Hari Senin menuju hari Minggu membutuhkan waktu selama lima hari tetapi mengapa hari Minggu menuju hari Senin hanya membutuhkan waktu satu hari saja? Itulah yang kini sedang dipikirkan oleh Marsha. Hari Minggu yang sangat menyenangkan sudah Marsha habiskan bersama dengan sang kekasih dan juga sahabatnya di unit apartemen miliknya. Waktu dengan cepat berlalu dan pagi ini Marsha harus sudah bersiap untuk kembali ke rutinitas seperti biasa, yaitu sekolah, tambahan belajar, dan yang terakhir adalah bimbingan belajar.
Baru saja tadi malam sang ibu mengunjungi unit apartemen milik Marsha. Sang ibu datang untuk menengok anak perempuan semata wayangnya yang sudah mulai hidup dengan mandiri. Sang ibu juga membawa banyak bahan makanan untuk memenuhi stok di kulkas milik Marsha dan juga tidak lupa dengan makanan ringan yang akan menambah stok camilan Marsha. Seperti sudah menjadi naluri dan insting, sang ibu membawakan alat pemanggang roti untuk Marsha saat di apartemen. Alat pemanggang
Sudah terhitung tiga hari sejak Senin sampai Rabu Marsha dan Felix selalu pulang bersama setelah selesai bimbingan belajar pada malam hari. Hal itu tentunya juga diketahui oleh masing-masing dari kekasih mereka, Haris dan Lia. Mereka berdua pun ikut memaklumi ketika Marsha dan Felix pulang bersama. Toh, Marsha adalah sahabat Lia, mana mungkin ia tidak percaya dengan sahabatnya sendiri. Sama seperti Haris dan Felix. Meskipun mereka berdua pernah bertengkar karena kesalahpahaman, Haris sudah memercayai Felix karena ia sudah menganggap Felix sebagai sahabatnya sendiri.Marsha dan Felix baru saja menyelesaikan bimbingan belajar mereka pada pukul tujuh malam. Setelah pengajar keluar dari ruangan, para murid yang mengikuti bimbingan belajar mulai merapikan peralatan dan bergegas keluar dari ruangan. Marsha dan Felix kini sudah keluar dari ruangan dan berjalan beriringan menuju ke parkiran di luar. Namun, ternyata cuaca di luar pada malam hari ini sedang hujan deras. Para murid yang
Sejak pulang dari sekolah setelah mengikuti tambahan belajar, kegiatan yang dilakukan oleh Haris hanyalah berbaring sambil menonton televisi di kamarnya. Ia juga beberapa kali memainkan game yang ada di ponselnya untuk sekadar menghilangkan rasa jenuh. Akan tetapi, ternyata sama saja. Rasa bosan dan jenuh masih menyelimuti diri Haris. Jika tangannya tidak sakit seperti ini, pasti saat ini Haris sedang asyik bepergian bersama dengan Marsha. Seketika ia merindukan momen-momen yang dilakukan bersama dengan Marsha saat tangannya masih baik-baik saja.Sudah hampir satu bulan lamanya Haris beraktivitas dengan tangan kanan yang dibalut gips. Awalnya yang terasa sangat membebankan karena terasa berat sebelah tetapi lama-kelamaan Haris sudah mulai bisa beradaptasi. Yang membuatnya kesulitan adalah ketika ia harus melakukan aktivitas yang harus menggunakan dua tangan. Contohnya seperti makan, mandi, memakai baju, dan tentu saja Haris menjadi tidak bisa membawa kendaraan sendir
Marsha sengaja merahasiakan kepada Lia tentang kejadian kemarin di mana Haris datang mengunjunginya dan bertemu dengannya dan juga Felix. Ia tidak mau sahabatnya merasa salah paham tentang dirinya dan tentu saja Felix juga bersedia untuk merahasiakan hal tersebut dari Lia. Marsha hanya takut jika nantinya Haris diam-diam memberitahukan tentang kejadian tersebut kepada Lia yang bisa merusak hubungan persahabatan antara Marsha dengan Lia.Sejak kejadian kemarin, Haris belum mengabarkannya melalui pesan. Padahal, biasanya setiap pagi Haris selalu mengucapkan selamat pagi kepada Marsha. Mungkin saat ini Haris masih marah pada Marsha sehingga ia masih enggan untuk memberinya pesan. Pagi hari yang biasanya diawali dengan ucapan selamat pagi oleh Haris pun kini tidak ada sehingga membuat senyum Marsha tidak tertera di wajahnya. Obrolan tadi malam membuatnya tidur larut pada pukul dua pagi. Entah mengapa, padahal biasanya Marsha selalu tidur sebelum jam dua belas malam tetapi tadi ma
Di sinilah Marsha sekarang. Sudah ada mobil milik Haris terparkir di depan tempat bimbingan belajarnya. Ya, sudah sejak tiga hari yang lalu, setiap berangkat dan pulang sekolah selalu ada Haris dan mobilnya yang menunggu Marsha. Tempo hari yang lalu ketika mereka berdua kabur untuk tidak mengikuti tambahan belajar, Haris menawarkan dirinya untuk mengantar dan menjemput Marsha ketika akan berangkat sekolah. Haris juga menawarkan Marsha untuk menjemput ketika ia sudah selesai bimbingan belajar pada malam hari.Awalnya Marsha menerima tawaran Haris dengan senang hati. Selain bisa menghemat biaya transportasi yang biasa ia gunakan untuk menaiki ojek ataupun taksi, Marsha juga memiliki waktu yang lebih banyak untuk bertemu dengan Haris. Akan tetapi, baru tiga hari sejak ia berangkat dan pulang bersama Haris, Marsha sudah mulai merasakan risih. Bukan, Marsha bukan bermaksud untuk risih kepada perlakuan Haris. Toh, ia sendiri yang menerima tawaran tersebut dan Haris tidak pernah mem
Saat ini sudah ada Haris dan Felix yang sedang duduk di sofa ruang tengah unit apartemen Marsha. Mereka berdua tampak sedang mengobrol santai dengan televisi yang menyala di depan mereka. Sementara itu, Marsha dan Lia sendiri kini sedang berada di dapur. Mereka berdua memutuskan untuk memasak makanan di siang menuju sore hari ini. Berbekal dengan resep makanan di kanal video internet, Lia memimpin kegiatan mereka berdua di dapur sedangkan Marsha sebagai asistennya.Lia memutuskan untuk memasak spaghetti brulee, sebuah spaghetti yang dilengkapi dengan daging dan bumbu bolognese kemudian di atasnya dilengkapi dengan creme brulee yang terbuat dari krim kocok dan keju. Untung saja semua bahan yang akan digunakan untuk membuat spaghetti brulee tersebut sudah lengkap tersedia di kulkas dan lemari penyimpan makanan milik Marsha. Mereka berdua pun segera memulai demonstrasi masak sesuai dengan arahan resep pada video.Ketika Marsha dan Lia sedang sibuk dengan kegiatan mereka d
Marsha bangun kesiangan lagi. Sudah kedua kalinya sejak kemarin Marsha selalu bangun tepat pada pukul tujuh pagi. Ia lantas bangkit dari ranjang dan segera membersihkan diri. Tidak ada waktu yang cukup untuk mengisi perutnya sehingga Marsha segera beranjak keluar dari unit apartemennya menuju ke lobby. Sembari berjalan menuju ke lift, Marsha tidak lupa untuk memesan ojek online terlebih dahulu. Kondisi jalanan Jakarta di pagi hari ini pasti akan macet sehingga ia sudah menyiapkan masker terlebih dahulu.Terhitung sudah tiga hari ini Marsha tidak bertegur sapa dan berkomunikasi dengan sahabatnya, Lia. Sejak insiden pada hari Sabtu kemarin, Lia sepertinya memutuskan untuk menjaga jarak dengan Marsha ketika di sekolah. Lia bahkan sampai meminta Alana untuk duduk bersama Marsha menggantikan dirinya. Marsha sendiri tidak bisa melakukan apa pun. Jika dirinya menjadi Lia pasti ia akan bersikap sama dengannya. Mungkin saat ini Lia masih membutuhkan waktu sendiri dan Marsha memaklumin
Tiga hari telah berlalu tetapi Marsha masih menjaga jarak dengan Lia maupun Haris. Untuk Haris, Marsha sendiri lah yang memutuskan untuk menjaga jarak dengannya meski Haris masih sering menghubunginya. Akan tetapi, untuk Lia, sahabatnya itu masih enggan untuk berbicara dengannya. Bahkan sudah tiga hari ini Marsha duduk satu meja bersama dengan Alana. Tampaknya Lia masih kecewa dengannya sehingga ia meminta Alana untuk duduk lebih lama dengan Marsha.Bagi Marsha, tiga hari tanpa Lia adalah hari yang sangat menyiksa. Biasanya Marsha selalu bercanda gurau dengan Lia ketika sedang waktu istirahat ataupun pelajaran. Namun, sekarang yang hanya Marsha rasakan adalah kesepian. Walaupun terkadang Alana mengajaknya berbicara dan bercanda, perasaan Marsha masih belum membaik. Terlebih lagi saat ini ia juga sedang menjaga jarak dengan kekasihnya, Haris. Oleh karena itu, sudah hampir satu minggu ini Marsha hanya sendirian tanpa ditemani oleh sahabat maupun kekasihnya.Sepulang dari
"Kalian berdua putus karena gue, ya?"Di sinilah Marsha sekarang. Setelah berganti pakaian dari seragam yang sudah kusam menjadi kaus putih polos dengan celana tidur pendek, Marsha akhirnya menginap selama satu malam di rumah Lia. Ia tidak lupa untuk mengabarkan sang ibu terlebih dahulu jika sedang menginap di rumah Lia. Mengabarkan Haris? Sepertinya belum saatnya Marsha memberitahu kekasihnya karena mereka masih menjaga jarak satu sama lain."No. Nggak semudah itu kita putus kalau alesannya cuma gara-gara lo. Ya, meskipun ada sedikit yang menyinggung lo sih," timpal Lia.Mereka berdua sudah kembali berbaikan setelah Marsha meminta maaf kepada Lia dengan tulus. Sama seperti Marsha, Lia pun tidak tahan bila mereka harus bermusuhan dalam waktu yang lama. Tiga hari saja sudah cukup baginya untuk tidak mengobrol dengan Marsha ketika di sekolah. Akhirnya, Marsha dan Lia kembali berdamai dan mereka kembali menjadi sangat akrab seperti sebelumnya. Hujan badai yang terj
Epilog: The Good EndingTidak ada yang pernah menduga tentang takdir seseorang. Haris dan Marsha yang sudah menjadi sepasang kekasih sejak SMA ternyata benar-benar menjadi sepasang kekasih yang melanjutkan sampai di pelaminan. Marsha yang awalnya berpikir akan berakhir menikah dengan Felix pun ternyata salah. Setelah semua masa lalu kelam dan pedih yang Marsha alami, ia akan tetap kembali kepada Haris. Sejauh apa pun Marsha berlari, Tuhan akan selalu berusaha untuk mempertemukan mereka berdua. Seperti yang disebut dengan takdir, Haris dan Marsha adalah sebuah takdir yang telah ditetapkan oleh Tuhan dan tidak bisa diganggu gugat.Sama seperti Marsha, Felix yang awalnya mengira bahwa Marsha adalah takdirnya ternyata salah besar. Sejauh apa pun Felix berusaha untuk meraih Marsha, pria itu tetap tidak bisa menggapainya. Cinta yang Felix pendam sejak pertama kali bertemu dengan Marsha pada kenyataannya tidak akan pernah bisa terbalaskan. Walaupun pada
Waktu hanya tinggal tersisa dua hari lagi menuju hari bahagia. Segala persiapan sudah Marsha dan Haris lakukan. Mereka berdua berhasil menyiapkan pernikahan hanya dalam rentang waktu satu minggu saja. Tentu saja, mereka berdua tidak melakukannya sendiri. Haris dan Marsha dibantu oleh masing-masing kedua orangtua mereka dan juga sahabat serta teman dekat mereka. Namun, sebelum itu, Marsha harus membatalkan segala proses di Swiss yang pada awalnya akan menjadi hari penikahan Marsha dan Felix. Akan tetapi, ternyata segala urusan tersebut sudah diselesaikan oleh Felix seorang diri.Salah satu rekan kantor Felix, Juan, kemarin menelepon Marsha secara mendadak. Pria itu berkata bahwa seluruh proses yang sudah disiapkan mulai dari gedung, peralatan, gaun dan jas, serta wedding organizer sudah dibatalkan oleh Felix. Karena pembatalan tersebut Marsha dan Felix harus merelakan biaya yang cukup banyak yang mereka gunakan sebagai modal pernikahan. Namun, sayangnya yang membuat Marsha kec
Setelah sekian lama berusaha untuk menghilang dan bersembunyi dari orang-orang yang dikenal, Marsha akhirnya memberanikan diri untuk kembali terbang ke negara tempat di mana ia lahirkan, Indonesia. Marsha berangkat kembali menuju ke Indonesia bersama dengan Willy dan Haris yang siap mendampingi kapan pun dan di mana pun ia berada. Marsha awalnya menolak mentah-mentah ketika Haris mengajaknya untuk kembali ke Indonesia. Namun, perlahan demi pasti, akhirnya Haris berhasil membujuk wanita itu agar mau kembali ke Indonesia untuk bertemu sahabat dan teman-temannya terutama kedua orangtuanya.Siang ini, pesawat yang Marsha, Haris, dan Willy naiki sudah mendarat di bandara internasional Indonesia. Haris menggenggam tangan Marsha sambil menggendong Willy dan mengajak mereka untuk segera keluar dari bandara. Tujuan pertama mereka adalah apartemen milik Haris. Tentu saja, Marsha masih belum siap jika setelah ini ia langsung bertemu dengan kedua orangtuanya setela
Hingga sampai pagi ini, Marsha masih belum mendapatkan kabar apa pun dari Felix. Ia sudah berulang kali memberikan pesan dan menelepon kepada Felix tetapi hasilnya tetap sama, tidak ada jawaban apa pun. Bahkan ketika Marsha berusaha untuk menanyakan Felix melalui Juan, pria itu tidak bisa memberitahunya. Padahal, Marsha sudah memilih gaun pengantin untuk dirinya dan juga jas tuksedo untuk Felix di butik fitting kemarin. Marsha sudah bersusah payah untuk memilih jas tuksedo yang cocok digunakan untuk Felix. Ia takut jika jas tuksedo yang dipilihnya tidak sesuai dengan selera pakaian Felix.Saat ini, Marsha sedang merapikan pakaian di lemarinya sembari membersihkan kamarnya yang terlihat berantakan. Sekitar tiga puluh menit yang lalu, Marsha sudah mengantarkan Willy ke sekolah dan ia akan menjemputnya kembali pada pukul sebelas siang nanti. Sebenarnya hari ini adalah jadwal Marsha dan Felix untuk bertemu dengan agen wedding organizer yang sudah mereka pilih untuk menentukan tem
Hari ini adalah jadwalnya bagi Marsha dan Felix untuk melakukan fitting gaun pengantin untuk Marsha dan jas tuksedo untuk Felix. Wanita itu sudah siap dengan dirinya setelah selesai mengantarkan Willy ke sekolah. Akan tetapi, sejak tadi malam Marsha tidak mendapatkan kabar dari Felix. Pria itu tidak membalas pesan dari Marsha sejak sore hari kemarin. Hal itu pun membuat jadwal perjanjian mereka dengan butik untuk melakukan fitting diundur. Marsha sendiri sudah berusaha untuk menghubungi Felix berulang kali tetapi hingga sampai saat ini ia tidak mendapatkan balasan apa pun.Apakah Felix marah dengan Marsha karena sikap anehnya kemarin? Marsha bisa menebak akan hal itu karena perubahan sikap Felix tepat setelah mereka selesai membeli cincin pernikahan. Felix bahkan tidak mengajaknya berbicara terlalu sering saat mereka berdua berada di dalam mobil. Karena hal itulah Marsha akhirnya berusaha untuk menghilangkan mood buruk dan mengalahkan rasa egonya demi mengajak Felix mengobrol
Ternyata, hari itu adalah pertemuan terakhir Haris dan Marsha. Setelah bertemu dan berbincang dengan Felix di kafetaria hotel, Haris memutuskan untuk pulang kembali ke Jerman pada esok hari. Pria itu benar-benar sudah merelakan Marsha demi kebahagiaan wanita itu sendiri. Haris tidak boleh egois, bukan hanya dia lah yang menderita selama ini. Akan tetapi, Marsha ternyata lebih menderita darinya. Oleh karena itu, Haris sudah merelakan Marsha kepada Felix dan berharap mereka berdua akan menjalankan hidup yang harmonis.Setelah pertemuan Haris dan Felix di kafetaria, mereka berdua kembali menjadi akrab seperti dahulu. Baik Haris maupun Felix, mereka berdua meminta maaf satu sama lain atas kesalahan yang telah mereka perbuat. Felix meminta maaf karena tidak memberitahu tentang Marsha selama ini kepada Haris sedangkan Haris meminta maaf karena tadi ia memukul Felix sampai berdarah dengan penuh emosi. Pada saat itu pun mereka mulai bertukar tentang banyak cerita. Pertemanan mereka y
"Asal kamu tau, aku nggak pernah membenci kamu, Ris. Tapi maaf, kita udah nggak bisa kembali kayak dulu lagi karena aku dan Felix udah terikat dalam sebuah hubungan dan satu bulan lagi aku dan Felix menikah," ucap Marsha yang sontak membuat jantung Haris seakan berhenti mendadak.Setelah mendengar perkataan Marsha baru saja, Haris langsung merenggangkan pelukannya dengan Marsha. Pria itu berjalan mundur perlahan seakan terkejut dengan ucapan Marsha. Ya, Haris tentu saja terkejut bukan main. Kedua kakinya saat ini terasa seperti tidak mempunyai kekuatan untuk menahannya agar tetap berdiri. Tubuh Haris melemas. Jantungnya berdetak dengan sangat cepat. Keringat di dahinya mulai muncul perlahan. Ia mengusap wajahnya perlahan dan berusaha menyadarkan diri apakah saat ini hanyalah khayalannya saja. Namun, semua ini adalah kenyataan.Sementara itu, saat ini Marsha hanya menundukkan kepalanya dan menatap ke bawah lantai. Wanita itu belum siap untuk melihat bagaimana reaksi yan
"Felix? Lo ngapain di sini?" Haris bertanya kepada Felix yang kini sudah berhadapan dengan teman lamanya saat SMA. Rasa kantuk yang sebelumnya masih menyelimuti diri Haris kini sudah hilang sepenuhnya. Seluruh indra yang dimilikinya tampak bekerja menjadi lebih giat setelah melihat seseorang di depannya. Haris meneguk ludahnya perlahan. Pria yang saat ini sedang berdiri di hadapannya masih belum menjawab pertanyaan dari Haris. Tampaknya Felix masih sangat terkejut dengan kehadiran Haris yang secara tiba-tiba sudah berada di rumah calon istrinya. "Oh, shit," ucap Marsha yang tiba-tiba sudah berdiri di antara Haris dan Felix. Wanita itu tampak memijat dahinya pelan karena situasi yang saat ini sedang berlangsung. Di antara Haris dan Felix, mereka berdua bahkan belum merasakan stres yang mendalam dengan situasi saat ini. Marsha lah yang merasa paling pusing di antara mereka. Sebuah memori yang dulu pernah terjadi kembali terulang di benak Marsha ketika pada saat
"Mama, kenalin Paman di sebelah aku namanya Paman Haris! Paman Haris baik banget udah beliin aku makanan di minimarket dan nganterin aku pulang sampai ke rumah!" ucap Willy dengan semangat yang tanpa tahu apa yang sedang terjadi saat ini. Marsha masih diam dan tidak menghiraukan perkataan anaknya. Saat ini, ia masih terhanyut dengan kehadiran Haris di depannya. Sama seperti Marsha, Haris pun masih terdiam dan tidak mengeluarkan suara apa pun. Pria itu masih memandangi wajah wanita yang sudah lima tahun tidak ia temui dengan lekat.Wanita yang saat ini berada di hadapannya sudah sangat berbeda dengan Marsha yang terakhir kali ia temui pada lima tahun yang lalu. Rambut panjang lurus berwarna hitam sepinggang yang biasa Haris lihat dahulu kini sudah berubah menjadi rambut pendek berwarna cokelat hazelnut sebahu. Akan tetapi, wajah cantik dan indah milik Marsha masih sama seperti dahulu, tidak ada yang berubah. Marsha masih terlihat sangat cantik, bahkan wanita itu menjadi lebih