Home / Romansa / Takdir Cinta Naila / Bukan orang ketiga

Share

Bukan orang ketiga

Author: Jannah Zein
last update Last Updated: 2021-09-21 07:36:08

"Bukannya aku yang pelit, tapi kamu yang matre!" balas Rahman. Ia mendengus kesal.

"Jangan gitu dong, Kak. Masa sama sepupu sendiri pelitnya Masya Allah,"  gerutu Syifa.

"Bukannya begitu, Syifa. Tunjukkan dulu kepada Kakak, kalau kamu sudah berhasil melaksanakan tugasmu. Jangan khawatir, kalau Kakak nanti jadian sama Naila, kamu pasti akan mendapat hadiah," janji Rahman. Laki-laki itu tersenyum tipis.

"Bener ya, Kak?" 

"Iya, Syifa. Kamu jangan khawatir. Ada deh ...." kata Rahman. Dia mengedipkan matanya. Sementara wanita itu menerima botol pemberian Rahman dengan wajah cemberut.

"Awas ya, kalau ingkar janji," ancam Syifa. Ia menunjuk botol air di dalam genggamannya.

Rahman hanya tersenyum simpul.

❣️❣️❣️

Malam semakin larut. Suasana hening. Hanya suara jangkrik dan binatang malam yang bersahutan menambah aroma pekat malam.

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Takdir Cinta Naila   Memblokir Elfira

    [Kenapa waktu itu kamu begitu perhatian dengan bang Ammad? Kenapa kalian begitu dekat? Laki-laki itu kalau diberi ikan goreng yang sedap di restoran, pasti dia akan memakan, karena pastinya dia sudah bosan dengan ikan asin di rumah!] Elfira membalas chat Naila. [Seharusnya kamu bisa kan, tidak melayani perhatian dari bang Ammad? Kamu bisa kan, menjauhi laki-laki itu? Apalagi dia statusnya adalah suami orang ...!] [Ini tidak! Kalian bertahun-tahun menjalin kedekatan dan laki-laki manapun pasti tidak akan bisa melupakan kedekatan seperti itu, Naila!] Elfira mencecar Naila dengan beragam pernyataan yang menyudutkan. Naila menelan ludahnya, ketika dirasakannya mendadak lidahnya terasa kelu. [Lalu sekarang, apa mau Kakak? Apakah Kakak berpikir, dengan menghina dan memaki-maki saya habis-habisan bisa mengembalikan keutuhan rumah tangga saudara Kakak?] balas Naila. [Saya sudah menjelaskan apa yang bisa saya jelaskan, dan sekali lagi saya tegask

    Last Updated : 2021-09-21
  • Takdir Cinta Naila   Batasan aurat

    Naila menepuk jidatnya. Pertanyaan putrinya bukanlah main-main. Cara berpikir gadis kecilnya itu bahkan melebihi usianya yang baru 9 tahun. Dia menghela nafas panjang. "Ini setahu Mama ya. Menurut pendapat para ulama, aurat seorang wanita adalah seluruh tubuhnya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa suara wanita itu pun juga termasuk aurat." "Kenapa kita tidak menutup seluruh tubuh kita, Mama? Kan wajah dan tangan kita tidak tertutup? berarti kita salah dong?" protes gadis kecil itu. Nah, tuh kan? "Sayang, ada pendapat ulama yang mengatakan kalau aurat wanita itu adalah seluruh tubuhnya kecuali muka dan tangan seperti saat kita melakukan shalat. Nah pendapat ulama itulah yang kita ikuti sekarang ini," jawab Naila sembari tersenyum. Dia memang harus ekstra sabar dalam menghadapi putri kecilnya yang sebenarnya sangat cerdas ini. Dia tidak akan pernah berhenti bertanya sebelum puas dengan jawaban yang diberikan oleh ibunya. Nail

    Last Updated : 2021-09-21
  • Takdir Cinta Naila   Masak yang enak

    Setelah Nayra berangkat ke sekolah dan menghabiskan sarapannya, Naila segera beranjak keluar dari kamarnya. Dia melangkah menuju dapur dan menaruh nampan dan gelas bekas sarapannya di atas tempat cuci piring. Setelah itu, ia beranjak menuju kamar mandi. Begitu sampai di ruangan kecil itu, ia menggelengkan kepala melihat tumpukan pakaian kotor di sebuah ember besar yang sudah menanti untuk di cuci. Dia menghela napas panjang. Tak berselang lama, Naila pun keluar dari kamar mandi dengan menenteng sebuah ember besar berisi cucian yang telah bersih. Dia berjalan menuju halaman samping rumah. "Naila." Sebuah suara memanggilnya. Naila menoleh ke belakang. "Kak Syifa," ucapnya. Dia tersenyum kecut. Wanita itu tengah berjalan menghampirinya. "Ada apa, Kak?" tanya Naila. "Tadi kata Kak Rahman, Kamu sakit. Emang benar?" Syifa mengambil sepotong pakaian di ember, kemudian meren

    Last Updated : 2021-09-22
  • Takdir Cinta Naila   Berhasil menjalankan misi

    "Ya Kak, ada apa?" tanya Naila. "Tolonglah, Nai. Pertimbangkan lagi soal kak Rahman. Kakak kasihan dengan dia. Dia itu sebenarnya baik, Nai dan dia serius dengan kamu. Walaupun mungkin dia hanya bisa menjadikan kamu sebagai istri keduanya," ucap Syifa. Naila menundukkan kepala sambil terus mengaduk nasi di dalam panci. "Nai tidak tahu, Kak. Tapi yang jelas, Naila belum ada pemikiran untuk menikah sekarang. Jadi tolong, mengertilah keadaan Nai." Naila menghela nafas. "Kakak mengerti, tapi coba kamu pikir, mau sampai kapan kamu hidup menjanda? Emang kamu mau menjanda selamanya? Kamu itu masih muda loh Nai.. Kakak aja yang lebih tua dari kamu masih berpikir untuk menikah lagi, kalau memang ada laki-laki yang tepat nantinya," ucap Syifa membujuk wanita di hadapannya itu. "Naila juga pengen menikah, Kak, tapi bukan dengan laki-laki yang sudah beristri!" ucap Naila dengan tegas. "Apa salahnya, Nai? Sebenarnya nih ya, Kakak pengen kasih

    Last Updated : 2021-09-22
  • Takdir Cinta Naila   Jodoh di tangan Tuhan

    Hoek Hoek.. Ada yang bergejolak di perutnya. Mendadak perut Naiia menjadi sangat mual ketika membuka rantang yang berisi makanan pemberian Syifa tadi siang. Dengan gerakan refleks, dia kembali menutup rantang tersebut. "Ada apa, Mama?" tanya Nayra. Dia menatap wajah ibunya yang terlihat pucat. Naila menggelengkan kepala. Dia mengambil segelas air putih dan segera meminumnya. "Tidak apa-apa, Nak. Mama hanya merasa sedikit mual saat mencium bau sayur sop yang diberikan oleh bibi Syifa tadi," ucap Naila. Nayra menganggukan kepala. "Ya sudah, sebaiknya Mama tidak usah makan makanan itu." "Ya, Nak. Mama mau bikin telor dadar aja," ucap Naila masih menutup lubang hidungnya dengan salah satu tangannya. Naila membuka kulkas dan mengambil sebutir telur di sana. Ia mengiris sedikit kol, wortel, daun bawang, bawang merah dan bawa

    Last Updated : 2021-09-22
  • Takdir Cinta Naila   Tetap memiliki nama baik

    Sementara itu di sebuah ruangan yang tampak mewah dan berukuran luas, Rosita bersimpuh di hadapan suaminya. Di belakang Rosita, tampak Ayah, Ibu dan kakak-kakak Rosita yang lain, Ihwan, Anwar dan Khadijah. Mereka semuanya menundukkan wajahnya. "Ampuni Rosita, Bang. Rosita mohon, rujuklah dengan Rosita. Kasihan bayi ini," ucap Rosita. Dia mengelus perutnya yang mulai membuncit. "Kamu ingat kan Ros, kapan terakhir kali kita berhubungan badan?" tanya Ammad. "Rosita tahu, Bang dan Rosita tahu kalau ini bukan benih Abang," sahutnya. Laki-laki itu tersenyum miring. "Kamu itu Ros, sudah selingkuh dengan laki-laki yang lain, memberikan tubuhmu buat laki-laki lain, terus hamil dan Abang yang kamu suruh bertanggung jawab. Begitu?" "Kamu kan bisa minta laki-laki itu untuk bertanggung jawab?" Ammad berusaha menekan emosinya karena di situ ada mertua, abang dan kakak iparnya. "Nggak mungkin lah, Bang. Laki-laki itu sudah punya istri d

    Last Updated : 2021-09-23
  • Takdir Cinta Naila   Ada syaratnya

    "Kamulah yang mengacaukan hidupmu sendiri, Ros. Kakak sudah berulang kali memperingatkan kepadamu. Jauhi Irwan! Jauhi Irwan! Jauhi Irwan! Sekarang apa yang kamu dapatkan?" balas Khadijah. "Sekarang kamu hamil dan Irwan sama sekali tidak mau bertanggung jawab terhadap kehamilan kamu. Kalau pun dia mau bertanggung jawab juga tidak mungkin. Lalu apa artinya semua itu, Dek? Hubungan kalian tak lebih dari sebatas saling menguntungkan. Dia cuma ingin tubuh kamu. Dia cuma ingin kepuasan dari kamu, dengan memberikan sejumlah uang dan barang mewah apapun yang kamu inginkan. Apa bedanya kamu dengan perempuan-perempuan murahan yang biasa dia booking?" Khadijah meluapkan kemarahannya. "Cukup Khadijah. Jangan memarahi adikmu terus ...!!" bentak ibunya. "Kemarahan tidak menyelesaikan masalah, Nak. Kita semua harus mencari solusi, bagaimana menyelesaikan masalah ini." "Itu karena Mama terlalu memanjakan putri bungsu Mama ini. Akhirnya begini kan akibatn

    Last Updated : 2021-09-23
  • Takdir Cinta Naila   Tinggal di apartemen

    Apa, Yah?" tanya Rosita cepat. "Kamu harus menjauhi laki-laki itu," ucap ayahnya Rosita mengangguk cepat. "Rosita menerima syarat dari Ayah. Lagi pula, buat apa Rosita mengharapkan laki-laki yang tidak bertanggung jawab seperti Bang Irwan?" "Bagus!" Laki-laki itu tersenyum. "Syarat yang lainnya adalah serahkan kartu kredit milik kamu. Ayah akan menggantinya dengan kartu debit. Ayah akan mentransfer sejumlah uang untuk keperluanmu dan kehamilanmu. Mulai sekarang, kamu harus membiasakan diri hidup sederhana dan menjauhi barang-barang branded yang telah membuatmu lupa diri itu," "Ayah!!" teriak Rasita. "Kok Ayah tega sekali sama Rosita? Rosita kan anak kesayangan Ayah," rajuknya. Khadijah dan Anwar hanya mendesah melihat kelakuan adik mereka. "Kamu tinggal pilih, Ros. Apakah kamu tinggal di apartemen Ayah di Medan atau tinggal di rumah peninggalan almarhum orang tua kakak ipar kamu di kampung," ucap Ihwan, Abang keduanya y

    Last Updated : 2021-09-23

Latest chapter

  • Takdir Cinta Naila   Aku mencintaimu, suamiku (tamat)

    Berhadapan dengan situasi seperti ini, waktu terasa begitu lambat bagi Khairul. Detik demi detik sangat berharga baginya. Laki-laki itu terlihat tengah berjalan mondar-mandir di depan sebuah ruangan yang tertutup rapat. Pikirannya melayang mengingat sang istri di dalam sana yang tengah berjuang menjelang proses persalinan. Penantian ini terasa begitu mencekam. "Tidak apa-apa. Naila pasti kuat kok," tegur sang Mama melihat anak lelakinya tampak begitu gelisah. "Dia begitu kesakitan, Ma. Khairul tidak tega melihatnya." "Setiap wanita yang mau melahirkan memang begitu. Mana ada yang melahirkan tidak sakit, Rul?" Perempuan itu memberi isyarat putranya untuk mendekat. "Memangnya sakit sekali ya, Nek?" celutuk Nayra. Gadis kecil itu baru saja pulang dari sekolah. Dia sampai ke rumah sakit dan tidak sempat menemui sang ibunda, karena Naila sudah keburu

  • Takdir Cinta Naila   Garis dua

    "Hadiah?" tanya Nayra. "Ini adalah hadiah untuk kalian." Naila mengambil kotak kecil berwarna merah dari dalam tasnya. "Sebuah kotak? ucap Khairul. "Ayo kita main tebak-tebakan, Nayra, apa isi kotak dari Mama?" "Paling-paling perhiasan. Biasanya gitu, kan?" Gadis kecil itu mengamati kotak berbentuk segi empat panjang di depannya. "Dulu Papa juga pernah memberikan Mama dan Nayra perhiasan kalung," ucap Nayra sembari meraba lehernya. Gadis itu sudah diizinkan oleh ibunya untuk memakai kalung pemberian Khairul tempo hari. "Daripada main tebak-tebakan, yuk dibuka saja!" Perempuan itu tersenyum penuh makna. Khairul mulai membukanya. Selapis kertas berwarna merah yang membungkus kotak itu kini telah robek oleh tangannya. "Tespek!" Tiba-tiba hatinya bergetar. Tangannya bergerak mengambil benda itu. "Garis dua, De?" Lak

  • Takdir Cinta Naila   Ayah sambung rasa kandung

    Seminggu kemudian ...Matahari bersinar malu-malu kucing. Cahayanya menyapa rerumputan, menyapu embun yang membasahinya semalaman. Keceriaan dan kegembiraan menyambut hari minggu begitu terasa di hati mereka bertiga, Khairul, Naila dan Nayra.Mobil meluncur dengan tenang, menyusuri jalanan yang mulai ramai. Khairul sengaja menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Dia ingin memberikan kesempatan kepada anak istrinya untuk menikmati keindahan kota kelahirannya.Baru kali ini dia bisa mengajak keduanya jalan-jalan. Setelah acara resepsi perkawinan dan resmi pindah ke rumah baru, dia langsung di sibukkan oleh pekerjaan. Pekerjaan yang sangat menyita waktu dan perhatiannya, setelah lebih dari sebulan dia tidak masuk kantor dan hanya memantau perusahaan dari orang-orangnya saja.Pertemuan, rapat, meeting dengan tim perusahaan serta klien penting menjadi agenda hari-harinya belakangan ini, bahkan di saat har

  • Takdir Cinta Naila   Merangkai bukti cinta

    Malam ini terasa kurang bergairah. Meskipun Naila sudah berusaha untuk memasakkan makanan kesukaan Nayra, tetapi gadis kecil itu masih tampak murung dan tidak selera makan. Kondisi tidak menyenangkan yang sangat terasa bagi Khairul, mengingat dia belum tahu permasalahan yang sebenarnya. Laki-laki itu baru bisa pulang ke rumah menjelang magrib. Seharian ini dia mengunjungi beberapa tempat sekaligus untuk bertemu dengan klien penting. "Ada apa? Abang lihat rona wajah Nayra terlihat murung?" Keduanya baru saja bisa masuk ke kamar tidur, setelah sebelumnya harus menidurkan Nayra terlebih dahulu. Naila yang duduk di pinggir ranjang kemudian suaminya menyusul duduk di sampingnya. "Ada masalah baru lagi, Dek?" tanyanya. "Tidak apa-apa, Bang. Biasa, hanya urusan anak kecil." "Urusan anak kecil?" ulang laki-laki itu. Ade bertengkar dengan Nayra?"

  • Takdir Cinta Naila   Menerima papa baru

    "Putri ayah ngomongnya seperti itu?" Ammad meletakkan kembali tubuh mungil Fitri ke dalam box bayi kemudian segera meraih ponselnya, memposisikan lagi wajahnya menghadap ke kamera."Ayah nggak pernah membeda-bedakan di antara anak-anak ayah," bantahnya. Laki-laki itu serius menatap wajah Nayra melalui layar ponselnya."Ayah yang ngomongnya begitu! Kenapa Ayah bilang nggak janji? Nayra, kan kangen sama Ayah," keluh gadis cilik itu.Nayra mendudukkan tubuhnya di pembaringan, sementara ponselnya dia letakkan menyandar di guling karakter hello Kitty."Ayah pun kangen sama Nayra. Hanya saja bulan-bulan yang akan datang, Ayah sangat sibuk dengan perusahaan baru.""Kirain sibuk sama dede Fitri," gerutu Nayra.Ammad tercekat. Untuk sejenak dia terdiam. Hanya netranya menatap iba pada Nayra, gadis manja tak berayah yang sejak bertahun-tahun lalu lengket denganny

  • Takdir Cinta Naila   Sudah ada bagiannya

    Bukan tanpa alasan Ammad memilih tempat tinggal di daerah pinggiran kota, bahkan cenderung lebih ke nuansa pedesaan. Bukan karena dia tidak memiliki uang lebih untuk membeli rumah di kota, tapi lebih kepada keinginan untuk memberikan suasana baru bagi Rosita dan anak-anak.Sebenarnya ayah mertuanya menawarkan sebuah rumah mewah untuk didiami oleh mereka, tapi dengan tegas dia menolak. Laki-laki itu sudah merasa cukup dengan sebuah perusahaan yang akan dikelola setelah mereka kembali menikah. Ammad tidak tidak mau ayah mertuanya terlalu banyak membantu, lagipula dia masih mampu membeli rumah tanpa bantuan siapapun, walaupun rumah itu tidak semewah rumah yang dimiliki oleh Khairul, rumah yang didedikasikan untuk Naila dan Nayra.Mengingat perempuan itu, membuatnya semakin sadar betapa skenario Allah itu begitu indah. Setiap manusia sudah ada jodohnya masing-masing. Istilah bahwa jodohmu adalah cerminan dirimu itu tidaklah salah.

  • Takdir Cinta Naila   Mendatangi rumah baru

    Bab 81"Abang akan membawamu ke suatu tempat," ujarnya ketika sang istri mengajaknya untuk pulang."Tenang aja, De. Di rumah kan ada abang-abangnya, nenek, kakek, bahkan kak Khadijah pun juga menginap di rumah. Apa yang mesti Ade takutkan? Lagipula Semua orang pasti paham kita tengah merayakan hari pernikahan kita atau barangkali malam pertama!" Laki-laki itu tertawa melihat wajah masam sang istri."Bang, kita ini sudah tua! Anak sudah banyak. Harus ingat waktu. Kalau anak muda yang nggak ada dipikirkan sih hayu aja. Semalaman juga Ade mau jalan sama Abang," ujar Rosita."Memangnya Ade nggak senang, malam ini Abang ajak makan malam berdua?""Bukannya nggak senang, Bang, cuma kepikiran Fitri aja," balas Rosita."Abang juga ingat waktu kok. Ini tidak akan lama. Kita akan pergi ke suatu tempat, karena Abang ingin menunjukkan sesuatu." Laki-laki itu mulai mempercepat la

  • Takdir Cinta Naila   Dinner yang menyenangkan

    Abang tidak menyesal, kan sudah menikah dengan Ade?" cicit Rosita..Pernikahan ini bahkan seperti keajaiban buatnya!"Tidak, De. Ini, kan sudah kita bicarakan sebelumnya, sejak jauh-jauh hari pula. Untuk apa Abang menyesal?""Ade takut Abang tidak bahagia menjalani pernikahan ini.""Abang bahagia, insya Allah. Melihat kalian bahagia, Abang pun turut bahagia," ujarnya.Laki-laki merendahkan suaranya. Dia ikut duduk di samping istrinya, mengelus punggungnya."Kok Abang ngomongnya seperti itu?" Rosita menatapnya dalam-dalam.Abang bahagia Rosita Abang bahagia percayalah senyumnya teramat manis"Kita sudah melewati banyak hal untuk sampai ke titik ini. Inilah jalan hidup kita dan kita harus bahagia menjalaninya."❣️❣️❣️"Jangan lama-lama ya, Bang. Ade takut kalau Fitri haus." Wanita itu berkali-k

  • Takdir Cinta Naila   Menikahi wanita yang sama

    Betapa banyak hal yang sudah mereka lewati dan secara perlahan akan bertemu di persimpangan jalan. Bukan karena tidak saling cinta, tapi kehidupan akan terus berjalan meskipun kita berusaha untuk menahan. Waktu akan terus bergerak dan sedetik pun kita tak bisa untuk mencegah."Sekarang Abang ikhlas, Nai. Jalani hidup dan rumah tanggamu. Jangan sisakan luka dan biarkan cinta diantara kita hanya sebagai kenangan. Kenangan manis dan pahit sekaligus.""Tak perlu kita saling memvonis siapa yang benar dan siapa yang salah. Tak ada kesalahan yang sempurna, pun tak ada kebenaran yang sempurna. Kebenaran sejati hanya milik Allah.""Kita hanya manusia biasa yang memiliki rasa dan keinginan. Seperti kamu yang sudah belajar untuk melupakanku dan mencintai suamimu, aku pun akan mencoba melakukan hal yang sama, melupakanmu dan mencintai istriku kembali, belajar melupakan kesalahan-kesalahan dan masa

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status