Beranda / Pernikahan / Takdir Perjanjian Pernikahan / BAB 340 - SELALU MENGINGINKANMU SETIAP DETIK

Share

BAB 340 - SELALU MENGINGINKANMU SETIAP DETIK

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-09 02:19:08

Mobil William, mulai memasuki parkiran mansion. Dia melirik Marsha yang sudah tertidur pulas. Setelah makan siang tadi, William memang memutuskan untuk langsung pulang. William mengelus pipi Marsha, istrinya itu tetap memejamkan mata. Bahkan ketika, William memberikan kecupan diseluruh wajah Marsha, tetap saja istrinya itu memejamkan matanya. William turun dari mobil, dia membuka seat bealt istrinya lalu membopong tubuh istrinya masuk ke dalam kamar.

William melangkah masuk ke dalam kamar, dia membaringkan tubuh istrinya di atas ranjang. Membantu melepas flat shoes yang masih dipakai istrinya itu. William menatap wajah polos istrinya yang tengah tertidur. Dia tidak pernah sedikitpun bosan melihat wajah istrinya. Bagi William, tidak pernah ada wanita sempurna seperti Marsha. Setiap harinya, dia selalu menatap kagum istrinya. Bulu mata lentik, hidung mancung, bibir ranum milik istrinya membuat William tidak mampu untuk tidak memberikan kecupan diseluruh wajah istrinya itu.

Kini Willia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 341 - SEPERTI PERNAH MENGENALNYA

    Karin tengah mengemasi barang-barang akan dia bawa ke Indonesia. Karin tentu tidak akan membawa banyak barang. Karena, dirinya hanya sementara kembali ke Indonesia. Sudah lama sekali Karin tidak kembali ke Indonesia. Biasanya, kedua orang tuanya yang datang ke Kanada. Karin memang memutuskan untuk menetap di Kanada, alasannya tentu karena Marsha. Sejak kecil, Karin tidak pernah berjauhan dengan Marsha. Saat orang tua Marsha memutuskan untuk meninggalkan Indonesia dan menatap di Kanada, Karin juga memilih untuk pindah ke Kanada. Beruntung, kedua orang tuanya tidak melarang keputusannya. "Selesai," Karin tersenyum, saat dirinya telah selesai memasukan barang-barangnya ke dalam koper. Setelah mengemasi barang-barangnya, Karin langsung berjalan meninggalkan kamar menuju dapur. Saat tiba di dapur, Karin langsung membuka kulkas dan menuangkan orang juice ke gelas kosong yang sebelumnya sudah dia ambil. Kemudian, dia langsung meminum orange juicenya. Pandangan Karin kini, menatap cheese ca

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 342 - KECURIGAAN WILLIAM

    Sinar matahari pagi menembus jendela, menyentuh kulit wajah Marsha. Perlahan Marsha mulai membuka matanya, dia menggeliat dan mengerjapkan matanya beberapa kali. Marsha melihat ke samping, William sudah tidak ada. Mengingat hari ini Marsha akan ke rumah mertuanya, dia pasti yakin suaminya itu sekarang sedang berada di ruang kerjanya. Marsha beranjak dari tempat tidurnya, dia mengikat asal rambutnya lalu berjalan menuju kamar mandi. Setelah Marsha selesai mandi, dia langsung berjalan menuju walk-in closetnya. Marsha membuka wadrobe, yang tertata gaun-gaun indah miliknya. Pilihan Marsha jatuh pada dress berwarna kuning dengan tali spagetti. Marsha mengganti pakaiannya dengan gaun yang dia pilih tadi. Lalu memoles wajahnya dengan make up tipis. Tidak lama kemudian, setelah Marsha selesai berias dia langsung berjalan keluar dari walk-in closetnya. Saat Marsha baru saja keluar dari walk-in closetnya, langkahnya terhenti melihat suaminya sudah duduk di sofa sambil membaca koran. "Willia

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 343 - DIA TIDAK MENGINGATMU

    Mobil William mulai memasuki mansion keluarganya. Setelah memarkirkan mobil, William dan Marsha turun dari mobil. dan melangkah masuk ke dalam rumah. Namun, langkah kaki Marsha terhenti ketika melihat mobil sport yang terparkir tapat di samping mobil William. Marsha mengerutkan keningnya, menatap tak asing mobil yang terparkir di samping mobil William. "William, apa itu mobil milik Frans?" tanya Marsha memastikan. William mengalihkan pandangannya ke arah mobil yang terparkir tepat di samping mobilnya. "Ya, itu mobil Frans." "Ternyata Mama Veronica, mengundang Frans dan Karin." Masha tersenyum, dia langsung memeluk lengan William. "Kita masuk ke dalam. Pasti semua orang sudah menunggu kita."William mengangguk, dia mengusap lembut pipi Marsha. Kemudian, mereka melanjutkan langkahnya masuk ke dalam rumah rumah dan langsung menuju ruang keluarga. "Marsha sayang?" seru Veronica saat melihat William dan Marsha sudah berada berdiri di ambang pintung. "Akhirnya kalian datang," tukas Luk

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 344 - UNKNOWN NUMBER

    William membopong tubuh Marsha gara bridal masuk ke dalam rumah. Dia melirik sebentar ke arah istrinya yang masih tertidur pulas. Wiliam sudah tahu, istrinya itu pasti akan mudah kelelahan. Ini yang membuat William ingin pulang lebih dulu saat di rumah orang tuanya. Karena William tahu, Marsha pasti akan mudah lelah. William membawa Marsha masuk ke dalam kamar. Dia membaringkan tubuh Marsha di atas ranjang. Dan juga membantu Marsha melepaskan flat shoes yang masih Marsha pakai. Kemudian, William menarik selimut untuk menutupi tubuh istrinya. William mengelus lembut pipi Marsha yang mulai berisi. William menundukan wajahnya, dia memberikan kecupan betubi-tubi di bibir Marsha. Jika dulu di awal pernikahan William selalu kesal dengan Marsha yang sering tertidur di mobil. Tapi tidak dengan sekarang. Dia menyukai melihat istrinya yang tertidur pulas di mobil. Membuat dirinya, tidak henti mencium istrinya itu. Terdengar suara ketukan pintu, membuat William mengalihkan pandangannya ke ara

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 345 - KEMBALI PADA RUTINITAS

    Setelah mengambil libur tiga hari untuk menemani Marsha, hari ini William sudah kembali ke perusahaan. Namun, meski hari ini dia telah kembali pada aktvitasnya semula, tetap saja William masih belum ingin meninggalkan Marsha sendiri. Kehamilan Marsha, kini memasuki bulan keempat. Perut Marsja kian lama sudah membuncit. Dan itu adalah hal yang paling William sukai. Dia menyukai saat perut Marsha membuncit. Bagi William, istrinya terlihat sangat cantik dengan tubuh yang kian berisi. Jika dulu, William sering meledek tubuh Marsha yang terlalu kurus, tidak untuk saat ini. Sejak tubuh Marsha mulai berisi, William selalu mengatakan tubuh istrinya sangat indah dan sempurna. "William, aku tidak ingin sarapan di rumah," kata Marsha saat melangkah masuk ke dalam walk-in closet milik William. Tatapan Marsha kini melihat suaminya tengah memasang dasi. Marsha langsung mendekat dan membantu William memasang dasi. "Kau tidak ingin sarapan di rumah?" tanya William sembari memberikan kecupan di punc

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 346 - APA KITA PERNAH BERTEMU?

    Frans duduk di kursi kepemimpinan. Dia menyilangkan kakinya, dan jemari tangan yang mengetuk pelan meja. Tatapannya menatap Chloe yang tengah membahas proyek kerja sama antar Geovan Group dengan Watson Group. Pagi ini, Frans yang menggantikan William meeting dengan Chloe Watson. Ya, dengan terpaksa Frans harus menggantikan William. Meksi sebenarnya, Frans telah mengambil libur untuk satu minggu ke depan, tapi tidak mungkin Frans menolak permintaan William. Terlebih ini meeting dengan pemilik Watson Group."Tuan Frans, bagaimana dengan ide yang aku sampaikan? Aku rasa membangun hotel di Roma dan Milan sangat menguntungkan. Mengingat sebelumnya Tuan William pernah tinggal di Milan, aku yakin Tuan William pasti menyukai jika kita membangun hotel di Milan," kata Chloe yang baru saja selesai menyampaikan sarannya. "Dari mana kau tahu William pernah tinggal di Milan?" Frans menaikan sebelah alisnya, menatap lekat manik mata Chloe. "Ah itu, tentu aku tahu dari media. Bukankah, para media s

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 347 - WITH CHLOE WATSON

    Marsha menyesap teh di tangannya. Sesaat dia menatap Chloe yang duduk di hadapannya. Dia meletakan kembali cangkir yang berisi teh itu ke tempat semula. Ya, kini Marsha dan Chloe berada di sebuah kafe yang tidak jauh dengan perusahaan Willliam. "Nyonya Marsha, apa dulu Tuan William juga selalu membawa anda ke kantor?" tanya Chloe yang lebih dulu memulai percakapan. "Tidak, dulu aku masih kuliah. Dan tidak mungkin William terlalu sering mengajakku ke kantor," jawab Marsha. "Sekarang setelah aku lulus kuliah, aku tidak terlalu memiliki kesibukan. Itu kenapa William membawaku ke kantor."Chloe mengangguk paham, dia mengulas senyuman tipis di wajahnya. "Apa rencanamu ke depannya Nyonya Marsha? Mengingat kau sudah lulus kuliah." "Aku tidak memiliki rencana apa pun untuk saat ini," balas Marsha. "Lebih tepatnya, fokus utamaku adalah suami dan anakku. Mungkin setelah aku melahirkan nanti dan usia anakku sudah jauh lebih besar, aku akan memikirkan rencanaku ke depannya." "Ya, kau benar. K

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 348 - DIA TIDAK ASING BAGIKU

    Suara interkom masuk dari sekrekaris Wiliam, membuat Frans menghentikan lamunanya. Ketika interkom masuk terus berdering, dia langsung menekan tombol penerima, kemudian menjawab dingin, "Ada apa? Aku sudah katakan jangan mengangguku. Bilang pada William. Aku ingin bersantai." "M-Maaf Tuan Frans, tapi ada tamu yang datang," sang sekretaris menjawab dengan gugup. Frans membuang napas kasar, dia masih berada di perusahaan Wiliam dan masih belum kembali ke perusahaannya. Dengan malas Frans berkata, "Siapa yang mencariku? Jika dia tidak memiliki janji, lebih baik minta dia untuk kebali lagi besok." "Frans Geovan, kenapa kau lama sekali memintaku masuk? Apa kau ini mau aku pulang lagi dan tidak bertemu denganmu?" Suara teriakan begitu keras, membuat Frans tersentak. "Aluna! Kenapa kau tidak bilang kekasihku datang? Jika kekasihku datang, kau tidak perlu meminta izin padaku!" seru Frans kesal."M-Maaf Tuan, saya tidak tau jika Nona Karin Wiratmaja adalah kekasih anda," Suara Aluna terden

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09

Bab terbaru

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 528 – TA S2 - Ending Scene (TAMAT)

    Beberapa bulan kemudian... Tokyo, Japan... "Selena... Miracle... Hati-hati, jangan melempar bola salju seperti itu," seru Marsha memberikan peringatan pada kedua putrinya itu, yang tengah bermain salju. "Sean, jaga kedua adikmu. Jangan sampai mereka terluka," lanjutnya yang sedikit berteriak memperingatkan putra sulungnya itu, yang juga ikut bermain salju dengan Selena dan Miracle. "Sayang, Sean akan menjaga Selena dan Miracle dengan baik. Kau tenang saja," William merengkuh bahu Marsha seraya mengecup kening Marsha. "Lihatlah, Dominic masih tertidur pulas, meski tadi suaramu kencang. Tapi dia tetap tenang," ujarnya yang kini melihat ke arah Dominic yang tengah dalam pelukan Marsha. Marsha mendesah pelan, kemudian dia menatap Dominic yang masih tertidur pulas. Beruntung, putra bungsunya itu, tidak terbangun karena mendengar suaranya yang sedikit kencang memperingati ketiga anaknya. Ya, waktu berjalan begitu cepat. Kini Dominic berusia delapan bulan. William dan Marsha, sengaja men

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 527 – TA S2 - Extra Chapter V

    Suara tangis bayi memecahkan kesunyiaan dalam ruang operasi. Marsha meneteskan air matanya, kala mendengar suara tangis bayi laki-lakinya. Persalinan berjalan dengan lancar. Anak mereka lahir dengan selamat dan sempurna. William selalu mencium Marsha selama proses persalinan. Kebahagiaan William dan Marsha kini benar-benar begitu lengkap ketika mengetahui anak keempat mereka adalah laki-laki. "Nyonya Marsha, silahkan lakukan proses IMD." Dokter menyerahkan bayi mungkin itu ke dalam gendongan Marsha. Sesaat William menatap Marsha dengan tatapan yang begitu bahagia. Tidak pernah terpikir dalam hidup mereka, akan kembali merasakan kebahagiaan ini lagi."Dia mirip dengan Sean saat bayi," ucap William di telinga Marsha seraya memberikan banyak kecupan dipipi istrinya itu. "Terima kasih, sayang. Terima kasih telah memberikanku hadiah yang luar biasa."Marsha tersenyum dia terus mengusap lembut kepala bayi laki-lakinya itu. "Aku juga sangat bahagia, William. Melahirkan buah cinta kita adala

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 526 – TA S2 - Extra Chapter IV

    Marsha mematut cermin. Tubuhnya kini telah terbalut dress khusus wanita hamil yang membuat Marsha sangat nyaman. Ya, lagi dan lagi Marsha mengalami kenaikan berat badan cukup drastis. Berkali-kali suaminya mengatakan dirinya sangat cantik dan seksi saat hamil, namun Marsha tentu tidak akan percaya. Bagaimana tidak? Setiap kali Marsha menatap ke cermin, dia selalu melihat tubuhnya tampak begitu besar. Beruntung, kali ini adalah kehamilan yang terakhirnya. Memiliki empat anak sudah lebih dari cukup bagi Marsha. Padahal dulu, dia hanya menginginkan dua anak saja. Tapi William tidak akan pernah mau jika hanya dua anak. Bahkan hingga detik ini, William selalu meminta untuk kembali menambah anak. Marsha benar-benar tidak habis pikir dengan keinginan sang suami. "Setelah melahirkan, aku harus berolah raga. Aku tidak ingin gemuk seperti ini terus," gumam Marsha seraya mengusap perut buncitnya. "Sayang, Mommy sangat mencintaimu. Tenang saja, Mommy tidak akan menyalahkanmu karena kau membuat t

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 525 – TA S2 - Extra Chapter III

    Suara teriakan yang keras membuat Laura yang baru saja menata pajangan di rumahnya, langsung terkejut. Dengan cepat Laura mengalihkan pandangannya, menatap ke arah pintu rumahnya. Seketika Laura mengerutkan keningnya, melihat Lea yang baru saja pulang sekolah, dengan raut wajah yang marah melangkah masuk ke dalam rumah. "Ahg! Kenapa mereka itu menyebalkan sekali! Mereka menggangguku!" seru Lea dengan suara keras kala tiba di rumah. "Sayang? Kau kenapa?" Laura mendekat ke arah Lea, dia langsung mengelus lembut pipi putrinya itu. "Tidak baik, gadis cantik masuk ke dalam rumah dengan wajah yang kesal. Sekarang katakan pada Mommy ada apa dan di mana Ken? Kenapa Ken tidak pulang bersama denganmu?" Lea mendengus, dia mencebikan bibirnya. "Ken masih berada di sekolah. Ada khursus yag harus dia ikuti. Mommy, aku rasanya ingin pindah sekolah saja. Aku tidak mau bersekolah di sekolah yang sama dengan Ka Sean. Aku pusing, Mommy!" Laura menautkan alisnya menatap bingung Lea. "Kenapa, sayang?

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 524 – TA S2 - Extra Chapter II

    "Mommy..." Seorang anak perempuan berusia empat tahun berlari menghampiri Karin yang tengah memasak di dapur. Disusul dengan anak laki-laki yang juga berusia empat tahun, ikut berlari menghampiri Karin. Karin yang baru saja selesai masak, dan hendak meletakan makanan di atas meja, dia langsung mengalihkan pandangannya kala ada yang memanggilnya. Seketika senyum di bibir Karin terukir, melihat kedua anaknya tengah menghampirinya. Dengan cepat Karin langsung membuka tangannya dan memberikan pelukan hangat pada kedua anaknya itu. "Kelvin... Charlotte... Kalian sudah pulang?" Karin memberikan banyak kecupan pada kedua anaknya itu. "Ya, Mommy. Kami sudah pulang," jawab Kelvin dan Charlotte bersamaan seraya memeluk erat tubuh Karin. "Bagaimana hari kalian di sekolah? Apa kalian selalu bersama Selena dan Miracle?" tanya Karin sambil mengelus lembut pipi Kelvin dan Charlotte. Kelvin Frans Geovan dan Charlotte Frans Geovan, anak kembar dari Frans dan Karin yang berusia empat tahun ini ben

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 523 – TA S2 - Extra Chapter I

    Lima Tahun Kemudian..."Astaga, Miracle. Hentikan bermain dengan pisau! Nanti kau terluka, Miracle!" Suara Marsha berseru dengan nada yang keras, agar putri kecilnya itu menghentikan bermain dengan pisau. Vanessa Miracle William Geovan, sejak kecil William mengajarkan bela diri pada Miracle, demi melindungi dirinya sendiri. Tentu William melakukan itu semua karena Miracle tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. William selalu waspada jika suatu saat ada yang berusaha mencelakai putrinya. Namun, Miracle sangat berbeda dengan Selena, saudara kembarnya yang berambut pirang, memiliki sifat yang begitu lemah lembut. Sangat sulit bagi William, mengajarkan Selena bela diri, karena berkali-kali Selena akan selalu terluka. Itu kenapa Willliam lebih memilih menjaga Selena dengan banyak pengawal yang mengikuti putrinya itu. "Mom, aku bisa melempar pisau di papan tepat sasaran. Aku hebat, kan, Mom?" Miracle tersenyum bangga, kala pisau yang dia lempar ke papan, tepat sasaran. Kemudian, dia pun

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 522 – TA S2 - Perfect Ending

    Karin menatap keindahan Canada's sugar beach. Sudah sejak beberapa hari lalu dirinya ingin pergi ke pantai ini. Tapi dia terpaksa menunda karena Frans disibukan dengan pekerjaannya. Dengan kaki telanjang, dan perut yang membuncit Karin melangkah melusuri pantai. Ya, kini kandangan Karin memasuki minggu ke tiga puluh empat. Selama kehamilan ini. Karin dilarang untuk melakukan kegiatan berat. Biasanya Karin menghabiskan waktu bersantai di rumah atau menonton film drama kesukannya. Jika Karin ingin keluar rumah, maka Frans harus ikut dengannya. Sejak hamil, sifat Frans memang begitu overprotective padanya. Dulu Karin berpikir, dia tidak akan pernah tahu bagaiamaa sifat seorang suami yang mengatasi istrinya yang tengah mengandung, tapi ternyata Tuhan begitu baik padanya, hingga memberikan kesempatan untuknya hamil. Kebahagiaan Frans dan Karin bertambah saat Dokter memberitahu dia hamil bayi kembar. Tentu Karin dan Frans begitu bahagia menyambut bayi kembar mereka. "Frans, kenapa kau tid

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 521 – TA S2 - Kebahagiaan Karin dan Frans

    "Karin, pagi ini aku berangkat lebih awal. Banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan menggantikan William. Beberapa hari ke depan, William tidak masuk ke kantor," ucap Frans seraya memakai dasi. Karin yang tengah duduk, dia bangkit berdiri mendekat ke arah Frans, dan langsung mengambil alih Frans yang tengah memakai dasi. "Aku mengerti, William pasti sedang menemani Marsha yang baru melahirkan. Saat ini Marsha benar-benar membutuhkan William berada disisinnya." Karin menepuk pelan dada Frans kala selesai memakaikan dasi suaminya. "Terima kasih sudah mengerti," Frans menarik dagu Karin, mencium dan melumat lembut bibir Karin. "Yasudah aku berangkat sekarang. Malam ini kau tidurlah duluan. Jangan menungguku." "Hati-hati. Kabari aku jika kau sudah di kantor. Jangan lupakan makan siangmu," balas Karin mengingatkan. Frans mengangguk. Kemudian, dia mengecup singkat bibir Karin, lalu melangkah keluar meninggalkan kamar. Karin hendak menemani Frans, namun, Frans memintanya untuk tetap di

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 520 – TA S2 - Welcome Baby Twins

    Suara tangis bayi memecahkan kesunyiaan dalam ruang operasi. Marsha meneteskan air matanya, kala mendengar suara tangis bayi kembarnya. Persalinan berjalan dengan lancar. Anak mereka lahir dengan selamat dan sempurna. William selalu mencium Marsha selama proses persalinan. Kebahagiaan William dan Marsha kini benar-benar begitu lengkap ketika mengetahui anak kembar mereka adalah perempuan. Hal yang membuat William bertambah bahagia adalah saat sang Dokter mengatakan anak kembar mereka bukanlah kembar identik. Anak perempuan pertama yang lebih dulu lahir memiliki rambut pirang seperti Marsha. Sedangkan anak perempuan kedua yang lahir, memiliki rambut coklat seperti William. Sungguh, William tidak menyangka, bayi kembarnya akan lahir dengan begitu special. Kini Marsha tidak akan lagi iri, karena sekarang, Marsha memiliki satu anak yang begitu mirip dengannya. "Nyonya Marsha, silahkan lakukan proses IMD." Dokter menyerahkan bayi mungkin itu ke dalam gendongan Marsha. Sedangkan William d

DMCA.com Protection Status