Pukul enam pagi Jafar sudah berdiri di depan teras untuk menunggu Aisyah bersiap. Ya pria paruh baya itu berniat mengantar putrinya seperti apa yang dikatakannya semalam. Mulai hari ini Jafar akan mengantar jemput Aisyah mengajar. Pria paruh baya itu juga memutuskan akan segera membawa Aisyah pulang ke Jakarta saat musim libur sekolah tiba. "Pak sarapan dulu," ucap Salma berdiri di depan pintu ruang tamu. "Nanti saja setelah mengantar Aisyah," jawab Jafar menoleh sebentar lalu kembali mengarahkan pandangannya jauh ke depan. "Apa harus sampai seperti itu Yah? Kasihan Aisyah, nanti malu sama rekan-rekan gurunya yang lain." ujar Salma lantas berjalan mendekati suaminya itu. "Akan lebih memalukan lagi kalau putri kita bergaul dengan laki-laki brandalan yang kurang ajar itu," ucap Jafar lalu menoleh pada istrinya itu. "Suruh Aisyah bergegas! Katakan aku sudah menunggunya," lanjutnya memerintah. Salma menghela nafas, suaminya adalah orang yang sangat tegas dan sulit sekali untuk diluluh
Sudah dua hari Aisyah berada di jakarta. Hari pertama yang dilakukan Aisyah hanya berdiam diri di rumah untuk melepas rindu dengan ibu dan adiknya. Hari kedua Aisyah ikut Ayahnya ke toko untuk sekedar menemani ayahnya itu berjualan. Dan hari ini rencananya Aisyah ingin menemui sahabatnya, Reina. Sekalian mengunjungi Zahra muridnya di sekolah lamanya dulu. "Kamu jadi mau ketemu Reina?" tanya Salma saat Aisyah baru keluar dari kamarnya dengan pakaian yang sudah rapi. Sebuah hem putih dipadupadankan dengan celana jeans biru tak ketinggalan tas selempang berwarna hitam. "Iya Bu, sekalian nanti mau ke rumah Zahra," jawab Aisyah sembari berjalan mendekati ibunya yang sedang membereskan piring bekas sarapan Ayahnya. "Ayah sudah berangkat?" sambungnya mengarahkan tatapannya ke arah jam dinding. "Sudah, toko sedang ramai, jadi berangkat lebih awal. Kasihan Joko kewalahan kalau ayahmu datangnya kesiangan," jelas Salma sembari menuangkan nasi goreng buatannya ke dalam piring. "Makasih," uca
Aisyah pov. Aku sedang melipat mukena setelah sholat dzuhur ketika terdengar suara keras dari ruang tamu rumah kami. Segera kuletakkan mukena dia tas meja dan berlari ke luar. "Ada Bu," tanyaku menoleh pada ibu yang juga berjalan tergopoh-gopoh dari arah dapur. "Gak tau Ai," jawabnya sembari berlari dan segera ku ikuti. "Beraninya kamu datang ke rumahku, menebus dosa katamu?" Suara ayah semakin membuat langkah kakiku melaju cepat. Tiba-tiba muncul rasa takut dan khawatir mulai menyelimuti akal pikiranku. Jantungku berdegup kencang. Jangan-jangan... "Astaghfirullah Yah,," teriakku berlari mendekati ayah yang sedang memukuli Andaru. Tangan dan kakinya bergantian memukul dan sesekali menendang Andaru higga pria itu tersungkur. Namun belum sempat tanganku menggapai Andaru dari sisi kananku sebuah tangan menarikku dan memelukku dari belakang dengan sangat erat. Seketika aku menoleh, "Zeyn,, lepas!" Aku berusaha menarik tangan Zeyn agar terlepas dari bahuku. "Aku bilang lepas Zeyn!!
"Baiklah," ucap Ayah setelah menghela nafas panjang dan dalam. "Saya akan memaafkan kamu, tapi dengan syarat,,.."Jantungku berdebar kencang menunggu apa saya syarat yang akan diminta Ayah. "Menjauhlah dari Aisyah." Degh,,,, Jantungku seperti berhenti berdetak. Baru saja aku merasakan bahagianya jatuh cinta, kini aku harus merelakan rasa itu kemabli sirna. Sejak awal aku sudah bisa menebak jika Ayahku pasti akan meminta hal itu. "Jika kamu benar-benar mencintai Aisyah, kamu harus menuruti perintah saya untuk menjauhinya. Pikirkanlah, bagaimana orang-orang akan memandangnya jika mereka tahu Aisyah memiliki hubungan dengan pria yang ada di video dan foto-foto yang kamu buat dulu. " Andaru menundukkan kepalanya, terdengar helaan nafas berat dari pria itu. "Tidak adakah hal lain yang bisa saya lakukan untuk menebus dosa dan kesalahan saya?" ucapnya memelas. "Tidak ada!!" jawab Ayah tegas. "Aisyah harus memilih kehilangan kami keluarganya atau menjauhi kamu," Ayah mengarahkan pandanga
@Andaru[Izinkan aku untuk menjadi pelangi untukmu, Setelah semua badai yang telah kau alami. Kamu mungkin tak selalu selalu bahagia bersamaku, Tapi aku bisa memastikan akan melakukan segalanya untuk membuatmu bahagia. Aku tahu begitu hebatnya badai itu memporak-porandakan hatimu, Namun percayalah cintaku setulus pelangi yang datang selepas badai pergi.Jadi aku mohon jangan pernah menyerah untuk mempercayaiku.] Pesan yang di kirim Andaru ke nomor ponsel Aisyah pagi ini. Aisyah duduk di halaman belakang rumahnya saat sebuah pesan masuk melalui aplikasi gagang telpon di ponselnya. Pesan dari pria yang sudah dua hari ini memenuhi pikirannya. "Memang ya, orang yang sedang jatuh cinta kebanyakan suka melamun," celetuk Zeyn tiba-tiba sudah berdiri di depan Aisyah. "Awas lo, ntar kesambet setan penunggu pohon mangga," candanya ikut duduk di samping Aisyah. "Mau di pukul pakai sapu? Atau diam!!" sahut Aisyah melirik kesal. "Ish, gitu amat. Emang anak sama emak sebelas dua belas galak
"Silahkan jika kamu ingin menjalin hubungan dengan Andaru, tapi dengan satu syarat," "Syarat apa Yah?" "Tolong untuk sementara waktu, kamu jangan mengajaknya ke rumah," ujar Jafar dengan tatapan sendu. Aisyah tertegun hatinya terasa teriris mendengar kata 'Tolong' terlontar dari kedua bibir sang ayah. Selama ini ayahnya itu sangat tegas tapi hari ini ia melihat bahwa ayahnya sedang memohon pada putrinya sendiri. "Ayah dan Ibu belum siap kembali menjadi bahan gunjingan dan cibiran warga sekitar. Kasihan Ibumu kalau sampai tertekan lagi. Ayah tidak tega melihatnya menangis," "Maafkan Aisyah Yah," ucap Aisyah menunduk penuh sesal.Sama halnya dengan Jafar, ia sendiri juga tidak menginginkan jika kejadian dua tahun lalu itu kembali terulang. Entah siapa yang salah? Mantan Suami dan mertuanya yang menjadi akar terjadinya peristiwa itu atau Andaru yang menjadi eksekutor dari rencana Mantan Ibu mertuanya.Namun yang pasti fitnah dua tahun itu sangat menyakiti keluarganya. Dan Aisyah sen
Dua minggu setelahnya semua sudah kembali pada kehidupannya masing-masing. Aisyah kembali ke kota kecil tempatnya di mutasi. Begitu juga Andaru ia juga kembali mengikuti kemana wanita yang dicintainya itu tinggal. Sembari bekerja di bengkel lelaki tampan itu mengirim beberapa lamaran pekerjaan sesuai dengan ijazah kuliahnya. Andaru adalah lulusan S1 Sarjana tehnik mesin. Sama halnya dengan Aisyah dan Andaru, mantan suami Aisyah, Arka juga masih di kota yang sama untuk menyelesaikan tender pembangunan gedung sekolah yang dimenangkan perusahaannya selama 6 bulan ke depan. Namun berbeda dengan sikap Arka sebelumnya, kini pria itu bisa lebih bisa mengendalikan diri untuk tidak lagi mendekati Aisyah. Arka tidak lagi datang ke sekolah jika tidak ada hal yang benar-benar penting. Mantan suami itu lebih sering menyuruh anak buahnya datang ketimbang datang ke sekolah kecuali hal yang benar-benar tidak bisa di wakilkan baru dia akan datang sendiri menemui kepala sekolah. Seperti siang ini n
Tak terasa sudah lima bulan berlalu dan hubungan antara Aisyah dengan Andaru semakin dekat dan serius di setiap harinya. Aisyah sudah benar-benar yakin dengan perasaannya dan ketulusan pria yang rela meninggalkan kehidupan mewahnya di kota metropolitan lalu beralih mengikuti Aisyah untuk tinggal di kota kecil yang jauh dari hingar-bingar kota Jakarta. Jafar sebagai wali Aisyah juga telah memberi restu untuk keduanya menuju jenjang yang lebih serius yaitu pernikahan. Hatinya sudah luluh setelah mengetahui sekeras apa Andaru berusaha memperbaiki dirinya dengan mengikuti kajian-kajian yang diadakan di musholla-musholla. Kembali Jafar di buat salut ketika ayah Aisyah itu datang berkunjung dan melihat sendiri Andaru bekerja di sebuah bengkel kendaraan bermotor. Nampak pria tampan itu berjibaku dengan mesin dan oli yang tanpa sengaja membuat wajah tampannya kotor oleh keringat dan oli. Apalagi saat Jafar mendapat kabar jika kekasih dari putrinya itu telah mendapatkan pekerjaan di sebuah c
Sejak pukul lima pagi rumah orang tua Aisyah sudah dipenuhi kesibukan keempat penghuninya. Masing-masing orang sudah sibuk dengan pekerjaan masing-masing.Setelah sholat subuh Salma segera memasak beberapa hidangan yang hendak di bawanya ke rumah baru anak dan menantunya. Rendang, garang asem, botok ati ampela dan capjay. Meski semua urusan catering sudah ada IO yang menghandle tapi Salma ingin membuatkan makan kesukaan anak dan menantunya khusus untuk mereka makan sendiri. Melihat itu Aisyah tak mau brdiam diri. Setelah menyiapkan barang-barang yang hendak dibawa Aisyah segera membantu ibunya di dapur. Tak jauh dari dapur, Zeyn dengan rambut acak-acakan dan mata yang masih mengantuk sedang sibuk memasukkan sembako ke dalam kardus-kardus untuk di bawa ke rumah sang kakak. Setelah Aisyah memberi tahu jika akan pindah rumah, Salma langsung mengajak suaminya untuk pergi ke pasar. Pulang-pulang Salma dan Jafar membawa beberapa kantong plastik berisi sembako dan dua karung beras yang d
Keesokan paginya, Aisyah sudah siap dengan baju dinas coklatnya. Wanita itu duduk di atas ranjang dengan pandangan fokus pada benda persegi canggih yang menampilkan aplikasi pesan. Ia sedang mengetik pesan untuk Anton. [Assalamu'alaikum, Andaru sudah mentransfer uang ke rekeningmu. Untuk soal Meysa, maaf aku tidak bisa membantu. Andaru kekeh pada pendiriannya dengan alasan untuk memberi efek jera pada Meysa agar tidak lagi mengulangi kesalahannya kembali di kemudian hari. Andaru sudah memaafkan kejadian dua tahun lalu tapi tidak kali ini. Aku harap kamu bisa mengerti.] Tulisnya sembari menunggu Andaru mandi. Setelah mengirim pesan segera diletakkannya benda pipih itu lalu berganti menyiapkan kemeja dan jas juga dasi untuk suaminya. Ceklek, pintu kamar terbuka. Andaru masuk kamar dengan memakai kaos putih lengan pendek dan celana pendek hitam. Tangan kekarnya menggosok rambutnya yang basah dengan sehelai handuk putih. Aisyah menoleh, "Duduk sini biar aku bantu keringkan rambut kamu
"Untuk apa?" tanya Andaru dengan wajah dan nada tak suka. "Usaha bengkelnya bangkrut." Aisyah menatap Andaru.. "Bulan depan adiknya wisuda. Dia juga sedang terlilit hutang.""Lalu?" ucap Andaru cuek lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjang. "Bicaranya sambil tiduran saja, aku lelah sekali." Aisyah menghela nafas panjang melihat reaksi cuek suaminya. Andaru bukan orang yang pendendam tapi jika sudah terlanjur sakit hati akan sulit sekali untuk memaafkan. Tak membantah Aisyah pun ikut naik keatas ranjang dan berbaring di sebelah suaminya. "Adik dan ibunya tidak bersalah, dulu mereka juga sangat baik sama kamu. Tidak bisakah kamu sedikit berbelas kasihan kepada mereka?" Andaru tak menyahut, matanya menatap sendu sang istri. Tak urung hal itu membuat Aisyah kembali menghela nafas. Dia diam sebentar, memikirkan kalimat apa lagi yang akan diucapkannya untuk meluluhkan hati suaminya. "Uangmu kan banyak, bersedekahlah sedikit untuk mengurangi dosa." Sedikit kesal Aisyah berbicara dengan
Sekarang jam dinding sudah menunjukkan pukul 11 lebih 45 menit. Nampak Aisyah masih sibuk dengan laptop di pangkuannya. Wanita yang sudah memakai piyama tidur itu menggunakan punggung tangannya untuk menutup mulutnya. Entah sudah berapa kali wanita itu menguap. Mata dan tubuhnya sudah memberi sinyal meminta diistirahatkan. Kembali Aisyah mengusap kedua matanya yang sudah berair karena menahan kantuk. "Sedikit lagi," gumamnya lantas jari-jarinya menari di atas keyboard laptop. Tepat pukul sebelas lebih lima puluh lima menit, pertahanannya runtuh. Aisyah sudah tidak sanggup lagi, matanya sudah sangat berat. Segera ia matikan laptop yang sejak tadi berada di pangkuannya lalu di letakkan di atas meja di samping ranjang. "Nunggunya sambil tiduran saja," gumamnya pada diri sendiri. Istri Andaru itu merebahkan tubuhnya dan menutup tubuhnya dengan selimut sebatas dada. Diambilnya ponsel pintarnya dari atas meja. @AyangAndaruHusband[Ayang pulang jam berapa? Kok belum sampai rumah] Aisyah
Setelah mendapat laporan dari Edward, Segera Aisyah dengan berjalan menuju teras. Di kursi teras nampak Anton sudah duduk sambil menundukkan kepalanya. Di sisi kirinya berdiri Geri, salah satu anak buah Jago yang memiliki badan tinggi besar dan wajah sangar."Silahkan duduk Bu," Jago menarik kursi agak menjauh dari Doni untuk berjaga-jaga. Sontak Anton mendongakkan kepalanya. "Aisyah...." Laki-laki itu berdiri namun segera di tahan oleh Geri. "Duduk atau keluar dari sini!" sentak Geri yang langsung membuat nyali Anton menciut dan kembali duduk. Aisyah mengangguk lalu duduk di kursi dengan di apit Edward dan Jago di sisi kanan kirinya. "Terima kasih." "Kamu jaga pintu pagar!" perintah Jago pada Joni. "Jangan biarkan siapapun masuk. Jika ada yang menerobos kamu boleh pakai kekerasan." Tambahnya sambil melirik Anton. "Tenang saja, aku benar-benar datang seorang diri," sahut Anton menjelaskan sadar maksud dari ucapan Jago. "Apa yang membawamu datang ke sini? Kamu pasti masih ingat u
Siang ini seperti biasa, Jago sudah bersiap menunggu di depan gerbang sekolah ketika Aisyah selesai mengajar. "Silahkan masuk Bu," ucap Jago setelah membuka pintu belakang mobil. "Terima kasih," balas Aisyah lalu bersiap naik mobil. "Aisyah..." Suara dari seorang pengendara motor yang baru saja menepikan motornya tidak jauh dari mobil Aisyah. Spontan Aisyah menoleh dan mengurungkan niatnya masuk ke dalam mobil. "Anton?" tebalnya mengenali suaranya. "Iya, aku Anton." Laki-laki itu melepas helmnya lalu turun dari motor. "Bisa bicara sebentar," pintanya dengan menakupkan kedua tangannya, memohon. Aisyah mengangguk dan hendak melangkah mendekati Anton. Namun dengan sigap Jago merentangkan tangannya untuk menghalangi Aisyah mendekati laki-laki yang dianggapnya berbahaya. "Maaf Bu, tapi ini adalah perintah Pak Andaru." "Hanya seb...." "Mohon maaf Bu, kami hanya berdua. Ini terlalu beresiko, silahkan masuk!" Jago bersikap tegas lalu memaksa majikannya itu untuk segera masuk kedalam
"Kamu bicara apa?" Suara berat Andaru keluar dari pintu ruang istirahat yang ada di sebelah rak buku di sisi kiri pintu keluar. "Ulangi kata-kata kamu!" perintah Andaru. "Ah... itu Pak wanita ini mengaku sebagai istri Anda." Adu Dinar beranjak bangun dari duduknya. "Ay,,, aku masih istri kamu kan?" Aisyah menyahut. "Tentu saja. Sampai mati cuma kamu istriku," tegas Andaru berjalan mendekat Aisyah lalu menggenggam tangan istrinya erat. "Maaf tidak bisa menyambutmu, bajuku kotor karena ulah pegawai yang tidak kompeten." Ucapan Andaru membuat langsung Dinar terdiam dan menunduk malu. Wanita itu sadar jika pegawai yang di maksud Andaru adalah dirinya. Demi mencari perhatian Andaru, wanita itu menumpahkan saos di kemeja bosnya itu. Alih-alih membantu membukakan saos sambal di ayam goreng bosnya, Dinar dengan sengaja mengarahkan saos itu ke arah kemeja bosnya. Hal itu sengaja ia lakukan untuk membuat bosnya sibuk selagi ia mencari cara mengusir istri bosnya yang akan datang. Namun ren
Tak butuh waktu lama, hanya lima belas menit Aisyah sudah sampai d kantor baru suaminya. Ini kali pertama wanita cantik itu datang ke kantor tempat suaminya menghabiskan sebagian banyak waktunya seminggu ini. Mobil langsung berhenti di depan lobi kantor, dua orang security langsung menyambut mereka. "Maaf, apa sudah ada janji?" tanya salah satu security. "Sudah," jawab Jago yang turun lebih dulu. "Saya mengantar istri Pak Andaru. Sampaikan saja, kepada sekertaris beliau kalau Bu Aisyah sudah datang," lanjut Andaru lantas membukakan pintu untuk Aisyah. "Oh baik," jawab security dengan nama dada Sarjono lalu berlari ke dalam kantor. "Silahkan Bu," Jago mengulurkan tangannya ke depan Aisyah untuk menjadi pegangan ketika menaiki tangga teras kantor yang cukup tinggi untuk Aisyah yang memakai sepan panjang. Aisyah tak sempat ganti baju, ia datang masih dengan seragam coklat guru khas pegawai PNS. Membuat security buang memnyambut mereka menatap bingung. "Tidak perlu bingung Pak, ini
Baru satu minggu Andaru tinggal di rumah mertuanya namun suami Aisyah itu tidak punya banyak waktu untuk bercengkerama dengan keluarga barunya. Hampir setiap hari dia sibuk dengan pekerjaan dan harus pulang larut malam karena lembur. Pemindahan perusahaan ke Jakarta benar-benar menyita waktu dan pikirannya. Untuk proses produksi tetap di lakukan di perusahaan lama sedangkan di jakarta adalah kantor pusat yang mengatur dan menentukan segala kebijakan perusahaan. Produk emas dari Ai's jewellery sangat diminati. Baik emas dalam bentuk perhiasan atau mentahan memiliki konsumennya sendiri yang setiap bulannya bertambah.Semua desain perhiasannya eksklusif, tidak pasaran dan sangat elegan sehingga menarik minat dari berbagai kalangan. Tidak hanya kalangan atas saja, kalangan menengah ke bawah juga merupakan pasar untuk produk Ai's Jewellery. Tentu saja dengan menyesuaikan harga dan kwalitas agar bisa menggapai semua kalangan. Toko-Toko emas Ai's Jewellery bertebaran di setiap mall yang