Hari yang mendebarkan pun tiba, hari dimana Bayu berjanji akan datang bersama orang tuanya kerumah keluarga Bagaskara untuk melamar putri mereka yaitu Vanessa.
Karena Panji dan Jasmin sudah diberi tahu oleh Vanessa kalau Bayu dan keluarganya akan datang Panji pun membatalkan jadwal operasinya dan di limpahkan kepada rekannya yang lain yang satu propesi yaitu ahli bedah jantung dan syaraf.
Tentu saja setelah mendengar tentang putrinya yang sudah bertunangan secara diam-diam awalnya Panji tidak terima dan bermaksud membatalkannya karena putrinya masih kecil baginya tapi setelah dibujuk oleh Jasmin dan Vanessa pun mulai merajuk, akhirnya Panji pun luluh, dengan syarat apapun yang terjadi pada Vanessa nanti setelah menikah, putrinya itu harus mengatakannya pada Panji tanpa ada yang ditutupi, dan Vanessa pun setuju, meski dengan berat hati akhirnya Panji pun merestui ke inginan putrinya itu untuk menikah muda dengan Bayu yang adalah kakak ipar
Keesokan harinya Vanessa memberi tahu sahabatnya tentang rencana pernikahannya dengan Bayu Agara yang akan dilaksanakan sekitar dua minggu lagi dan itu sontak membuat sahabatnya Aliza sangat terkejut saat diberi tahu tentang rencana pernikahan Vanessa."Kamu yakin Cha? Gak pikir-pikir dulu takutnya nyesel dikemudian hari loh, kita masih muda loh Cha," Ucap Aliza yang merasa pernikahan Vanessa itu sangat terburu-buru."Aku yakin kok Za, aku percaya Kak Gara akan membimbingku nanti saat dia sudah menjadi suamiku, aku yakin dia akan jadi pelindung dan imam yang baik untuk aku," jawab Vanessa dengan tersenyum tipis tapi entah mengapa tiba-tiba dia sedikit ragu dengan keputusannya untuk menikah secepatnya dengan Bayu Agara, namun secepatnya dia tepis pikiran itu dia percaya pada calon suaminya itu bahwa dia tidak akan berbuat yang aneh-aneh."Ya sudah kalau kamu yakin, aku hanya bisa mendo'akan semoga kamu selalu
"Maafin Bunda ya sayang karena udah bikin kamu dicuekin sama Aga. Tapi tenang Bunda akan buat dia minta maaf padamu, jadi udah ya jangan sedih, ayo senyum dong sayang dan mulai sekarang panggil Bunda ya jangan tante lagi," Ucap Kaira membuat Vanessa tersenyum karena sang calon ibu mertua begitu baik dan terbuka menerima dirinya untuk menjadi menantunya."Iya jangan sedih, ada Oma sama Bunda tenang saja Aga pasti akan kembali perhatian padamu dan kemba-""Aga harus kembali ke kantor," Sela Bayu membuat ketiga perempuan yang tengah mengobrol sambil berdiri dan berdekatan itu pun menoleh kearah suara pria yang kini sudah mengenakan baju formal kembali itu."Tolong antarkan Vanessa ke rumahnya karena mungkin aku akan pulang malam hari ini," Lanjut Bayu tanpa menunggu dan juga mendengarkan jawaban Bunda dan Omanya."Apa segitu marahnya kak Gara dengan kejadian tadi, padahal Bunda cuma mengambil photonya saja, a
Vanessa kini tengah berbaring diranjangnya. Dia terus menoleh kearah ponsel yang dia taruh disampingnya, sesekali dia mendesah saat tidak ada satu pun pesan yang dibalas oleh Bayu padahal Vanessa sudah mengirim beberapa pesan pada calon suaminya itu."Kak Gara lagi apa yah? Kok aku kirim pesan gak dia balas sih, apa dia sedang bersama perempuan tadi itu?" Tanya Vanessa pada dirinya sendiri karena pesannya tak kunjung dibalas."Apa keputusanku untuk menerima lamaran kak Gara salah. Ya Tuhan bagaimana ini, bantu aku Tuhan apa keputusanku salah saat menerima lamarannya yang begitu cepat," ucap Vanessa dengan kegelisahan Vanessa pun berusaha memejamkan matanya berharap hari esok keraguannya akan hilang, dan Gara akan memberi balasan yang memenangkan padanya disaat kekhawatiran melandanya.Tidak butuh waktu lama saat kelelahan mulai terasa Vanessa pun mulai memejamkan matanya dan mulai memasuki alam mimpinya.S
Kini Bayu dan Vanessa tengah berada disebuah gedung untuk resepsi pernikahan mereka yang akan dilangsungkan beberapa hari lagi."Gimana apa kalian suka dengan dekorasinya. Apa perlu didekor ulang, mumpung masih ada waktu beberapa hari lagi?" Tanya sesorang yang memang pengurus dekorasinya."Bagus sudah seperti ini saya suka, hanya tolong tambahkan bunga mawar dibagian pelaminannya," ucap Bayu tanpa meminta persetujuan Vanessa, namun Vanessa nampak diam karena tidak ingin merusak suasana hati Bayu yang mungkin mulai membaik."Baik mas, jadi sudah deal ya dengan dekorasi yang bu Jasmin sarankan."Bayu pun hanya mengangguk lalu setelah itu pamit pada pengurus WO itu, lalu Bayu pun Langsung menuju parkiran tentu saja diikuti oleh Vanessa."Kak Gara. Kakak masih marah sama Nessa?" Tanya Vanessa dengan raut wajah sedihnya."Menurutmu? Apa kamu tidak akan marah jika aku tiba-tiba
"Dek.""Hemm.""Kamu yakin mau nikah sama bang Bayu?" Tanya Rigel dengan hati-hati, agar tidak memancing emosi sang adik dengan pertanyaan itu.Vanessa pun menghentikan ketikannya, dan menatap Rigel dengan penuh tanda tanya karena tiba-tiba Rigel bertanya seperti itu."Yakin bang, emang kenapa kok abang nanya kayak gitu?" Tanya Vanessa yang kini masih menatap Rigel."Gak abang cuma mastiin aja, tapi kalau kamu yakin ya udah abang cuma bisa mendukung dan semoga kamu bahagia saat sudah menikah nanti, dan satu pesan abang jadilah istri yang baik dan selalu mematuhi suami jangan jadi istri pembangkang, meski kamu masih sangat muda, abang yakin adik abang ini bisa berpikiran dewasa, dan bisa jadi istri yang baik," ucap Rigel memberi sedikit nasihat pada adiknya meski dalam hatinya masih khawatir dan belum yakin dengan Bayu, tapi melihat adiknya bahagia itu sudah membuat Rigel sedikit bernafas l
Acara pun akhirnya sudah selesai Vanessa pun kini tengah berada dikamar pengantin yang disediakan ditempat itu. Sedangkan keluarganya dan keluarga Bayu yang kini sudah menjadi suaminya pun sudah pulang."Kak Gara kemana yah?" Tanya Vanessa pada dirinya sendiri. Karena malam sudah makin larut tapi Bayu belum juga masuk ke kamar pengantin yang sudah disediakan."Apa dia sedang bersama teman-temannya," lanjut Vanessa lalu dia pun membaringkan tubuhnya di ranjang, dia memutuskan tiduran setelah selesai membersihkan Diri, karena tidak bisa menahan rasa ngantuknya akhirnya Vanessa pun tertidur.Vanessa terbangun dari tidurnya namun saat dia terbangun Vanessa tidak menemukan sang suami dan tempat tidur disampingnya masih terlihat rapih, dia pun mengambil ponselnya dan melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 08.00."Astaga sudah pagi. Kira-kira kak Gara kemana yah? Kok belum kelihatan sih," ucap Vanes
Kini Vanessa dan Bayu tengah ada didalam mobil yang dikemudikan oleh Bayu. Namun, hanya ada keheningan dalam mobil itu."Kita ke apartemen dulu, buat naro koper setelah itu kita kerumah Ayah dan bunda," ucap Bayu lagi- lagi tanpa meminta persetujuan Vanessa, mendengar keputusan sepihak Bayu. Lagi-lagi Vanessa hanya mengangguk pasrah tanpa niatan untuk protes, toh meski dia protes itu hanya akan membuat Bayu marah.Sedang Bayu yang merasa Vanessa menjadi lebih pendiam seakan tidak peduli, dia malah kembali fokus menyetir agar bisa cepat sampai ke apartemen miliknya."Ya Tuhan rumah tangga seperti apa yang akan aku hadapi nanti, semoga semua akan baik-baik saja, ya aku yakin semua akan baik-baik saja, mungkin saat ini kak Gara hanya sedang kelelahan saja karena pernikahan kami," ucap batin Vanessa mencoba berpikir positif tentang suaminya.Sementara Bayu fokus mengemudi kan mobilnya, sedang Vanessa
Setelah selesai makan malam bersama keluarga besar Kusuma. Bayu pun memutuskan untuk pulang ke apartemen karena dia tidak ingin diintrogasi tentang malam pengantin nya dengan gadis kecil yang sama sekali buka tipenya itu. Dia menikahi Vanessa hanya ingin melampiaskan balas dendamnya pada Rigel adik iparnya yang sudah merusak masa depan Adiknya dan lagi-lagi alasan itu yang membuat Bayu tega pada Vanessa gadis polos yang tidak mengerti apa kesalahannya."Setelah ini kau tidurlah aku akan keluar sebentar, tidak usah menunggu," ucap Bayu dengan dingin.Ya mereka kini sudah berada didalam apartemen Bayu, dan kini Bayu tengah kembali bersiap untuk pergi entah kemana."Kak Gara. Eh maksudku Mas Gara mau kemana?" Tanya Vanessa. meski dengan takut-takut, tapi dia ingin tahu akan pergi kemana suaminya itu.Bayu menatap Vanessa dengan tajam, sorot dan tatapan matanya seakan ingin menusuk Vanessa. Membuat gadis itu menunduk karena tidak ingin menatap tatapan tajam s
Setelah satu minggu pernikahan Seara dan Rigel berlalu, Revano tampak murung kini dia melajukan motornya tanpa tujuan, hatinya sangat sedih dan entah kenapa rasanya ingin sekali Revano menangis saat melihat mengingat insiden waktu Seara menabrak motornya dan berakhir dengan perdebatan dia ingin mengulangi Masa-masa itu kembali dia rindu berdebat dengan sahabat kecilnya itu, hatinya terasa sakit saat mengingat kini Seara sudah menjadi milik orang lain. Revano patah hati."Kenapa rasanya sakit sekali melihat kamu bersanding dengan pria lain Ara," Ucap Revano dengan hati yang kini terasa hancur berkeping-keping. Revano tengah duduk sendirian di sebuah taman, ya dia tiba-tiba menghentikan motornya di taman tempat biasa Revano dan Seara menghabiskan waktu bersama. Namun tiba-tiba Revano mendengar suara tangisan yang membuat bulu kuduknya merinding. "Ya Tuhan siapa yang menangis dimalam-malam begini, harusnya aku tidak berada disini, haru
Kini Bayu dan Vanessa sedang berada dirumah Rigel dan Seara, acara pun sudah dimulai, suasana pun cukup ramai sampai acara akan selesai pun rumah Seara dan Rigel masih terlihat ramai. "Yang mas harus ke kantor dulu, ada meeting dadakan, harusnya sih Rigel yang memimpin meetingnya, tapi gak mungkin kan dia ninggalin acaranya meski sudah mau selesai, jadi untuk sementara mas yang akan menggantikannya, dan kamu disini dulu ya jangan pulang ke apartemen dulu, nanti kalau sudah selesai mas akan jemput kamu kesini," ucap Bayu pelan, yang kini tengah berdiri disamping istrinya. "Oh ya udah, tapi hati-hati ya bawa mobilnya jangan ngebut-ngebut yah," sahut Vanessa. "Iya sayang, emm.... Satu lagi jangan bilang sama mereka ya kalau mas ada meeting mendadak menggantikan Rigel. Tahu sendiri kan Abang kamu itu suka merasa gak enakan orangnya, jadi bilang aja ada kerjaan mendadak kalau ada yang nanya,, berbohong sedikit demi kebaikan gak apa-apa kan yang," ucap Bayu lagi, y
FLASHBACK ONVanessa masih terus menangis sambil memeluk tubuh Bayu yang terbujur kaku dan terus memanggil Bayu tanpa henti.namun tiba-tiba monitor detak jantung Bayu kembali normal, dokter yang melihat itu begitu takjub keajaiban benar-benar terjadi pada pasiennya itu.Melihat itu para dokter menyuruh seorang suster untuk membawa Vanessa keluar agar dokter bisa menangani Bayu, mendapatkan perintah itu suster pun langsung menarik tubuh Vanessa dengan lembut."Dokter akan menangani kekasih anda nona, jadi kita tunggu diluar ya agar dokter bisa berkonsentrasi," ucap suster itu, mendengar ucapan sang suster Vanessa pun menurut lalu mengikuti suster itu keluar dari ruang UGD."Mas Bayu akan selamat kan sus?" tanya Vanessa masih dengan isakan tangisnya."Do'akan saja semoga ada keajaiban," jawab suster itu dengan tersenyum menenangkan Vanessa, mendengar itu Vanessa pun langsung memeluk ibunya dengan tangis yang mengharu biru karena Tuhan menunju
"Maaf Dokter bagaimana keadaan pasien?" Tanya David saat melihat dokter keluar dari ruang UGD."Anda siapanya pasien?" Tanya salah satu dokter itu."Saya masih keluarga pasien," sahut David yang kini terlihat khawatir saat melihat raut wajah Dokternya."Pasien dalam keadaan kritis, hanya keajaibanlah yang bisa menyelamatkan pasien, sebaiknya anda banyak-banyak berdo'a, karena jika dalam 24 jam pasien belum ada perubahan, dia bisa koma dan lebih parahnya bisa meninggal dun-""Tidak...!" Jeritan Vanessa pun terdengar dan kini Vanessa kembali pingsan dalam dekapan Anara."Ya Tuhan Nara, kenapa kamu ajak Nessa kesini, mas kan sudah bilang nanti biar mas yang beri tahu kabar tentang Bayu," ucap David yang langsung menghampiri Anara dan mengambil alih Vanessa untuk dibawa ke kamar inapnya."Maaf mas, tadi Nessa yang memaksa ingin tahu keadaan Bayu, aku tidak tega melihat dia mem
Jam sudah menunjukkan pukul 19.00, Vanessa baru saja pulang dari kampus karena hari ini dia harus melakukan praktek di sebuah rumah sakit yang ditunjuk oleh universitas tempat dia menggapai cita-citanya.Diruang tamu keluarganya sudah berkumpul untuk makan malam bersama seperti biasanya."Mom kira kamu pulang agak larut jadi kami tidak menunggumu, habis kamu gak ngasih kabar, untung kamu datang tepat waktu,” ucap Anara yg melihat putrinya baru saja pulang."Kak Bayu sudah pulang tadi siang," ucap Alana yang seakan mengerti apa yang Vanessa cari sebelum dia duduk disamping Mommynya."Apaan sih kak, memang apa peduliku," Ketus Vanessa. Dengan raut wajah sebaliknya."Sudah-sudah sebaiknya kita makan sekarang," ucap Anara mengalihkan pembicaraan Kedua putrinya, dia tidak ingin suasana ruang makan jadi tidak enak karena perselisihan yang mungkin saja akan terjadi jika tidak segera dilerai.Suasana ruang makan kembali hening hanya dentingan
"Mommy," panggil Alena yang berteriak dari ruang makan."Iya sayang mommy kesana," sahut Anara agar putrinya itu tidak terus berteriak."Tante mau mengurus keperluan sekolah Ale dulu ya, kamu istirahat saja nanti tante bawakan makanan untuk kamu," ucap Anara dengan senyumannya."Iya tante makasih dan maaf jadi merepotkan," ucap Bayu yang merasa tidak enak pada Anara yang sangat baik dan lembut. Mirip sekali dengan Vanessa, seharusnya dia merasa bersyukur bisa memiliki gadis seperti Vanessa bukan malah menyia-nyiakannya dan sekarang dia sangat menyesali perbuatannya dulu pada Vanessa."Jangan sungkan. Ya sudah tante tinggal dulu ya, kamu istirahat," ucap Anara, Bayu pun mengangguk dan memejamkan matanya setelah Anara keluar dan menutup pintu kamarnya.Sesampainya diruang makan. David, Alena, Dewa dan Alana sudah berkumpul untuk sarapan bersama dengan menu yang sudah tersaji dimeja makan."Nessa mana, Mom?" Tanya Alana. Yang tidak melihat Vane
Setelah sampai di pintu utama rumah Vanessa pun langsung membuka pintunya dan terlihat seorang pria yang berdiri tegap membelakanginya."Maaf siapa ya? Dan ada perlu apa?" Tanya Vanessa yang masih menatap pria yang masih membelakanginya itu.Namun alangkah terkejutnya Vanessa saat pria itu membalikkan tubuhnya, dan dia tersenyum padanya."Aku mencari wanitaku yang dengan teganya menghilang dan meninggalkanku sendirian," sahut pria itu sambil tersenyum pada Vanessa."Ma-mau apa lagi kamu?" Tanya Vanessa yang sangat terkejut melihat pria yang sangat dia hindari kini berada di hadapannya."Mau memperjuangkan cintaku," ucap Bayu yang masih tersenyum pada Vanessa meski Vanessa terlihat jutek padanya."Cih, Cinta? Apa tadi kamu bilang cinta? Jangan mimpi aku bahkan sudah melupakan cinta yang menyakitkan itu," ucap Vanessa dengan juteknya.Namun Bayu kembali tersenyum dia mengerti luka yang sudah dia torehkan pada wanita yang kini berada dih
"Kenapa kamu bicara seperti itu Sea. Kamu gak lihat wajah suamimu babak belur dan terlihat pucat kayak gitu," Ujar Arka yang memang melihat wajah menantunya itu babak belur dan terlihat pucat, dokter juga bilang kalau Rigel perlu dirawat bebarapa hari dirumah sakit sampai luka di wajahnya membaik dan lambungnya sudah tidak terasa sakit lagi."Hmm.." Seara hanya bergumam saat menjawab Ucapan Ayahnya membuat Arka dan Kaira hanya menggelengkan kepala melihat putrinya bersikap seakan tidak peduli pada suaminya.Sedang Rigel tersenyum miris karena sempat berharap Sea nya kembali peduli padanya padahal itu hanya angan-angannya saja. Dia sadar tidak mungkin Seara memaafkannya semudah itu, dan peduli padanya juga mengkhawatirkannya keadaannya begitu saja, setelah apa yang dia lakukan padanya, mungkin kalau dia ada di posisi Seara, dia pun akan bersikap sama seperti Seara 'Tidak Akan Peduli'."Tidak apa-apa Ayah. Kalau Sea ma
2 TAHUN KEMUDIANHari Senin adalah hari di mana semua orang harus kembali ke rutinitas biasanya setelah menikmati akhir pekan mereka, dan seperti biasa di sebuah perusahaan terbesar milik keluarga Kusuma kini tengah disibukan dengan aktifitas CEO perusahaan itu yang harus pergi ke Australia untuk mengelola perusahaan disana sampai keadaan perusahaan kembali pulih ."Untuk sementara Rigel lah yang akan menempatkanmu selama kamu melakukan tugas disana, ingatlah kau harus jaga kesehatan disana melihatlah tubuh semakin kurus nak, Ayah mohon agar kamu menjaga pola makanmu, jangan membuat ibumu terus menangis dan kagum karenamu," ucap Arka yang membantu