Hari ini Aisyah dan Andaru berangkat lebih dulu untuk persiapan pesta pernikahan mereka. Tiga hati kemudian baru semua anggota keluarganya akan menyusul. Mereka berangkat menggunakan pesawat pagi, tepat pukul sepuluh siang mereka sudah menginjakkan kakinya di bandara. Dari jauh Elmira dan Doni sudah menunggu dengan senyum mengembang di bibirnya wanita itu melambaikan tangannya. "Sayang,, Mama sudah kangen." Elmira memeluk Aisyah lebih dulu, "Ya Alloh,,, anak-anak Mama..." Lalu berganti memeluk Andaru. Aisyah tersenyum lebar, akhirnya kini ia bisa memiliki mertua yang menyayanginya. Dalam hati ia berdoa supaya rasa sayang Elmira padanya tidak pernah berubah. Tidak seperti dulu. "Bagaimana kabar Mama?" tanya Andaru. "Sehat,,, sangat sehat. Keadaan Opa juga sudah membaik," jawab Elmira lalu mengarahkan pandangannya pada Aisyah. "Ayo pulang, Opa sudah sangat merindukan kalian. Dia tadi berpesan aku harus langsung membawa kalian pulang." Aisyah mengerutkan dahinya, kalimat 'merinduka
Setiap pagi setelah Andaru berangkat ke kantor Anggada meminta di ajari mengaji oleh Aisyah. Tidak hanya mengaji pria tua itu juga mulai belajar sholat dan ibadah-ibadah lainnya. "Opa ingin bertobat. Apa mungkin dosa-dosa yang sangat banyak ini bisa diampuni?" tanya Anggada pada Aisyah ketika mereka berada di ruangan bekas ruang kerja di lantai dua yang kini telah di renovasi menjadi musholla. "Tentu saja, asalkan Opa benar-benar bertobat dengan taubatan nashuhah Alloh pasti akan mengampuni semua dosa Opa," jawab Aisyah dengan senyum tipis yang menentramkan hati Anggada. "Terima kasih, setidaknya kamu membuat saya sedikit lega. Meski masih ada rasa takut jika nanti saya mati masih dengan berlumuran dosa." "Opa tidak boleh berputus asa dari rahmat Alloh." "Tolong ajari Opa,""InsyaAllah, pelan-pelan kita belajar bersama untuk memperbaiki diri agar menjadi manusia yang lebih baik lagi." Sejak kedatangannya di kediaman Pradipta, Anggada banyak menghabiskan waktunya bersama Aisyah u
"Opa ingin bertemu dengan keluarga Zaskia, bolehkah aku mengantarnya?" "Untuk apa? Mereka sangat membenci Opa."Andaru spontan mengangkat kepalanya lalu menarik pundak Aisyah agar menghadap kearahnya, "Kenapa Opa ingin menemui mereka?""Untuk minta maaf," jawab Aisyah. Andaru menatap lekat wajah istrinya, "Kamu yakin Opa mau minta maaf?" ucapnya lalu kembali meletakkan kepalanya dan mengarahkan tatapannya pada langit-langit kamar. "Meski ada banyak perubahan pada sikap Opa tapi aku masih belum yakin jika Opa sudah benar-benar berubah dan ingin bertobat." "Jangan seperti itu, apa kamu tidak yakin dengan keajaiban Al-Quran? Sehari dua kali Opa membacanya, setiap sholat subuh dan magrib. Aku yakin sedikit banyak kalam Alloh itu sudah merasuk kedalam hatinya," kata Aisyah bijak. Andaru menghela nafas sepenuh dada, masih ada rasa khawatir jika kakeknya itu hanya berpura-pura dan memiliki sebuah rencana yang mungkin akan mencelakai istrinya yang terlalu baik ini. "Tolong bantulah menca
Sejak pagi semua anggota keluarga Pradipta sudah berangkat ke hotel di mana pesta pernikahan cucu tunggal keluarga itu akan diadakan. Di sebuah hotel bintang lima yang ada di kota penghasil emas. Hotel mewah dengan fasilitas VIP yang harga per malamnya cukup menguras kantong. Sekitar pukul 9 pagi para undangan sudah mulai berdatangan. Dari mulai saudara, teman yang memang menginap di hotel itu sampai para rekan bisnis dari keluarga Pradipta. Sejak beberapa menit yang lalu sudah berbaris rapi, sedang menjalani pemeriksaan di pos keamanan. Setelahnya menulis daftar di meja resepsionis baru di izinkan masuk. Andaru mengatur sendiri strategi keamanan di pesta pernikahannya. Tak ingin kecolongan lagi, pria itu tak segan menyewa banyak bodyguard dan meminta bantuan dari kepolisian untuk keamanan dan kelancaran pesta pernikahannya dengan Aisyah.Semua tamu harus melewati pos keamanan untuk menjalani pemeriksaan terlebih dulu dan hanya tamu yang membawa undangan saja yang di izinkan masuk.
"Dimana istri saya?" tanya Jafar yang langsung di jawab oleh Jago. "Di kamarnya, beliau ditemukan pingsan setelah mengantar Aisyah," jawab Zachary. "Mari ikut saya!" Kali ini Jago yang berbicara. "Tadi langsung di bawa ke kamar, mungkin sekarang sudah sadar," lanjut pria bertubuh kekar itu. Tanpa banyak bicara semua orang segera menuju kamar dimana Salma berada.Begitu pintu terbuka Salma langsung mengarahkan tatapannya pada Jafar dan Zeyn, "Aisyh Yah....." ucap Salma sambil bercucuran air mata. "Mbak kamu, Zeyn......" Jafar langsung berlari dan memeluk istrinya, di susul Zeyn yang juga nampak panik meski masih terlihat sedikit tenang. Dua pria itu berusaha menenangkan Salma. "Tenanglah,,, bicara yang jelas!" tutur Jafar setelah mengurai pelukannya. Andaru yang sudah tidak sabar berjalan mendekat namun segera di tarik oleh Zachary, "Tenanglah! Ibu mertuamu masih shock," "Zachary benar,, tenanglah dulu!" Elmira ikut memegangi lengan putranya. "Tenanglah.... bicara yang jelas ap
Wajah Andaru langsung memerah dengan mata melotot ke arah pria yang di tunjuk oleh anak buahnya. "Brengsek,,,,"BUGH.... BUGH....BUGH... Tanpa ampun Andaru melayangkan beberapa kali bogem mentah kearah pria yang kini tersungkur di lantai depan kamar hotel. "Bajing*n,,, Beraninya kamu mengusikku lagi,," teriak Andaru. "Cukup!!! Kamu gila?? Dia bisa mati, belum tentu dia pelakunya." Zachary di bantu dua orang anak buahnya berusaha menarik dan menahan Andaru yang sudah seperti orang kesetanan. "Jika terjadi sesuatu pada Aisyah, kubunuh kamu!!!" Lagi-lagi Andaru berteriak, pria itu meronta berusaha melepaskan diri. "Astagfirulloh,,, Andu...." pekik Elmira terkejut melihat putranya seperti orang kesetanan dan membuat seorang laki-laki yang dikenalnya sebagai teman lama Andaru sedang meringkuk di lantai dengan wajah berlumuran darah. "Tante Elmira,,, saya Anton Te,,, saya datang kesini untuk mengantar ibu dan adik saya untuk mengucapkan selamat pada Andaru dan Aisyah." Anton memandang
"Dia wanita yang sama yang bersama Meysa saat menjebak aku dua tahun lalu," geram Andaru dengan tangan mengepal kuat. "Pelaku yang sama," sahut Zeyn. "Tidak,,,hanya Meysa Dua pelayan itu palsu. Pelayan yang asli di sekap di kamar kosnya." Zachary menunjukkan layar ponselnya. "Ini dari penanggung jawab IO. Harusnya pelayan dengan name tag Fitri dan Diana adalah dua orang ini. Namun tadi pagi mereka berdua tidak masuk kerja tanpa alasan dan tidak dapat di hubungi. Anehnya di pertengahan acara absensi pelayan full." "Dimana sekarang penangung jawab IO nya?" tanya Andaru. "Dia masih menunggu anak buahnya menjemput dua pelayan itu. Salah satu pelayan mengenali orang yang menyekap dan mengambil pakaian juga name tagnya," jawab Zachary lalu menepuk pundak Andaru. "Tenanglah,, kita pasti bisa menemukan keberadaan Aisyah," "Jika istrimu yang diculik apa kamu akan tenang?" tanya Andaru dengan nada meninggi dan tatapan tajam. "Jangan menasehatiku, cukup lakukan tugasmu!" Zachary mendengus
Di sebuah gudang kosong, nampak seorang wanita cantik terduduk diatas kursi kayu dengan tangan terikat dan tubuh terikat kuat ke belakang sandaran kursi. Di depannya dua orang wanita sedang menyesap minumannya sambil bersantai di atas sofa empuk yang nyaman. "Kasihan sekali,,, baru juga jadi ratu sehari sekarang jadi tawanan,," ejek salah satu wanita lalu di sambut tawa yang lain. "Bukankah sudah aku peringkat, jauhi Andaru! Seharusnya kamu menikah kembali dengan Arka, dan melupakan Andaru. Maka hidupmu tidak akan menderita seperti sekarang ini," ujar Meysa setelah berhenti tertawa. Dua wanita itu adalah Meysa dan Raisa. Mereka berdua nampak sangat senang bisa melihat penderitaan wanita yang sedang terikat tak berdaya di depannya itu. Baik Meysa ataupun Raisa, mereka berdua menganggap Aisyah adalah benalu dalam hidupnya. "Bagaimana kalau kita bermain-main lagi." Raisa tersenyum lantas bangkit dan berjalan kearah Aisyah. "Aduh.... pipimu masih sangat memerah. Pasti sangat sakitnya