Share

Chapter 79 : Scholarship

Penulis: Crispy Spinach
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Kesempatan tidak datang dua kali, itulah yang Marsha pikirkan saat ini. Sang ibu baru saja meneleponnya dan memberitahu kepadanya untuk mengikuti program beasiswa ke luar negeri. Marsha tentu saja tidak menolak, ia akan mengikuti apa yang dikatakan oleh ibunya berdasarkan keinginannya sendiri. Masih ada waktu sekitar dua minggu lagi bagi Marsha untuk menyiapkan ujian beasiswa ke luar negeri tersebut sekaligus dengan ujian masuk ke perguruan tinggi. Jarak dari kedua ujian tersebut hanya tiga hari saja sehingga Marsha harus bisa mengatur waktunya untuk dapat mempelajari kedua ujian tersebut.

Untung saja Marsha sudah menyiapkan dirinya untuk mengikuti ujian masuk ke perguruan tinggi sejak ia berada di kelas 11. Ditambah lagi, sebenarnya ujian untuk mendapatkan beasiswa tidak jauh berbeda dengan ujian masuk ke perguruan tinggi. Yang membedakan hanyalah ujian mendapatkan beasiswa ditambah dengan ujian TOEFL yang wajib diperlukan di sana. Marsha hanya tinggal menyiapkan dirinya de

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Take Me Back to Switzerland    Chapter 80 : Unexpected

    Waktu yang ditunggu-tunggu oleh semua orang akhirnya telah tiba. Seleksi beasiswa ke luar negeri akan dilaksanakan besok pagi di gedung Ganesha di kota Jakarta. Banyak murid dari lulusan SMA dan SMK bahkan dari kalangan mahasiswa akan mengikuti seleksi ini. Mereka yang lolos pada tahap bahasa asing telah bersaing dengan ratusan ribu orang untuk mendapatkan kursi ekslusif yang semakin dekat dengan berbagai universitas di luar negeri.Marsha ikut menjadi salah satu dari beberapa orang yang beruntung karena telah berhasil lolos pada tahap bahasa asing atau lebih tepatnya pada ujian TOEFL dengan hasil skor yang sangat menakjubkan. Ia sudah mempersiapkan dengan matang sejak SMA untuk mendapatkan beasiswa kedokteran di luar negeri. Berbagai usaha telah ia lakukan untuk bisa lolos pada tahap bahasa asing ini. Kini Marsha hanya tinggal mengerahkan semua usaha yang telah ia dapatkan untuk bisa lolos pada tahap akhir.Hari ini kegiatan yang dilakukan oleh Marsha sebelum besok me

  • Take Me Back to Switzerland    Chapter 81 : New Life

    5 years later after the crucial moments"William, sarapan dulu! Jangan lari-lari di depan rumah, sebentar lagi kamu harus berangkat sekolah."Marsha yang dulu bukan lah Marsha yang sekarang. Dahulu, Marsha hanyalah seorang remaja SMA yang masih labil dan plin-plan dengan pilihannya sendiri. Dahulu, Marsha hanyalah remaja yang masih asyik bermain dengan teman-temannya tanpa memikirkan pelajaran di sekolah. Namun, Marsha yang sekarang berbeda. Sekarang, Marsha adalah seorang ibu tunggal yang memiliki satu anak laki-laki berusia lima tahun. Sekarang, Marsha adalah wanita dewasa yang memiliki sifat pekerja keras dan juga penyayang kepada anaknya.Lima tahun yang lalu adalah masa terberat di dalam hidup Marsha. Wanita itu berada di tepi jurang dan berusaha untuk menyelamatkan dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain. Wanita itu hamil tanpa ada yang mengetahui kecuali sepupunya sendiri. Sahabat dan teman-temannya tidak tahu bagaimana kondisi Marsha saat ini karena wan

  • Take Me Back to Switzerland    Chapter 82 : He is Coming

    Seseorang berjalan menyusuri lobby yang ada di bandara setelah baru saja mendarat dari pesawat. Orang tersebut tampak berjalan sambil mendorong kopernya yang berukuran cukup besar. Sembari berjalan, orang tersebut membuka ponselnya dan tampak seperti sedang menelepon seseorang. Beberapa menit kemudian setelah selesai menelepon seseorang di telepon, orang tersebut beranjak menuju ke salah satu kafe yang masih berada di bandara. Setelah memesan satu cup americano dingin berukuran sedang, orang tersebut duduk di salah satu bangku kosong di sana."Gue udah di kafe bandara," ucap orang tersebut di dalam telepon sambil menyeruput americano dingin yang ada di genggamannya."Gue tunggu lima menit lagi," ucapnya lagi. Segera setelahnya, orang tersebut langsung mematikan panggilan telepon dan kembali meminum americanonya.Orang itu adalah Haris Januar. Setelah lima tahun lamanya menghilang entah ke mana, pria itu kembali lagi ke Indonesia. Ternyata Haris menghabiskan wakt

  • Take Me Back to Switzerland    Chapter 83 : Failed Surprise

    Flashback 5 tahun yang laluHari itu adalah waktunya bagi Haris untuk beristirahat. Sudah tiga minggu ini otaknya ia gunakan untuk belajar dan mengerjakan soal-soal ujian yang sangat susah. Hingga akhirnya Haris telah menyelesaikan semua ujian yang ada di sekolah dengan baik. Jika masih ada yang ingat, Haris merupakan salah satu dari murid berprestasi di sekolahnya. Maka dari itu sudah tidak heran lagi jika Haris tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menyiapkan ujian karena sejak awal ia sudah mengetahui materi yang akan keluar terlebih dahulu.Haris masih memiliki waktu sekitar satu minggu lagi untuk melaksanakan ujian selanjutnya, yaitu ujian masuk ke perguruan tinggi. Tidak seperti Marsha, Haris memutuskan untuk tidak ikut mendaftar ujian beasiswa ke luar negeri. Laki-laki itu merasa lebih senang jika menghabiskan waktu kuliahnya di negara sendiri. Haris ikut merasa senang jika Marsha bisa diterima di universitas yang ada di luar negeri sesuai dengan keinginannya

  • Take Me Back to Switzerland    Chapter 84 : Proposal

    Pagi hari yang sejuk dan penuh kabut berwarna putih menjadi pemandangan indah yang Marsha lihat ketika membuka jendela kamar. Tepat setelah mengantar Willy sekolah, Marsha kembali ke rumahnya untuk melakukan bersih-bersih rumah. Wanita itu sudah mengganti pakaiannya dengan pakaian santai di rumah dan sudah menyiapkan peralatan yang akan ia gunakan untuk membersihkan rumahnya. Namun, sebelum itu Marsha harus mengisi perutnya terlebih dahulu sebelum beraktivitas. Sepiring Rösti panggang sudah tersaji di atas meja makan.Marsha melahap menu sarapannya yang sederhana didampingi dengan pemandangan alam yang indah di Desa Lauterbrunnen. Saat ini ia sedang duduk di teras rumahnya sambil menikmati sarapan yang sederhana. Ia melihat banyak sapi berwarna hitam dan putih dengan lonceng yang terkalung di leher sedang memakan rerumputan di sebuah padang rumput yang luas. Hari-hari di Desa Lauterbrunnen Marsha lewati seperti biasanya. Sebuah pemandangan yang selalu indah hadir menghia

  • Take Me Back to Switzerland    Chapter 85 : Almost

    Tepat setelah mendapat panggilan telepon dari bawahannya, Haris langsung terbang berangkat menuju ke Swiss. Untung saja pada saat itu ada satu keberangkatan pesawat yang melewati Swiss sehingga Haris tidak perlu menunggu sampai hari esok. Butuh waktu sekitar delapan belas jam untuk bisa sampai di Bandara Internasional Zurich. Haris berangkat tepat pada pukul sepuluh malam dan sampai di Bandara Internasional Zurich esok hari pada pukul sekitar empat sore. Pria itu menghabiskan waktu selama delapan belas jam untuk beristirahat di dalam pesawat.Kepergian Haris menuju ke Swiss yang sangat mendadak tersebut membuatnya terpaksa tidak jadi kembali ke Jerman. Haris sudah mengabarkan atasannya di perusahaan untuk melakukan cuti tambahan lagi selama satu pekan setelah sebelumnya ia juga sudah meminta cuti selama satu bulan ketika di Indonesia. Untung saja sang atasan memaklumi dan memberikan kompensasi kepada Haris. Terlebih lagi, negara Swiss dan Jerman berjarak dekat bahkan bersebel

  • Take Me Back to Switzerland    Chapter 86 : First Meet

    Pada hari ini, Marsha sudah memantapkan dirinya untuk menjawab lamaran dari Felix satu minggu yang lalu. Wanita itu sudah memantapkan seluruh jiwa dan raganya serta keyakinannya untuk menjawab lamaran dari Felix. She said yes! Setelah memikirkan berbagai aspek dan faktor sebagai pertimbangan untuk menjawab lamaran dari Felix, Marsha sudah siap seratus persen untuk menerima lamaran dari Felix. Sepupunya, Peter, bahkan sudah menyetujui saat dirinya meminta izin kepadanya terkait lamaran dari Felix. Saat ini Marsha sudah bersiap untuk menyambut Felix yang sebentar lagi akan datang ke rumahnya. Willy sendiri masih berada di sekolah dan anak itu baru akan pulang nanti siang yang akan dijemput oleh pamannya. Setelah satu minggu tidak bertemu dengan Felix, Marsha merasa sangat gugup. Terlebih lagi setelah ini Marsha akan mengatakan pada Felix bahwa ia telah menerimanya. Dengan jantung yang berdegup kencang serta perasaan hati yang tidak karuan, Marsha menyiapkan dirinya untuk seger

  • Take Me Back to Switzerland    Chapter 87 : After We Part

    "Benar, saya orang Indonesia, Paman!"Haris sontak terkejut mendengar jawaban anak laki-laki yang saat ini berada di hadapannya. Ia menelisik wajah anak laki-laki tersebut dengan cermat dan teliti. Haris baru saja menyadari jika ternyata anak di depannya ini memiliki bentuk mata dan bibir yang sangat mirip dengan kekasihnya, Marsha. Mungkinkah anak laki-laki di hadapannya saat ini adalah anak dari Marsha? Apakah mungkin ini sudah saatnya bagi Haris untuk bisa bertemu dengan wanita yang sudah lama ia cari selama lima tahun belakang? Apakah Tuhan sudah membolehkan dirinya untuk bertemu Marsha setelah sekian lama ia berusaha mencari?"Ada apa, Paman?" ucap anak laki-laki bernama Willy dengan bingung ketika Haris menatapnya lekat-lekat sejak tadi sehingga membuatnya sedikit risih.Dengan cepat, Haris membuang pikirannya jauh-jauh kemudian tersenyum hangat kepada anak laki-laki di depannya. "Kamu tinggal di sini atau hanya berlibur?"Willy menggeleng dengan ce

Bab terbaru

  • Take Me Back to Switzerland    Epilog

    Epilog: The Good EndingTidak ada yang pernah menduga tentang takdir seseorang. Haris dan Marsha yang sudah menjadi sepasang kekasih sejak SMA ternyata benar-benar menjadi sepasang kekasih yang melanjutkan sampai di pelaminan. Marsha yang awalnya berpikir akan berakhir menikah dengan Felix pun ternyata salah. Setelah semua masa lalu kelam dan pedih yang Marsha alami, ia akan tetap kembali kepada Haris. Sejauh apa pun Marsha berlari, Tuhan akan selalu berusaha untuk mempertemukan mereka berdua. Seperti yang disebut dengan takdir, Haris dan Marsha adalah sebuah takdir yang telah ditetapkan oleh Tuhan dan tidak bisa diganggu gugat.Sama seperti Marsha, Felix yang awalnya mengira bahwa Marsha adalah takdirnya ternyata salah besar. Sejauh apa pun Felix berusaha untuk meraih Marsha, pria itu tetap tidak bisa menggapainya. Cinta yang Felix pendam sejak pertama kali bertemu dengan Marsha pada kenyataannya tidak akan pernah bisa terbalaskan. Walaupun pada

  • Take Me Back to Switzerland    Chapter 95 : On Your Wedding Day

    Waktu hanya tinggal tersisa dua hari lagi menuju hari bahagia. Segala persiapan sudah Marsha dan Haris lakukan. Mereka berdua berhasil menyiapkan pernikahan hanya dalam rentang waktu satu minggu saja. Tentu saja, mereka berdua tidak melakukannya sendiri. Haris dan Marsha dibantu oleh masing-masing kedua orangtua mereka dan juga sahabat serta teman dekat mereka. Namun, sebelum itu, Marsha harus membatalkan segala proses di Swiss yang pada awalnya akan menjadi hari penikahan Marsha dan Felix. Akan tetapi, ternyata segala urusan tersebut sudah diselesaikan oleh Felix seorang diri.Salah satu rekan kantor Felix, Juan, kemarin menelepon Marsha secara mendadak. Pria itu berkata bahwa seluruh proses yang sudah disiapkan mulai dari gedung, peralatan, gaun dan jas, serta wedding organizer sudah dibatalkan oleh Felix. Karena pembatalan tersebut Marsha dan Felix harus merelakan biaya yang cukup banyak yang mereka gunakan sebagai modal pernikahan. Namun, sayangnya yang membuat Marsha kec

  • Take Me Back to Switzerland    Chapter 94 : Finally Meet

    Setelah sekian lama berusaha untuk menghilang dan bersembunyi dari orang-orang yang dikenal, Marsha akhirnya memberanikan diri untuk kembali terbang ke negara tempat di mana ia lahirkan, Indonesia. Marsha berangkat kembali menuju ke Indonesia bersama dengan Willy dan Haris yang siap mendampingi kapan pun dan di mana pun ia berada. Marsha awalnya menolak mentah-mentah ketika Haris mengajaknya untuk kembali ke Indonesia. Namun, perlahan demi pasti, akhirnya Haris berhasil membujuk wanita itu agar mau kembali ke Indonesia untuk bertemu sahabat dan teman-temannya terutama kedua orangtuanya.Siang ini, pesawat yang Marsha, Haris, dan Willy naiki sudah mendarat di bandara internasional Indonesia. Haris menggenggam tangan Marsha sambil menggendong Willy dan mengajak mereka untuk segera keluar dari bandara. Tujuan pertama mereka adalah apartemen milik Haris. Tentu saja, Marsha masih belum siap jika setelah ini ia langsung bertemu dengan kedua orangtuanya setela

  • Take Me Back to Switzerland    Chapter 93 : Final Decision

    Hingga sampai pagi ini, Marsha masih belum mendapatkan kabar apa pun dari Felix. Ia sudah berulang kali memberikan pesan dan menelepon kepada Felix tetapi hasilnya tetap sama, tidak ada jawaban apa pun. Bahkan ketika Marsha berusaha untuk menanyakan Felix melalui Juan, pria itu tidak bisa memberitahunya. Padahal, Marsha sudah memilih gaun pengantin untuk dirinya dan juga jas tuksedo untuk Felix di butik fitting kemarin. Marsha sudah bersusah payah untuk memilih jas tuksedo yang cocok digunakan untuk Felix. Ia takut jika jas tuksedo yang dipilihnya tidak sesuai dengan selera pakaian Felix.Saat ini, Marsha sedang merapikan pakaian di lemarinya sembari membersihkan kamarnya yang terlihat berantakan. Sekitar tiga puluh menit yang lalu, Marsha sudah mengantarkan Willy ke sekolah dan ia akan menjemputnya kembali pada pukul sebelas siang nanti. Sebenarnya hari ini adalah jadwal Marsha dan Felix untuk bertemu dengan agen wedding organizer yang sudah mereka pilih untuk menentukan tem

  • Take Me Back to Switzerland    Chapter 92 : Back Down

    Hari ini adalah jadwalnya bagi Marsha dan Felix untuk melakukan fitting gaun pengantin untuk Marsha dan jas tuksedo untuk Felix. Wanita itu sudah siap dengan dirinya setelah selesai mengantarkan Willy ke sekolah. Akan tetapi, sejak tadi malam Marsha tidak mendapatkan kabar dari Felix. Pria itu tidak membalas pesan dari Marsha sejak sore hari kemarin. Hal itu pun membuat jadwal perjanjian mereka dengan butik untuk melakukan fitting diundur. Marsha sendiri sudah berusaha untuk menghubungi Felix berulang kali tetapi hingga sampai saat ini ia tidak mendapatkan balasan apa pun.Apakah Felix marah dengan Marsha karena sikap anehnya kemarin? Marsha bisa menebak akan hal itu karena perubahan sikap Felix tepat setelah mereka selesai membeli cincin pernikahan. Felix bahkan tidak mengajaknya berbicara terlalu sering saat mereka berdua berada di dalam mobil. Karena hal itulah Marsha akhirnya berusaha untuk menghilangkan mood buruk dan mengalahkan rasa egonya demi mengajak Felix mengobrol

  • Take Me Back to Switzerland    Chapter 91 : Denial

    Ternyata, hari itu adalah pertemuan terakhir Haris dan Marsha. Setelah bertemu dan berbincang dengan Felix di kafetaria hotel, Haris memutuskan untuk pulang kembali ke Jerman pada esok hari. Pria itu benar-benar sudah merelakan Marsha demi kebahagiaan wanita itu sendiri. Haris tidak boleh egois, bukan hanya dia lah yang menderita selama ini. Akan tetapi, Marsha ternyata lebih menderita darinya. Oleh karena itu, Haris sudah merelakan Marsha kepada Felix dan berharap mereka berdua akan menjalankan hidup yang harmonis.Setelah pertemuan Haris dan Felix di kafetaria, mereka berdua kembali menjadi akrab seperti dahulu. Baik Haris maupun Felix, mereka berdua meminta maaf satu sama lain atas kesalahan yang telah mereka perbuat. Felix meminta maaf karena tidak memberitahu tentang Marsha selama ini kepada Haris sedangkan Haris meminta maaf karena tadi ia memukul Felix sampai berdarah dengan penuh emosi. Pada saat itu pun mereka mulai bertukar tentang banyak cerita. Pertemanan mereka y

  • Take Me Back to Switzerland    Chapter 90 : Gone

    "Asal kamu tau, aku nggak pernah membenci kamu, Ris. Tapi maaf, kita udah nggak bisa kembali kayak dulu lagi karena aku dan Felix udah terikat dalam sebuah hubungan dan satu bulan lagi aku dan Felix menikah," ucap Marsha yang sontak membuat jantung Haris seakan berhenti mendadak.Setelah mendengar perkataan Marsha baru saja, Haris langsung merenggangkan pelukannya dengan Marsha. Pria itu berjalan mundur perlahan seakan terkejut dengan ucapan Marsha. Ya, Haris tentu saja terkejut bukan main. Kedua kakinya saat ini terasa seperti tidak mempunyai kekuatan untuk menahannya agar tetap berdiri. Tubuh Haris melemas. Jantungnya berdetak dengan sangat cepat. Keringat di dahinya mulai muncul perlahan. Ia mengusap wajahnya perlahan dan berusaha menyadarkan diri apakah saat ini hanyalah khayalannya saja. Namun, semua ini adalah kenyataan.Sementara itu, saat ini Marsha hanya menundukkan kepalanya dan menatap ke bawah lantai. Wanita itu belum siap untuk melihat bagaimana reaksi yan

  • Take Me Back to Switzerland    Chapter 89 : Old Friend

    "Felix? Lo ngapain di sini?" Haris bertanya kepada Felix yang kini sudah berhadapan dengan teman lamanya saat SMA. Rasa kantuk yang sebelumnya masih menyelimuti diri Haris kini sudah hilang sepenuhnya. Seluruh indra yang dimilikinya tampak bekerja menjadi lebih giat setelah melihat seseorang di depannya. Haris meneguk ludahnya perlahan. Pria yang saat ini sedang berdiri di hadapannya masih belum menjawab pertanyaan dari Haris. Tampaknya Felix masih sangat terkejut dengan kehadiran Haris yang secara tiba-tiba sudah berada di rumah calon istrinya. "Oh, shit," ucap Marsha yang tiba-tiba sudah berdiri di antara Haris dan Felix. Wanita itu tampak memijat dahinya pelan karena situasi yang saat ini sedang berlangsung. Di antara Haris dan Felix, mereka berdua bahkan belum merasakan stres yang mendalam dengan situasi saat ini. Marsha lah yang merasa paling pusing di antara mereka. Sebuah memori yang dulu pernah terjadi kembali terulang di benak Marsha ketika pada saat

  • Take Me Back to Switzerland    Chapter 88 : Shockingly

    "Mama, kenalin Paman di sebelah aku namanya Paman Haris! Paman Haris baik banget udah beliin aku makanan di minimarket dan nganterin aku pulang sampai ke rumah!" ucap Willy dengan semangat yang tanpa tahu apa yang sedang terjadi saat ini. Marsha masih diam dan tidak menghiraukan perkataan anaknya. Saat ini, ia masih terhanyut dengan kehadiran Haris di depannya. Sama seperti Marsha, Haris pun masih terdiam dan tidak mengeluarkan suara apa pun. Pria itu masih memandangi wajah wanita yang sudah lima tahun tidak ia temui dengan lekat.Wanita yang saat ini berada di hadapannya sudah sangat berbeda dengan Marsha yang terakhir kali ia temui pada lima tahun yang lalu. Rambut panjang lurus berwarna hitam sepinggang yang biasa Haris lihat dahulu kini sudah berubah menjadi rambut pendek berwarna cokelat hazelnut sebahu. Akan tetapi, wajah cantik dan indah milik Marsha masih sama seperti dahulu, tidak ada yang berubah. Marsha masih terlihat sangat cantik, bahkan wanita itu menjadi lebih

DMCA.com Protection Status