Tiga hari telah berlalu tetapi Marsha masih menjaga jarak dengan Lia maupun Haris. Untuk Haris, Marsha sendiri lah yang memutuskan untuk menjaga jarak dengannya meski Haris masih sering menghubunginya. Akan tetapi, untuk Lia, sahabatnya itu masih enggan untuk berbicara dengannya. Bahkan sudah tiga hari ini Marsha duduk satu meja bersama dengan Alana. Tampaknya Lia masih kecewa dengannya sehingga ia meminta Alana untuk duduk lebih lama dengan Marsha.
Bagi Marsha, tiga hari tanpa Lia adalah hari yang sangat menyiksa. Biasanya Marsha selalu bercanda gurau dengan Lia ketika sedang waktu istirahat ataupun pelajaran. Namun, sekarang yang hanya Marsha rasakan adalah kesepian. Walaupun terkadang Alana mengajaknya berbicara dan bercanda, perasaan Marsha masih belum membaik. Terlebih lagi saat ini ia juga sedang menjaga jarak dengan kekasihnya, Haris. Oleh karena itu, sudah hampir satu minggu ini Marsha hanya sendirian tanpa ditemani oleh sahabat maupun kekasihnya.
Sepulang dari
"Kalian berdua putus karena gue, ya?"Di sinilah Marsha sekarang. Setelah berganti pakaian dari seragam yang sudah kusam menjadi kaus putih polos dengan celana tidur pendek, Marsha akhirnya menginap selama satu malam di rumah Lia. Ia tidak lupa untuk mengabarkan sang ibu terlebih dahulu jika sedang menginap di rumah Lia. Mengabarkan Haris? Sepertinya belum saatnya Marsha memberitahu kekasihnya karena mereka masih menjaga jarak satu sama lain."No. Nggak semudah itu kita putus kalau alesannya cuma gara-gara lo. Ya, meskipun ada sedikit yang menyinggung lo sih," timpal Lia.Mereka berdua sudah kembali berbaikan setelah Marsha meminta maaf kepada Lia dengan tulus. Sama seperti Marsha, Lia pun tidak tahan bila mereka harus bermusuhan dalam waktu yang lama. Tiga hari saja sudah cukup baginya untuk tidak mengobrol dengan Marsha ketika di sekolah. Akhirnya, Marsha dan Lia kembali berdamai dan mereka kembali menjadi sangat akrab seperti sebelumnya. Hujan badai yang terj
Hidup Marsha kembali menjadi damai seperti semula lagi. Sudah tidak ada pertengkaran di antaranya dengan Lia dan juga pertengkaran di antaranya dengan Haris. Ia sudah kembali dekat dan akrab dengan Lia setelah mengalami pertengkaran kecil akibat kesalahpahaman yang timbul di antara mereka. Marsha dan Lia sama-sama sepakat untuk tidak membahas lagi perkara hubungan di antara Felix karena Lia sudah tidak ada hubungannya lagi dengan laki-laki itu. Lia kini mendeklarasikan bahwa dirinya sudah jomlo kembali.Sementara itu, Marsha kini juga sudah berbaikan dengan kekasihnya, Haris. Sejak hari kemarin di mana Haris mengajak Marsha untuk menonton film bersama di bioskop, pertengkaran di antara mereka sudah mulai mereda. Atau lebih tepatnya dikatakan sebagai perang dingin karena Haris dan Marsha sama-sama saling mengabaikan dan tidak bertegur sapa selama beberapa hari. Marsha sangat senang karena bisa kembali lagi dengan Haris. Untung saja pertikaian di antara Haris dan Marsha tidak b
Setelah Hugo pulih dari jahitan yang berada di lengan kanan dan juga dagunya, laki-laki itu akhirnya diperbolehkan untuk pulang oleh dokter. Marsha, Lia, Haris, Felix, dan juga Putra masih setia untuk menunggu Hugo sampai laki-laki itu selesai dengan urusannya di rumah sakit. Kedua orangtua Hugo pun sudah tiba di rumah sakit satu jam setelah mereka sampai. Kini, Hugo akan kembali ke rumah bersama dengan kedua orangtuanya menggunakan mobil sementara motornya sudah dibawa ke bengkel untuk diperbaiki. "Terima kasih sekali buat teman-teman Hugo karena udah mau nungguin dia sampai selesai, ya. Kalau gitu Om sama Tante pulang duluan, ya," ujar ibunda Hugo kepada mereka berlima. "Sama-sama, Tante. Namanya juga teman pasti harus saling tolong menolong. Untung aja luka Hugo nggak terlalu parah," timpal Putra dengan sopan. Memang, ada kalanya laki-laki itu bisa menjadi sangat sopan ketika di depan orang lain. "Thanks, ya, kalian udah mau nungguin gue. Kalau misal besok
Akhirnya kini Marsha tahu apa yang disembunyikan oleh sahabatnya. Awalnya Marsha merasa sedikit khawatir ketika mengetahui ternyata Lia bisa secepat itu berpindah hati setelah baru beberapa hari putus dengan Felix. Namun, ia juga merasa senang dan lega karena sahabatnya juga tidak perlu berlarut-larut dalam kesedihan terlalu lama. Marsha hanya sedikit kaget ketika mengetahui bahwa Hugo yang biasanya paling diam dan tenang di antara teman-teman Haris ternyata bisa bergerak cepat mendekati Lia.Terlebih lagi Hugo merupakan teman dekat Felix, yang artinya ia berteman dekat dengan laki-laki yang merupakan mantan dari gebetan barunya. Paham atau tidak dengan maksud dari kalimat tersebut? Baca ulang jika masih belum paham, ya. Padahal, Marsha awalnya mengira bahwa Putra lah yang akan mendekati Lia. Ia sudah tahu sejak lama dari Haris jika Putra menyukai sahabatnya. Lia sendiri pun juga tahu kalau Putra menyukainya, tetapi ia berpura-pura untuk bersikap biasa saja agar hubunga
Tidak terasa waktu telah berlalu dengan sangat cepat. Para murid kelas 12 yang awalnya masih bersantai dengan soal-soal ujian kini harus bersiap untuk menghadapi berbagai macam ujian yang sudah menanti di depan mereka. Mereka tidak menyangka jika satu bulan yang akan datang sudah harus menyiapkan pikiran dan mental yang sehat untuk menghadapi berbagai ujian. Mulai dari ujian praktik, ujian sekolah, ujian nasional, dan yang terakhir adalah ujian masuk perguruan tinggi. Mau tidak mau, sanggup tidak sanggup, mereka harus mengerahkan semua kemampuan yang mereka miliki di garis finish terakhir pada jenjang SMA.Haris yang sebelumnya kesulitan untuk beraktivitas karena tangan kanannya dibalut dengan gips kini mampu beraktivitas kembali dengan normal. Beberapa bulan yang lalu, Haris ditemani dengan Marsha untuk melepas gips yang ada pada tangan kanannya. Untung saja proses berjalan dengan lancar sehingga beberapa hari kemudian setelah melepas gips Haris sudah bisa beraktivitas seper
"Gue boleh masak mie instan di sini nggak, Lix?"Haris, Putra, dan Hugo kini sedang mengunjungi rumah Felix pada hari terakhir dilaksanakannya try out ketujuh. Mereka hanya sekadar mampir untuk melepas penat setelah berpusing-pusing ria menghadapi soal-soal ujian yang tergolong susah. Kebetulan juga mereka mengunjungi rumah Felix karena ia sudah satu minggu berada di rumah sendirian yang artinya anggota keluarga Felix tidak ada satu pun yang berada di rumah. Rumah Felix bisa dikatakan sebagai markas berkumpulnya mereka berempat karena dirasa paling nyaman.Bagaimana tidak, rumah Felix sendiri sangat memiliki ukuran yang sangat luas. Di dalamnya, terdapat banyak fasilitas yang membuat mereka menjadi lebih nyaman. Wifi gratis, permainan play station, dan juga terdapat berbagai macam jenis makanan di kulkas. Siapa coba yang tidak betah jika harus berlama-lama di rumah Felix. Terlebih lagi laki-laki itu sering berada di rumah sendiri sehingga mereka tidak perlu sungk
Setelah kejutan yang terjadi karena kehadiran Karina yang sangat tidak bisa diprediksi, mereka pun segera berangkat menuju puncak pada pukul sembilan pagi. Di perjalanan, Haris dan Felix akan menjadi sopir di mobil mereka masing-masing. Perjalanan diisi dengan obrolan menarik di masing-masing mobil dan tidak lupa dengan candaan yang dibuat oleh mereka. Sesekali mereka berhenti di rest area untuk sekadar beristirahat dan juga melakukan aktivitas panggilan alam. Hingga sekitar beberapa menit lagi, mereka sudah sampai di tempat tujuan. Haris dan Felix membangunkan mereka yang masih tertidur karena sebentar lagi akan sampai.Satu rombongan dengan dua mobil yang berisikan masing-masing empat orang kini sudah sampai di tempat tujuan mereka, yaitu Puncak Bogor. Satu per satu dari mereka mulai turun dari mobil dengan membawa barang pribadi masing-masing. Seperti apa yang kemarin dikatakan oleh Haris, laki-laki itu sudah memesan sebuah vila yang akan mereka tempati dalam waktu tiga ha
Suasana pagi hari di vila Puncak sangat sejuk dan juga dingin. Beberapa dari mereka masih meringkuk di bawah selimut karena suhu yang dingin. Jam kini baru menunjukkan pukul tujuh pagi dan di antara mereka berdelapan, hanya Marsha yang sudah bangun. Perempuan itu beranjak dari ranjang kasur menuju ke bilik kamar mandi untuk segera membersihkan diri. Sudah menjadi kebiasaan bagi Marsha untuk bangun lebih awal di pagi hari dan langsung membersihkan diri sebelum memulai aktivitas pada hari ini.Sementara itu, Lia sendiri masih sibuk berada di dalam mimpinya sambil mengeratkan tubuhnya di dalam selimut agar suhu dingin tidak bisa menyentuh kulitnya. Biasanya setiap pagi dari pihak vila sudah menyediakan menu makan untuk sarapan. Namun, tadi malam Haris baru saja meminta kepada resepsionis untuk menyiapkan sarapan mereka pada pukul delapan pagi. Ia sengaja memesan agak siang karena sudah tahu jika semua teman-temannya pasti akan bangun lebih siang. Oleh karena itu, menu sara