Setelah kepergian Panji, Rigel pun menghampiri sang Mama yang baru saja akan menuju Ruang makan.
"Ma," Panggil Rigel yang kini masuk ke ruang keluarga.
"Kenapa sayang?" Tanya Jasmin. Yang kini menatap putranya.
"Ada yang ingin Rigel sampaikan, ini tentang syarat dari ayah Seara," Jawab Rigel.
"Apa Nak?“ Tanya Jasmin yang kini menatap putranya yang terlihat gugup.
"Ayah Sea ingin Igel memegang perusahaannya kalau Igel mau menikah dengan Sea. Igel harap Mama mau bantu Igel untuk membicarakan ini pada papa. Mama tahu kan Igel itu gak berminat jadi dokter dan tawaran ayah Sea sangat menggiurkan karena Igel bisa belajar bisnis dari ayah Sea," Ucap Rigel memohon pada Sang Mama untuk membantu membicarakannya.
"Kamu yakin? Kalau kamu yakin Mama akan membantu kamu membujuk papamu," Ucap Jasmin. Dia akan rela melakukan apapun untuk putra kesayangannya itu.
"Igel serius dan yakin Ma. Makasih Ma, se
Sepulang dari rumah Seara. Rigel langsung pulang ke rumah orang tuanya. Da harus segera memberi tahu sang syah tentang permasalahannya, dia juga yakin kalau mamanya sudah menjelaskan semuanya pada papanya.Rigel baru saja memasuki rumahnya, dengan perasaan was-was. Baru saja Rigel sampai diruang tamu dan melihat kedua orang tuanya. Seperti sedang menunggu kedatangannya."Ma, Pa. Udah malam kirain udah pada tid-"Plakk! Plakk!"Anak kurang ajar kamu! Siapa yang mengajarimu jadi pria brengsek seperti itu, hah?!" Bentak Panji yang terlihat sangat Emosi.Rigel sangat terkejut karena saat dia datang malah disambut dengan tamparan keras dari sang ayah. Dan dengan tatapan tajamnya."Papa gak nyangka kamu bisa merusak anak gadis orang sampai dia hamil Gel. Oh ya Tuhan Rigelaldo Damian! Kamu bilang sama Papa hanya akan berhubungan dengan gadis kecil yang sering kau bilang boneka Barbie mu itu! Tapi sekarang kamu malah menghamili gad
"Dengar Igel kamu tahu? Boneka Kamu yang kamu cari selama ini adalah Seara. Putri dari Pak Arka dan Kaira," Ucap Panji. Membuat Rigel yang sedari tadi terdiam terhenyak karena terkejut mendengar Ucapan sang Ayah. "A-apa Pa! Ta-tapi Igel sudah menemukan gadis boneka Igel setahun yang lalu. Dan itu bukan Sea," Ucap Rigel dengan wajah memucat. "Tidak Gel. Gadis yang sering kamu cubit pipinya dan sering kamu panggil boneka Barbie dia putri dari Om Arka dan Tante Kaira. Mungkin kamu sudah salah paham saja, kamu tahu papa masih ingat orang tua si gadis mungil yang cantik dan menggemaskan itu," Jawab Panji dan itu membuat Rigel benar-benar syok. Ternyata selama ini dia mencintai gadis yang salah. Dia kira Tania adalah gadis bonekanya, hanya karena dia melihat foto masa kecil Tania yang dia kira itu adalah Tania. Padahal itu Seara. Kenapa dia merasa sangat bodoh dengan menyimpulkan sendiri tanpa bertanya. Baiklah setelah acara lamaran ini selesa
"Apa yang kamu maksud dengan kontrak pernikahan, Seara?""Ne-nenek!""Apa yang kamu maksud dengan kontrak pernikahan? Jawab pertanyaan Nenek. Seara!" Ras yang tidak sengaja mendengar pembicaraan Seara dan Rigel saat Ras akan mengajak mereka berdua untuk makan bersama keluarga Rigel juga keluarga Seara."I-itu anu. Kami cuma bercanda, Nek. Iya kan, Kak Rei? Tadi kami sedang latihan buat ngeprank teman-teman kami Nek," Jawab Seara. Dengan berbohong karena belum saatnya mereka tahu apa yang sebenarnya terjadi. Sementara Rigel hanya terdiam dia tidak ingin ikut berbohong."Oalah ya ampun Nenek kira kalian benar-benar akan melakukan kontrak pernikahan," Ucap Nenek Ras. Yang sudah terkejut dengan apa yang tadi yang tidak sengaja dia dengar."Ya sudah, kalian ditunggu sama orang tua kalian untuk makan bersama," Lanjut Nenek Ras. Lalu setelah itu sang Nenek pun langsung pergi lebih dahulu meninggalkan Seara dan Rigel berdua.
Rigel baru saja sampai di butik yang sang mama rekomendasikan untuk fitting baju pengantin di acara pernikahannya dan Seara yang akan dilaksanakan dua minggu lagi."Lama banget sih sayang," Ucap sang mama saat menyambut sang putra yang baru saja memasuki butik itu."Sea sedang mencoba gaun Akadnya kamu duduk dulu sini lihat calon istrimu saat ini sedang mencoba baju akad nikah kalian nanti," Lanjut Jasmin dengan antusias. Rigel pun tidak menolak dia kini duduk disamping Sang Mama yang terus tersenyum dan terlihat bahagia."Mama berharap kamu akan memperlakukan Sea dengan baik, Gel. jangan membuat dia kecewa apalagi sampai menderita, karena Mama tidak ingin apa yang Mama alami dulu terulang pada gadis sebaik Sea terlebih dia putri dari wanita yang pernah Mama sakiti dulu," Ujar Jasmin memberi nasihat pada putranya. Rigel hanya mengangguk tanpa menjawab ucapan mamanya.Tidak lama Seara pun keluar dengan Mengenakan Kebaya berwarna put
Suara pintu kamar Seara terbuka saat seseorang dari dalam mempersilahkannya masuk. Seara masih fokus menatap cermin di depannya, sambil melamunkan akan seperti apa pernikahannya bersama Rigel kedepannya kelak. Andai saja dia tidak hamil mungkn dia tidak harus menikah jika pada Akhirnya kemungkinan dia akan kembali terluka sangat besar. "Pengantin gak boleh ngelamun pamali loh, masa mau jadi Pengantin malah ngelamun," Ucap Seseorang dengan Suara baritonnya, yang cukup Seara kenali dan itu mampu membuat Seara tersadar dari lamunannya, lalu menoleh memastikan sang pemilik Suara itu adalah benar sosok yang teramat sangat dia rindukan. "A-abang," Cicit Seara dengan mata yang mulai berkaca-kaca, Lalu Pria itu yang Seara panggil abang itu pun menghampiri Seara dan langsung berjongkok dihadapan Seara setelah memutar kursi yang Seara duduki.. Ya dia Adalah Bayu Agara Kusuma putra Angkat dari K
Sandra yang masih merasakan kekecewaan hanya diam tanpa menyapa Jasmin sepatah kata pun. Karena memang dia begitu menyayangi Jasmin seperti putrinya sendiri. Maka dari itu saat mengetahui bahwa Jasmin melakukan kebohongan itu membuat Sandra sangat kecewa padanya."Makasih Vanessa. Tante Jasmin ayo masuk," Ucap Seara sambil tersenyum."Iya Jasmin masuk lah. Kamu ingin menemani Seara bukan?" Ujar Kaira. sementara Reina yang masih mengingat kejadian di apartemen beberapa tahun yang lalu memilih diam, meski sebenarnya dia penasaran kemana bayi yang Jasmin kandung apakah Calon Suami Seara atau Gadis yang kini sedang duduk disamping Saara. Tapi Reina enggan untuk bertanya pada mantan kekasih suaminya itu."Jasmin pun masuk dengan kursi roda yang didorong oleh bi Elis, lalu menghampiri Seara yang kini tersenyum padanya."Kamu Sangat cantik sayang, Mulai sekarang panggil Mama jangan tante lagi ya sayang, sebentar lagi kan kamu akan menjadi
Kini Seara pun sudah duduk disamping Rigel. Setelah memasangkan cincin pernikahan dijari manis masing-masing pasangan, lalu dilanjutkan dengan prosesi cium tangan suami dan cium kening istri, lalu lanjut lagi dengan memberi tanda tangan untuk syarat buku nikah.Mereka berdua pun kini tengah sibuk menanda tangani berkas-berkas untuk melengkapi prosedur persyaratan dari pihak KUA. Agar mereka benar-benar sah dimata agama dan hukum sebagai pasangan suami istri dan mendapatkan buku nikah.Setelah itu semua selesai, pihak KUA pun memberikan buku Nikah Rigel dan Seara lalu mereka pun berfoto sambil mempelihatkan buku nikah mereka yang dipegang masing-masing.Setelah itu mereka pun melakukan sungkem pada kedua orang tua mereka dan juga kepada keluarga yang lainnya.Proses sungkem pun berjalan khidmat dan sakral dengan mengharu biru. Tamu yang ikut menyaksikan pun ikut terharu dengan proses yang terlihat sakral it
“Nico." Ucap Seara dan Rigel secara bersamaan."Iya ini gue. Kalian berdua lagi ngapain disini?" Tanya Nico. Yang memang tidak tahu tentang pernikahan Rigel dan Seara."Aku dan Kak Rei kebetulan ketemu disini. Semalam aku ada acara di tempat ini, dan orang tuaku pulang lebih dulu. Kebetulan Kak Rei mau pulang dan aku gak ada kendaraan jadi aku mau nebeng sama dia," Ujar Seara meski sedikit gugup.Sedangkan Rigel hanya terdiam dia bingung harus memberi alasan apa pada teman satu kampusnya itu."Benar apa yang dibilang Sea. Kami kebetulan ketemu disini. Tadi aku habis nganterin temen yang mau nginep dihotel soalnya dia baru datang dari Bandung," Ucap Rigel. Yang ikut berbohong pada Nico. Meski Nico masih curiga dengan mereka tapi dia tetap berusaha mempercayai ucapan temannya itu."Oke, kalau gitu gue masuk dulu ya, nyokap udah nunggu soalnya, biasa mau ngenalin cewek katanya sih putri
Setelah satu minggu pernikahan Seara dan Rigel berlalu, Revano tampak murung kini dia melajukan motornya tanpa tujuan, hatinya sangat sedih dan entah kenapa rasanya ingin sekali Revano menangis saat melihat mengingat insiden waktu Seara menabrak motornya dan berakhir dengan perdebatan dia ingin mengulangi Masa-masa itu kembali dia rindu berdebat dengan sahabat kecilnya itu, hatinya terasa sakit saat mengingat kini Seara sudah menjadi milik orang lain. Revano patah hati."Kenapa rasanya sakit sekali melihat kamu bersanding dengan pria lain Ara," Ucap Revano dengan hati yang kini terasa hancur berkeping-keping. Revano tengah duduk sendirian di sebuah taman, ya dia tiba-tiba menghentikan motornya di taman tempat biasa Revano dan Seara menghabiskan waktu bersama. Namun tiba-tiba Revano mendengar suara tangisan yang membuat bulu kuduknya merinding. "Ya Tuhan siapa yang menangis dimalam-malam begini, harusnya aku tidak berada disini, haru
Kini Bayu dan Vanessa sedang berada dirumah Rigel dan Seara, acara pun sudah dimulai, suasana pun cukup ramai sampai acara akan selesai pun rumah Seara dan Rigel masih terlihat ramai. "Yang mas harus ke kantor dulu, ada meeting dadakan, harusnya sih Rigel yang memimpin meetingnya, tapi gak mungkin kan dia ninggalin acaranya meski sudah mau selesai, jadi untuk sementara mas yang akan menggantikannya, dan kamu disini dulu ya jangan pulang ke apartemen dulu, nanti kalau sudah selesai mas akan jemput kamu kesini," ucap Bayu pelan, yang kini tengah berdiri disamping istrinya. "Oh ya udah, tapi hati-hati ya bawa mobilnya jangan ngebut-ngebut yah," sahut Vanessa. "Iya sayang, emm.... Satu lagi jangan bilang sama mereka ya kalau mas ada meeting mendadak menggantikan Rigel. Tahu sendiri kan Abang kamu itu suka merasa gak enakan orangnya, jadi bilang aja ada kerjaan mendadak kalau ada yang nanya,, berbohong sedikit demi kebaikan gak apa-apa kan yang," ucap Bayu lagi, y
FLASHBACK ONVanessa masih terus menangis sambil memeluk tubuh Bayu yang terbujur kaku dan terus memanggil Bayu tanpa henti.namun tiba-tiba monitor detak jantung Bayu kembali normal, dokter yang melihat itu begitu takjub keajaiban benar-benar terjadi pada pasiennya itu.Melihat itu para dokter menyuruh seorang suster untuk membawa Vanessa keluar agar dokter bisa menangani Bayu, mendapatkan perintah itu suster pun langsung menarik tubuh Vanessa dengan lembut."Dokter akan menangani kekasih anda nona, jadi kita tunggu diluar ya agar dokter bisa berkonsentrasi," ucap suster itu, mendengar ucapan sang suster Vanessa pun menurut lalu mengikuti suster itu keluar dari ruang UGD."Mas Bayu akan selamat kan sus?" tanya Vanessa masih dengan isakan tangisnya."Do'akan saja semoga ada keajaiban," jawab suster itu dengan tersenyum menenangkan Vanessa, mendengar itu Vanessa pun langsung memeluk ibunya dengan tangis yang mengharu biru karena Tuhan menunju
"Maaf Dokter bagaimana keadaan pasien?" Tanya David saat melihat dokter keluar dari ruang UGD."Anda siapanya pasien?" Tanya salah satu dokter itu."Saya masih keluarga pasien," sahut David yang kini terlihat khawatir saat melihat raut wajah Dokternya."Pasien dalam keadaan kritis, hanya keajaibanlah yang bisa menyelamatkan pasien, sebaiknya anda banyak-banyak berdo'a, karena jika dalam 24 jam pasien belum ada perubahan, dia bisa koma dan lebih parahnya bisa meninggal dun-""Tidak...!" Jeritan Vanessa pun terdengar dan kini Vanessa kembali pingsan dalam dekapan Anara."Ya Tuhan Nara, kenapa kamu ajak Nessa kesini, mas kan sudah bilang nanti biar mas yang beri tahu kabar tentang Bayu," ucap David yang langsung menghampiri Anara dan mengambil alih Vanessa untuk dibawa ke kamar inapnya."Maaf mas, tadi Nessa yang memaksa ingin tahu keadaan Bayu, aku tidak tega melihat dia mem
Jam sudah menunjukkan pukul 19.00, Vanessa baru saja pulang dari kampus karena hari ini dia harus melakukan praktek di sebuah rumah sakit yang ditunjuk oleh universitas tempat dia menggapai cita-citanya.Diruang tamu keluarganya sudah berkumpul untuk makan malam bersama seperti biasanya."Mom kira kamu pulang agak larut jadi kami tidak menunggumu, habis kamu gak ngasih kabar, untung kamu datang tepat waktu,” ucap Anara yg melihat putrinya baru saja pulang."Kak Bayu sudah pulang tadi siang," ucap Alana yang seakan mengerti apa yang Vanessa cari sebelum dia duduk disamping Mommynya."Apaan sih kak, memang apa peduliku," Ketus Vanessa. Dengan raut wajah sebaliknya."Sudah-sudah sebaiknya kita makan sekarang," ucap Anara mengalihkan pembicaraan Kedua putrinya, dia tidak ingin suasana ruang makan jadi tidak enak karena perselisihan yang mungkin saja akan terjadi jika tidak segera dilerai.Suasana ruang makan kembali hening hanya dentingan
"Mommy," panggil Alena yang berteriak dari ruang makan."Iya sayang mommy kesana," sahut Anara agar putrinya itu tidak terus berteriak."Tante mau mengurus keperluan sekolah Ale dulu ya, kamu istirahat saja nanti tante bawakan makanan untuk kamu," ucap Anara dengan senyumannya."Iya tante makasih dan maaf jadi merepotkan," ucap Bayu yang merasa tidak enak pada Anara yang sangat baik dan lembut. Mirip sekali dengan Vanessa, seharusnya dia merasa bersyukur bisa memiliki gadis seperti Vanessa bukan malah menyia-nyiakannya dan sekarang dia sangat menyesali perbuatannya dulu pada Vanessa."Jangan sungkan. Ya sudah tante tinggal dulu ya, kamu istirahat," ucap Anara, Bayu pun mengangguk dan memejamkan matanya setelah Anara keluar dan menutup pintu kamarnya.Sesampainya diruang makan. David, Alena, Dewa dan Alana sudah berkumpul untuk sarapan bersama dengan menu yang sudah tersaji dimeja makan."Nessa mana, Mom?" Tanya Alana. Yang tidak melihat Vane
Setelah sampai di pintu utama rumah Vanessa pun langsung membuka pintunya dan terlihat seorang pria yang berdiri tegap membelakanginya."Maaf siapa ya? Dan ada perlu apa?" Tanya Vanessa yang masih menatap pria yang masih membelakanginya itu.Namun alangkah terkejutnya Vanessa saat pria itu membalikkan tubuhnya, dan dia tersenyum padanya."Aku mencari wanitaku yang dengan teganya menghilang dan meninggalkanku sendirian," sahut pria itu sambil tersenyum pada Vanessa."Ma-mau apa lagi kamu?" Tanya Vanessa yang sangat terkejut melihat pria yang sangat dia hindari kini berada di hadapannya."Mau memperjuangkan cintaku," ucap Bayu yang masih tersenyum pada Vanessa meski Vanessa terlihat jutek padanya."Cih, Cinta? Apa tadi kamu bilang cinta? Jangan mimpi aku bahkan sudah melupakan cinta yang menyakitkan itu," ucap Vanessa dengan juteknya.Namun Bayu kembali tersenyum dia mengerti luka yang sudah dia torehkan pada wanita yang kini berada dih
"Kenapa kamu bicara seperti itu Sea. Kamu gak lihat wajah suamimu babak belur dan terlihat pucat kayak gitu," Ujar Arka yang memang melihat wajah menantunya itu babak belur dan terlihat pucat, dokter juga bilang kalau Rigel perlu dirawat bebarapa hari dirumah sakit sampai luka di wajahnya membaik dan lambungnya sudah tidak terasa sakit lagi."Hmm.." Seara hanya bergumam saat menjawab Ucapan Ayahnya membuat Arka dan Kaira hanya menggelengkan kepala melihat putrinya bersikap seakan tidak peduli pada suaminya.Sedang Rigel tersenyum miris karena sempat berharap Sea nya kembali peduli padanya padahal itu hanya angan-angannya saja. Dia sadar tidak mungkin Seara memaafkannya semudah itu, dan peduli padanya juga mengkhawatirkannya keadaannya begitu saja, setelah apa yang dia lakukan padanya, mungkin kalau dia ada di posisi Seara, dia pun akan bersikap sama seperti Seara 'Tidak Akan Peduli'."Tidak apa-apa Ayah. Kalau Sea ma
2 TAHUN KEMUDIANHari Senin adalah hari di mana semua orang harus kembali ke rutinitas biasanya setelah menikmati akhir pekan mereka, dan seperti biasa di sebuah perusahaan terbesar milik keluarga Kusuma kini tengah disibukan dengan aktifitas CEO perusahaan itu yang harus pergi ke Australia untuk mengelola perusahaan disana sampai keadaan perusahaan kembali pulih ."Untuk sementara Rigel lah yang akan menempatkanmu selama kamu melakukan tugas disana, ingatlah kau harus jaga kesehatan disana melihatlah tubuh semakin kurus nak, Ayah mohon agar kamu menjaga pola makanmu, jangan membuat ibumu terus menangis dan kagum karenamu," ucap Arka yang membantu