kening istrinya dengan mesra. Ia tidak mau membahas hal sepele yang akan memancing keributan.Amy meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku, lalu membalikkan badannya membelakangi sang suami.Terdengar bunyi ketika Amy meregangkan otot-ototnya.'Kelihatannya dia sangat lelah.' Rudi memijat bahu sang istri dengan lembut. "Kamu capek ya?"

  • Taruhan Cinta CEO   ( Extra part 3 ) Kelahiran Si Kembar

    Pasangan pengantin baru itu menunggu di depan ruang bersalin."Dari dulu sampai sekarang lo selalu merepotkan gue, Sil," gumam Rudi sambil menatap pintu ruang bersalin."Mas, nggak boleh ngomong kayak gitu! Kalau nolong tuh harus ikhlas.""Kamu tahu?" Rudi memegang bahu Amy sembari menatap wajah sang istri.Amy menggeleng pelan. "Nggak!""Oh iya, aku belum ngomong," kata Rudi sembari menyeringai. "Sejak dia nikah, yang ngurusin Sisil kalau lagi berantem sama Aldin itu aku, dari dulu sampai sekarang tuh anak dua merepotkan banget.""Kalau nggak ikhlas nolongnya nanti kamu nggak bakal dapat pahala loh, Mas. Lagian Tuan Aldin dan Mbak Sisil udah baik banget sama aku.""Iya, Sayang, maafkan aku." Rudi memeluk mesra wanita yang dinikahinya beberapa jam lalu. "Aku hanya heran aja, kenapa Aldin tidak pernah ada di saat Sisil butuh."Amy melepas pelukannya karena ia merasa malu berpelukan di tempat umum."Tadi 'kan Tuan Al

  • Taruhan Cinta CEO   ( Extra part 2 ) Kontraksi

    Andin mengetuk-ngetuk pintu dengan keras sembari berteriak memanggil nama sahabatnya.Beberapa detik kemudian pintu kamar mandi terbuka. "Lo kebelet juga?" tanya Sisil sembari meringis."Gue khawatir sama lo," sahut Andin. "Sil, lo baik-baik aja 'kan?"Ibu dua anak itu merasa khawatir dengan kakak iparnya yang terlihat sangat pucat."Gue mules, Din," jawab Sisil. "Tapi, dari tadi nggak keluar-keluar.""Jangan-jangan kamu mau ngelahirin." Andin segera memapah Sisil menuju ranjang pengantin."Tiduran dulu, Mbak. Aku panggil Tuan Aldin dulu." Setelah membantu Sisil berbaring di tempat tidur pengantin. Ia berlari keluar memanggil suami Sisil.Tempat tidur yang sudah dirancang untuk pengantin baru, dengan taburan kelopak bunga mawar merah yang membentuk hati, kini berantakan oleh Sisil yang sedang merasakan kontraksi."Perut lo sering kontraksi nggak?" tanya Andin pada Sisil setelah memberikan air minum kepada sahabatnya itu.

  • Taruhan Cinta CEO   ( Extra part 1 ) Hari Bahagia

    Di kediaman Amy sedang disibukkan dengan persiapan acara akad nikah yang akan dilaksanakan siang hari dan langsung dilanjut dengan resepsi.Hari ini adalah hari kebahagiaan Amy dan Rudi setelah beberapa bulan lalu Rudi melakukan lamaran dadakan.Amy menginginkan pesta yang sederhana. Mereka hanya mengundang keluarga, kerabat dekat, dan beberapa rekan kerja Rudi."Amy, kamu cantik sekali," puji Sisil saat gadis manis itu selesai dirias.Amy mengenakan kebaya pengantin berwarna putih dengan bordiran bunga dan aksen-aksen mutiara melengkapi penampilannya sebagai pengantin sunda.Siger berwarna silver bertengker indah di kepalanya. Dan beberapa hiasan lainnya, seperti untaian melati yang semerbak.Hiasan daun sirih berbentuk wajik di tengah keningnya semakin mempercantik riasan wanita itu.Akad nikah berlangsung di lantai bawah, di mana resepsinya dilakukan. Sedangkan Amy berada di dalam kamar pengantin ditemani oleh Sisil.'

  • Taruhan Cinta CEO   THANK YOU READERS

    Hai semuanya, terima kasih terima kasih terima kasih untuk kalian yang sudah mengikuti cerita recehku. Maaf, atas semua hal yang mengecewakan kalian, entah dari alur, typo atau kesalahan penulisan nama tokoh. Aku sungguh-sungguh minta maaf. Untuk kedepaannya aku akan belajar menulis dengan baik lagi. Maaf, kalau selama ini slow update karena kemarin aku lagi kurang sehat, tapi alhamdulilah sekarang udah sembuh dan bisa menamatkan cerita ini. Jika ada keluhan, silakan komen di bawah ini. Aku menerima kritik dan saran dari kalian semua untuk membangun aku menjadi lebih baik lagi. Love sekebon untuk kalian yang sudah mendukung aku dan cerita-cerita recehku. Sampai jumpa di cerita yang baru. Eh, Pengantin Tuan Haidar masih lanjut. Insyaallah aku akan rajin update lagi. I LOVE YOU ALL MY READERS.

  • Taruhan Cinta CEO   Bab 200. Maukah Kamu Menikah Denganku? ( END )

    Setelah beberapa hari pulang dari rumah sakit. Kondisi kesehatan Amy semakin membaik.Berada di tengah-tengah orang yang menyayanginya membuat Amy bersemangat untuk segera sembuh."Amy, kamu mau ke mana?" tanya Sisil ketika Amy bangun dari duduknya.Wanita hamil itu sedang berada di rumah Amy. Ia jarang sekali berada di rumahnya. Sisil selalu berkunjung ke rumah sahabat, mertua, dan juga teman barunya.Sisil pergi tidak sendiri, ia pasti ditemani Andin atau Bunda Anin. Kedua wanita itu tidak mengizinkan Sisil untuk bepergian sendiri karena kehamilannya yang semakin membesar."Saya mau ambilkan camilan untuk Mbak Sisil dan Mbak Andin," jawab Amy. "Ibu hamil pasti sering laper.""Duduk!" perintah Sisil kepada wanita yang telah menyelamatkan hidupnya. "Kamu jangan banyak gerak. Istirahat aja dulu! Lagi sakit juga nggak bisa diem.""Iya, Mbak." Amy pun kembali duduk di hadapan Sisil dan Andin."Sama kayak lo, lagi hamil

  • Taruhan Cinta CEO   Bab 199. Masa Depan Saya Itu Kamu

    Bu Mila langsung terdiam mendengar ucapan Amy. Ia menunggu gadis itu melanjutkan ucapannya."Maksud kamu apa?" Sisil meraih tangan Amy. Ia menatap bola mata gadis itu, terlihat kesedihan di dalamnya. "Terus siapa yang dicintai Rudi?""Saya nggak tahu, Nyonya karena saya nggak kenal, tapi kayaknya saya pernah melihat wajahnya. Dia cantik, sangat cantik.""Aduh Amy, jangan panggil aku Nyonya, dan jangan berbicara formal kayak gitu, aku nggak suka.""Iya, Mbak, maaf. A-aku masih belum terbiasa," ucap Amy pelan."Baiklah aku maafkan," balas Sisil dengan serius."Tapi, Nak. Rudi bilang sama Ibu kalau dia mencintaimu."Bu Mila menjadi sedih mendengar ucapan gadis yang ia harapkan menjadi menantunya itu.Amy meraih tangan Bu Mila, menatap wajah wanita tua itu yang terlihat sedih padahal awalnya terlihat sangat bahagia."Bu, terima kasih udah ngurusin saya sampai detik ini, walau saya bukan siapa-siapa, tapi Ibu begi

  • Taruhan Cinta CEO   Bab 198. Menangis Dalam Diam

    "Apa wanita ini kekasihnya Mas Rudi?" Amy memerhatikan wanita yang berfoto dengan sang asisten CEO itu. "Jadi, selama ini dia nggak mencintaiku? Kenapa dia sejahat itu sama aku."Amy menaruh ponselnya di atas nakas, lalu membaringkan tubuhnya, kemudian menutupi tubuh hingga wajahnya dengan selimut.Gadis itu menangis dalam diam. Hatinya terasa sakit melihat Rudi berfoto mesra dengan wanita seksi.Hampir satu jam ia menangis sampai akhirnya tertidur karena kelelahan.Pagi-pagi sekali ia sudah membuka mata. Kepalanya terasa pusing karena terlalu lama tertidur. Matanya terasa sulit untuk dibuka lebar, wajahnya masih terlihat sembab akibat menangisi Rudi."Kenapa aku nangis ngeliat dia sama wanita lain? Dia kan bukan siapa-siapa aku, toh aku juga sudah menolak cintanya." Amy menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhnya, lalu bangun dengan sangat hati-hati.Ia pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Amy melihat wajahnya yang te

DMCA.com Protection Status