Share

BAB 277 - A PATIENCE

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-06 01:49:15

Raymond dan Laura turun dari mobil, mereka melangkah masuk ke dalam rumah keluarga Raymond. Sebelumnya, Laura meminta Raymond untuk pergi ke salah satu mall terdekat. Laura tidak bisa jika tidak membawakan apa pun untuk Dahlia. Meski awalnya, Raymond menolak tapi Laura terus memaksa Raymond. Tidak mungkin Laura datang tidak membawa apa pun. Beruntung Raymond mau pergi ke salah satu mall terlebih dulu.

Raymond menggenggam tangan Laura, masuk ke dalam rumah. Para pelayan menundukan kepala dan menyapa Raymond dan Laura yang masuk ke dalam rumah. Laura membalas sapaan mereka dengan senyuman ramah di wajahnya.

"Ma.." panggil Raymond saat dia dan Laura sudah tiba di ruang keluarga.

Dahlia tersenyum melihat Raymond dan Laura. "Kalian sudah datang? Kemarilah.."

"Apa kabar bibi?" sapa Laura dengan senyuman hangat di wajahnya.

"Baik sayang, kau terlihat sangat cantik hari ini." Dahlia memeluk Laura, dia mengelus lembut pipi Luara.

"Terima kasih bibi," balas Laura. "Ini aku membawakan sesu
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 278 - SPECIAL DISH MADE BY MARSHA

    Karin duduk di tepi kolam renang, hembusan angin yang begitu menyejukan menyentuh kulitnya. Sore ini cuaca begitu cerah, jika dulu mansionnya tidak memiliki taman namun tidak lagi sekarang. Sejak Frans menjadi kekasih Karin, mansionnya kini dipenuhi dengan bunga yang indah. Frans khusus membuatkan taman yang sama persis dengan taman milik Marsha. "Apa melamun sekarang menjadi kebiasaanmu?" Suara Frans berseru dari arah belakang. Karin mengalihkan pandangannya, menatap Frans yang kini melangkah mendekat ke arahnya. Kemudian Frans duduk tepat di samping Karin. "Kau di sini? Biasanya kau selalu pulang malam," kata Karin yang heran Frans sudah berada di rumahnya. Padahal, biasanya Frans selalu pulang malam."Ya, aku ingin bertemu kekasihku," jawab Frans. "Apa kau sudah makan?" Karin mendengus. "Jika aku belum makan, itu tidak mungkin. Kau sangat tahu, aku itu mudah sekali lapar." Frans terkekeh pelan, dia mengusap rambut Karin. "Kau benar, aku sampai lupa kekasihku itu sangat mudah la

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 279 - BIRTHDAY INVITATIONS

    "William, ingat nanti kau harus menghubungiku kalau malam ini pulang terlambat," kata Marsha sembari membantu William memasang dasi.William menunduk dan mengecup singkat bibir Marsha. "Ya sayang, nanti akan menghubungimu kalau aku pulang terlambat." "Apa hari ini kau sangat sibuk?" tanya Marsha yang kini sudah selesai memasangkan dasi suaminya. "Hari ini aku ada meeting dengan Mr. Kim dan Mr. Dimitry," jawab William sambil mengusap kepala Marsha.Marsha mendengus kesal. "Kau belakangan ini selalu sibuk!""Maaf, aku akan usahakan lebih banyak waktu untukmu." Willam menarik dagu Marsha, mencium dan melumat lembut bibir istrinya. "Aku harus berangkat sekarang, kalau kau ingin berbelanja, ingat kau harus bersama dengan sopir dan juga Luna." Marsha mengangguk patuh. "Aku ingat William, tanpa kau minta pun sopir dan assistant yang kau berikan selalu mengikutiku." "Ya, itu memang tugas mereka," tukas William."William, apa kau tidak sarapan dulu? Ini masih sangat pagi William," ujar Mar

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 280 - ASK FOR PERMISSION

    Kini Marsha dan Laura sudah tiba di mansion, mereka melangkah masuk ke dalam mansion dan menuju kamar mereka masing-masing. Marsha melirik arlojinya kini sudah pukul tujuh malam. Sebelumnya Willam mengirimkan pesan padanya, jika akan pulang terlambat malam ini.Marsha melangkah masuk ke dalam kamar, dia melepas sepatu heels dan meletakan tas di atas meja. Namun, seketika Marsha terkejut saat masuk ke dalam kamar sudah ada William yang duduk di sofa sembari berkutat dengan ipad di tangannya."William? Kau sudah pulang?" Marsha mendekat, dia duduk di samping suaminya. William mengalihkan pandanganya, dia menatap Marsha sudah duduk di sampingnya. William meletakan ipad di tangannya ke atas meja, dia menarik tangan Marsha masuk ke dalam pelukannya. "Ya, aku hari ini pulang lebih awal. Pekerjaaaku sudah selesai," jawab William. "Bagaimana harimu? Luna mengatakan kau pergi ke salon. kenapa kau tidak berbelanja?" Marsha mengulum senyumannya, dia mendongak dari dalam pelukan William. "Kau

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 281 - WILLIAM VS AXEL

    "Pagi," William mengancingkan jasnya, dia menatap Marsha yang baru saja membuka mata. Wiliam mendekat dia mengecup kening istrinya. "Pagi, kau sudah bangun? Ini jam berapa?" tanya Marsha dengan suara serak khas baru bangun tidur. Tatapan Marsha menatap tubuh suaminya yang sudah terbalut jas formalnya. "Jam tujuh," jawab William. Dia duduk di tepi ranjang sembari merapihkan rambut istrinya yang menutupi wajah istrinya itu. Marsha menggeser tubuhnya, dia meletakan kepalanya di atas pangkuan William. "Jadi nanti malam kau tidak ikut denganku?""Tidak," William mengusap rambut istrinya. "Tapi, nanti malam aku akan menjemputmu. Aku akan meminta Laura mengirimkan alamat tempat pesta itu." "Baiklah, tapi jangan terlambat menjemputku. Aku tidak mau menunggu lama," Marsha mengerutkan bibirnya, dia tidak suka jika William menjemputnya lama. "Aku tidak akan terlambat," jawab William. "Yasudah aku berangkat sekarang, berikan pesan padaku jika kau sudah berangkat ke pesta itu." William mengec

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 282 - AMANDA'S BIRTHDAY PARTY

    Marsha menyentuh sebuah gaun model Helter Top Dress. Gaun berwarna merah ini benar-benar sungguh indah. Tadi pagi Marsha meminta Alana mengirimkan gaun rancangan terbarunya. Marsha kali ini tidak tampil terlalu seksi seperti di pesta pertunangan Gilbert. Marsha tidak ingin berdebat dengan suaminya, karena masalah gaun. Lebih baik Marsha memilih gaun yang sedikit tertutup, namun tidak mengurangi kesan classy dari gaun yang Marsha pilih. Kini Marsha mengganti pakaiannya dengan gaun yang dia pegang itu, lalu memoles wajahnya dengan make up tipis. Marsha membiarkan rambut pirangnya, tergerai dengan indah. Tidak lupa, lipstik warna yang senada dengan gaun yang dia pakai malam ini. Warna merah, membuat penampilan Marsha malam ini sangat cantik. Marsha mengambil tas dan ponselnya, dia mengirim pesan pada William jika dia akan segera berangkat ke pesta itu. Setelah mengirim pesan pada William, Marsha langsung berjalan meninggalkan kamarnya. Saat Marsha sudah tiba di bawah, dia melihat Laur

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 283 - CHAOS

    "No, kau sangat cantik. Kau tahu? Aku sangat menyukai wanita hamil. Mereka menunjukan aura kecantikannya dengan tubuhnya yang berisi, dan perutnya yang membuncit," ujar Amanda. "Aku berharap suatu hari nanti, aku bisa diberikan kesempatan untuk mengandung. Karena menjadi seorang ibu adalah impian semua orang."Laura tersenyum. "Suatu saat, kau pasti akan menjadi ibu yang sangat baik. Aku bisa melihat itu dari wajahmu.""Sudah cukup memujiku, lebih baik kita ke dalam. Banyak teman-temanku mereka sejak tadi melihat kalian berdua. Aku yakin mereka ingin berkenalan dengan kalian," ujar Amanda. Kini Amanda membawa Marsha dan Laura berkumpul dengan teman-temanya. Marsha tersenyum canggung, dia tidak bisa dikenalkan dengan banyak orang seperti ini. Biasanya Marsha hanya selalu bersama dengan Karin sejak dulu. Marsha berusaha mengulas senyum hangat, meski Marsha terlihat tidak nyaman berada bersama degan mereka. "Ladies, maaf aku terlambat." Suara seorang perempuan saat memasuki ruangan par

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 284 - DISAPPOINTED

    Sepanjang perjalanan, suasana begitu menegangkan. Laura ikut di mobil William, dia tidak diperbolehkan ikut ke dalam mobil Raymond. Marsha melihat ke arah Laura yang duduk di sampingnya, adik iparnya itu terlihat begitu takut. Tangan Laura bergetar ketakutan, bahkan Laura terus menggigit bibir bawahnya untuk menangani rasa takut wanita itu. William duduk di kursi depan, Marsha sangat tahu suaminya kini sangat marah. Malam ini, apa yang dilakukan Celine memang sudah diluar batas. Marsha tidak pernah terpikir, Celine akan mempermalukan Laura. Bahkan apa yang dilakukan Celine dilihat langsung oleh William dan Raymond. Marsha sangat mengenal sifat suaminya itu. Marsha melihat ke arah belakang, mobil suaminya beriringan dengan beberapa mobil pengawal dan juga mobil Raymond. Marsha mengingat wajah Raymond tadi yang terlihat begitu muram. Marsha memahami, Raymond mencemaskan Laura. Tapi disisi lain, Raymond ingin dirinya sendiri yang menghukum Celine. Namun, kenyataannya itu akan sulit ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 285 - NEWS ABOUT CELINE

    Dua minggu kemudian... Marsha duduk di tepi ranjang, dia menatap nanar layar ponselnya. Sudah dua minggu William tidak pulang. Tidak hanya itu telepon dan pesan darinya juga diabaikan. Marsha hanya mengetahui kabar William dari Albert. Marsha ingin sekali ke kantor William, tapi dia masih tidak berani. Terakhir Marsha mendapat kabar dari Albert, jika William tidak dalam emosi yang baik. Marsha membiarkan sementara William menenangkan diri. Meski itu sangat menyiksa dirinya, tapi Marsha berusaha untuk mengerti. Hari demi hari, Marsha melewati tanpa ada William di sampingnya. Marsha tahu, suaminya sangat kecewa pada dirinya. Terlebih selama ini dirinya yang keras kepala, dan selalu memaksakan kehendak dirinya sendiri. Tidak hanya Marsha yang merasakan hari yang begitu berat, tapi Laura juga merasakan hal yang sama. Laura tidak diperbolehkan keluar rumah. William telah memperketat penjagaan di mansion. Marsha juga tidak bisa dengan mudah keluar rumah. Luna sang assistant, selalu melapo

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06

Bab terbaru

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 528 – TA S2 - Ending Scene (TAMAT)

    Beberapa bulan kemudian... Tokyo, Japan... "Selena... Miracle... Hati-hati, jangan melempar bola salju seperti itu," seru Marsha memberikan peringatan pada kedua putrinya itu, yang tengah bermain salju. "Sean, jaga kedua adikmu. Jangan sampai mereka terluka," lanjutnya yang sedikit berteriak memperingatkan putra sulungnya itu, yang juga ikut bermain salju dengan Selena dan Miracle. "Sayang, Sean akan menjaga Selena dan Miracle dengan baik. Kau tenang saja," William merengkuh bahu Marsha seraya mengecup kening Marsha. "Lihatlah, Dominic masih tertidur pulas, meski tadi suaramu kencang. Tapi dia tetap tenang," ujarnya yang kini melihat ke arah Dominic yang tengah dalam pelukan Marsha. Marsha mendesah pelan, kemudian dia menatap Dominic yang masih tertidur pulas. Beruntung, putra bungsunya itu, tidak terbangun karena mendengar suaranya yang sedikit kencang memperingati ketiga anaknya. Ya, waktu berjalan begitu cepat. Kini Dominic berusia delapan bulan. William dan Marsha, sengaja men

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 527 – TA S2 - Extra Chapter V

    Suara tangis bayi memecahkan kesunyiaan dalam ruang operasi. Marsha meneteskan air matanya, kala mendengar suara tangis bayi laki-lakinya. Persalinan berjalan dengan lancar. Anak mereka lahir dengan selamat dan sempurna. William selalu mencium Marsha selama proses persalinan. Kebahagiaan William dan Marsha kini benar-benar begitu lengkap ketika mengetahui anak keempat mereka adalah laki-laki. "Nyonya Marsha, silahkan lakukan proses IMD." Dokter menyerahkan bayi mungkin itu ke dalam gendongan Marsha. Sesaat William menatap Marsha dengan tatapan yang begitu bahagia. Tidak pernah terpikir dalam hidup mereka, akan kembali merasakan kebahagiaan ini lagi."Dia mirip dengan Sean saat bayi," ucap William di telinga Marsha seraya memberikan banyak kecupan dipipi istrinya itu. "Terima kasih, sayang. Terima kasih telah memberikanku hadiah yang luar biasa."Marsha tersenyum dia terus mengusap lembut kepala bayi laki-lakinya itu. "Aku juga sangat bahagia, William. Melahirkan buah cinta kita adala

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 526 – TA S2 - Extra Chapter IV

    Marsha mematut cermin. Tubuhnya kini telah terbalut dress khusus wanita hamil yang membuat Marsha sangat nyaman. Ya, lagi dan lagi Marsha mengalami kenaikan berat badan cukup drastis. Berkali-kali suaminya mengatakan dirinya sangat cantik dan seksi saat hamil, namun Marsha tentu tidak akan percaya. Bagaimana tidak? Setiap kali Marsha menatap ke cermin, dia selalu melihat tubuhnya tampak begitu besar. Beruntung, kali ini adalah kehamilan yang terakhirnya. Memiliki empat anak sudah lebih dari cukup bagi Marsha. Padahal dulu, dia hanya menginginkan dua anak saja. Tapi William tidak akan pernah mau jika hanya dua anak. Bahkan hingga detik ini, William selalu meminta untuk kembali menambah anak. Marsha benar-benar tidak habis pikir dengan keinginan sang suami. "Setelah melahirkan, aku harus berolah raga. Aku tidak ingin gemuk seperti ini terus," gumam Marsha seraya mengusap perut buncitnya. "Sayang, Mommy sangat mencintaimu. Tenang saja, Mommy tidak akan menyalahkanmu karena kau membuat t

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 525 – TA S2 - Extra Chapter III

    Suara teriakan yang keras membuat Laura yang baru saja menata pajangan di rumahnya, langsung terkejut. Dengan cepat Laura mengalihkan pandangannya, menatap ke arah pintu rumahnya. Seketika Laura mengerutkan keningnya, melihat Lea yang baru saja pulang sekolah, dengan raut wajah yang marah melangkah masuk ke dalam rumah. "Ahg! Kenapa mereka itu menyebalkan sekali! Mereka menggangguku!" seru Lea dengan suara keras kala tiba di rumah. "Sayang? Kau kenapa?" Laura mendekat ke arah Lea, dia langsung mengelus lembut pipi putrinya itu. "Tidak baik, gadis cantik masuk ke dalam rumah dengan wajah yang kesal. Sekarang katakan pada Mommy ada apa dan di mana Ken? Kenapa Ken tidak pulang bersama denganmu?" Lea mendengus, dia mencebikan bibirnya. "Ken masih berada di sekolah. Ada khursus yag harus dia ikuti. Mommy, aku rasanya ingin pindah sekolah saja. Aku tidak mau bersekolah di sekolah yang sama dengan Ka Sean. Aku pusing, Mommy!" Laura menautkan alisnya menatap bingung Lea. "Kenapa, sayang?

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 524 – TA S2 - Extra Chapter II

    "Mommy..." Seorang anak perempuan berusia empat tahun berlari menghampiri Karin yang tengah memasak di dapur. Disusul dengan anak laki-laki yang juga berusia empat tahun, ikut berlari menghampiri Karin. Karin yang baru saja selesai masak, dan hendak meletakan makanan di atas meja, dia langsung mengalihkan pandangannya kala ada yang memanggilnya. Seketika senyum di bibir Karin terukir, melihat kedua anaknya tengah menghampirinya. Dengan cepat Karin langsung membuka tangannya dan memberikan pelukan hangat pada kedua anaknya itu. "Kelvin... Charlotte... Kalian sudah pulang?" Karin memberikan banyak kecupan pada kedua anaknya itu. "Ya, Mommy. Kami sudah pulang," jawab Kelvin dan Charlotte bersamaan seraya memeluk erat tubuh Karin. "Bagaimana hari kalian di sekolah? Apa kalian selalu bersama Selena dan Miracle?" tanya Karin sambil mengelus lembut pipi Kelvin dan Charlotte. Kelvin Frans Geovan dan Charlotte Frans Geovan, anak kembar dari Frans dan Karin yang berusia empat tahun ini ben

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 523 – TA S2 - Extra Chapter I

    Lima Tahun Kemudian..."Astaga, Miracle. Hentikan bermain dengan pisau! Nanti kau terluka, Miracle!" Suara Marsha berseru dengan nada yang keras, agar putri kecilnya itu menghentikan bermain dengan pisau. Vanessa Miracle William Geovan, sejak kecil William mengajarkan bela diri pada Miracle, demi melindungi dirinya sendiri. Tentu William melakukan itu semua karena Miracle tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. William selalu waspada jika suatu saat ada yang berusaha mencelakai putrinya. Namun, Miracle sangat berbeda dengan Selena, saudara kembarnya yang berambut pirang, memiliki sifat yang begitu lemah lembut. Sangat sulit bagi William, mengajarkan Selena bela diri, karena berkali-kali Selena akan selalu terluka. Itu kenapa Willliam lebih memilih menjaga Selena dengan banyak pengawal yang mengikuti putrinya itu. "Mom, aku bisa melempar pisau di papan tepat sasaran. Aku hebat, kan, Mom?" Miracle tersenyum bangga, kala pisau yang dia lempar ke papan, tepat sasaran. Kemudian, dia pun

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 522 – TA S2 - Perfect Ending

    Karin menatap keindahan Canada's sugar beach. Sudah sejak beberapa hari lalu dirinya ingin pergi ke pantai ini. Tapi dia terpaksa menunda karena Frans disibukan dengan pekerjaannya. Dengan kaki telanjang, dan perut yang membuncit Karin melangkah melusuri pantai. Ya, kini kandangan Karin memasuki minggu ke tiga puluh empat. Selama kehamilan ini. Karin dilarang untuk melakukan kegiatan berat. Biasanya Karin menghabiskan waktu bersantai di rumah atau menonton film drama kesukannya. Jika Karin ingin keluar rumah, maka Frans harus ikut dengannya. Sejak hamil, sifat Frans memang begitu overprotective padanya. Dulu Karin berpikir, dia tidak akan pernah tahu bagaiamaa sifat seorang suami yang mengatasi istrinya yang tengah mengandung, tapi ternyata Tuhan begitu baik padanya, hingga memberikan kesempatan untuknya hamil. Kebahagiaan Frans dan Karin bertambah saat Dokter memberitahu dia hamil bayi kembar. Tentu Karin dan Frans begitu bahagia menyambut bayi kembar mereka. "Frans, kenapa kau tid

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 521 – TA S2 - Kebahagiaan Karin dan Frans

    "Karin, pagi ini aku berangkat lebih awal. Banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan menggantikan William. Beberapa hari ke depan, William tidak masuk ke kantor," ucap Frans seraya memakai dasi. Karin yang tengah duduk, dia bangkit berdiri mendekat ke arah Frans, dan langsung mengambil alih Frans yang tengah memakai dasi. "Aku mengerti, William pasti sedang menemani Marsha yang baru melahirkan. Saat ini Marsha benar-benar membutuhkan William berada disisinnya." Karin menepuk pelan dada Frans kala selesai memakaikan dasi suaminya. "Terima kasih sudah mengerti," Frans menarik dagu Karin, mencium dan melumat lembut bibir Karin. "Yasudah aku berangkat sekarang. Malam ini kau tidurlah duluan. Jangan menungguku." "Hati-hati. Kabari aku jika kau sudah di kantor. Jangan lupakan makan siangmu," balas Karin mengingatkan. Frans mengangguk. Kemudian, dia mengecup singkat bibir Karin, lalu melangkah keluar meninggalkan kamar. Karin hendak menemani Frans, namun, Frans memintanya untuk tetap di

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 520 – TA S2 - Welcome Baby Twins

    Suara tangis bayi memecahkan kesunyiaan dalam ruang operasi. Marsha meneteskan air matanya, kala mendengar suara tangis bayi kembarnya. Persalinan berjalan dengan lancar. Anak mereka lahir dengan selamat dan sempurna. William selalu mencium Marsha selama proses persalinan. Kebahagiaan William dan Marsha kini benar-benar begitu lengkap ketika mengetahui anak kembar mereka adalah perempuan. Hal yang membuat William bertambah bahagia adalah saat sang Dokter mengatakan anak kembar mereka bukanlah kembar identik. Anak perempuan pertama yang lebih dulu lahir memiliki rambut pirang seperti Marsha. Sedangkan anak perempuan kedua yang lahir, memiliki rambut coklat seperti William. Sungguh, William tidak menyangka, bayi kembarnya akan lahir dengan begitu special. Kini Marsha tidak akan lagi iri, karena sekarang, Marsha memiliki satu anak yang begitu mirip dengannya. "Nyonya Marsha, silahkan lakukan proses IMD." Dokter menyerahkan bayi mungkin itu ke dalam gendongan Marsha. Sedangkan William d

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status