Beranda / Romansa / Taruhan Cinta CEO / Bab 160. Jomlo Seumur Hidup

Share

Bab 160. Jomlo Seumur Hidup

Penulis: Nyi Ratu
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-19 11:58:09

"Sayang, Bunda mau pulang, apa kamu mau ikut pulang juga?" tanya sang bunda kepada menantunya.

"Aku-"

"Sisil akan pulang bersamaku, Bun." Aldin menyela ucapan istrinya.

'Kenapa dia? Bukannya tadi dia melarang aku untuk ke kantor?' batin Sisil sembari menoleh kepada suaminya.

"Jangan pulang malam! Kasihan istrimu menunggu lama." Bunda Anin bangun dari duduknya. Ia segera pulang setelah selesai makan siang bersama pegawai anaknya.

"Iya, Bun," sahut Aldin.

Rudi segera memanggil office boy untuk membereskan bekas makannya.

"Tuan, Nyonya, terima kasih atas makan siangnya," ucap Radit dengan tulus. "Saya permisi dulu, Tuan."

Radit bangun dari duduknya, lalu segera keluar dari ruangan sang CEO. Sedangkan Rudi masih berada di ruangan itu untuk menunggu office boy datang.

"Al, kamu mau anak cewek apa cowok?" tanya Sisil sembari memainkan dasi sang suami.

"Laki-laki," jawab Aldin dengan cepat. "Kalau perempuan, nanti centil

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Eva Syifa
nah loh rud di sumpahin jomlo seumur hidup deh sama amy ............ dah kawin aja sama amy rud
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Taruhan Cinta CEO   Bab 161. Rencana Sisil, dan Aldin

    "Dasar cewek sinting!" umpat Rudi. Lalu, segera meninggalkan ruangan itu.Aldin, dan Sisil hanya tersenyum melihat pertengkaran antara Rudi, dan pegawai baru itu.Walau Rudi sudah memecatnya, tapi Amy membereskan dulu bekas makanan yang tercecer di lantai."Maafkan saya Tuan, Nyonya," ucap Amy dengan tulus sambil menenteng kantung sampah itu."Amy, kamu tidak usah mendengarkan ucapan Rudi! Kamu akan tetap bekerja di perusahaan saya," kata Aldin.Aldin mempunyai rencana untuk membuat hidup si jomlo ngenes itu menjadi semakin mengenaskan dengan kehadiran wanita yang begitu berani dengan Rudi."Tapi, Tuan, tadi Tuan Rudi sudah memecat saya," jawab Amy dengan sopan."Saya bos-nya di sini, saya yang lebih berwenang dari pada dia," jawab Aldin."Benar! Kamu tetap kerja di sini, kalau perlu kamu jangan menuruti perintah Rudi!" timpal Sisil sembari tersenyum."Terima kasih, Nyonya, terima kasih, Tuan." Amy membungkukkan badannya

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-19
  • Taruhan Cinta CEO   Bab 162. Meruntuhkan Semangatku

    "Al, kenapa lo masih ngebiarian dia kerja?" Rudi duduk di hadapan Aldin, dan Sisil."Ini sudah jam kerja," sahut Aldin sembari menunjuk jam yang melingkar di tangannya. Ia mengingatkan pada sahabatnya kalau di jam kerja ia harus bersikap seperti rekan kerja.Rudi pun melihat jam yang melingkar di tangannya, lalu menatap Aldin lagi, "Sorry, Bos.""Kamu yang membuatnya melakukan kesalahan!" tuduh Aldin, "Dia baru melakukan satu kali kesalahan, dan ya kesalahan itu tidak fatal, kaki kamu tidak sampai lumpuh 'kan?"Mendengar sahabatnya lebih membela pegawai baru itu membuat Rudi semakin kesal. 'Mana ada orang lumpuh hanya gara-gara tersiram bumbu masakan,' batin Rudi."Saya yang akan membuatnya pergi sendiri dari perusahaan ini." Rudi bangun dari duduknya, "Semua wanita menyebalkan," gumamnya sebelum keluar dari ruangan bos-nya."Hey! Istriku seorang wanita!" teriak Aldin saat mendengar gumaman sahabatnya."Ya, saya tahu itu," sahut Rudi

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-20
  • Taruhan Cinta CEO   Bab 163. Gantilah Bajumu!

    "Baik, Tuan," jawab Amy dengan sopan.Wanita sederhana itu bangun dari duduknya. Ia melangkah keluar dari ruangan itu setelah terlebih dulu izin kepada Sisil.'Kenapa Tuan Aldin begitu membenci Tuan Rudi? Kenapa nggakk dipecat aja? Apa mungkin orang itu juga berpengaruh di perusahaan ini?' Amy bertanya-tanya dalam hatinya.Sebenarnya ia merasa aneh dengan sikap Nyonya, dan tuannya yang kadang bersikap seperti seseorang yang sangat akrab dengan Rudi, tapi kadang mereka juga ingin menyusahkannya.Ia berjalan menuju pantry sambil bertanya-tanya dalam hatinya. Setelah sampai pun ia masih tetap termenung. "Apa aku berdosa melakukan pekerjaan ini?" gumam Amy. "Tapi, aku sangat membutuhkannya."Wanita itu mengembuskan napasnya dengan berat. "Sudahlah! Itu urusan mereka. Aku yakin Tuan, dan Nyonya orang baik," ucapnya sembari tersenyum. Lalu segera membuat kopi untuk Rudi sesuai arahan bos-nya.Hidup di keluarga yang sederhana, dan dibesarkan

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-20
  • Taruhan Cinta CEO   Bab 164. Gagal Lagi

    Amy berjalan melewati Rudi sambil menyenggol bahu alki-laki itu, lalu berkata, "Semoga tidak ada yang mau menjadi pasangan kamu!""Kalau itu terjadi, aku akan menikahimu, dan membuatmu menderita!" balas Rudi dengan sangat emosi.Amy kembali membalikkan badannya. "Aku tidak sudi menikah dengan laki-laki sepertimu! Dan ya, aku sudah biasa menderita," sahutnya, "Aku sumpahi kamu yang paling menderita!"Gadis berseragam office girl itu pergi meninggalkan Rudi di pantry."Dasar Kunti! Wanita tidak tahu diuntung!" Rudi selalu emosi jika berhadapan dengan wanita itu. "Hidup gue benar-benar apes ketemu tuh cewek."Sang asisten CEO itu berjalan cepat menuju ruangannya. Ia menjatuhkan tubuhnya di sofa berwarna biru.Laki-laki itu sangat tersiksa dengan kehadiran office girl bernama Amy. "Gimana caranya gue ngusir dia? Baru sehari kerja aja udah bikin tekanan darah gue naik. Kalau sampai berbulan-bulan dia di sini, bisa-bisa gue stroke ngadepin t

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-20
  • Taruhan Cinta CEO   Bab 165. Tambah Merana

    Sisil menepis tangan sang suami yang mencubit kedua pipinya. "Sakit!""Masih berani genit di depanku?" Aldin gemas melihat sang istri yang selalu kumat genitnya jika bertemu dengan laki-laki tampan."Anak kita kayaknya cewek, dia suka banget ngelihat Radit," jawab Sisil tanpa mengalihkan pandangannya dari laki-laki tampan itu."Hancur dunia persilatan kalau sampai anakku genitnya nyaingin kamu!" kata Aldin sembari menyentil kening sang istri."Kamu tuh ya, kalau istri lagi hamil tuh disayang, jangan dizalimi terus!" Sisil mengusap keningnya sembari mencebikkan bibir."Kamu yang menzalimi hatiku terus, Honey!" balas Aldin."Hah ...? Nggak salah tuh?" sergah Sisil sembari mendelikkan matanya pada sang suami.Aldin tahu maksud dari perkataan istrinya. Ia tidak pernah bisa berkutik kalau Sisil membahas masa lalu."Jangan bahas masa lalu lagi!" Aldin mencium pipi istrinya dengan gemas."Kalian pada nyadar nggak, kalau dari ta

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-21
  • Taruhan Cinta CEO   Bab 166. Datang Terlambat

    "Kerja! Kerja!" bentak Rudi pada Amy yang sedang berdiri di depan meja kerja sang sekretaris."Kalau mau pulang aja aku ambilnya," kata Amy yang kembali menaruh kotak kue di meja kerja Radit"Ya sudah. Kamu tungguin aku ya, nanti aku anterin pulang," ucap Radit sembari tersenyum."Nggak usah, Dit. Aku bisa naik kendaraan umum," sahut Amy.Ia tidak mau berteman terlalu dekat dengan orang kaya. Sering dihina karena kemiskinan membuat gadis itu lebih memilih bergaul bersama anak jalanan yang lebih peduli terhadap sesama orang miskin."Pokoknya kamu harus pulang denganku!" tegas Radit, "Sudah sana Kembali ke pantry, lama-lama kita bisa dimakan Tuan Rudi," bisik Radit di telinga Amy yang membuat gadis itu tersenyum.'Kenapa dia selalu baik sama Radit? Kalau sama aku, jangankan bicara manis kayak gitu, disuruh bikin kopi aja malah ngerjain aku,' batin Rudi sambil memerhatikan kedua pegawai baru itu.Amy berjalan dengan cepat men

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-23
  • Taruhan Cinta CEO   Bab 167. Kisah Hidup Sang Office Girl

    "Cepat sedikit!" bentak Rudi kepada laki-laki yang duduk di bangku kemudi kendaraan kantor yang ia tumpangi saat ini."Baik, Tuan." Supir itu pun menambah kecepatan laju kendaraannya agar segera sampai di rumah sakit."Terima kasih sudah menyelamatkan istri sahabatku," gumamnya sambil menatap wajah cantik Amy yang berada dalam pangkuannya.Dalam kesederhanaannya, wanita itu tetap terlihat cantik, dan manis walau tanpa riasan di wajahnya.Rudi segera keluar dari mobil setelah kendaraan itu terparkir di depan ruang IGD."Kamu harus bertahan!" gumamnya sambil berjalan cepat membopong wanita cantik yang sudah tidak sadarkan diri.Ia membaringkan Amy di brankar rumah sakit saat beberapa perawat menyambutnya."Lakukan yang terbaik untuknya!" titah Rudi kepada Dokter dan perawat yang menangani gadis itu.Setelah itu ia segera mengurus segala sesuatunya supaya Amy mendapatkan penanganan yang terbaik.Tidak lama kemudian, Sisil,

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-23
  • Taruhan Cinta CEO   Bab 168. Mengaku Sebagai Suami

    "Hubby, apa Amy akan baik-baik saja?" Sisil mulai khawatir dengan keadaan pegawai baru itu.Bagaimana caranya memberitahukan semua itu kepada ibunya? Sedangkan sang ibu juga sedang terbaring di rumah sakit. Bagaimana kalau dia mempertanyakan keberadaan Amy yang tidak kunjung menemuinya.Sisil tidak bisa kalau tidak memikirkan tentang kondisi office girl baru itu. "Amy terluka karena kita. Bagaimana aku bisa tenang.""Honey, kamu jangan terlalu memikirkannya, ingat kandunganmu! Aku yakin Amy pasti sembuh."Aldin menarik Sisil ke dalam pelukannya untuk menenangkan calon ibu dari anak-anaknya.Ia mengerti apa yang dirasakan sang istri, terlebih lagi Amy terluka karena menyelamatkannya."Semoga dia baik-baik aja," ucap Sisil sembari mengeratkan pelukannya."Dia pasti baik-baik saja," balas Aldin setelah mencium kening istrinya.Satu jam kemudian, Rudi sudah kembali ke rumah sakit. Ia segera menghampiri bos-nya."

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-26

Bab terbaru

  • Taruhan Cinta CEO   ( Extra part 5 ) Membuka Segel

    Kemudian membenamkan wajahnya di antara kedua pada sang istri. Lalu pria itu mengeluarkan jurus lidah membelah semak-semak."Mas ...." Amy menggelinjang sambil mencengkram rambut sang suami. "Ampun, Mas!"Walaupun sang istri meminta ampun, ia tidak mendengarkan ucapan istrinya. Rudi terus melanjutkan aksinya.Sentuhan lidah dan tangannya berhasil membuat Amy menjerit merasakan kenikmatan yang bergejolak di dalam tubuhnya. Kenikmatan yang baru pertama kali ia rasakan.Ia meninggalkan jejak-jejak cinta di tubuh sang istri. Amy menjerit saat Rudi menyesapi pusat intinya dengan rakus."Mas ... awas, aku pengin pipis."Amy mendorong wajah suaminya, berusaha menyingkirkan kepala sang suami dari daerah keramatnya."Namun, Rudi tidak mau menuruti keinginan sang istri, ia malah melakukan aksinya lebih dan lebih lagi."Mas ... aahhh...!"Napas wanita itu sudah tersengal-sengal. Ia menjerit merasakan kenikmatan yang lua

  • Taruhan Cinta CEO   ( Extra part 4 ) Membelah Semak

    "Mas, aku tidur duluan ya." Setelah mandi dan berpakaian Amy naik ke tempat tidur.Wanita itu menyingkirkan kelopak mawar merah yang sudah kembali ditata berbentuk hati. Ia malah membersihkannya tanpa sisa. Kelopak bunga itu berserakan di lantai.Rudi hanya melongo melihat itu semua. 'Kenapa? Apa dia marah atau efek kelelahan?'"Sayang, kok bunganya dibuang?" tanya Rudi setelah naik ke tempat tidur."Memangnya kenapa? Nggak boleh ya? Emangnya itu buat apaan?"Amy malah balik bertanya kepada suaminya."Boleh," jawab Rudi cepat. "Sekarang kamu istirahat ya." Rudi mencium kening istrinya dengan mesra. Ia tidak mau membahas hal sepele yang akan memancing keributan.Amy meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku, lalu membalikkan badannya membelakangi sang suami.Terdengar bunyi ketika Amy meregangkan otot-ototnya.'Kelihatannya dia sangat lelah.' Rudi memijat bahu sang istri dengan lembut. "Kamu capek ya?"

  • Taruhan Cinta CEO   ( Extra part 3 ) Kelahiran Si Kembar

    Pasangan pengantin baru itu menunggu di depan ruang bersalin."Dari dulu sampai sekarang lo selalu merepotkan gue, Sil," gumam Rudi sambil menatap pintu ruang bersalin."Mas, nggak boleh ngomong kayak gitu! Kalau nolong tuh harus ikhlas.""Kamu tahu?" Rudi memegang bahu Amy sembari menatap wajah sang istri.Amy menggeleng pelan. "Nggak!""Oh iya, aku belum ngomong," kata Rudi sembari menyeringai. "Sejak dia nikah, yang ngurusin Sisil kalau lagi berantem sama Aldin itu aku, dari dulu sampai sekarang tuh anak dua merepotkan banget.""Kalau nggak ikhlas nolongnya nanti kamu nggak bakal dapat pahala loh, Mas. Lagian Tuan Aldin dan Mbak Sisil udah baik banget sama aku.""Iya, Sayang, maafkan aku." Rudi memeluk mesra wanita yang dinikahinya beberapa jam lalu. "Aku hanya heran aja, kenapa Aldin tidak pernah ada di saat Sisil butuh."Amy melepas pelukannya karena ia merasa malu berpelukan di tempat umum."Tadi 'kan Tuan Al

  • Taruhan Cinta CEO   ( Extra part 2 ) Kontraksi

    Andin mengetuk-ngetuk pintu dengan keras sembari berteriak memanggil nama sahabatnya.Beberapa detik kemudian pintu kamar mandi terbuka. "Lo kebelet juga?" tanya Sisil sembari meringis."Gue khawatir sama lo," sahut Andin. "Sil, lo baik-baik aja 'kan?"Ibu dua anak itu merasa khawatir dengan kakak iparnya yang terlihat sangat pucat."Gue mules, Din," jawab Sisil. "Tapi, dari tadi nggak keluar-keluar.""Jangan-jangan kamu mau ngelahirin." Andin segera memapah Sisil menuju ranjang pengantin."Tiduran dulu, Mbak. Aku panggil Tuan Aldin dulu." Setelah membantu Sisil berbaring di tempat tidur pengantin. Ia berlari keluar memanggil suami Sisil.Tempat tidur yang sudah dirancang untuk pengantin baru, dengan taburan kelopak bunga mawar merah yang membentuk hati, kini berantakan oleh Sisil yang sedang merasakan kontraksi."Perut lo sering kontraksi nggak?" tanya Andin pada Sisil setelah memberikan air minum kepada sahabatnya itu.

  • Taruhan Cinta CEO   ( Extra part 1 ) Hari Bahagia

    Di kediaman Amy sedang disibukkan dengan persiapan acara akad nikah yang akan dilaksanakan siang hari dan langsung dilanjut dengan resepsi.Hari ini adalah hari kebahagiaan Amy dan Rudi setelah beberapa bulan lalu Rudi melakukan lamaran dadakan.Amy menginginkan pesta yang sederhana. Mereka hanya mengundang keluarga, kerabat dekat, dan beberapa rekan kerja Rudi."Amy, kamu cantik sekali," puji Sisil saat gadis manis itu selesai dirias.Amy mengenakan kebaya pengantin berwarna putih dengan bordiran bunga dan aksen-aksen mutiara melengkapi penampilannya sebagai pengantin sunda.Siger berwarna silver bertengker indah di kepalanya. Dan beberapa hiasan lainnya, seperti untaian melati yang semerbak.Hiasan daun sirih berbentuk wajik di tengah keningnya semakin mempercantik riasan wanita itu.Akad nikah berlangsung di lantai bawah, di mana resepsinya dilakukan. Sedangkan Amy berada di dalam kamar pengantin ditemani oleh Sisil.'

  • Taruhan Cinta CEO   THANK YOU READERS

    Hai semuanya, terima kasih terima kasih terima kasih untuk kalian yang sudah mengikuti cerita recehku. Maaf, atas semua hal yang mengecewakan kalian, entah dari alur, typo atau kesalahan penulisan nama tokoh. Aku sungguh-sungguh minta maaf. Untuk kedepaannya aku akan belajar menulis dengan baik lagi. Maaf, kalau selama ini slow update karena kemarin aku lagi kurang sehat, tapi alhamdulilah sekarang udah sembuh dan bisa menamatkan cerita ini. Jika ada keluhan, silakan komen di bawah ini. Aku menerima kritik dan saran dari kalian semua untuk membangun aku menjadi lebih baik lagi. Love sekebon untuk kalian yang sudah mendukung aku dan cerita-cerita recehku. Sampai jumpa di cerita yang baru. Eh, Pengantin Tuan Haidar masih lanjut. Insyaallah aku akan rajin update lagi. I LOVE YOU ALL MY READERS.

  • Taruhan Cinta CEO   Bab 200. Maukah Kamu Menikah Denganku? ( END )

    Setelah beberapa hari pulang dari rumah sakit. Kondisi kesehatan Amy semakin membaik.Berada di tengah-tengah orang yang menyayanginya membuat Amy bersemangat untuk segera sembuh."Amy, kamu mau ke mana?" tanya Sisil ketika Amy bangun dari duduknya.Wanita hamil itu sedang berada di rumah Amy. Ia jarang sekali berada di rumahnya. Sisil selalu berkunjung ke rumah sahabat, mertua, dan juga teman barunya.Sisil pergi tidak sendiri, ia pasti ditemani Andin atau Bunda Anin. Kedua wanita itu tidak mengizinkan Sisil untuk bepergian sendiri karena kehamilannya yang semakin membesar."Saya mau ambilkan camilan untuk Mbak Sisil dan Mbak Andin," jawab Amy. "Ibu hamil pasti sering laper.""Duduk!" perintah Sisil kepada wanita yang telah menyelamatkan hidupnya. "Kamu jangan banyak gerak. Istirahat aja dulu! Lagi sakit juga nggak bisa diem.""Iya, Mbak." Amy pun kembali duduk di hadapan Sisil dan Andin."Sama kayak lo, lagi hamil

  • Taruhan Cinta CEO   Bab 199. Masa Depan Saya Itu Kamu

    Bu Mila langsung terdiam mendengar ucapan Amy. Ia menunggu gadis itu melanjutkan ucapannya."Maksud kamu apa?" Sisil meraih tangan Amy. Ia menatap bola mata gadis itu, terlihat kesedihan di dalamnya. "Terus siapa yang dicintai Rudi?""Saya nggak tahu, Nyonya karena saya nggak kenal, tapi kayaknya saya pernah melihat wajahnya. Dia cantik, sangat cantik.""Aduh Amy, jangan panggil aku Nyonya, dan jangan berbicara formal kayak gitu, aku nggak suka.""Iya, Mbak, maaf. A-aku masih belum terbiasa," ucap Amy pelan."Baiklah aku maafkan," balas Sisil dengan serius."Tapi, Nak. Rudi bilang sama Ibu kalau dia mencintaimu."Bu Mila menjadi sedih mendengar ucapan gadis yang ia harapkan menjadi menantunya itu.Amy meraih tangan Bu Mila, menatap wajah wanita tua itu yang terlihat sedih padahal awalnya terlihat sangat bahagia."Bu, terima kasih udah ngurusin saya sampai detik ini, walau saya bukan siapa-siapa, tapi Ibu begi

  • Taruhan Cinta CEO   Bab 198. Menangis Dalam Diam

    "Apa wanita ini kekasihnya Mas Rudi?" Amy memerhatikan wanita yang berfoto dengan sang asisten CEO itu. "Jadi, selama ini dia nggak mencintaiku? Kenapa dia sejahat itu sama aku."Amy menaruh ponselnya di atas nakas, lalu membaringkan tubuhnya, kemudian menutupi tubuh hingga wajahnya dengan selimut.Gadis itu menangis dalam diam. Hatinya terasa sakit melihat Rudi berfoto mesra dengan wanita seksi.Hampir satu jam ia menangis sampai akhirnya tertidur karena kelelahan.Pagi-pagi sekali ia sudah membuka mata. Kepalanya terasa pusing karena terlalu lama tertidur. Matanya terasa sulit untuk dibuka lebar, wajahnya masih terlihat sembab akibat menangisi Rudi."Kenapa aku nangis ngeliat dia sama wanita lain? Dia kan bukan siapa-siapa aku, toh aku juga sudah menolak cintanya." Amy menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhnya, lalu bangun dengan sangat hati-hati.Ia pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Amy melihat wajahnya yang te

DMCA.com Protection Status