Beranda / Romansa / Takdir Sang Perawan Tua / Bab 84 : Janji Gempi pada Gilang

Share

Bab 84 : Janji Gempi pada Gilang

Penulis: Parikesit70
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-29 10:46:53

Bram dan Irwan yang telah kembali dari tempat praktik dokter Ayu, bisa bernapas lega. Karena, dokter itu diyakinkan oleh Irwan atas kemelut yang terjadi dalam keluarganya. Ditambah, seorang perawat pada ruang perawatan si kembar yang masih di inkubator mau membantu untuk memfoto kedua bayi kembar itu.

Sampai akhirnya, mereka berdua pun singgah pada sebuah restoran usai seluruh acara melelahkan hari ini diselesaikan dengan penuh rasa bahagia.

“Mau makan apa?” tanya Bram pada Irwan yang tak bosan memandang foto si kembar.

“Pesan apa saja juga boleh, Mas,” jawabnya masih dengan netra yang memandang ketampanan kedua bayinya.

Seorang pramusaji mencatat makanan yang dipesan oleh Bram, tanpa menanyakan kembali pada adik sepupunya yang tampak masih asyik memandang foto si kembar.

“Mas, keduanya persis aku..., Ya Allah..., setiap aku melihat foto mereka, aku seakan nggak percaya. Aku nggak percaya, Allah memberikan rejeki yang luar biasa besar dan indah dalam hidupku,” ucap Irwan menarik
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Parikesit70
Maaf yaa Kakak..., sisa beberapa Bab lagi berakhir... thanks a lot for your support and You Are(⁠๑⁠♡⁠⌓⁠♡⁠๑⁠)
goodnovel comment avatar
Fara Sultan
terlalu lama ngasiny dan sikat ceritanya.....move on dr novel ini..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Takdir Sang Perawan Tua   Bab 85 : Pertengkaran Wicaksono & Irwan

    Pagi sekali, Irwan telah ke rumah Bram untuk mengajaknya ke Rumah Sakit. Disana lelaki itu bertemu dengan putrinya yang memeluknya erat. “Papa..., apa akan jemput Ana dan mama?” tanya putri kecil Larasati yang berusia mendekati 6 tahun dengan wajah bahagia. “Maaf sayang, Papa lagi ada sedikit urusan dengan Om Bram. Jadi, untuk sementara Ana tetap tinggal disini yaa...,” jawab Irwan mengelus kepala Ana yang mencintainya tanpa syarat. “Horee....! Berarti Papa akan jemput Ana kan, kalau tante yang bawa adek itu ke rumah. Iya kan, Paa...?” tatap Anastasia tepat kearah netra Irwan yang terasa menusuk dalam ke hatinya. Irwan hanya tersenyum kecil bahkan sangat kecil. Yang terlihat hanya giginya tanpa memberikan ekspresi pada wajahnya dan Irwan pun melempar wajahnya ke arah Bram yang memperhatikan dialog keduanya. “Ayo Wan! Kita jalan sekarang,” ajak Bram melepaskan Irwan dari ocehan anak perempuan berusia hampir 6 tahun yang mengerti posisi dirinya atas Irwan. “Ayo!” jawab Irwan singka

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-30
  • Takdir Sang Perawan Tua   Bab 86 : Kawan jadi Lawan

    “Selamat siang...,” sapa seorang perawat membawa dua ras kanvas masuk ke dalam ruang perawatan Elvira.“Siang suster, ada apa yaa?” tanya Rifai yang sedang duduk bersama Wicaksono membicarakan perihal akta putra Elvira.“Ini Pak, ada pesanan makanan yang diantar atas nama Ibu Elvira,” jawab perawat tersebut menyodorkan dua tas kanvas pada Rifai yang telah berdiri dan menerima tas tersebut. Dan perawat tersebut pun keluar dari ruang tamu pada ruang perawatan Elvira.“Maaf, Pak Wi..., saya bawa dulu pesanan kak Vira.” Izin Rifai meninggalkan Wicaksono di ruang tamu tersebut dan masuk ke dalam ruang perawatan Elvira.Ceklek!“Kak, ini makan dulu...,” ucap Rifai membawa tas kanvas tersebut.“Loh, kok tumben pake tas kanvas. Biasanya kan, staf dapur Rumah Sakit bawa makanannya pakai baki, Fai...,” ucapnya.“Ini makanan pesan antar, Kak. Ada makanan kesenangan Kak Vira. Malah aku pikir Kakak yang pesan, karena bosan makanan Rumah Sakit...,” jawab Rifai tersenyum, membawa makanan ters

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-01
  • Takdir Sang Perawan Tua   Bab 87 : Plan Wicaksono & Melisa

    Pagi sekali, Wicaksono telah berada di taman belakang rumah mewahnya. Lelaki berusia sekitar lima puluh tahun itu memberikan makan puluhan ikan koi yang ada di dalam kolam. Wicaksono yang tak kesampaian untuk menikahi Elvira, wanita cantik yang dilihatnya dari ponsel putrinya uring-uringan dengan marah-marah pada beberapa pekerja di rumah mewahnya.Sedangkan putrinya, Melisa yang awalnya mau kembali di rumah mewah dan tinggal bersama Wicaksono, akhirnya menolak kembali ke rumahnya dan memilih tetap tinggal di Apartemen, usai penolakan Elvira atas diri Wicaksono.“Sialan! Kalau lelaki brengsek itu nggak ke Rumah Sakit dan menyelinap masuk ke ruang operasi, aku yakin Elvira akan menerima aku jadi suaminya. Sekarang bagaimana cara aku membalas lelaki itu ya? Siapa sih dia?” tanyanya pada diri sendiri.Terlihat Wicaksono, mondar mandir di depan kolam ikan memikirkan cara untuk mempermalukan Irwan dan Elvira. Namun, karena pikirannya seakan buntu, Wicaksono pun menghubungi ajudan yang m

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-02
  • Takdir Sang Perawan Tua   Bab 88 : Aib Elvira akan terbongkar?

    Satu hari sebelum Elvira pulang ke Apartemennya, Irwan datang bersama Bram dan istrinya. Disana Nita memperkenalkan diri pada Elvira serta meminta maaf atas ucapannya beberapa hari lalu.“Dek Vira, aku datang kemari itu untuk minta maaf sama sampean. Karena minimnya informasi atas masalah yang aku dapat dari adikku Irwan ini. Hari itu aku sama sekali nggak menduga kalau yang buka itu Dek Vira. Wong, manset aku tuh, ceweknya Irwan itu rambutnya diwarnai, pake gincu tebal dan hotpans. Ternyata..., Ya Allah, aku jadi malu sendiri,” tutur Nita yang supel dan lucu dalam pembawaan bicaranya sampai membuat Elvira tersenyum lebar, walau hanya bisa diketahui dari bagian matanya saja.“Sama-sama Mbak,” ucap Elvira.“Namaku, Nita..., Dek!” ucapnya kembali.“Nggeh, Mbak Nita...,” sahut Elvira kembali.“Dek Vira, rencananya itu gimana?” tanya Bram. “Maksudnya Mas, apa mau balik ke Apartemen, atau tinggal di rumah yang udah dipersiapkan untuk Dek Vira dan anak-anak?” “Sepertinya, balik ke Ap

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-03
  • Takdir Sang Perawan Tua   Bab 89 : Awal Kekacauan

    Tok ... Tok ... Tok ...“Hello ... Kak Amel...,” panggil Melisa dari balik pintu Apartemen Elvira, kala jam menunjukkan pukul 11 siang.Intan yang mendengar suara Melisa ada di depan pintu kamar Apartemen itu, meminta kedua anak majikannya untuk mengecilkan televisi yang di nyalakannya.“Rama, kecilkan televisinya. Kayaknya tante yang kemarin ambil foto tante Vira datang. Kalian jangan ngomong yaa, biar nggak ketahuan sama tante jahat yang kemaren,” perintah Intan pada Rama dan Sinta.Kedua anak Amelia pun mengangguk. Dan sejak kejadian hilangnya, beberapa foto Elvira yang di sampaikan pada Amelia, membuat kedua anak itu tahu kejadiannya. Hingga Amelia pun, mengingatkan untuk tidak membukakan pintu, kecuali ia datang.Lalu, yang dilakukan oleh Intan adalah menghubungi Amelia yang sebenarnya akan menjemput anak-anak sekitar pukul 3 sore, untuk ke Bandara Juanda.“Siang Buu,” sapa Intan dalam sambungan telepon.“Iya, ada apa Tan?” tanya Amelia.“Bu, si Melisa ketuk pintu minta m

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-04
  • Takdir Sang Perawan Tua   Bab 90 : Curhan hati Irwan pada Elvira

    Irwan yang telah melapor pada Rumah Sakit perihal yang terjadi pada mobilnya dan meminta pihak Rumah Sakit untuk bisa menjaga privasi mereka pun, berkoordinasi dengan perawat jaga dan beberapa staf yang berada dilantai itu untuk bisa menutupi keberadaan Elvira usai dirinya secara gamblang menjelaskan keadaannya. Setelah itu, Irwan pun menuju kamar Elvira kembali.Ceklek!“Mas Irwan nggak ikut Mas Fai?” tanya Amelia yang sedang membaca majalah diruang tamu kamar perawatan Elvira.Irwan pun duduk dan mengatakan yang terjadi dengan mobilnya dan menyampaikan buah pikirannya atas kejadian yang terjadi.“Ya Allah, seram banget. Berarti selama ini Lisa itu orangnya punya dua kepribadian ya, Mas. Kasihan sekali anak itu terobsesi dengan kak Vira,” ungkap apa yang dirasakan oleh Amelia.“Iya, rasanya anak itu mengalami gangguan karena kehilangan sang mama. Seharusnya papanya itu tau tentang tindak tanduk dari putrinya. Tapi, sebaiknya hal ini nggak usah disampaikan ke kak Vira. Biar dia nggak

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-06
  • Takdir Sang Perawan Tua   Bab 91 : Menerobos Apartemen Elvira

    Bram dan Rifai pun sampai ke Apartemen Elvira dan mereka bertemu dengan kedua kakak Nita yang menjadi seorang anggota tentara. Dan saat mereka sampai di lantai tempat apartemen Elvira, terlihat beberapa tetangga masih berada di depan kamar Apartemen Elvira bersama Melisa dan seorang lelaki dengan kamera berada di bagian lehernya.“Ada urusan apa ini, semua di depan Apartemen adik saya?” tanya Bram memindai wajah Melisa yang seketika pucat pasi kala melihat dua orang lainnya yang tak dikenal dengan pakaian preman namun bertubuh tinggi besar memandang ke arahnya pula.“Maaf Pak, apa bapak bisa klarifikasi tentang keberadaan Elvira, menantu dari Zuraida yang melarikan diri saat mertuanya tertembak oleh suaminya?” tanya seorang wartawan dengan rekaman di tangannya.Lalu, dengan lugas Rifai berkata, “Kamu itu bukan polisi. Jadi nggak ada hak untuk kamu bertanya macam-macam. Dan kamu juga! Apa hak kamu membawa wartawan dan tetangga disini untuk mengeruduk Apartemen ini? Hah! Kamu itu masih

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-07
  • Takdir Sang Perawan Tua   Bab 92 : Irwan jadi Perisai Elvira

    Mobil yang dikendarai oleh wartawan bernama Darsono pun sampai di Rumah Sakit. Setelah itu, dengan percaya diri, Melisa mengajak wartawan tersebut untuk masuk ke dalam Rumah Sakit tersebut.“Ayo Om Dar, ikut ke dalam..., aku udah biasa kok mondar-mandir. Anggap aja kita lagi mau jenguk pasien,” ucap Melisa kala akan turun dari mobil tersebut.Darsono dan Melisa melangkahkan kakinya menyusuri lorong panjang Rumah Sakit tersebut. Sampai akhirnya, seorang perawat memanggil Melisa yang melangkah menuju kamar Elvira.“Hello! Mbak...!” panggil seorang perawat setengah berlari menyusul Melisa yang menoleh ke arah perawat tersebut.“Mau kemana Mbak?” tanya sang perawat berhadapan di depan Melisa.“Mau jenguk saudara saya,” jawab Melisa santai.“Siapa nama saudaranya?” tanyanya menatap wajah Melisa yang kini menggunakan topi untuk memastikan kalau wanita tersebut adalah wanita yang tidak diperbolehkan masuk ke ruang perawatan Elvira.“Ibu Elvira..., tumben saya ditanya seperti ini. Biasanya da

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-08

Bab terbaru

  • Takdir Sang Perawan Tua   Bab 101 : Nikahi Aku ( THE END)

    Sudah dua bulan ini, bayi cantik yang dilahirkan oleh Larasati diasuh oleh Elvira. Sejak hari kematian Larasati, Elvira akhirnya menyusui ketiga bayi. Antara si kembar dan bayi Larasati hanya beda usia satu setengah bulan. Rasa lelah Elvira yang bersemangat untuk tetap memberikan ASI eksklusif untuk ketiga bayi tersebut selama 6 bulan, membuat Irwan merasa kasihan pada Elvira harus bangun tengah malam, hingga tubuhnya terlihat lebih kurus. Irwan selalu menemani Elvira saat mengurusi ketiga bayi mereka. Sementara Anastasia yang telah berusia 6,5 tahun sudah bisa mengurus dirinya sendiri.Tetapi, tidak seperti malam ini. Saat halilintar saling bersahutan membuat ketiga bayi menangis dan Anastasia yang biasanya sudah terbiasa tidur di kamarnya sendiri, merasa takut kala mendengar suara halilintar dengan curah hujan yang sangat besar usai perayaan tahun baru. Hingga akhirnya, Irwan pun membawa busa spring bed milik Anastasia ke kamar ketiga bayi mereka.“Gimana..., sekarang Ana udah ngga

  • Takdir Sang Perawan Tua   Bab 100 : Kesedihan yang mendalam

    Satu bulan kemudian, di bulan Desember saat hujan mulai kian mencurahkan intensitasnya. Irwan yang selalu datang ke rumah Elvira, tidak menampakkan batang hidungnya. Biasanya lelaki tampan itu selalu ke rumah pukul tujuh pagi. Irwan selalu sarapan di rumah itu. Dan jika matahari tidak bersembunyi dari balik awan, Irwan selalu mengajak si kembar dengan kereta dorongnya.Rutinitas yang dilakukan oleh Irwan sebelum kerja dan selalu menghabiskan waktu saat libur, membuat Elvira merasakan kesepian yang sejak kelahiran si kembar selalu di temani Irwan di pagi hari, kini wanita cantik itu sarapan seorang diri.“Ibu akan sarapan sekarang? Atau tunggu bapak?” tanya Urip salah seorang pelayan di rumah itu.Elvira memandang jam didinding. Dilihat jam telah menunjukkan pukul 8 pagi. Sudah satu jam berlalu, Irwan pun belum datang ke rumahnya.Dalam hati Elvira pun berkata, ‘Ehm..., apa karena hujan, pak Irwan nggak ke rumah yaa? Padahal hari ini kan dia libur?’“Buu..., sarapan sekarang?” tanya pe

  • Takdir Sang Perawan Tua   Bab 99 : Takdir Gilang

    Dua minggu kemudian, berita buruk menimpa Gilang. Lelaki gemulai itu dikatakan tengah meregang nyawa. Kondisinya sedang sekarat. Karena itu, Gempita yang selama ini bolak-balik menjengguk Gilang pun berinisiatif untuk menghubungi Elvira, di hari minggu kala semua masalah Elvira selama dua minggu itu terselesaikan.“Pagi Kak Vira,” sapa Gempita pada sambungan telepon dengan suara parau.“Pagi Gempita, apa kabar? Semua baik-baik saja kan?!” tanya Vira dengan cemas. Padahal selama ini mereka selalu berkirim kabar dengan Gempita.“Kak Vira, apa bisa ke Jakarta? Kak Gilang waktunya nggak lama lagi. Kondisinya semakin melemah. Padahal Gempi udah janji mau pertemukan Kak Vira sama kak Gilang. Kakak, apa bisa tolong Gempi buat menuruti keinginan terakhir kak Gilang?” tanya Gempita dalam isak tangisnya.“Baiklah, aku akan kabari kamu sore ini. Kamu yang sabar yaa..., bisikkan ke telinga Gilang. Kalau aku sudah memaafkan dia,” pinta Elvira dan sambungan telepon mereka pun berakhir.Usai berkomu

  • Takdir Sang Perawan Tua   Bab 98 : Elvira memeluk Larasati

    Elvira dan Amelia menempati satu kamar hotel yang sama dengan Irwan. Hanya saja Irwan kali ini bersama Bram. Sedangkan Narto dan Harto, kakak ipar Bram telah pulang dini hari usai seluruh rangkaian pemeriksaan dan forensik atas diri almarhumah Melisa telah selesai.Di dalam kamar hotel 101 di lantai satu, Elvira telah bersiap dengan pakaian serba hitam begitu juga dengan Amelia.“Kak Vira, kemarin aku lihat pak Irwan menangis di sebelah kamar jenazah. Aku dengar dia berbicara dengan pak Bram. Katanya, ingin sekali dia memeluk Kak Vira. Tapi, kata dia suatu hal yang mustahil. Kasihan aku liatnya.”“Kasihan apa sih, Dek. Wong aku bukan istrinya ... Jelas nggak mungkin dia berani peluk aku,” jawab Elvira tersenyum simpul.“Sekarang kalau kakak ngomong udah kayak wong Suroboyo, hahahahahaha..., tapi Kak, kalau diajak nikah mau kan?” tanya Amelia sembari menyisir rambutnya.“Ogah! Aku nggak mau punya suami yang masih punya istri. Tapi, aku juga nggak mau punya suami yang ceraikan istrinya u

  • Takdir Sang Perawan Tua   Bab 97 : Kesedihan berbalut kebahagiaan

    Acara pengajian di rumah baru Irwan Kusuma untuk menyambut kedua putra kembar keluarga itu, disambut dengan derai air mata. Irwan membawa bayi Andre dan Amelia membawa bayi Andri ke dalam rumah. Suasana di dalam rumah telah ramai oleh ibu-ibu pengajian yang ada di kompleks perumahan itu.Lalu, Nita yang mengkoordinasikan ibu-ibu pengajian, meminta pada ibu-ibu yang sudah datang mengirimkan doa untuk Elvira.“Terima kasih saya ucapkan pada Ibu-ibu semua yang telah hadir di rumah ini. Saya mohon bantuannya untuk mengirimkan doa pada Elvira Purnamasari, mama si kembar. Semoga Allah melindunginya dan bisa segera ditemukan,” pinta Nita dalam isak tangisnya.“Aamiin...,” serempak ibu-ibu pengajian itu pun menadahkan tangan dan mengusap wajahnya.Setelah itu, salah satu dari ibu-ibu yang berada di ruang keluarga yang cukup besar itu pun, memimpin doa dengan menyebutkan nama Elvira. Setelah itu, mereka pun semuanya mengaji.Saat ibu-ibu yang diundang pengajian di rumah Irwan tengah mengirimkan

  • Takdir Sang Perawan Tua   Bab 96 : Elvira melarikan diri

    Saat mobil yang membawa Elvira masuk ke dalam halaman pertokoan sesuai dengan lokasi yang diberikan oleh Wicaksono. Namun, terlihat keempat orang penculik tidak keluar dari dalam mobil. Kesempatan itu di pakai oleh Darsono untuk memberitahukan pihak berwajib terdekat pada wilayah Surabaya.“Siang menjelang sore Pak! Saya Darsono, wartawan sebuah koran kriminal. Izin ingin melaporkan kejadian yang saya lihat di sebuah Rumah Sakit. Tapi, saya nggak tau apa ini perampokan atau apa. Sebuah mini bus dengan plat nomor X000xx dari Rumah sakit menuju tol. Sekarang ini berada di sebuah ruko dekat dengan pos polisi perumahan,” lapor Darsono pada bagian kepolisian terdekat.Namun, alangkah terkejutnya saat polisi yang mendapat laporan langsung merespons dengan cepat laporan tersebut.“Terima kasih Pak Darsono, kesatuan polisi telah bersiap-siap meluncur ke lokasi. Mobil mini bus tersebut tidak merampok, tetapi mereka menculik seorang wanita yang habis melahirkan bayi kembar di rumah itu. Apa Pak

  • Takdir Sang Perawan Tua   Bab 95 : Elvira tersadar Namun terlelap

    Saat Amelia siuman, wanita cantik itu pun menangis kembali dan histeris memanggil Elvira hingga Irwan memeluknya, untuk memberikan semangat dan keyakinan atas Elvira yang akan baik-baik saja. Karena saat ini, Amelia terlihat sangat ketakutan kala teringat atas kejadian penculikan itu. “Amel, tolong tenangkan dirimu. Tadi Mbak Nita juga udah minta tolong dengan mas Narto dan mas Harto. Ini pihak kepolisian juga sedang berkoordinasi dengan melakukan pengejaran. Kamu yang sabar dan bantu doa yaa...,” Irwan mengelus punggung Amelia layaknya seorang kakak lelaki yang selama ini tidak di dapat dari Ervan.“Pak Irwan..., kasihan kak Vira..., hikss..., kenapa nasib kak Vira malang sekali? Padahal kak Vira orang yang baik. Siapa yang jahat seperti itu sama kakak?” isak Amelia dalam pelukan Irwan.Dibiarkan Amelia menumpahkan segala kegelisahan hatinya. Lalu, Irwan yang melihat Amelia telah kembali tenang, memberitahukan padanya tentang kedua bayi Elvira yang dikembalikan ke ruang bayi.“Amel..

  • Takdir Sang Perawan Tua   Bab 94 : Elvira diculik?

    Bab 94 : Elvira diculik?Amelia yang tidak ikut bersama suami dan kedua anaknya serta pengasuh dari kedua anaknya balik ke Jakarta, akan menemani Elvira yang rencananya hari ini akan pulang ke rumah Irwan, atas desakan Nita yang tengah menyiapkan kedatangan si kembar ke rumah yang di peruntukan bagi Elvira dan kedua bayinya.“Vira..., lihat ini tempat tidur si kembar. Kemarin itu Mbak minta langsung tukang dekorasi kamar bayi mengganti wallpaper dindingnya. Irwan kemarin itu pakai dasar warna ungu. Aneh sekali papanya si kembar itu. Dia pikir kamar untuk janda, kali yaa, Hehehehehe...,” tawa Nita saat menghubungi Elvira lewat panggilan video call.Nita memperlihatkan kamar si kembar dengan corak berwarna biru muda dan lantai kayu yang dialasi dengan permadani berwarna biru tua serta dua tempat tidur bayi berwarna putih yang dipadu dengan lemari pakaian berwarna biru muda.“Terima kasih, Mbak..., bagus sekali kamar si kembar,” ucap Elvira tersenyum dengan bias kebahagiaan dari matanya.

  • Takdir Sang Perawan Tua   Bab 93 : Rencana Jahat Wicaksono

    Darsono dan Melisa pun berjalan keluar Rumah Sakit. Sesampai di tempat parkir, dilihatnya Irwan tengah bersama seorang bengkel yang sedang mengurusi keempat bannya. Darsono melihat keganjilan pada keempat ban Irwan yang gembos. Lalu, ia pun berbicara dengan Melisa.“Lisa, apa ada orang lain juga yang sedang bermasalah dengan lelaki itu?” tanya Darsono seraya mengamati beberapa orang di sekitar mereka dari dalam mobil.“Nggak tau juga Om. Sekarang rencana kita gimana? Apa Om nggak penasaran untuk lihat kak Vira? Seingat Lisa, besok kak Vira pulang dari Rumah sakit Kalau Lisa mau cari tempat menginap dekat Rumah Sakit. Soalnya Lisa nggak percaya kalau kak Vira menolak Lisa,” ungkap Melisa.Entah mengapa, Darsono juga ikut penasaran atas diri Elvira. Maka, ia pun sepakat dengan Melisa untuk mencari penginapan dekat Rumah Sakit, agar besok pagi saat Elvira akan pulang dari Rumah Sakit, ia bisa mengambil fotonya dan membuat berita tentang dirinya berdasarkan cerita Irwan, pikir Darsono.D

DMCA.com Protection Status