Setelah mendengar penjelasan Bik Surti, Raja mencoba menghubungi Clara lagi untuk bertanya kabar Clara dengan Niko.
Namun sayangnya hal itu malah membuat Niko salah paham. Niko menjawab panggilan telepon Raja dan Clara segera berlari dan mencoba merampas ponselnya dari Niko. "Berikan ponselku!" Kegaduhan terus berlanjut bahkan hanya karena ponsel seperti ini dan Raja tentu bisa mendengar suara kegaduhan itu. "Kenapa? Kenapa kamu terus berada di sekitar istriku? Kenapa kamu selalu mengganggunya? Cari saja wanita lain untuk kamu jadikan istrimu," ujar Niko yang masih salah paham padahal Raja hanya ingin menanyakan keadaan Clara. Lagi pula Raja sudah menganggap Clara sebagai adiknya, tak heran jika Raja selalu ingin melindungi Clara. "Berikan ponselku!" Clara melompat untuk menggapai ponselnya. "Kak Raja, tolong aku! Dia mengurungku di sini! Aku mau keluar dan tolong selamatkan Ameera." Raja menjaHari ini merupakan hari diadakannya pesta ulang tahun Sisil, teman sekelas Adelia. Ruangan di salah satu Cafe yang Sisil sewa terlihat sangat ramai dan juga meriah.Acara ini tentunya di penuhi oleh para pelajar seusia Adelia dari sekolah yang sama.Tapi ini tidak seperti yang terlihat sebab di hari ulang tahun Sisil ini, Sisil yang merupakan musuh bebuyutannya Adelia dan juga saingannya merencanakan sesuatu yang buruk pada Adelia.Sisil yang merupakan anak orang kaya menyewa beberapa orang pria untuk membius Adelia dan membawanya ke suatu tempat. Bukan hanya itu, Sisil bahkan memerintahkan anak buahnya untuk melecehkan Adelia dan merekam vidionya untuk di sebarkan agar Adelia malu dan juga agar semua orang menjauhi Adelia.Adelia merupakan gadis baik, cantik dan juga pintar. Gadis ceria ini berasal dari keluarga sederhana yang juga terkenal baik. Oleh sebab itu Adelia menjadi primadona di sekolahnya dan memiliki banyak teman.Hal itu yang menyebabkan Sisil iri pada Adelia dan sering
Raja dengan santainya menggendong Adelia masuk ke dalam rumah dan meletakkannya di atas sofa ruang tamu. Kebetulan Yola, mamanya Raden melewati tempat tersebut dan pemandangan janggal itu membuat Yola menjadi salah fokus dan beralih melihat apa yang sedang dilakukan oleh Raja.Sepertinya Raja sengaja melakukan hal ini dan sudah tau jika Yola akan segera melewati tempat ini.Dengan wajah terkejut Yola menatap ke arah Raja dengan tatapan tak percaya."Raja, apa yang kamu lakukan? Siapa dia?" Yola bertanya pada Raja dengan tatapan mengintimidasi seperti tim introgasi yang sedang menyelidiki pelaku kejahatan."Maaf, Nyonya. Saya tidak kenal dengan wanita ini. Tuan Muda yang tadi membawanya," jawab Raja dengan tenang.Yola semakin terkejut mendengar apa yang baru saja Raja katakan tentang putranya. Yola yang penasaran melihat ke arah gadis yang tengah pingsan itu dan membenarkan posisi rambutnya yang menutupi wajah cantiknya.'Cantik', kata itulah yang saat ini tertanam dalam pikiran Yola
Raja menelan salivanya sembari memikirkan kata-kata yang akan Raja katakan agar kedua pihak ini tidak menyerangnya. Tapi sebelum Raja membuka mulutnya, Yola kembali menyela dan memojokkan Raden."Jika hanya berniat menolong bagaimana bisa gadis ini berada di kamarmu? Mama tidak mau tau, kalian harus segera mempertanganggung jawabkan hal ini." Yola tidak membiarkan Raden membela diri atau memberikan Raja kesempatan untuk membuat rencananya gagal.Di samping itu, Adel yang ketakutan semakin menangis sembari meremas pakaiannya yang sudah berantakan."Tapi, Ma ... Mama ...." Raden mencoba menghentikan langkah Yola agar bisa menjelaskan kejadian sebenarnya."Hiks ... Hiks ... Aku mau pulang," ujar Adel dengan takut dan membuat Yola sadar jika dirinya membuat Adel takut.Yola berhenti dan berbalik. Yola berjalan mendekati Adelia dan memegang kepala gadis itu dengan lembut."Tidak apa-apa, ini bukan salah kamu. Tapi anak ini harus bertanggung jawab sama kamu. Ayo, ikut Tante dan jangan takut
Raden tau betul jika dirinya tidak membawa Adelia masuk ke dalam kamar apalagi mengotorinya. Bahkan pakaian Adelia masih sangat lengkap saat mereka terbangun tadi pagi.Jika Raden ingin melakukannya, Raden bisa saja melakukannya pada Stevani, kekasihnya. Untuk apa Raden melakukannya dengan anak kecil seperti Adel?Kali ini Raden terpaksa mengalah dan hanya diam saja demi mempertahankan perusahaannya padahal Raden sudah sangat yakin jika ini tidak lah benar."Bunda, maafin Adel. Adelia juga tidak tau apa yang sebenarnya terjadi. Semalam waktu Adel pergi ke pesta ulang tahun Sisil, ada 3 orang pria yang mau nyulik Adel. Tapi kakak itu membantu Adel, selanjutnya Adel tidak tau karena Adel pingsan, Bun. Begitu bangun Adel uda di dalam kamar kakak itu," jelas Adel pada bundanya agar Sang Bunda tidak menyalahkannya."Bunda tau kok, Del. Bunda tau kamu anak baik, tidak mungkin jika kamu melakukan hal semacam itu. Bunda percaya sama kamu. Sekarang kita harus mengambil keputusan untuk masalah
Adelia seperti tidak rela saat orang tuanya hendak pulang dan meninggalkannya bersama keluarga barunya yang sama sekali tidak Adel kenal. "Ingat ya, Nak. Kapanpun kamu ingin pulang, rumah kita akan selalu terbuka untuk kamu. Jadi anak yang baik dan juga penurut ya, Nak. Tolong jangan kecewakan kami, Bunda percaya sama kamu," ujar Yulia mengecup kening Adelia lama sebelum akhirnya Adelia menangis histeris saat melihat orang tuanya pergi. Adnan tidak sanggup melihat Adelia menangis, oleh sebab itu Adnan memutuskan untuk masuk ke dalam mobil terlebih dahulu atau Adnan akan gagal menahan emosinya saat melihat Adel, putri kesayangannya. "Ayo, Bun. Kita masih punya pekerjaan lain," ujar Adnan memanggil Yulia yang masih menangis. Yola dan Abimanyu menahan Adelia yang hendak mengejar mobil yang ditumpangi orang tuanya dengan memeluknya dan juga menenangkannya. "Sayang, dengerin Mama. Sekarang kamu juga anak kami. Jadi jangan takut, kami akan menjaga dan melindungi kamu. Kamu harus p
Pagi hari.Adelia bangun lebih dulu saat mendengar suara adzan subuh berkumandang karena Adelia sudah terbiasa bangun saat hari masih gelap. Berbeda dengan Raden yang terlihat semakin menarik selimut ke seluruh tubuhnya saat adzan mulai mengganggu telinganya."Ckk, apa mereka tidak pernah shalat subuh?" Guman Adelia dalam hati saat melihat pria yang sudah menjadi suaminya ini semakin menarik selimut.Adelia turun dari ranjang dengan perlahan dan pergi ke kamar mandi yang berada di kamar mereka.Bahkan kamar mandi mereka terlihat sangat besar seperti satu ruangan di rumah bundanya.Adelia membersihkan diri lalu berwudhu dan setelahnya Adelia mengeluarkan mukenahnya yang ia bawa dari rumah.Untung saja Adelia membawanya!Adelia bingung melihat sisi kamar Raden. Adelia tidak tau kemana arah kiblat dan lupa menanyakannya pada Mama mertuanya semalam.Gadis manis itu keluar dari kamar dan mengintip sekitar ruangan. Adelia menghampiri salah satu pelayan yang kebetulan lewat dengan membawa sa
Selama di perjalanan diam-diam Adelia mencuri pandang terhadap pria yang saat ini Adelia kagumi bukan hanya wajah tampannya, tapi juga sikap dan etikanya. Andai saja Adelia bisa memilih, pasti akan lebih baik jika Adelia menikah dengan Raja. "Ada apa? Kenapa anda menatap saya seperti itu? Apa ada yang salah? Apa anda kesal yang mengantarkan anda bukan suami anda? Jangan berharap lebih padanya ... Sudah sampai, turunlah. Nanti saya akan mengingatkan Tuan Muda untuk menjemput anda," ujar Raja dengan cool yang semakin membuat Adelia hanyut dalam pesonanya. Adelia tersentak saat Raja berbicara padanya yang artinya Adelia tertangkap basah. Ini benar-benar memalukan. "Maafkan saya, tolong jangan salah paham. Saya hanya kagum dengan anda. Anda bisa menganggap saya sebagai fans saja. Maaf jika saya lancang. Baiklah, terima kasih .... " Adelia tidak dapat menyelesaikan kalimatnya karena bingung harus memanggil Raja dengan sebutan apa. Adel membuka pintu mobil dan berlari ke kelasnya. Say
Dengan ekspresi kesal Raja terpaksa keluar dari ruangan Raden. Sebelum keluar, Raja mengingatkan Raden akan tugasnya dan itu membuat Stevani terkejut tak percaya. "Tuan Muda jangan lupa untuk menjemput Nona Adel atau anda akan mendapat masalah jika saya melapor pada Nyonya Besar." Raja segera berlalu tak lupa untuk memberikan Stevani tatapan mengintimidasi dan itu berhasil membuat Stevani takut padanya. "Aku tau, keluarlah!" Bentak Raden melirik Stevani. Setelah Raja keluar. "Sayang, siapa itu Adel? Kenapa kamu harus menjemputnya?" Stevani merengek dan merajuk pada Raden. Raden si buaya darat langsung berdiri dari kursinya dan memegang wajah Stevani yang sangat menggoda. Cupp! Raden mengecup singkat bibir merah Stevani. "Jangan hiraukan dia. Kamu tau kan, jika aku tidak bisa berpaling darimu? Hmm?" Raden semakin melanjutkan aksinya. Kali ini tangan nakal Raden mulai berjelajah di paha mulus Stevani dan itu berhasil membuat Stevani tanpa sadar mulai mendesah. Pukk!
Setelah mendengar penjelasan Bik Surti, Raja mencoba menghubungi Clara lagi untuk bertanya kabar Clara dengan Niko. Namun sayangnya hal itu malah membuat Niko salah paham. Niko menjawab panggilan telepon Raja dan Clara segera berlari dan mencoba merampas ponselnya dari Niko. "Berikan ponselku!" Kegaduhan terus berlanjut bahkan hanya karena ponsel seperti ini dan Raja tentu bisa mendengar suara kegaduhan itu. "Kenapa? Kenapa kamu terus berada di sekitar istriku? Kenapa kamu selalu mengganggunya? Cari saja wanita lain untuk kamu jadikan istrimu," ujar Niko yang masih salah paham padahal Raja hanya ingin menanyakan keadaan Clara. Lagi pula Raja sudah menganggap Clara sebagai adiknya, tak heran jika Raja selalu ingin melindungi Clara. "Berikan ponselku!" Clara melompat untuk menggapai ponselnya. "Kak Raja, tolong aku! Dia mengurungku di sini! Aku mau keluar dan tolong selamatkan Ameera." Raja menja
Niko melihat ponsel Clara dan melihat panggilan tak terjawab dari Raja yang kembali membuat Niko kesal.Kemudian Niko menghubungi anak buahnya untuk mengirim Ameera dan pengasuhnya lebih dulu ke Jakarta untuk bertemu dengan orang tuanya karena dirinya masih belum puas menyiksa Clara karena telah membuatnya menderita selama 3 tahun ini."Kita lihat, apakah Rajamu itu akan datang menyelamatkanmu?" Niko mendengus menatap Clara yang sudah terlihat acak-acakan dengan mata tertutup.Tidak tau bagaimana cara anak buah Niko bekerja begitu cepat hingga bisa langsung menemukan Ameera dan pengasuhnya serta membawa mereka.Niko menatap jam tangannya."Masih ada waktu," ujar Niko kembali menyeringai.Niko kembali memulai penyiksaannya dengan mengikat kedua kaki dan tangan Clara dengan menggunakan tali yang entah Niko dapat dari mana di masing-masing ujung ranjang."Lihatlah, bagaimana caramu melawan." Niko yang masih dengan tubuh pol
Clara berhasil keluar dari perusahaan dengan selamat dan segera berjalan sembari menunggu taksi. Clara terlihat sangat panik sekarang.Tanpa di duga sebuah mobil hitam berjalan lambat ke arahnya dan saat sudah sangat dekat seseorang dari dalam mobil mulai membuka pintu dan menarik paksa Clara masuk ke dalam mobil.Siapa dia?Clara berteriak dan memberontak saat kedua orang yang tidak Clara kenal mulai membekap mulut Clara dengan sebuah sapu tangan yang telah diberi obat bius.Tak menunggu waktu lama, dalam beberapa menit saja Clara sudah dalam keadaan pingsan."Target sudah kami temukan dan telah dibius, Pak." Seseorang menelpon Niko untuk memberi laporan.Mobil berhenti di depan hotel saat Niko menginap semalam dengan Niko yang sudah menunggu mereka.Orang-orang yang melihat mereka tentu curiga dan mengira ini adalah penculikan. Namun untungnya Niko membawa foto pernikahan mereka dan menunjukannya pada petugas hotel dan
Steve melihat Raja dan kemudian mengikutinya untuk mengucapkan terima kasih pada Bik Nani dan Kania."Terima kasih, Bik Nani. Terima kasih, Tante Kania," ujar Steve dengan nada malu-malu dan membuat Bik Nani dan Kania menjadi gemas dengannya.Steve sangat beruntung!"Tidak masalah, Sayang. Ayo makan makanannya," ujar Kania pada Steve setelah Kania memberi Steve sayur yang direbus.Setelah makan malam berakhir, Raja baru memperbolehkan Steve memakan es krimnya dan segera berlalu ke kamarnya untuk membersihkan diri.Keesokan harinya di toko Clara.Mobil yang bertugas membawa kue Clara ke perusahaan sudah datang. Dan Clara masih dengan sibuk menjadi mandor untuk memerintah pegawainya memindahkan kotak kue yang sedikit berat ke dalam box mobil."Hati-hati semuanya, perlahan saja! Satu kotak angkat 2 orang!" Clara memberi perintah dalam bahasa Inggris.Beberapa saat kemudian.Mobil barang sudah pergi ke peru
Bukan hanya Niko, tapi kedua anak buahnya juga tak kalah terkejut mendengar anak berusia 3 tahun berani menegur mereka.Dan yang paling mengejutkannya lagi anak itu berbahasa Indonesia.Niko berjongkok dan menatap wajah Ameera yang sangat persis dengan anak yang ada di dalam ponselnya."Dia sangat mirip dengan Ameera. Apakah mungkin dia? Tapi dimana Clara jika ini adalah Ameera?" Niko bertanya-tanya dalam hati sembari hendak menyentuh pipi Ameera namun gagal karena salah satu pegawai menghampiri Ameera dan membawanya masuk ke dalam ruangan Clara."Hei, Meera. Ayo ikut denganku, ibumu memanggilmu. (dalam bahasa Inggris)"Baik," jawab Ameera juga dengan bahasa Inggris yang semakin membuat ketiga pria ini terkejut dan saling menatap tak percaya."Wah, anak ini pintar sekali. Apakah dia orang Indonesia atau Singapure? Ataukah keduanya?" Sekretaris Niko penasaran.Niko berjalan ke arah etalase dan mulai memilih kue untuk mere
Hari ini pembantu dan juga pengasuh yang Raja terima baru akan mulai bekerja. Satu dari mereka akan bertugas memasak dan membersihkan apartemen sedang yang satu bertugas mengasuh Steve.Mereka akan bekerja mulai dari jam 6 pagi hingga Raja pulang dari kantor. Mereka tidak tinggal bersama Raja dan Steve, jadi saat Raja pulang mereka juga akan pulang.Ini baru satu hari Steve berada di rumah, jadi Raja tidak tega meninggalkan Steve di rumah bersama dengan pengasuh.Raja membawa Steve dan juga pengasuhnya yang bernama Kania (25) ke kantor agar Steve juga tau dimana Raja bekerja.Steve merasa sangat senang Raja mengajaknya ke kantor. Sepanjang perjalanan, Steve tidak berhenti berbicara dan juga bertanya.Raja terlihat senang melihat antusias anak angkatnya, berbeda dengan Kania yang seperti merasa muak dengan ocehan steve.Dan Raja bisa melihat itu dari kaca yang berada di atas kepala Raja di dalam mobil. Maka dari itu Raja ingin men
Clara berlari melewati beberapa lorong rumah sakit hendak mencari ruangan Niko setelah mendengar kabar jika Niko dan Yola mengalami kecelakaan dan mereka dalam keadaan koma sekarang bersama dengan Ameera dan juga kedua orang tuanya.Namun dokter mengatakan hanya boleh 1 orang saja yang menjenguk pasien Niko dan juga Yola yang ditempatkan dalam satu ruangan VIP. Clara dalam keadaan menangis mengikuti arahan dokter untuk memakai sebuah pakaian yang biasa digunakan untuk menjenguk pasien yang berada dalam keadaan koma.Yola dan Adnan membawa Ameera ke taman depan rumah sakit untuk bermain biar tidak bosan menunggu Clara atau menangis.Perlahan Clara membuka pintu ruangan Niko dan Yola sembari menarik napas panjang dan menghembuskannya. Clara mengusap dadanya sembari mengucap istighfar karena takut tidak sanggup melihat keadaan suami dan mertuanya.Dengan tubuh dan kaki yang mulai melemas, Clara melangkahkan kakinya ke arah ranjang yang tert
Setelah perdebatan yang cukup singkat, Niko tetap gagal menggali informasi tentang Clara dan Ameera dari orang tuanya.Terpaksa Niko kembali dengan membawa kekecewaan yang mendalam. Tapi Niko tidak pernah putus asa, Niko akan berusaha lebih giat lagi dan berdoa pada Tuhan untuk segera mempertemukan dirinya dengan Sang Pengisi Ruang Hati Niko, Clara dan Ameera.Sedang di tempat lain, Raja membawa Steve ke Apartemen miliknya yang masih terletak di kota Jakarta.Steve terlihat sangat senang melihat rumah barunya yang terlihat seperti rumah orang kaya dan masih tidak percaya apakah ini mimpi atau nyata."Paman, apa ini rumahmu? Apa kita akan tinggal di sini. Apakah ini mimpi? Rumahmu sangat bagus, Paman. Seperti rumah yang berada di dalam film. Lantainya juga tinggi," ujar Steve tanpa henti hingga membuat Raja tertawa gemas dan mencubit pipi Steve."Ahhw!" pekik Steve memegangi pipinya yang memerah akibat cubitan Raja."Bagaimana?" R
Raja menemani Steve cukup lama, namun Raja harus segera pergi ke rumah sakit jiwa tanpa diketahui oleh Steve karena mendapat laporan dari petugas jika Stevani meninggal gantung diri di kamarnya.Raja kasihan pada Steve yang harus hidup tanpa orang tua. Raja juga tidak tau siapa ayah biologis Steve.Raja menjadi merasa bersalah telah menipu Stevani dan juga Steve. Raja mengatakan pada Stevani jika anaknya meninggal dan Raja juga tidak memberi tahu Steve siapa ibunya.Saat sampai di rumah sakit jiwa, polisi dan tim medis sudah membawa jasad Stevani untuk melakukan autopsi.Salah satu petugas rumah sakit jiwa memberi Raja selembar kertas yang sempat Stevani tulis sebelum Stevani memutuskan untuk bunuh diri.Ini pesan itu sangat menyentuh hingga tak sadar membuat Raja menitihkan air mata.Isi surat itu berbunyi:Kepada Raja.Aku tau ini adalah balasan untuk kesalahan dan perbuatan jahatku. Aku juga minta maaf pada semua