Proses persalinan berjalan sangat lancar dengan Stevani yang melahirkan secara normal. Setelah bayi Stevani dibersihkan, Raja membawa bayi tersebut ke rumah sakit untuk diberi perawatan karena biar bagaimana pun bayi tersebut tidak berdosa.Sedang Stevani setelah mendapat jahitan di bagian sensitifnya dibiarkan beristirahat dalam ruangan terkunci dan masih berada di dalam sel.Bayi Stevani laki-laki, namun sepertinya tidak ada yang ingin mengazankannya. Jadi Raja memutuskan untuk mencoba mengumandangkan azan di telinga bayi Stevani yang masih belum memiliki nama.Stevani terbangun saat dirinya menyadari dan tidak mendengar suara tangisan bayinya lagi."Ada apa?" Raja menatap Stevani dengan tatapan penuh aura gelap."Dimana bayiku?" Stevani kebingungan saat tidak melihat siapapun di dalam kamarnya dan hanya ada Raja di sana."Hahahhaha. Bayimu tidak selamat, jadi aku dengan baik hati menguburkannya untukmu."Tapi, karena dia tidak punya nama jadi batu nisannya hanya bertulis X." Raja m
Di Jakarta.Dalam 3 tahun terakhir ini Niko berhasil bangkit dari keterpurukan karena kembali mendapat dukungan dari Sang Mama, Yola.Perusahaan juga sudah mampu berdiri kokoh dengan tangan Niko sendiri dan Yola pun bangga melihat kemajuan Niko.Secara fisik, Niko terlihat seperti ketua mavia dengan rambut panjang yang dikuncir rapi dan dilengkapi dengan kumis dan brewok tipis yang membuatnya terkesan dingin dan menyeramkan.Tapi mereka tidak tau betapa rapuhnya Niko saat ini. Apa kamu pernah merasakan rindu yang sangat mendalam namun kamu tidak bisa menggapainya padahal dia ada? Namun karena keadaanmu, kamu tidak bisa mencarinya dan menemuinya! Menyakitkan bukan?Tapi keadaan Niko sudah sangat stabil sekarang dan Niko memiliki misi baru kali ini yaitu menemukan istri dan anaknya serta membawa mereka kembali.Jika Clara menolak? Mungkin Niko akan tetap memaksa dengan caranya yang licik. Lagi pula Niko sudah memendam kerinduan dan penderitaan cukup lama selama 3 tahun ini.Lalu bagaim
Raja menemani Steve cukup lama, namun Raja harus segera pergi ke rumah sakit jiwa tanpa diketahui oleh Steve karena mendapat laporan dari petugas jika Stevani meninggal gantung diri di kamarnya.Raja kasihan pada Steve yang harus hidup tanpa orang tua. Raja juga tidak tau siapa ayah biologis Steve.Raja menjadi merasa bersalah telah menipu Stevani dan juga Steve. Raja mengatakan pada Stevani jika anaknya meninggal dan Raja juga tidak memberi tahu Steve siapa ibunya.Saat sampai di rumah sakit jiwa, polisi dan tim medis sudah membawa jasad Stevani untuk melakukan autopsi.Salah satu petugas rumah sakit jiwa memberi Raja selembar kertas yang sempat Stevani tulis sebelum Stevani memutuskan untuk bunuh diri.Ini pesan itu sangat menyentuh hingga tak sadar membuat Raja menitihkan air mata.Isi surat itu berbunyi:Kepada Raja.Aku tau ini adalah balasan untuk kesalahan dan perbuatan jahatku. Aku juga minta maaf pada semua
Setelah perdebatan yang cukup singkat, Niko tetap gagal menggali informasi tentang Clara dan Ameera dari orang tuanya.Terpaksa Niko kembali dengan membawa kekecewaan yang mendalam. Tapi Niko tidak pernah putus asa, Niko akan berusaha lebih giat lagi dan berdoa pada Tuhan untuk segera mempertemukan dirinya dengan Sang Pengisi Ruang Hati Niko, Clara dan Ameera.Sedang di tempat lain, Raja membawa Steve ke Apartemen miliknya yang masih terletak di kota Jakarta.Steve terlihat sangat senang melihat rumah barunya yang terlihat seperti rumah orang kaya dan masih tidak percaya apakah ini mimpi atau nyata."Paman, apa ini rumahmu? Apa kita akan tinggal di sini. Apakah ini mimpi? Rumahmu sangat bagus, Paman. Seperti rumah yang berada di dalam film. Lantainya juga tinggi," ujar Steve tanpa henti hingga membuat Raja tertawa gemas dan mencubit pipi Steve."Ahhw!" pekik Steve memegangi pipinya yang memerah akibat cubitan Raja."Bagaimana?" R
Clara berlari melewati beberapa lorong rumah sakit hendak mencari ruangan Niko setelah mendengar kabar jika Niko dan Yola mengalami kecelakaan dan mereka dalam keadaan koma sekarang bersama dengan Ameera dan juga kedua orang tuanya.Namun dokter mengatakan hanya boleh 1 orang saja yang menjenguk pasien Niko dan juga Yola yang ditempatkan dalam satu ruangan VIP. Clara dalam keadaan menangis mengikuti arahan dokter untuk memakai sebuah pakaian yang biasa digunakan untuk menjenguk pasien yang berada dalam keadaan koma.Yola dan Adnan membawa Ameera ke taman depan rumah sakit untuk bermain biar tidak bosan menunggu Clara atau menangis.Perlahan Clara membuka pintu ruangan Niko dan Yola sembari menarik napas panjang dan menghembuskannya. Clara mengusap dadanya sembari mengucap istighfar karena takut tidak sanggup melihat keadaan suami dan mertuanya.Dengan tubuh dan kaki yang mulai melemas, Clara melangkahkan kakinya ke arah ranjang yang tert
Hari ini pembantu dan juga pengasuh yang Raja terima baru akan mulai bekerja. Satu dari mereka akan bertugas memasak dan membersihkan apartemen sedang yang satu bertugas mengasuh Steve.Mereka akan bekerja mulai dari jam 6 pagi hingga Raja pulang dari kantor. Mereka tidak tinggal bersama Raja dan Steve, jadi saat Raja pulang mereka juga akan pulang.Ini baru satu hari Steve berada di rumah, jadi Raja tidak tega meninggalkan Steve di rumah bersama dengan pengasuh.Raja membawa Steve dan juga pengasuhnya yang bernama Kania (25) ke kantor agar Steve juga tau dimana Raja bekerja.Steve merasa sangat senang Raja mengajaknya ke kantor. Sepanjang perjalanan, Steve tidak berhenti berbicara dan juga bertanya.Raja terlihat senang melihat antusias anak angkatnya, berbeda dengan Kania yang seperti merasa muak dengan ocehan steve.Dan Raja bisa melihat itu dari kaca yang berada di atas kepala Raja di dalam mobil. Maka dari itu Raja ingin men
Bukan hanya Niko, tapi kedua anak buahnya juga tak kalah terkejut mendengar anak berusia 3 tahun berani menegur mereka.Dan yang paling mengejutkannya lagi anak itu berbahasa Indonesia.Niko berjongkok dan menatap wajah Ameera yang sangat persis dengan anak yang ada di dalam ponselnya."Dia sangat mirip dengan Ameera. Apakah mungkin dia? Tapi dimana Clara jika ini adalah Ameera?" Niko bertanya-tanya dalam hati sembari hendak menyentuh pipi Ameera namun gagal karena salah satu pegawai menghampiri Ameera dan membawanya masuk ke dalam ruangan Clara."Hei, Meera. Ayo ikut denganku, ibumu memanggilmu. (dalam bahasa Inggris)"Baik," jawab Ameera juga dengan bahasa Inggris yang semakin membuat ketiga pria ini terkejut dan saling menatap tak percaya."Wah, anak ini pintar sekali. Apakah dia orang Indonesia atau Singapure? Ataukah keduanya?" Sekretaris Niko penasaran.Niko berjalan ke arah etalase dan mulai memilih kue untuk mere
Steve melihat Raja dan kemudian mengikutinya untuk mengucapkan terima kasih pada Bik Nani dan Kania."Terima kasih, Bik Nani. Terima kasih, Tante Kania," ujar Steve dengan nada malu-malu dan membuat Bik Nani dan Kania menjadi gemas dengannya.Steve sangat beruntung!"Tidak masalah, Sayang. Ayo makan makanannya," ujar Kania pada Steve setelah Kania memberi Steve sayur yang direbus.Setelah makan malam berakhir, Raja baru memperbolehkan Steve memakan es krimnya dan segera berlalu ke kamarnya untuk membersihkan diri.Keesokan harinya di toko Clara.Mobil yang bertugas membawa kue Clara ke perusahaan sudah datang. Dan Clara masih dengan sibuk menjadi mandor untuk memerintah pegawainya memindahkan kotak kue yang sedikit berat ke dalam box mobil."Hati-hati semuanya, perlahan saja! Satu kotak angkat 2 orang!" Clara memberi perintah dalam bahasa Inggris.Beberapa saat kemudian.Mobil barang sudah pergi ke peru
Raja mulai menikmati waktunya saat ini bersama Kania dengan saling menyalurkan hasrat yang sempat tertahan sebelumnya.Tanpa melepas panggutannya Raja mulai membuka kancing baju Kania satu persatu. Kania yang kaget hanya tersentak sejenak dan melepaskan panggutan mereka namun kembali menyesap menikmati manisnya bibir Raja sembari memejamkan mata.Selesai dengan pemanasan singkat, Raja membawa Kania masuk ke dalam kamar dengan menggendongnya dari arah depan sedang Kania menyilangkan kakinya di punggung Raja untuk melanjutkan aktivitas halalnya.Raja membaringkan tubuh Kania dengan lembut ke atas ranjang dan mulai mengungkung Kania.Kania mulai bergetar geli saat bibir Raja berjalan dari dagunya ke leher lalu berhenti di atas gunung kembar milik Kania dan Raja bisa merasakan getaran tak biasa itu.Kania memejamkan mata sembari mwnggigit bibir bawahnya menikmati setiap sentuhan yang Raja berikan padanya.Tubuh Kania kini menggelinjang tegang dengan dada membusung saat tangan Raja dengan
"Yasudah, kamu tunggu disini. Aku akan segera kembali membawa makanan dan juga pakaian untukmu." Raja segera berlalu setelah memakai kembali pakaiannya dan meninggalkan Kania sendirian di dalam kamar hanya dengan handuk."Oke," singkat Kania membenarkan posisi handuknya.Kania tidak tahu harus memanggil Raja dengan sebutan apa sekarang karena sebelumnya Raja memarahinya karena masih menggunakan panggilan secara formal pada Raja.Sembari menunggu Raja datang, Kania keluar dari kamarnya masih dengan menggunakan handuk untuk melihat-lihat isi rumah yang tidak begitu besar tersebut."Apa yang kamu lakukan?" tanya Raja yang muncul tiba-tiba di belakang Kania dan mengejutkan Kania yang asik melihat-lihat lukisan yang terpajang di sekitar kamar."Ah itu, aku, aku cuman lihat-lihat aja kok." Kania yang kaget pun menjawab sembari tergagap."Ambil, ini pakaianmu. Aku akan menyiapkan makanan." Raja menyerahkan sebuah kantung tas berisi pakaian baru yang baru Raja beli di toko terdekat untuk Kani
Setelah acara doa selesai, Kania dan Raja menandatangi semua berkas dan juga buku nikah mereka yang diurus secara kilat dan express oleh anak buah Raja.Kini Raja dan Kania telah resmi menjadi sepasang suami dan istri. Dan orang tua Kania berarti juga akan menjadi orang tua Raja.Setelah semua acara selesai, Kania dan Raja serta Burhan dan Sulis berpisah karena Raja dengan terang-terangan ini berduaan dengan Kania."Bapak, Ibuk, anak buah Raja nanti akan bawa Bapak dan Ibuk ke rumah Raja yang baru. Di sana belum ada orang, jadi itu kesempatan untuk Bapak dan Ibuk untuk beradaptasi. Saya dan Kania akan berada di sini untuk malam ini dan akan menyusul besok. Oke?" Raja menjelaskan."Baiklah, Nak." Burhan dan Sulis menjawab sembari menahan tawa sedang Kania bersemu merah."Hati-hati ya, Pak, Buk." Kania mencium tangan kedua orang tuanya yang hendak berangkat.Anak buah Raja membawa Burhan dan Sulis ke Jakarta tepatnya di rumah baru Raja yang belum dihuni oleh siapapun.Sedang Raja kembal
"Hmm, kamu sangat polos atau bodoh? Atau, apakah kamu berpura-pura?"Raja menarik kedua tangan Kania ke pinggangnya dan mulai menempelkan bibirnya ke bibir hangat Kania.Kania yang kaget juga takut, memaksa agar Raja melepaskan tangannya.Plakkk!Satu tamparan mendarat ke wajah dingin Raja dari Kania."Maaf!" Kania perlahan berjalan menjauh dan hendak kabur karena takut Raja akan berbuat tak senonoh padanya dan Kania tidak ingin hal itu terjadi."Pergilah, maka aku akan menyiksa keluargamu!" Kania terhenti saat mendengar ancaman Raja yang sangat menakutkan.Rasanya Raja yang saat ini sedang bersama dengan Kania bukanlah Raja yang biasa, Raja yang membuat Kania kagum padanya.Saat ini Kania telah kehilangan perasaan bangga dan takjubnya pada Raja dan berubah menjadi perasaan kesal dan juga takut."Jangan, aku mohon ...." Kania kembali dan memohon di bawah kaki Raja."Itu tergantung bagaimana perlakuanmu terhadapku!""Aku akan menuruti anda, tapi jangan dengan hal ini." Kania memelas de
Raja membawa Kania dan keluarganya ke sebuah tempat. Bukan mereka, tapi hanya Burhan dan Sulis.Raja meminta anak buahnya yang mengikuti mobilnya dari belakang agar membawa Burhan dan Sulis ke sebuah penginapan yang masih berada di sekitar Bandung sedang Raja membawa Kania ke tempat berbeda.Sedang anak buah Pak Darto pergi mendatangi rumah Pak Darto dan memberi kabar jika ada sebuah komplotan yang menyerang mereka dan menculik Kania serta keluarganya.Pak Darto yang murka setelah mendengar laporan anak buahnya mulai mengepalkan tinjunya, mengeraskan rahangnya dan memukuli anak buahnya."Dasar kalian bodoh! Gak becus! Cari sampai ketemu siapa orang yang berani membawa calon istriku! Siapa yang berani menantangku?" Pak Darto mengamuk dan menghancurkan barang-barang di rumahnya dan membuat kedua istrinya ketakutan.Pak Darto segera berganti pakaian untuk mendatangi rumah Kania dan mencari tahu apa yang telah terjadi beberapa jam yang lalu."Pasti pria sombong itu yang membawa calon istr
Clara menoleh ke arah terakhir kali Clara melihat Ameera dan Steve bermain. Clara kebingungan dan mulai berjalan mendekati ke arah odong-odong yang tadi Ameera dan Steve naiki.Seketika kepanikan Clara menyerang saat tidak dapat menemukan Ameera dan Steve di sekitar odong-odong ataupun mereka.Clara berbalik dengan wajah paniknya dan membuat Niko juga panik."Sayang, anak-anak gak ada. Tadi mereka di sini." Clara menarik tangan Niko ke arah odong-odong yang tadi Ameera dan Steve naiki."Maksud kamu gak ada gimana, Sayang?" Niko bergegas menyisir pandangan untuk mencari Ameera dan Steve."Sayang, dimana mereka?""Ayo coba kita cari. Tenang, Sayang. Tolong tenang, jangan panik." Niko berusaha menemangkan Clara walau dirinya juga sebenarnya panik.Di sini, Niko dan Clara panik karena kehilangan Ameera dan Niko sedang di tempat lain, Raja sibuk dengan masalah Kania.Dari kejauhan Raja memantau Pak Darto dan anak buahnya mendatangi rumah Kania dengan membawa beberapa gaun dan juga perhiasa
Raja bingung mendengar Pak Darto yang sejak tadi terus memanggil Kania calon istrinya dan menatap Pak Darto dengan tajam."Kania? Apa kamu pulang kampung hanya untuk menikahi pria tua beristri ini?" Raja dengan santai menunjuk ke wajah Pak Darto dengan tangannya."Apa karena hutang itu? Kalau gitu katakan berapa hutang mereka, saya akan membayarnya!" "Tadinya saya kira anda pegawai bank, ternyata tidak. Ckk, kalau gitu anda siapa?" Pak Darto menuding Raja dengan jarinya."Ckk, hahahahh." Raja tertawa setelah melepar ke arah Pak Darto sebuah cek kosong dan menghinanya.Pak Darto sangat tersinggung dan marah saat Raja menghinanya namun Pak Darto semakin murka saat melihat kedua istrinya berjongkok dan hendak berebut cek yang Raja lemparkan."Berdiri! Hentikan! Kemarikan cek itu!" Pak Darto merampas ceknya dari salah satu istrinya dan merobeknya."Terserah saja, yang penting berarti hutang mereka lunas, 'kan?" Raja berjalan maju dan menarik kerah baju Pak Darto."Beraninya anda, orang a
Raja sudah berada di rumah Kania dan bertemu dengan orang tua dan adik perempuan Kania sedang Kania sedang pergi ke pasar terdekat.Keluarga Kania menyambut Raja dengan baik setelah Raja memperkenalkan diri sebagai bos Kania dan tujuan Raja datang ke rumah Kania tidak lain adalah ingin membantu membiayai pengobatan ayah Kania, Burhan.Kania yang baru pulang dari pasar bersama ibunya, Sulis merasa terkejut melihat mobil yang seperti Kania kenali berada di halaman rumahnya.Namun Kania mencoba tetap berpikir positive tentang hal itu dan bersikap biasa saja di hadapan ibunya."Mobil siapa ini ya, Nia?" Sulis bertanya pada Kania walau tidak menuntut Kania untuk menjawab."Kania gak tau, Buk. Yuk kita masuk dulu," ujar Kania santai.Mata Kania melotot kaget saat dirinya baru saja masuk ke dalam rumah dan melihat Raja di sana sedang mengobrol dengan ayahnya yang sedang sakit.Perasaan bingung, malu dan juga sedih bersatu dalam benak Kania. Tapi sebisa mungkin Kania harus mengatur perasaanny
Di tempat lain, Raja masih belum tidur sampai dini hari karena sibuk dengan laptopnya. Steve tidur dengan cepat tadi saat Raja memberinya susu hangat dan menidurkannya di ranjang kamarnya."Aku menemukanmu, Kania." Raja bermonolog dengan suara pelan saat layar laptopnya menunjukkan posisi Kania berada."Dia tidak menelpon aku ataupun Steve, apa dia merencanakan sesuatu?" Pikir Raja sembari mengusap wajah lelahnya."Aku akan mencoba mencari tau soal ini besok. Steve sudah nyaman dengan wanita ini, akan sulit bagi Steve untuk beradaptasi dengan pengasuh baru jika Kania tidak kembali dalam waktu dekat." Raja bermonolog lagi namun kali ini sembari menatap Steve yang tengah terlelap."Steve butuh Kania. Bukan aku yang butuh," ujar Steve lagi yang masih tidak ingin mengakui perasaannya.Setelah selesai dengan tugasnya, Raja membaringkan tubuhnya sejenak di samping Steve dan mengistirahatkan matanya yang terasa kering dan lelah karena harus bekerja sejak pagi.Pagi hari.Setelah Steve bangun