Share

Bab 60. Bulan Madu

Penulis: Lia Lintang
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-03 21:01:45

Matahari terbit dengan indahnya di ufuk timur saat Oliver dan Merry bersiap-siap untuk perjalanan bulan madu mereka.

Mereka telah memilih destinasi eksotis di belahan dunia yang jauh dari keramaian kota, sebuah pulau terpencil yang dipenuhi dengan keindahan alam yang memukau.

Saat mereka naik pesawat menuju destinasi mereka, Merry merasa campuran antara gugup dan bersemangat.

Ini adalah pengalaman pertamanya naik pesawat, dan dia merasa seperti mimpinya akan segera menjadi kenyataan.

"Sungguh indah, bukan?" ucap Oliver sambil menatap keluar jendela, memandangi awan-awan putih yang lembut di bawah mereka.

Merry mengangguk dengan senyum cerah di wajahnya.

"Iya, sungguh indah sekali. Ini adalah pengalaman pertama saya naik pesawat, jadi rasanya sangat istimewa."

Oliver tersenyum lembut, merasa bahagia bisa berbagi momen ini dengan Merry.

"Aku senang bisa menjadi bagian dari pengalaman pertamamu, Merry. Dan aku berjanji akan menjadikan bulan madu kita menjadi sesuatu yang tak terlupak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Takdir Cinta Perempuan Malam   Bab 61. Pembantaian

    Sementara di tempat berbeda, Sebastian duduk termenung seorang diri di ruangannya yang mewah. Hujan deras mengguyur mansion, menyebabkan suara gemuruh yang menakutkan di luar. Ketika lampu-lampu mansion mati secara tiba-tiba, Sebastian merasa keanehan yang mengganjal di dalam dirinya.Dia mencoba memanggil para bodyguard dan maid yang bekerja di sana, namun tidak ada satu pun yang datang merespons. Ketegangan mulai menghiasi ruangan itu saat Sebastian menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres."Apakah kalian semua di sana?" panggil Sebastian dengan suara gemetar, tetapi hanya hening yang menyambutnya.Dia merasa rasa panik mulai merayap ke dalam dirinya saat dia menyadari bahwa dia sendirian di tengah kegelapan mansion yang luas.Dengan hati yang berdebar kencang, Sebastian bergegas keluar dari ruangannya dan merambat menuju ruang utama, berpegangan pada tembok untuk menjaga keseimbangannya. Suara hujan yang deras dan petir yang menyambar hanya menambah ketegangan di udara."Ada

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-03
  • Takdir Cinta Perempuan Malam   Bab 62. Bebasnya Elena

    Setelah berbulan-bulan menghirup udara penjara, akhirnya pintu penjara terbuka untuk Elena, ibu tiri Merry. Dia bebas bersyarat, dihukum sebagai tahanan kota. Namun, meskipun dia bebas, kebencian yang membara di dalam dirinya tidak pernah padam.Dengan langkah mantap, Elena melangkah keluar dari penjara, wajahnya dipenuhi dengan keinginan membalas dendam. Dia telah membuat rencana rinci di dalam benaknya, dan sekarang saatnya untuk melaksanakannya.Dalam sekejap, Elena kembali ke rumah pelacuran tempat dia dulunya memerintah dengan tangan besi. Dia disambut oleh komplotan gengsternya, yang masih setia menunggu di bawah pimpinannya."Selamat kembali, Bos Elena," ucap salah satu anggota geng dengan hormat, tetapi ketegangan bisa terasa di udara.Elena menatap mereka dengan tajam, matanya dipenuhi dengan tekad yang tak tergoyahkan. "Waktunya untuk mengambil kembali apa yang menjadi hak kita. Waktunya untuk membalaskan dendam kepada mereka yang telah mengkhianati kita."Anggota geng

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-03
  • Takdir Cinta Perempuan Malam   Bab 63. Pemakaman Masal

    Damian duduk termangu di sel tahanannya, matanya terpaku pada dinding kosong di depannya. Pikirannya berputar-putar, mencoba mencari jawaban atas segala kejadian yang terjadi dalam hidupnya. Tiba-tiba, pintu sel terbuka dengan keras, mengganggu lamunannya. Seorang pria berkostum gelap memasuki sel itu dengan langkah-hati, wajahnya dipenuhi dengan kesedihan yang dalam."Damian, saya mewakili keluarga Sebastian. Saya memiliki berita yang tidak menyenangkan untuk Anda," ucap pengacara dengan suara yang terdengar parau oleh kesedihan.Damian menatap pengacara itu dengan tatapan kosong, mencoba mempersiapkan dirinya untuk menerima berita yang akan disampaikan."Pada hari ini, Sebastian, Bi Emma, dan Dave telah meninggal dunia," lanjut pengacara dengan suara yang gemetar.Kata-kata itu seolah menusuk hati Damian, membuatnya merasakan kekosongan yang dalam di dalam dirinya. Dia merasakan dunia seolah berputar dan jantungnya terasa sesak."Tidak... tidak mungkin...." bisik Damian dengan s

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-04
  • Takdir Cinta Perempuan Malam   Bab 64. Siapa Orangnya?

    Merry berlutut di depan kuburan yang masih basah di atas tanah, tangannya gemetar saat ia meraih segenggam tanah. Air matanya berlinang di pipinya, menciptakan jejak-jejak yang mengalir di wajahnya yang pucat. Dengan gemetar, ia meletakkan tanah itu di atas kuburan Dave, menciptakan sebuah gestur terakhir untuk anaknya yang tak akan pernah bisa dia ungkapkan dengan kata-kata."Sungguh, aku minta maaf, Dave," bisik Merry dengan suara yang hampir tidak terdengar, terdengar hancur oleh penyesalan yang mendalam. "Aku begitu bodoh telah meninggalkanmu untuk berbulan madu. Aku tidak pernah berpikir bahwa itu akan menjadi akhir dari segalanya. Maafkan aku, Nak. Maafkan ibumu yang bodoh ini."Air mata Merry terus mengalir, menciptakan sungai kesedihan yang tak berujung di wajahnya. Dia merasa seperti hatinya tercabik-cabik oleh penyesalan yang begitu besar. Seandainya dia bisa kembali ke waktu, dia akan merubah segalanya, dia akan menempatkan Dave di atas segalanya.Di sampingnya, Oliver

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-04
  • Takdir Cinta Perempuan Malam   Bab 65. Ide Berujung Celaka

    Psikolog yang didatangkan oleh polisi duduk di depan Merry dan Oliver dengan penuh perhatian. "Halo, saya Dr. Anderson. Saya dipanggil untuk membantu Anda berdua mengatasi trauma yang Anda alami. Saya ingin mendengar cerita Anda dan mencoba membantu Anda melalui proses penyembuhan ini."Merry menatap psikolog dengan mata yang masih dipenuhi dengan ketakutan. "Kami merasa begitu takut, Dok. Pembunuh itu masih di luar sana, dan kami tidak tahu kapan dia akan menyerang lagi," ujarnya dengan suara gemetar.Oliver mengangguk setuju. "Kami hampir tidak tidur sejak kejadian itu. Setiap suara yang kami dengar membuat kami berpikir bahwa pembunuh itu datang lagi," tambahnya dengan suara yang terdengar lelah.Dr. Anderson mengangguk dengan penuh pengertian. "Saya mengerti bahwa ini adalah situasi yang sangat menakutkan bagi Anda berdua. Tetapi saya ingin Anda tahu bahwa Anda tidak sendirian. Kami di sini untuk membantu Anda melalui ini.""Ada beberapa teknik relaksasi dan latihan pernapasan

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-04
  • Takdir Cinta Perempuan Malam   Bab 66. Ide Gila

    Setelah tiba di kantor polisi, Oliver segera merasa perlu untuk menghubungi pengacara keluarganya. Dia merasa bahwa situasi yang mereka alami saat ini memerlukan bantuan dan nasihat dari ahli hukum yang berpengalaman."Merry, aku akan segera menghubungi pengacara keluarga kita. Kita butuh bantuan dan perlindungan hukum dalam situasi ini," kata Oliver dengan suara yang serius.Merry mengangguk, memahami urgensi dari keputusan Oliver. "Tapi apa yang akan kita lakukan sekarang?" tanyanya dengan rasa khawatir."Kita akan berbicara dengan pengacara dan mendengarkan saran mereka. Mereka akan membantu kita menavigasi situasi ini dengan lebih baik," jawab Oliver, mencoba menenangkan Merry.Sementara itu, Merry merasa perlu untuk bertemu dengan Damian. Meskipun Damian sedang menjalani masa tahanan, Merry merasa bahwa pertemuan tersebut sangat penting untuk mengungkapkan kekhawatiran dan mencari solusi bersama."Merry, apakah kamu yakin ingin bertemu dengan Damian sekarang? Situasi ini cukup

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-04
  • Takdir Cinta Perempuan Malam   Bab 67. Sekutu Kejahatan

    Elena duduk tegang di meja sudut sebuah kafe pinggir kota yang sepi, tatapannya tak berkedip saat dia menunggu kedatangan seseorang. Dia merapikan rambut cokelatnya yang terurai dengan cemas, matanya sesekali melirik ke pintu masuk, mencari tanda-tanda kedatangan orang yang ditunggunya.Beberapa begundal berpakaian hitam yang duduk di meja sebelahnya memperhatikan Elena dengan curiga. Mereka bisa merasakan ketegangan yang menggantung di udara dan menjadi penasaran dengan apa yang sedang terjadi."Elena, kau terlihat gugup sekali," kata salah satu begundal itu dengan suara berbisik, mencoba meredakan ketegangan.Elena menoleh padanya dengan ekspresi cemas. "Saya hanya ingin memastikan semuanya berjalan sesuai rencana," jawabnya dengan suara yang bergetar."Tidak ada yang bisa kita lakukan selain menunggu," kata begundal yang lain dengan nada yang menghibur. "Jangan khawatir, Elena. Kami akan siap menghadapi apa pun yang terjadi."Namun, kekhawatiran Elena tidak dapat dibendung. Di

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-05
  • Takdir Cinta Perempuan Malam   Bab 68. Terbongkar

    Malam itu, kafe pinggir kota yang biasanya ramai dengan keramaian dan tawa-tawa, tiba-tiba menjadi saksi dari adegan yang gelap dan menegangkan.Lampu-lampu sorot berkedip-kedip, menyala dengan cahaya merah dan biru yang menciptakan atmosfer yang mencekam.Tiba-tiba, sekelompok petugas polisi bersenjata lengkap muncul di depan pintu kafe, menghentikan kegiatan biasa para pengunjung.Mereka berbaris dengan rapi, siap untuk bertindak sesuai perintah yang telah diterima.Tuan Sameer, Elena, Eric, dan kawan-kawan berandal mereka terdiam, terkejut melihat kedatangan petugas polisi. Ekspresi bingung dan tegang terpancar jelas di wajah mereka."Sekarang apa yang terjadi?" Eric menatap Elena dengan tatapan cemas.Elena menjawab dengan suara gemetar, "Aku tidak yakin. Ini pasti ada yang salah."Tuan Sameer, yang biasanya tegar dan percaya diri, sekarang tampak ragu. Ia memegang erat tongkatnya, siap untuk menghadapi situasi apapun.Petugas polisi, dipimpin oleh seorang inspektur yang serius, d

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-05

Bab terbaru

  • Takdir Cinta Perempuan Malam   Bab 91. Akhir Sebuah Cerita

    Beberapa hari telah berlalu sejak pemakaman Oliver. Kediaman Merry menjadi sunyi dan hening, hanya menyisakan kenangan yang menghantui setiap sudut rumah. Merry duduk di dekat jendela, tatapannya kosong menatap ke arah luar. Dia belum bisa sepenuhnya menerima kenyataan bahwa Oliver telah pergi selamanya. Setiap hari terasa seperti mimpi buruk yang tidak pernah berakhir.Damian kembali datang. Dia tampak kusut dan lelah, matanya menunjukkan rasa bersalah yang mendalam. Setiap hari, dia datang ke rumah Merry, berharap bisa mendapatkan pengampunan. Tetapi Merry selalu diam, menolak untuk berbicara dengannya.Hari itu tidak berbeda. Damian mengetuk pintu dan masuk tanpa menunggu jawaban. Dia menemukan Merry di tempat yang sama seperti kemarin, duduk di dekat jendela dengan tatapan kosong."Merry," kata Damian dengan suara serak, "tolong dengarkan aku. Aku tahu aku telah melakukan kesalahan besar. Aku benar-benar menyesal."Merry tidak mengalihkan pandangannya dari jendela. Diamnya te

  • Takdir Cinta Perempuan Malam   Bab 90. Duka Ini Karenamu

    Damian berjalan gontai keluar dari kamar rumah sakit tempat Nyonya Lady Eleanor terbaring kaku. Pakaian lusuhnya berlumuran darah kering, bekas dari tindakannya yang keji terhadap Oliver. Langkahnya terasa berat, seolah setiap langkah menariknya lebih dalam ke dalam pusaran kegelapan dan keputusasaan. Dengan pikiran kacau, dia tahu bahwa satu-satunya orang yang bisa memberinya jawaban atau bahkan sedikit pengertian adalah Merry.Damian menyalakan mesin mobilnya dan mengemudi tanpa tujuan yang jelas, hanya mengikuti insting yang membawanya ke rumah sakit tempat Oliver dirawat. Sesampainya di sana, dia melihat kerumunan orang berkumpul di depan ruang ICU. Di tengah kerumunan itu, Damian melihat Merry, yang sedang menangis histeris, bahunya bergetar hebat.Hati Damian mencelos. Meski dalam keadaan mabuk dan penuh kebencian, pemandangan Merry yang berduka membuatnya merasakan tusukan rasa bersalah yang mendalam. Dengan langkah limbung, dia mendekati Merry, mencoba menyusun kata-kata

  • Takdir Cinta Perempuan Malam   Bab 89. Ditikam Menikam

    Senja mulai turun ketika Damian berkendara tanpa tujuan di jalanan kota. Kepalanya berat akibat terlalu banyak minum alkohol, dan pikirannya dipenuhi oleh kebencian dan kepahitan. Dalam keadaan mabuk, Damian tidak bisa berhenti memikirkan kekalahan dan penghinaan yang dia rasakan sejak mengetahui bahwa dia hanya anak angkat Sebastian Herrington. Semua itu diperparah oleh rasa dendamnya terhadap Oliver, yang menurutnya telah merebut segalanya, termasuk Merry.Dengan kemarahan yang membara di dalam dadanya, Damian menggenggam belati yang disembunyikannya di dalam jaket. Di dalam benaknya, dia merasa hanya ada satu cara untuk menyelesaikan semua ini: menghabisi Oliver.Secara kebetulan, ketika dia berbelok ke sebuah jalan sepi, Damian melihat sosok yang sangat dikenalnya. Oliver sedang berdiri di tepi jalan, tampaknya sedang menunggu seseorang. Hati Damian semakin gelap, dan dia memutuskan inilah saatnya untuk menyelesaikan semuanya.Damian menghentikan mobilnya dengan kasar, menyeba

  • Takdir Cinta Perempuan Malam   Bab 88. Benci Jadi Dendam

    Di dalam ruangan yang mewah namun terasa sesak oleh ketegangan, Damian berdiri dengan amarah yang membara di matanya. Berhadapan dengan ibunya, Lady Eleanor, dia tidak bisa menahan kemarahan yang telah membara dalam dirinya sejak mengetahui kebenaran yang menghancurkan dunianya."Bagaimana mungkin, Ibu?" suara Damian menggema di seluruh ruangan, penuh dengan kemarahan dan kekecewaan. "Selama ini aku percaya bahwa aku adalah pewaris sah dari segala harta dan kekuasaan Sebastian Herrington. Kenyataannya, aku hanyalah anak angkat?"Lady Eleanor, meskipun terlihat tenang di luar, sebenarnya merasakan beban berat di dalam hatinya. Dia tahu hari ini akan datang, tapi tidak pernah membayangkan seberapa keras dampaknya bagi Damian. Dia menatap putranya yang marah dengan mata yang penuh dengan campuran kasih sayang dan rasa bersalah."Damian, dengarkan aku," kata Lady Eleanor dengan suara tenang namun tegas. "Keputusan untuk mengadopsimu adalah keputusan yang kami buat dengan cinta. Sebast

  • Takdir Cinta Perempuan Malam   Bab 87. Melawan Simpanan

    Dengan tekad yang kuat untuk melindungi Merry dari segala ancaman yang mungkin datang, Oliver semakin mempersiapkan dirinya untuk masa depan bersama Merry. Dia ingin memberikan Merry kehidupan yang tenang dan aman, tanpa rasa cemas yang menghantui.Maka, Oliver mengajukan sebuah rencana yang mengejutkan kepada Merry. Dia ingin Merry bertemu dengan Elena, mantan simpanannya, untuk menyelesaikan segala macam hubungan yang masih tersisa di antara mereka. Meskipun awalnya terkejut dan takut, Merry akhirnya setuju setelah dipastikan oleh Oliver bahwa ia akan selalu berada di sampingnya, bersama dengan para pengawal yang siap mengawasi dari jarak yang jauh.Ketika hari pertemuan tiba, suasana di sekitar Merry terasa tegang dan penuh ketegangan. Dia mencari-cari Elena dengan hati yang berdebar-debar, terus memeriksa sekelilingnya dengan pandangan waspada.Tiba-tiba, Merry melihat sosok Elena yang berdiri di ujung jalan, menunggunya dengan senyuman yang dingin dan penuh arti. Hatinya berdeg

  • Takdir Cinta Perempuan Malam   Bab 86. Rencana Busuk

    Merry memandang sekitar ruangan yang luas dan mewah dengan sedikit rasa cemas. Tempat yang tertera di alamat itu terasa sunyi dan aneh. Suasana yang seharusnya ramai dengan aktivitas pemotretan, kini hanya diisi dengan hening yang menakutkan. Dengan gaun indah yang menghiasi tubuhnya, ia melangkah masuk dengan hati-hati, tali gaunnya menggantung di lehernya dengan anggun.Di tengah ruangan, seorang pria duduk dengan punggungnya menghadap ke arah Merry. Tubuhnya terbungkus dalam jas hitam yang elegan, memberinya aura misterius yang mengintimidasi. Merry merasakan detak jantungnya semakin cepat, dan ia menahan nafasnya saat pria itu mulai memutar kursi.Ketika kursi itu berputar, Merry menahan teriakan terkejutnya. Tidak disangka-sangka, pria itu adalah Damian, mantan suaminya sendiri. Mata Damian terlihat dingin dan penuh dengan kejahatan, membuat Merry merasa takut."D-Damian?" desis Merry, mencoba mengatasi kebingungannya.Damian tersenyum sinis, menatap Merry dengan pandangan t

  • Takdir Cinta Perempuan Malam   Bab 85. Pewaris Rahasia

    Keesokan harinya, Oliver—masih dengan identitas sebagai Adam—melangkah memasuki ruang rapat besar di lantai tertinggi gedung perusahaan. Ruangan itu dipenuhi para pemegang saham, eksekutif, dan pengacara. Atmosfer terasa tegang, semua mata tertuju pada meja di depan di mana Damian duduk dengan penuh percaya diri.Oliver mengambil tempat duduk di sisi belakang ruangan, memastikan tidak ada yang memperhatikannya terlalu dekat. Saat semua orang sudah berkumpul, Damian berdiri dan membuka pertemuan."Selamat pagi, semua. Terima kasih sudah datang ke pertemuan pemegang saham hari ini. Seperti yang kalian tahu, kita di sini untuk membahas penjualan sebagian besar saham perusahaan ini."Merry, yang duduk di samping Oliver, merasa jantungnya berdegup kencang. Ini adalah momen yang telah mereka persiapkan dengan hati-hati. Oliver menatap Damian dengan mata tajam, bersiap untuk konfrontasi.Damian melanjutkan, "Sebastian Herrington, ayah saya, telah meninggalkan perusahaan ini dalam kondisi ya

  • Takdir Cinta Perempuan Malam   Bab 84. Menyelinap

    Keesokan harinya, di kedai roti milik Merry, suasana terasa lebih tegang dari biasanya. Merry tak bisa berhenti memikirkan kejadian di taman bunga kemarin. Ketika pintu kedai berdering menandakan seorang pelanggan masuk, Merry mengangkat wajahnya dan melihat Adam, atau Oliver, berdiri di sana dengan tatapan serius."Adam... atau Oliver," kata Merry dengan suara pelan, mencoba menyesuaikan diri dengan kenyataan baru.Oliver mendekat dengan langkah mantap. "Panggil aku Adam di sini, Merry. Untuk sekarang, kita harus menjaga rahasia ini."Merry mengernyit, rasa penasaran jelas terlihat di wajahnya. "Tapi kenapa? Jika kau adalah Oliver, semua orang berhak tahu. Ini adalah kebenaran yang telah lama kita cari."Oliver duduk di salah satu kursi, menatap Merry dengan intens. "Merry, tolong dengarkan aku. Ada alasan mengapa aku meminta ini. Aku ingin menyelesaikan masalah keluargaku dengan caraku sendiri. Mengungkap identitasku sekarang hanya akan menambah kerumitan."Merry menatapnya den

  • Takdir Cinta Perempuan Malam   Bab 83. Mencari Oliver

    Merry merasa semakin penasaran dengan jawaban Adam. Tatapannya memandang Adam dengan intens, mencari petunjuk dalam ekspresi wajahnya. Namun, Adam tetap misterius."Aku mengerti, Adam. Tapi, aku merasa ada sesuatu yang kamu sembunyikan dariku," ujar Merry dengan hati-hati.Adam mengangguk, tetapi senyumnya tetap terukir di bibirnya. "Mungkin suatu hari nanti, Merry. Sekarang, yang penting adalah kita menikmati waktu bersama."Meskipun tidak sepenuhnya puas dengan jawaban itu, Merry memilih untuk menuruti permintaan Adam. Setidaknya untuk saat ini.Mereka melanjutkan obrolan mereka dengan topik yang lebih ringan, berbagi cerita tentang kehidupan mereka masing-masing.Tak terasa waktu berlalu dengan cepat. Suasana kedai roti terasa hangat dan nyaman, diiringi aroma kopi yang menyegarkan dan tawa pelanggan yang riang.Merry bahkan melupakan sejenak segala permasalahan yang mengganggu pikirannya, terpesona dengan kehadiran Adam yang membuatnya merasa tenang.Namun, saat Adam menyebutkan

DMCA.com Protection Status