Sesuai rencana hari ini Andaru berangkat ke Jakarta. Tentunya dengan ditemani Elmira juga Rania sebagai perwakilan keluarga. Zachary tidak bisa ikut karena putri pertamanya masih sangat belum ada tiga bulan tidak tega jika harus membawanya bepergian naik pesawat. Anggada juga tidak bisa ikut. Di samping belum bisa percaya, kesehatan Anggada juga menjadi alasan Andaru untuk tidak mengizinkan kakeknya ikut.Tapi meski begitu Andaru sudah berjanji jika saat ijab kobul dia akan melakukan panggilan video supaya Anggada ikut menyaksikan proses sakral itu. Dan selama Andaru dan Elmira di Jakarta, Anggada tetap berada di rumah sakit dengan penjagaan ketat dari anak buah Zachary. Tepat pukul 11 sia Andaru sampai di bandara soekarno-hatta Jakarta. Menggunakan mobil sewaan Andaru dan rombongan menuju rumah Aisyah. "Kamu sudah pastikan, kalau keluarga Aisyah sudah bersedia menerima kamu?" tanya Elmira was-was. "Takutnya nanti kita sampai di sana malah di usir, tahu sendiri bagaimana perbuatan
"Saya mohon izin untuk menikahi Aisyah hari ini juga," pintanya memandang Jafar lekat dan penuh harap. Jafar bergeming, matanya menatap tepat pada mata Andaru. Tajam dan dalam, berusaha menyelami niat dan ketulusan pria itu dari matanya. Setelahnya Jafar menganggukkan kepalanya. InsyaAllah hatinya sudah yakin dan percaya. "Saya Izinkan," jawab Jafar. Andaru langsung mengucap syukur, "Alhamdulillah,," ucapnya sembari mengusap wajahnya. "Saya ingin pelaksanaan ijab qobulnya sore ini juga." Sambungnya yakin. Elmira menggenggam tangan putranya, ada rasa bangga bercampur bahagia. Akhirnya salah satu dari putranya akan menikah. "Baiklah. Aku percayakan putriku padamu tapi tolong jangan pernah kecewakan dia," ucapnya dengan mata yang mengembun. Ini untuk yang kedua kalinya, Jafar akan menikahkan putri satu-satunya. Tak bisa di pungkiri ada rasa khawatir, sedih juga bahagia yang sejak tadi malam menggelayuti hatinya. Khawatir kembali melepas Aisyah untuk laki-laki yang mungkin saja na
Setelah acara akad selesai para tamu undangan pulang dangan membawa bingkisan makanan dan sovenir dari tuan rumah. Salma juga membagikan ke para tetangga satu RTnya, kue dan jajanan khas dari kota menantunya. Tidak tanggung-tanggung keluarga Andaru membawakan segala macam jenis makanan dan jajanan dari kota mereka. Elmira bahkan membelikan besannya itu perhiasan yang sama dengan miliknya sebagai hadiah. Salma cukup terkejut dan berusaha menolak pemberian itu namun bukan Elmira jika tidak keras kepala. "Aku akan sangat marah kalau kamu tidak mau menerimanya." Paksa Elmira dengan ekspresi cemberut. Mau tidak mau Salma pun akhirnya menerima dan mengucapkan terima kasih atas pemberian itu. Setelah selesai membersihkan diri Aisyah membantu ibunya menyiapkan makan malam. Setelahnya segera memanggil semua orang untuk makan malam bersama. Untuk pertama kalinya bagi Elmira merasakan kehangatan keluarga. Meski sederhana namun keluarga Aisyah sangat hangat dan akrab. Tak nampak ada sekat an
Boleh aku mendapatkan hakku malam ini?" Aisyah mendongak, dengan wajak malu-malu wanita cantik itu mengangguk samar. Wajah cantiknya terlihat merona meski di bawah cahaya lampu kamar yang tak begitu terang. Namun semburat merah di kedua pipi mulus itu nampak begitu jelas di mata Andaru. Mata Andaru menelisik wajah wanita di depannya itu, tangannya terulur menyentuh lembut semburat merah yang membuat pipi mulus itu semakin menggemaskan. Bak squishy pipi itu sangat kenyal dan lembut. "Kamu cantik sekali," ucap Andaru berbisik yang membuat semburat merah di pipi Aisyah semakin bertambah. Perlahan laki-laki itu mendekat, dikecupnya kening Aisyah. "Bismillah....." ucapnya pelan. Suara pelan Andaru berbanding berbalik dengan detak jantung keduanya. Dagh dingh dugh. Detak jantung dua insan manusia itu saling bersahutan bak suara gendang yang bertalu-talu. Andaru menarik lembut dagu Aisyah yang sejak tadi hanya menunduk. Dua mata itu saling menatap. "I love you," ucap Andaru lalu menda
Andaru sendiri langsung berhenti setelah merasa ada yang berbeda dari yang dulu pernah dirasakannya. "Apa... ka mu? Hah hah....A pa ini yang pertama?" tanyanya dengan nafas memburu menahan hasrat yang sudah mencapai ubun-ubun. "Hemm,," gumam Aisyah sambil menggigit bibirnya. Andaru tercengang beberapa detik, lalu tersenyum bangga, ternyata dialah orang pertama yang menyentuh wanita itu. "Aku akan pelan-pelan,," ucapnya lalu menciumi bibir Aisyah dengan lembut dan dalam agar wanita itu kembali terlena dan meringankan rasa sakit dibawahnya. Begitu Aisyah sudah terlihat rileks kembali Andaru melancarkan aksinya, kembali Aisyah menjerit namun segera pria itu membungkamnya dengan bibirnya. Satu jam lebih mereka melakukan aktivitas malam, namun tak ada rasa puas bagi Andaru. Pria tampan itu seperti singa kelaparan yang sudah lama tak di kasih makan. "Daru, ngantuk,,," rengek Aisyah kelelahan. Suami yang baru saja menikahinya beberapa jam yang lalu itu tak berhenti mencumbu dan memasuki
Hari ini Elmira dan Rania akan kembali pulang bersama Doni. Sedangkan Andaru akan menyusul bersama Aisyah keesokan harinya dikarenakan istrinya itu masih harus menyelesaikannya pekerjaannya sebelum mengambil cuti untuk resepsi pernikahan mereka di kota asal Andaru. Setelah Elmira ke bandara Andaru mengerahkan mobilnya ke daerah dimana Aisyah mengajar. Hati ibu giri cantik itu akan menyerahkan data soal PTS yang menjadi tugasnya, sekalian Aisyah ingin berpamitan untuk cuti panjangnya. Setelah mendapat kabar tanggal kedatangan Andaru Aisyah segera mengajukan cuti panjang untuk hari pernikahannya yang akan di laksanakan di kota asala suaminya. Karena resepsi di luar propinsi, Daru pihak sekolah memberikan keringanan untuk Aisyah mendapatkan cuti lebih panjang. Apalagi melihat jasa Aisyah yang baru saja pulang dari pengabdian di desa terpencil. Sepanjang perjalanan mereka berbincang sambil mengingat masa awal-awal pertemuan mereka. Sesekali mereka tertawa ketika mengingat hal lucu. "
"Itu mereka sudah datang," ucap Salma saat melihat mobil milik menantunya memasuki pelataran rumahnya. "Halo Bro, gimana kabarnya? Kalian nikah kok ngasih kabar? Mana undangan buat aku," ucap seorang pria yang langsung berdiri ketika Andaru dan Aisyah turun dari mobil. "Katanya resepsinya di kota penghasil emas? Dapat sovenir emas dong," sambung pria itu yang sama sekali tak mendapat respon dari Andaru. Aisyah sempat terkejut melihat siapa yang sedang berkunjung ke rumahnya. Segera ia mendekat ke Andaru dan menggandeng tangan suaminya itu. "Sudah sejak tadi Anton menunggu kalian," beritahu Salma lantas beranjak bangun. "Kalau begitu Ibu masuk dulu ya!" "Iya Bu," jawab Aisyah. Suasana tiba-tiba hening, setelah ibu Aisyah masuk ke dalam rumahnya. Andaru menatap tajam laki-laki yang sejak tadi memasang senyum diwajahnya. Benci, arti dari tatapan mata Andaru. Dan Tidak tahu malu itu kalimat yang tepat untuk Anton. Sahabat yang mengkhianati sahabatnya sendiri. "Hai Ai, apa kabar kam
Hari ini Aisyah dan Andaru berangkat lebih dulu untuk persiapan pesta pernikahan mereka. Tiga hati kemudian baru semua anggota keluarganya akan menyusul. Mereka berangkat menggunakan pesawat pagi, tepat pukul sepuluh siang mereka sudah menginjakkan kakinya di bandara. Dari jauh Elmira dan Doni sudah menunggu dengan senyum mengembang di bibirnya wanita itu melambaikan tangannya. "Sayang,, Mama sudah kangen." Elmira memeluk Aisyah lebih dulu, "Ya Alloh,,, anak-anak Mama..." Lalu berganti memeluk Andaru. Aisyah tersenyum lebar, akhirnya kini ia bisa memiliki mertua yang menyayanginya. Dalam hati ia berdoa supaya rasa sayang Elmira padanya tidak pernah berubah. Tidak seperti dulu. "Bagaimana kabar Mama?" tanya Andaru. "Sehat,,, sangat sehat. Keadaan Opa juga sudah membaik," jawab Elmira lalu mengarahkan pandangannya pada Aisyah. "Ayo pulang, Opa sudah sangat merindukan kalian. Dia tadi berpesan aku harus langsung membawa kalian pulang." Aisyah mengerutkan dahinya, kalimat 'merinduka
Sejak pukul lima pagi rumah orang tua Aisyah sudah dipenuhi kesibukan keempat penghuninya. Masing-masing orang sudah sibuk dengan pekerjaan masing-masing.Setelah sholat subuh Salma segera memasak beberapa hidangan yang hendak di bawanya ke rumah baru anak dan menantunya. Rendang, garang asem, botok ati ampela dan capjay. Meski semua urusan catering sudah ada IO yang menghandle tapi Salma ingin membuatkan makan kesukaan anak dan menantunya khusus untuk mereka makan sendiri. Melihat itu Aisyah tak mau brdiam diri. Setelah menyiapkan barang-barang yang hendak dibawa Aisyah segera membantu ibunya di dapur. Tak jauh dari dapur, Zeyn dengan rambut acak-acakan dan mata yang masih mengantuk sedang sibuk memasukkan sembako ke dalam kardus-kardus untuk di bawa ke rumah sang kakak. Setelah Aisyah memberi tahu jika akan pindah rumah, Salma langsung mengajak suaminya untuk pergi ke pasar. Pulang-pulang Salma dan Jafar membawa beberapa kantong plastik berisi sembako dan dua karung beras yang d
Keesokan paginya, Aisyah sudah siap dengan baju dinas coklatnya. Wanita itu duduk di atas ranjang dengan pandangan fokus pada benda persegi canggih yang menampilkan aplikasi pesan. Ia sedang mengetik pesan untuk Anton. [Assalamu'alaikum, Andaru sudah mentransfer uang ke rekeningmu. Untuk soal Meysa, maaf aku tidak bisa membantu. Andaru kekeh pada pendiriannya dengan alasan untuk memberi efek jera pada Meysa agar tidak lagi mengulangi kesalahannya kembali di kemudian hari. Andaru sudah memaafkan kejadian dua tahun lalu tapi tidak kali ini. Aku harap kamu bisa mengerti.] Tulisnya sembari menunggu Andaru mandi. Setelah mengirim pesan segera diletakkannya benda pipih itu lalu berganti menyiapkan kemeja dan jas juga dasi untuk suaminya. Ceklek, pintu kamar terbuka. Andaru masuk kamar dengan memakai kaos putih lengan pendek dan celana pendek hitam. Tangan kekarnya menggosok rambutnya yang basah dengan sehelai handuk putih. Aisyah menoleh, "Duduk sini biar aku bantu keringkan rambut kamu
"Untuk apa?" tanya Andaru dengan wajah dan nada tak suka. "Usaha bengkelnya bangkrut." Aisyah menatap Andaru.. "Bulan depan adiknya wisuda. Dia juga sedang terlilit hutang.""Lalu?" ucap Andaru cuek lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjang. "Bicaranya sambil tiduran saja, aku lelah sekali." Aisyah menghela nafas panjang melihat reaksi cuek suaminya. Andaru bukan orang yang pendendam tapi jika sudah terlanjur sakit hati akan sulit sekali untuk memaafkan. Tak membantah Aisyah pun ikut naik keatas ranjang dan berbaring di sebelah suaminya. "Adik dan ibunya tidak bersalah, dulu mereka juga sangat baik sama kamu. Tidak bisakah kamu sedikit berbelas kasihan kepada mereka?" Andaru tak menyahut, matanya menatap sendu sang istri. Tak urung hal itu membuat Aisyah kembali menghela nafas. Dia diam sebentar, memikirkan kalimat apa lagi yang akan diucapkannya untuk meluluhkan hati suaminya. "Uangmu kan banyak, bersedekahlah sedikit untuk mengurangi dosa." Sedikit kesal Aisyah berbicara dengan
Sekarang jam dinding sudah menunjukkan pukul 11 lebih 45 menit. Nampak Aisyah masih sibuk dengan laptop di pangkuannya. Wanita yang sudah memakai piyama tidur itu menggunakan punggung tangannya untuk menutup mulutnya. Entah sudah berapa kali wanita itu menguap. Mata dan tubuhnya sudah memberi sinyal meminta diistirahatkan. Kembali Aisyah mengusap kedua matanya yang sudah berair karena menahan kantuk. "Sedikit lagi," gumamnya lantas jari-jarinya menari di atas keyboard laptop. Tepat pukul sebelas lebih lima puluh lima menit, pertahanannya runtuh. Aisyah sudah tidak sanggup lagi, matanya sudah sangat berat. Segera ia matikan laptop yang sejak tadi berada di pangkuannya lalu di letakkan di atas meja di samping ranjang. "Nunggunya sambil tiduran saja," gumamnya pada diri sendiri. Istri Andaru itu merebahkan tubuhnya dan menutup tubuhnya dengan selimut sebatas dada. Diambilnya ponsel pintarnya dari atas meja. @AyangAndaruHusband[Ayang pulang jam berapa? Kok belum sampai rumah] Aisyah
Setelah mendapat laporan dari Edward, Segera Aisyah dengan berjalan menuju teras. Di kursi teras nampak Anton sudah duduk sambil menundukkan kepalanya. Di sisi kirinya berdiri Geri, salah satu anak buah Jago yang memiliki badan tinggi besar dan wajah sangar."Silahkan duduk Bu," Jago menarik kursi agak menjauh dari Doni untuk berjaga-jaga. Sontak Anton mendongakkan kepalanya. "Aisyah...." Laki-laki itu berdiri namun segera di tahan oleh Geri. "Duduk atau keluar dari sini!" sentak Geri yang langsung membuat nyali Anton menciut dan kembali duduk. Aisyah mengangguk lalu duduk di kursi dengan di apit Edward dan Jago di sisi kanan kirinya. "Terima kasih." "Kamu jaga pintu pagar!" perintah Jago pada Joni. "Jangan biarkan siapapun masuk. Jika ada yang menerobos kamu boleh pakai kekerasan." Tambahnya sambil melirik Anton. "Tenang saja, aku benar-benar datang seorang diri," sahut Anton menjelaskan sadar maksud dari ucapan Jago. "Apa yang membawamu datang ke sini? Kamu pasti masih ingat u
Siang ini seperti biasa, Jago sudah bersiap menunggu di depan gerbang sekolah ketika Aisyah selesai mengajar. "Silahkan masuk Bu," ucap Jago setelah membuka pintu belakang mobil. "Terima kasih," balas Aisyah lalu bersiap naik mobil. "Aisyah..." Suara dari seorang pengendara motor yang baru saja menepikan motornya tidak jauh dari mobil Aisyah. Spontan Aisyah menoleh dan mengurungkan niatnya masuk ke dalam mobil. "Anton?" tebalnya mengenali suaranya. "Iya, aku Anton." Laki-laki itu melepas helmnya lalu turun dari motor. "Bisa bicara sebentar," pintanya dengan menakupkan kedua tangannya, memohon. Aisyah mengangguk dan hendak melangkah mendekati Anton. Namun dengan sigap Jago merentangkan tangannya untuk menghalangi Aisyah mendekati laki-laki yang dianggapnya berbahaya. "Maaf Bu, tapi ini adalah perintah Pak Andaru." "Hanya seb...." "Mohon maaf Bu, kami hanya berdua. Ini terlalu beresiko, silahkan masuk!" Jago bersikap tegas lalu memaksa majikannya itu untuk segera masuk kedalam
"Kamu bicara apa?" Suara berat Andaru keluar dari pintu ruang istirahat yang ada di sebelah rak buku di sisi kiri pintu keluar. "Ulangi kata-kata kamu!" perintah Andaru. "Ah... itu Pak wanita ini mengaku sebagai istri Anda." Adu Dinar beranjak bangun dari duduknya. "Ay,,, aku masih istri kamu kan?" Aisyah menyahut. "Tentu saja. Sampai mati cuma kamu istriku," tegas Andaru berjalan mendekat Aisyah lalu menggenggam tangan istrinya erat. "Maaf tidak bisa menyambutmu, bajuku kotor karena ulah pegawai yang tidak kompeten." Ucapan Andaru membuat langsung Dinar terdiam dan menunduk malu. Wanita itu sadar jika pegawai yang di maksud Andaru adalah dirinya. Demi mencari perhatian Andaru, wanita itu menumpahkan saos di kemeja bosnya itu. Alih-alih membantu membukakan saos sambal di ayam goreng bosnya, Dinar dengan sengaja mengarahkan saos itu ke arah kemeja bosnya. Hal itu sengaja ia lakukan untuk membuat bosnya sibuk selagi ia mencari cara mengusir istri bosnya yang akan datang. Namun ren
Tak butuh waktu lama, hanya lima belas menit Aisyah sudah sampai d kantor baru suaminya. Ini kali pertama wanita cantik itu datang ke kantor tempat suaminya menghabiskan sebagian banyak waktunya seminggu ini. Mobil langsung berhenti di depan lobi kantor, dua orang security langsung menyambut mereka. "Maaf, apa sudah ada janji?" tanya salah satu security. "Sudah," jawab Jago yang turun lebih dulu. "Saya mengantar istri Pak Andaru. Sampaikan saja, kepada sekertaris beliau kalau Bu Aisyah sudah datang," lanjut Andaru lantas membukakan pintu untuk Aisyah. "Oh baik," jawab security dengan nama dada Sarjono lalu berlari ke dalam kantor. "Silahkan Bu," Jago mengulurkan tangannya ke depan Aisyah untuk menjadi pegangan ketika menaiki tangga teras kantor yang cukup tinggi untuk Aisyah yang memakai sepan panjang. Aisyah tak sempat ganti baju, ia datang masih dengan seragam coklat guru khas pegawai PNS. Membuat security buang memnyambut mereka menatap bingung. "Tidak perlu bingung Pak, ini
Baru satu minggu Andaru tinggal di rumah mertuanya namun suami Aisyah itu tidak punya banyak waktu untuk bercengkerama dengan keluarga barunya. Hampir setiap hari dia sibuk dengan pekerjaan dan harus pulang larut malam karena lembur. Pemindahan perusahaan ke Jakarta benar-benar menyita waktu dan pikirannya. Untuk proses produksi tetap di lakukan di perusahaan lama sedangkan di jakarta adalah kantor pusat yang mengatur dan menentukan segala kebijakan perusahaan. Produk emas dari Ai's jewellery sangat diminati. Baik emas dalam bentuk perhiasan atau mentahan memiliki konsumennya sendiri yang setiap bulannya bertambah.Semua desain perhiasannya eksklusif, tidak pasaran dan sangat elegan sehingga menarik minat dari berbagai kalangan. Tidak hanya kalangan atas saja, kalangan menengah ke bawah juga merupakan pasar untuk produk Ai's Jewellery. Tentu saja dengan menyesuaikan harga dan kwalitas agar bisa menggapai semua kalangan. Toko-Toko emas Ai's Jewellery bertebaran di setiap mall yang