Share

Bab 127. Rujuk

Penulis: Nyi Ratu
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-20 14:38:03

"Bun, Aldin kecelakaan," kata Sisil setelah ia sampai rumah.

"Iya, Bunda udah tahu, tadi Al ngabarin Bunda," sahut sang bunda, "Kamu kenapa pulang? Kamu kurang enak badan?" 

Sisil menggelengkan kepalanya, "Aku lagi kurang semangat aja," jawabnya.

"Jangan gitu dong!" sahut Mami Tyas yang juga sedang ada di rumah itu. "Mending ikut Mami ke salon yuk!"

Sisil menoleh pada Bunda Anin meminta persetujuan sang mertua.

"Pergilah, Nak!" kata sang bunda sambil mengusap-usap lengan menantunya.

"Ayo, Sil!" ajak mami Tyas kepada istri keponakannya.

Sisil melakukan perawatan kecantikan bersama mami bos-nya. Memanjakan tubuhnya yang terasa begitu lelah dengan permasalahannya saat ini.

Setengah hari mereka melakukan perawatan. Kini Sisil merasa lebih baik setelah melakukan spa.

"Sil, ada yang mau ketemu sama kamu," kata Mami Tyas, "Maafin Mami ya udah ngasih tahu keberadaan kita di sini." Sang mami menggenggam tangan Sisil.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
riasani
ntar pas giliran ketemu, malah si alnya lg yg jual mahal ga mau rujuk ...
goodnovel comment avatar
Eva Syifa
nah gitu sil ...kalo masih mempertahan kan ego aja sih mau kamu nikah sama siapa juga akan berakhir pisah trus karna ego yg tinggi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Taruhan Cinta CEO   Bab 128. Memulai Kembali

    Rudi berjalan dengan santainya menuju ruangan sang CEO. Ia masuk dan mengetuk pintu terlebih dulu ataupun mengucapkan salam.Rudi langsung menuju sofa dan duduk di kursi empuk itu sambil menumpangkan kakinya.Melihat kedatangan sang asisten yang sejak tadi tidak bisa dihubungi. Aldin bangun dari duduknya, berjalan mendekati sang asisten."Dari mana kamu? Seenaknya aja pergi tanpa kabar." Aldin bertanya pada laki-laki yang duduk di depannya sebagai seorang atasan."Santai, Bos! Saya punya berita menarik untuk Bos," ucapnya sambil melempar berkas kontrak sang bos dengan wanita bayaran ke meja.Aldin mengambil berkas itu, lalu membukanya. "Kenapa kamu bawa-bawa berkas ini? Sekarang kembali lah ke ruanganmu. Satu jam lagi meeting, siapkan semuanya!""Tenang, Bos! Itu semua sudah beres," jawab Rudi sambil bangun dari duduknya, lalu melangkah meninggalkan bos-nya. "Saya hanya ingin menyampaikan kalau Nyonya Sisil mau rujuk dengan anda, Bos," ucapn

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-22
  • Taruhan Cinta CEO   Bab 129. Kita Cerai!

    Ketika hati Sisil mulai melunak, berusaha memaafkan sang suami setelah Rudi memberikan bukti kontrak kerja kekasih bayaran suaminya dengan jenar.Dan hari itu juga Jenar mendatangi Sisil dan memperlihatkan video panasnya dengan Aldin, Sisil syok melihatnya. Namun, ia berusaha menenangkan hati dan pikirannya.Wanita mungil itu berubah pikiran, ia akan tetap melayangkan gugatan cerai ke pengadilan agama. Sudah terlalu banyak goresan luka di hatinya. Ia sudah tidak sanggup lagi menahan perih luka di hati.Sisil hanya pura-pura bersikap tegar di hadapan Jenar supaya wanita itu tidak merasa menang. Walau hatinya hancur, ia berusaha untuk tidak tersulut emosi dengan ucapan kekasih bayaran suaminya.Akhirnya Sisil dan Aldin bertemu di tempat yang sudah dijanjikan oleh Sisil. Tujuan awalnya mereka ingin membicarakan untuk kembali rujuk, tapi setelah Sisil melihat video itu, ia tidak mau lagi rujuk dengan laki-laki yang sangat dicintainya itu .Aldin

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-23
  • Taruhan Cinta CEO   Bab 130. Ruang UGD

    Sisil pergi ke taman yang sepi untuk meluapkan rasa sakit di hatinya. Ia menangis tersedu-sedu seorang diri.Hanya Andin teman curhatnya selama ini, hanya dia yang mengerti dirinya. Sisil pun mengambil ponselnya yang ada di dalam tas."Din ...." Sisil tidak bisa berkata-kata lagi. Ia langsung menangis saat Andin menjawab panggilan teleponnya."Sil, lo kenapa?" tanya Andin yang panik saat mendengarkan suara tangis Sisil pecah."Gue sama Al cerai," jawabnya pelan. Lalu, kembali menangis."Sil, lo di mana sekarang? Kirim lokasi lo sekarang! Jangan ke mana-mana sebelum Nabil ke situ!""Iya," jawab Sisil, lalu mengirimkan lokasinya saat ini kepada sang sahabat yang sekaligus adik iparnya.Air matanya masih saja menggenang walau sudah berulang kali diusapnya. Ia menarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskannya berulang. Begitu seterusnya yang ia lakukan untuk menahan tangis sampai Nabil datang menjemputnya.Entah apa yang harus

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-24
  • Taruhan Cinta CEO   Bab 131. Kekuatan Cinta

    "Sayang, bangun lah! Jangan menyalahkan diri sendiri." Bunda Anin membantu menantunya untuk bangun, kemudian ia memeluk Sisil dengan erat dengan berlinang air mata. "Kita doakan Al, semoga dia bisa melewati semua ini!""Nak, apa Ayah boleh tahu kenapa kamu ingin cerai?" tanya Ayah Rey pada menantunya, "Maksud Ayah kenapa kamu berubah pikiran? Bukannya kalian sudah sepakat untuk rujuk."Sisil melepas pelukannya pada sang bunda. ia tidak menjawab pertanyaan Ayah Rey, tapi malah menunjukkan video panas Aldin kepada mertuanya."Tolong maafkan Aldin, Nak." Ayah Rey memeluk menantunya, "Tolong maafkan dia!" ucap Ayah Rey sambil menitikkan air mata.Sang bunda merasa heran dengan suaminya, ia penasaran dengan apa yang dilihat sang suami, kenapa suaminya itu sampai menitikkan air mata."Iya, Ayah. Aku akan memaafkan Al," jawab Sisil, "Maafkan aku udah membuat Al seperti ini!""Ini semua bukan salah kamu, Nak," kata Ayah Rey sambil mengusap-usap pung

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-24
  • Taruhan Cinta CEO   Bab 132. Sisil Berbohong

    Kini Aldin sudah berada di ruang ICU. Sisil dan keluarga sang suami menunggu di ruang tunggu khusus pasien ruang ICU.Rudi masuk ke dalam ruang tunggu pasien. Ia menghampiri Sisil dan orang tua serta saudara kandung bos-nya."Permisi Nyonya," sapa Rudi dengan sopan, "Bos Aldin sudah bisa dikunjungi, tapi hanya satu orang yang boleh masuk," jelasnya sambil melirik Sisil."Nak, kamu saja yang masuk!" titah Bunda Anin kepada sang menantu yang duduk di sampingnya, "Dia lebih membutuhkan kamu."Sisil menoleh kepada Ayah Rey dan Andin, mereka menganggukkan kepala, pertanda ia setuju dengan ucapan sang bunda."Yang kuat ya, Sayang." Bunda Anin meraih tangan menantunya, lalu mengusap-usapnya dengan kuat. "Jangan tunjukkan kesedihan kamu!""Iya, Bun," jawab Sisil.Sisil mengikuti Rudi yang keluar lebih dulu dari ruangan itu. Mereka berjalan beriringan menuju ruang ICU."Semangat, Sil!" seru Rudi sebelum istri bos-nya masuk ke dalam ruan

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-24
  • Taruhan Cinta CEO   Bab 133. Sisil Hamil

    Rudi segera membopong Sisil dan membawanya ke UGD. 'Sil, lo kenapa sih?' batin Rudi sambil terus melangkah membawa Sisil.Ayah Rey yang kebetulan keluar dari ruang tunggu itu kembali masuk ke dalam ruangan untuk mengabari istrinya kalau ia melihat Rudi membopong menantunya."Bun, ayo kita keluar!" Ayah Rey mengajak sang istri untuk keluar dari ruangan itu. "Ayah melihat Rudi membopong Sisil, ia sangat buru-buru, sepertinya terjadi sesuatu dengan menantu kita."Andin dan bundanya langsung bangun dan berdiri. "Sisil kenapa, Yah?" tanya Andin. Ia sangat khawatir dengan keadaan kakak iparnya itu."Ayah juga tidak tahu," jawab Ayah Rey, "Ayo kita ke sana!"Mereka segera keluar dari ruang tunggu itu. Andin dan Bunda Anin berjalan tergesa mengikuti Ayah Rey."Dibawa ke mana, Yah?" tanya Bunda Anin sambil berjalan cepat mengimbangi langkah suaminya."Yang pasti ke UGD, Bun," sahut Andin yang berjalan di samping sang bunda."Ya Tu

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-24
  • Taruhan Cinta CEO   Bab 134. Harapan Baru

    "Sayang, kamu sudah sadar, Nak?” Bunda Anin mendekati Sisil yang sudah membuka matanya. “Kamu masih pusing?” tanya sang bunda saat menantunya memegangi pelipisnya.“Bunda, kok aku di sini?” tanya Sisil sambil mengedarkan pandangannya, melihat ke sekeliling ruang perawatan yang terlihat seperti kamar hotel berbintang. Ia berusaha mengingat apa yang telah terjadi padanya.Kini Sisil sudah dipindahkan ke ruang perawatan. Ia akan dirawat inap untuk beberapa hari ke depan sampai kondisinya membaik.“Kamu istirahat di sini dulu ya, sampai kamu membaik,” jawab sang bunda sambil mengelus tangan menantunya.“Memangnya aku kenapa? Aku sehat kok, Bun,” kata Sisil.Ia merasa baik-baik saja, hanya sedikit pusing karena sejak pagi belum makan apa pun. Sisil belum tahu kalau di dalam perutnya ada benih cintanya bersama sang suami.“Kamu memang baik-baik aja, Sayang,” sahut sang bunda sambil

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-25
  • Taruhan Cinta CEO   Bab 135. Ancaman Sisil

    Seminggu sudah Sisil dirawat inap di rumah sakit yang sama dengan tempat suaminya dirawat. Namun, laki-laki yang dicintainya itu belum juga sadarkan diri, walau sudah melewati masa kritisnya.Aldin masih berada di ruang ICU dengan alat-alat medis yang masih menempel di tubuhnya. Kecelakaan kedua membuat laki-laki itu terbaring lemah di ranjang rumah sakit.Hari ini Sisil sudah diperbolehkan pulang dan bisa menjenguk suaminya kembali. Setelah seminggu ia tidak bisa menemui sang suami karena kondisi kandungannya yang lemah.Dikhawatirkan akan memperburuk kondisi kesehatannya kalau wanita hamil itu terus-menerus menangis setelah melihat konsisi suaminya.Sisil masuk dengan lengkungan indah di wajahnya. Wanita hamil itu masuk ke ruangan ICU membawa harapan baru. Ia yakin kalau suaminya akan baik-baik saja."Apa kabar calon Papi?" sapa Sisil pada laki-laki yang sedang memejamkan mata itu. "Maaf, beberapa hari ini aku nggak bisa menemuimu karena De

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-26

Bab terbaru

  • Taruhan Cinta CEO   ( Extra part 5 ) Membuka Segel

    Kemudian membenamkan wajahnya di antara kedua pada sang istri. Lalu pria itu mengeluarkan jurus lidah membelah semak-semak."Mas ...." Amy menggelinjang sambil mencengkram rambut sang suami. "Ampun, Mas!"Walaupun sang istri meminta ampun, ia tidak mendengarkan ucapan istrinya. Rudi terus melanjutkan aksinya.Sentuhan lidah dan tangannya berhasil membuat Amy menjerit merasakan kenikmatan yang bergejolak di dalam tubuhnya. Kenikmatan yang baru pertama kali ia rasakan.Ia meninggalkan jejak-jejak cinta di tubuh sang istri. Amy menjerit saat Rudi menyesapi pusat intinya dengan rakus."Mas ... awas, aku pengin pipis."Amy mendorong wajah suaminya, berusaha menyingkirkan kepala sang suami dari daerah keramatnya."Namun, Rudi tidak mau menuruti keinginan sang istri, ia malah melakukan aksinya lebih dan lebih lagi."Mas ... aahhh...!"Napas wanita itu sudah tersengal-sengal. Ia menjerit merasakan kenikmatan yang lua

  • Taruhan Cinta CEO   ( Extra part 4 ) Membelah Semak

    "Mas, aku tidur duluan ya." Setelah mandi dan berpakaian Amy naik ke tempat tidur.Wanita itu menyingkirkan kelopak mawar merah yang sudah kembali ditata berbentuk hati. Ia malah membersihkannya tanpa sisa. Kelopak bunga itu berserakan di lantai.Rudi hanya melongo melihat itu semua. 'Kenapa? Apa dia marah atau efek kelelahan?'"Sayang, kok bunganya dibuang?" tanya Rudi setelah naik ke tempat tidur."Memangnya kenapa? Nggak boleh ya? Emangnya itu buat apaan?"Amy malah balik bertanya kepada suaminya."Boleh," jawab Rudi cepat. "Sekarang kamu istirahat ya." Rudi mencium kening istrinya dengan mesra. Ia tidak mau membahas hal sepele yang akan memancing keributan.Amy meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku, lalu membalikkan badannya membelakangi sang suami.Terdengar bunyi ketika Amy meregangkan otot-ototnya.'Kelihatannya dia sangat lelah.' Rudi memijat bahu sang istri dengan lembut. "Kamu capek ya?"

  • Taruhan Cinta CEO   ( Extra part 3 ) Kelahiran Si Kembar

    Pasangan pengantin baru itu menunggu di depan ruang bersalin."Dari dulu sampai sekarang lo selalu merepotkan gue, Sil," gumam Rudi sambil menatap pintu ruang bersalin."Mas, nggak boleh ngomong kayak gitu! Kalau nolong tuh harus ikhlas.""Kamu tahu?" Rudi memegang bahu Amy sembari menatap wajah sang istri.Amy menggeleng pelan. "Nggak!""Oh iya, aku belum ngomong," kata Rudi sembari menyeringai. "Sejak dia nikah, yang ngurusin Sisil kalau lagi berantem sama Aldin itu aku, dari dulu sampai sekarang tuh anak dua merepotkan banget.""Kalau nggak ikhlas nolongnya nanti kamu nggak bakal dapat pahala loh, Mas. Lagian Tuan Aldin dan Mbak Sisil udah baik banget sama aku.""Iya, Sayang, maafkan aku." Rudi memeluk mesra wanita yang dinikahinya beberapa jam lalu. "Aku hanya heran aja, kenapa Aldin tidak pernah ada di saat Sisil butuh."Amy melepas pelukannya karena ia merasa malu berpelukan di tempat umum."Tadi 'kan Tuan Al

  • Taruhan Cinta CEO   ( Extra part 2 ) Kontraksi

    Andin mengetuk-ngetuk pintu dengan keras sembari berteriak memanggil nama sahabatnya.Beberapa detik kemudian pintu kamar mandi terbuka. "Lo kebelet juga?" tanya Sisil sembari meringis."Gue khawatir sama lo," sahut Andin. "Sil, lo baik-baik aja 'kan?"Ibu dua anak itu merasa khawatir dengan kakak iparnya yang terlihat sangat pucat."Gue mules, Din," jawab Sisil. "Tapi, dari tadi nggak keluar-keluar.""Jangan-jangan kamu mau ngelahirin." Andin segera memapah Sisil menuju ranjang pengantin."Tiduran dulu, Mbak. Aku panggil Tuan Aldin dulu." Setelah membantu Sisil berbaring di tempat tidur pengantin. Ia berlari keluar memanggil suami Sisil.Tempat tidur yang sudah dirancang untuk pengantin baru, dengan taburan kelopak bunga mawar merah yang membentuk hati, kini berantakan oleh Sisil yang sedang merasakan kontraksi."Perut lo sering kontraksi nggak?" tanya Andin pada Sisil setelah memberikan air minum kepada sahabatnya itu.

  • Taruhan Cinta CEO   ( Extra part 1 ) Hari Bahagia

    Di kediaman Amy sedang disibukkan dengan persiapan acara akad nikah yang akan dilaksanakan siang hari dan langsung dilanjut dengan resepsi.Hari ini adalah hari kebahagiaan Amy dan Rudi setelah beberapa bulan lalu Rudi melakukan lamaran dadakan.Amy menginginkan pesta yang sederhana. Mereka hanya mengundang keluarga, kerabat dekat, dan beberapa rekan kerja Rudi."Amy, kamu cantik sekali," puji Sisil saat gadis manis itu selesai dirias.Amy mengenakan kebaya pengantin berwarna putih dengan bordiran bunga dan aksen-aksen mutiara melengkapi penampilannya sebagai pengantin sunda.Siger berwarna silver bertengker indah di kepalanya. Dan beberapa hiasan lainnya, seperti untaian melati yang semerbak.Hiasan daun sirih berbentuk wajik di tengah keningnya semakin mempercantik riasan wanita itu.Akad nikah berlangsung di lantai bawah, di mana resepsinya dilakukan. Sedangkan Amy berada di dalam kamar pengantin ditemani oleh Sisil.'

  • Taruhan Cinta CEO   THANK YOU READERS

    Hai semuanya, terima kasih terima kasih terima kasih untuk kalian yang sudah mengikuti cerita recehku. Maaf, atas semua hal yang mengecewakan kalian, entah dari alur, typo atau kesalahan penulisan nama tokoh. Aku sungguh-sungguh minta maaf. Untuk kedepaannya aku akan belajar menulis dengan baik lagi. Maaf, kalau selama ini slow update karena kemarin aku lagi kurang sehat, tapi alhamdulilah sekarang udah sembuh dan bisa menamatkan cerita ini. Jika ada keluhan, silakan komen di bawah ini. Aku menerima kritik dan saran dari kalian semua untuk membangun aku menjadi lebih baik lagi. Love sekebon untuk kalian yang sudah mendukung aku dan cerita-cerita recehku. Sampai jumpa di cerita yang baru. Eh, Pengantin Tuan Haidar masih lanjut. Insyaallah aku akan rajin update lagi. I LOVE YOU ALL MY READERS.

  • Taruhan Cinta CEO   Bab 200. Maukah Kamu Menikah Denganku? ( END )

    Setelah beberapa hari pulang dari rumah sakit. Kondisi kesehatan Amy semakin membaik.Berada di tengah-tengah orang yang menyayanginya membuat Amy bersemangat untuk segera sembuh."Amy, kamu mau ke mana?" tanya Sisil ketika Amy bangun dari duduknya.Wanita hamil itu sedang berada di rumah Amy. Ia jarang sekali berada di rumahnya. Sisil selalu berkunjung ke rumah sahabat, mertua, dan juga teman barunya.Sisil pergi tidak sendiri, ia pasti ditemani Andin atau Bunda Anin. Kedua wanita itu tidak mengizinkan Sisil untuk bepergian sendiri karena kehamilannya yang semakin membesar."Saya mau ambilkan camilan untuk Mbak Sisil dan Mbak Andin," jawab Amy. "Ibu hamil pasti sering laper.""Duduk!" perintah Sisil kepada wanita yang telah menyelamatkan hidupnya. "Kamu jangan banyak gerak. Istirahat aja dulu! Lagi sakit juga nggak bisa diem.""Iya, Mbak." Amy pun kembali duduk di hadapan Sisil dan Andin."Sama kayak lo, lagi hamil

  • Taruhan Cinta CEO   Bab 199. Masa Depan Saya Itu Kamu

    Bu Mila langsung terdiam mendengar ucapan Amy. Ia menunggu gadis itu melanjutkan ucapannya."Maksud kamu apa?" Sisil meraih tangan Amy. Ia menatap bola mata gadis itu, terlihat kesedihan di dalamnya. "Terus siapa yang dicintai Rudi?""Saya nggak tahu, Nyonya karena saya nggak kenal, tapi kayaknya saya pernah melihat wajahnya. Dia cantik, sangat cantik.""Aduh Amy, jangan panggil aku Nyonya, dan jangan berbicara formal kayak gitu, aku nggak suka.""Iya, Mbak, maaf. A-aku masih belum terbiasa," ucap Amy pelan."Baiklah aku maafkan," balas Sisil dengan serius."Tapi, Nak. Rudi bilang sama Ibu kalau dia mencintaimu."Bu Mila menjadi sedih mendengar ucapan gadis yang ia harapkan menjadi menantunya itu.Amy meraih tangan Bu Mila, menatap wajah wanita tua itu yang terlihat sedih padahal awalnya terlihat sangat bahagia."Bu, terima kasih udah ngurusin saya sampai detik ini, walau saya bukan siapa-siapa, tapi Ibu begi

  • Taruhan Cinta CEO   Bab 198. Menangis Dalam Diam

    "Apa wanita ini kekasihnya Mas Rudi?" Amy memerhatikan wanita yang berfoto dengan sang asisten CEO itu. "Jadi, selama ini dia nggak mencintaiku? Kenapa dia sejahat itu sama aku."Amy menaruh ponselnya di atas nakas, lalu membaringkan tubuhnya, kemudian menutupi tubuh hingga wajahnya dengan selimut.Gadis itu menangis dalam diam. Hatinya terasa sakit melihat Rudi berfoto mesra dengan wanita seksi.Hampir satu jam ia menangis sampai akhirnya tertidur karena kelelahan.Pagi-pagi sekali ia sudah membuka mata. Kepalanya terasa pusing karena terlalu lama tertidur. Matanya terasa sulit untuk dibuka lebar, wajahnya masih terlihat sembab akibat menangisi Rudi."Kenapa aku nangis ngeliat dia sama wanita lain? Dia kan bukan siapa-siapa aku, toh aku juga sudah menolak cintanya." Amy menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhnya, lalu bangun dengan sangat hati-hati.Ia pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Amy melihat wajahnya yang te

DMCA.com Protection Status