“hahahahahah”Tawa yang aneh terus saja merendam area di sekitar dengan horor.Kelompok orang di sekitar yang mendengar tawa ini entah mengapa sedikit waspada di buatnya.Setelah beberapa saat, suara tawa itu pun berhenti ketika sosok yang tertawa itu tersengal-sengal kehabisan nafas.Meski tampilan sosok itu tidak keren sekarang, kelompok orang di sekitar tak ada yang berani meremehkannya.“Aku sangat terhibur dengan pertunjukan kali ini, bahkan kau masih bisa berdiri setelah menerima serangan yang telah aku rencanakan. Memang sebutan jenius di nama mu bukan lah sebuah omong kosong...”Abar terus saat mengoceh saat bergerak menatap ke arah Luruih.Sementara Abar sedang mengoceh, Luruih kini menatap ke arah sosok itu dengan tampilan yang sedikit kompleks.Jelas dia begitu kesal dengan pihak lain, namun apa yang bisa dia lakukan? Dia telah menjadi bubur olah serangan pihak lain. sukur-sukur Luruih masih bisa berdiri setelah serangan yang sebelumnya.Luruih jelas mengeluarkan banyak us
Sebuah area kacau yang ada di kota Bukit curam, tampak sekelompok orang tengah menatap ke satu arah. Kelompok itu kini sedang menatap ke arah dua sosok pemuda yang sedang bermain dengan diri mereka sendiri di pusat area itu. Salah satu pemuda meninju, sementara pemuda yang lainnya menjadi karung tinju. Bisa dipastikan bahwa hal yang terjadi saat ini bukanlah lelucon atau sekedar permainan, hal ini bisa kita pastikan ketika melihat tampilan negeri dari kelompok orang di sekitar. Dan lagi, sejumlah darah yang keluar dari tubuh salah seorang pemuda itu begitu nyata untuk di buat-buat. Tampilan kedua anak yang sedang ‘bermain’ itu terlihat begitu kontras. Abar tampil begitu agung, rapi dan bahkan tak ada satupun noda debu yang hinggap di bajunya. Sementara itu, sosok Luruih begitu kacau layaknya pengemis yang baru saja di pukuli satu kota akibat mencuri sesuap nasi untuknya makan. Bahkan baju sosok itu tampak berubah warna ketika terlumur dengan arah. Setelah beberapa saat di hujani
Di sebuah area yang tampil kacau di kota Bukit curam, tampak kerumunan orang tengah berkumpul dengan tidak teratur ketika mereka melihat ke satu arah.Area di sekitar begitu sunyi seolah ada hal yang sangat penting terjadi, dan orang di sekitar sama sekali tidak ingin mencoba mengacaukan kejadian penting itu.Di tengah-tengah kelompok orang yang tengah diam. Terdapat sebuah adegan yang begitu menarik untuk dilihat.Ada seorang pemuda yang terbaring dengan lemas di tanah. Selain itu ada juga seorang paruh baya yang berdiri dengan santai saat seorang pemuda lainnya mengarahkan serangan ke arahnya.Kejadian itu terlihat begitu mistis, seperti sosok paruh baya yang berdiri tenang itu tengah memberhentikan waktu. Serangan Abar tampak terhenti oleh setetes air yang terus saja bergelombang seolah itu adalah miniatur dari ombak yang menggulung.Abar kini menjadi putus asa saat serangannya sama sekali tidak berdampak ke arah pihak lain, dengan ini pemuda itu hanya bisa mengutuk di dalam hatiny
Di sebuah area kacau yang ada di kota Bukit curam, tampak sekelompok orang tengah melihat ke satu arah dengan tampilan seksama.Arah yang kelompok orang itu lihat menampilkan seorang paruh baya yang sedang melihat ke arah sosok pemuda yang terbaring dengan buruk di tanah.Saat paruh baya itu menatap tanpa ekspresi ke arahnya, sosok pemuda yang terbaring di tanah itu malah membuka mulutnya dengan susah payah untuk mengeluarkan sebuah suara.“Ma..aaf... ayah.”Meskipun suara itu lemah dan juga begitu pelan, namun kelompok orang di sekitar bisa dengan jelas mendengarnya. Ini semua karena setiap orang di tempat itu begitu diam hingga membuat keheningan ekstrim terjadi di tempat itu.Setelah mendengar perkataan pemuda lemah itu, kelompok orang di sekitar menjadi menahan nafas sesaat setelah mendengarnya.“Ayah Luruih? Apakah dia pemimpin keluarga ommbak?”“Ahhh apakah benar begitu?”Dengan ini kerumunan di sekitar menjadi ricuh setelahnya.Surya yang juga berada di kerumunan mulai menatap
Di sebuah area kacau yang ada di kota Bukit curam, tampak kelompok orang tengah mematung tidak percaya setelah mendengar perkataan singkat dari sosok paruh baya yang sedang berdiri di pandangan mereka.Sosok yang sedang berdiri itu begitu spesial karena dia adalah ayah dari sosok pemuda yang tengah terbaring di tanah sekarang.Pemuda itu telah dipukul dengan buruk oleh orang yang kini berdiri tidak jauh darinya. Lawan pemuda itu begitu tidak masuk akal ketika melakukan hal teduh secara terang-terangan dan juga mencoba membunuhnya di siang bolong seperti ini.Kelompok orang itu telah berpikir bahwa paruh baya itu setidaknya akan memberikan sedikit pelajaran pada pemuda yang telah mengacaukan anaknya.Namun siapa sangka sosok paruh baya itu malah membiarkan anak itu pergi begitu dengan mudahnya.Dengan ini kelompok orang di sekitar menjadi ricuh karena satu alasan.Jelas mereka bingung terhadap pemikiran paruh baya itu.“Apakah benar kata orang sebelumnya bahwa keluarga Abar itu begitu
Di udara, kini tengah mengambang sebuah kepala beruang besar yang terbentuk dari bebatuan dan juga pasir.Kepala beruang itu tampil begitu hidup saat meraung keras ke udara.Aura yang dipancarkan sosok kepala beruang itu sedikit gelap ketika samar-samar perasaan sombong mulai terasa keluar dari bentuk kehidupannya.Kelompok orang yang tengah menjaga tubuh mereka agar bisa selamat dari gelombang kejut tak terlihat itu hanya bisa menatap dengan melongo ke arah kepala beruang itu.Kelompok orang itu hanya bisa bertanya dalam hati ketika melihat tampilan kepala beruang itu.“Apakah dia sudah gila?”“Mengapa dia terlalu percaya diri mencoba menyerang kepala keluarga Ommbak?”“Sunggu anak yang tak tahu seberapa luasnya lagit!”Kelompok orang di sekitar meski telah merasakan kekuatan dahsyat dari anak itu sebelumnya, tetap saja mereka mengejek ke arahnya.Jelas bahwa pemikiran anak itu tidak masuk akal dan begitu naif, seolah otak-nya belum berkembang dengan sempurna.Sekarang di pusat area
Di sebuah area yang ada di kota Bukit curam, sebuah cahaya menyilaukan mulia menutupi segala arah yang ada di area sekitar. Di saat yang bersamaan juga, sejumlah besar air tampak mempercepat laju mereka untuk membentuk sebuah kubah yang besar. Melihat hal ini dari kejauhan, kelompok orang yang sudah terbaring buruk di tanah hanya bisa menjadi negri. Tampilan yang mereka lihat sekarang begitu menakutkan seperti badai yang akan memunculkan tsunami setelahnya. Di tengah-tengah area itu, seoang paruh baya tampak mengangkat tangannya dengan begitu lurus menunjuk ke udara. Paruh baya itu berdiri dengan begitu kokoh ketika dia memaksakan kekuatannya untuk tetap bangkit meski tekanan yang dia rasakan begitu tidak masuk akal sampai-sampai kakinya menjadi lemas saat bergetar. “Sila!!!” kutuk paruh baya itu menggertakan giginya. Sementara orang di area sekitar tampak berubah ekspresi menjadi buruk, ada sebuah hal kontras yang terlihat di satu sudut area itu. ada seorang pemuda yang terseny
“Arghhhhh!”Sebuah teriakan yang tidak mengenakan mulai terdengar di sela-sela suara ricuh yang membuat takut sekelompok orang di sekitar.Sosok yang berteriak itu tampak begitu menyedihkan saat dia mengangkat kedua tangannya menunjuk ke arah langit.Sosok yang sedang menembak langit itu merupakan ayah dari pemuda yang dipanggil Luruih sebelumnya, dia hanya mencoba untuk menyelamatkan anaknya dari cengkraman tipu muslihat dari sosok gila yang berada tak jauh darinya.Dan kini paruh baya itu lah yang terjebak oleh tipu muslihat sosok gila itu.Meskipun dia sudah tahu sebenarnya apa yang terjadi, sosok paruh baya itu masih tidak bisa menenangkan dirinya sendiri.Bagaimana tidak, hal yang telah di sembunyikan pihak lain di dalam serangannya sebelumnya merupakan sesuatu yang begitu menakutkan untuk di pegang seorang bocah naif.Meski begitu kesal terhadap sosok orang yang memberikan benda berbahaya itu pada anak yang tak masuk akal itu, paruh baya itu tidak punya kemewahan untuk mengeluh