Home / Romansa / Takdir Cinta Naila / Berhasil menjalankan misi

Share

Berhasil menjalankan misi

Author: Jannah Zein
last update Last Updated: 2021-09-22 06:55:32

"Ya Kak, ada apa?" tanya Naila.

"Tolonglah, Nai. Pertimbangkan lagi soal kak Rahman. Kakak kasihan dengan dia. Dia itu sebenarnya baik, Nai dan dia serius dengan kamu. Walaupun mungkin dia hanya bisa menjadikan kamu sebagai istri keduanya," ucap Syifa.

Naila menundukkan kepala sambil terus mengaduk nasi di dalam panci.

"Nai tidak tahu, Kak. Tapi yang jelas, Naila belum ada pemikiran untuk menikah sekarang. Jadi tolong, mengertilah keadaan Nai." Naila menghela nafas.

"Kakak mengerti, tapi coba kamu pikir, mau sampai kapan kamu hidup menjanda? Emang kamu mau menjanda selamanya? Kamu itu masih muda loh Nai.. Kakak aja yang lebih tua dari kamu masih berpikir untuk menikah lagi, kalau memang ada laki-laki yang tepat nantinya," ucap Syifa membujuk wanita di hadapannya itu.

"Naila juga pengen menikah, Kak, tapi bukan  dengan laki-laki yang sudah beristri!" ucap Naila dengan tegas.

"Apa salahnya, Nai? Sebenarnya nih ya, Kakak pengen kasih

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Takdir Cinta Naila   Jodoh di tangan Tuhan

    Hoek Hoek.. Ada yang bergejolak di perutnya. Mendadak perut Naiia menjadi sangat mual ketika membuka rantang yang berisi makanan pemberian Syifa tadi siang. Dengan gerakan refleks, dia kembali menutup rantang tersebut. "Ada apa, Mama?" tanya Nayra. Dia menatap wajah ibunya yang terlihat pucat. Naila menggelengkan kepala. Dia mengambil segelas air putih dan segera meminumnya. "Tidak apa-apa, Nak. Mama hanya merasa sedikit mual saat mencium bau sayur sop yang diberikan oleh bibi Syifa tadi," ucap Naila. Nayra menganggukan kepala. "Ya sudah, sebaiknya Mama tidak usah makan makanan itu." "Ya, Nak. Mama mau bikin telor dadar aja," ucap Naila masih menutup lubang hidungnya dengan salah satu tangannya. Naila membuka kulkas dan mengambil sebutir telur di sana. Ia mengiris sedikit kol, wortel, daun bawang, bawang merah dan bawa

    Last Updated : 2021-09-22
  • Takdir Cinta Naila   Tetap memiliki nama baik

    Sementara itu di sebuah ruangan yang tampak mewah dan berukuran luas, Rosita bersimpuh di hadapan suaminya. Di belakang Rosita, tampak Ayah, Ibu dan kakak-kakak Rosita yang lain, Ihwan, Anwar dan Khadijah. Mereka semuanya menundukkan wajahnya. "Ampuni Rosita, Bang. Rosita mohon, rujuklah dengan Rosita. Kasihan bayi ini," ucap Rosita. Dia mengelus perutnya yang mulai membuncit. "Kamu ingat kan Ros, kapan terakhir kali kita berhubungan badan?" tanya Ammad. "Rosita tahu, Bang dan Rosita tahu kalau ini bukan benih Abang," sahutnya. Laki-laki itu tersenyum miring. "Kamu itu Ros, sudah selingkuh dengan laki-laki yang lain, memberikan tubuhmu buat laki-laki lain, terus hamil dan Abang yang kamu suruh bertanggung jawab. Begitu?" "Kamu kan bisa minta laki-laki itu untuk bertanggung jawab?" Ammad berusaha menekan emosinya karena di situ ada mertua, abang dan kakak iparnya. "Nggak mungkin lah, Bang. Laki-laki itu sudah punya istri d

    Last Updated : 2021-09-23
  • Takdir Cinta Naila   Ada syaratnya

    "Kamulah yang mengacaukan hidupmu sendiri, Ros. Kakak sudah berulang kali memperingatkan kepadamu. Jauhi Irwan! Jauhi Irwan! Jauhi Irwan! Sekarang apa yang kamu dapatkan?" balas Khadijah. "Sekarang kamu hamil dan Irwan sama sekali tidak mau bertanggung jawab terhadap kehamilan kamu. Kalau pun dia mau bertanggung jawab juga tidak mungkin. Lalu apa artinya semua itu, Dek? Hubungan kalian tak lebih dari sebatas saling menguntungkan. Dia cuma ingin tubuh kamu. Dia cuma ingin kepuasan dari kamu, dengan memberikan sejumlah uang dan barang mewah apapun yang kamu inginkan. Apa bedanya kamu dengan perempuan-perempuan murahan yang biasa dia booking?" Khadijah meluapkan kemarahannya. "Cukup Khadijah. Jangan memarahi adikmu terus ...!!" bentak ibunya. "Kemarahan tidak menyelesaikan masalah, Nak. Kita semua harus mencari solusi, bagaimana menyelesaikan masalah ini." "Itu karena Mama terlalu memanjakan putri bungsu Mama ini. Akhirnya begini kan akibatn

    Last Updated : 2021-09-23
  • Takdir Cinta Naila   Tinggal di apartemen

    Apa, Yah?" tanya Rosita cepat. "Kamu harus menjauhi laki-laki itu," ucap ayahnya Rosita mengangguk cepat. "Rosita menerima syarat dari Ayah. Lagi pula, buat apa Rosita mengharapkan laki-laki yang tidak bertanggung jawab seperti Bang Irwan?" "Bagus!" Laki-laki itu tersenyum. "Syarat yang lainnya adalah serahkan kartu kredit milik kamu. Ayah akan menggantinya dengan kartu debit. Ayah akan mentransfer sejumlah uang untuk keperluanmu dan kehamilanmu. Mulai sekarang, kamu harus membiasakan diri hidup sederhana dan menjauhi barang-barang branded yang telah membuatmu lupa diri itu," "Ayah!!" teriak Rasita. "Kok Ayah tega sekali sama Rosita? Rosita kan anak kesayangan Ayah," rajuknya. Khadijah dan Anwar hanya mendesah melihat kelakuan adik mereka. "Kamu tinggal pilih, Ros. Apakah kamu tinggal di apartemen Ayah di Medan atau tinggal di rumah peninggalan almarhum orang tua kakak ipar kamu di kampung," ucap Ihwan, Abang keduanya y

    Last Updated : 2021-09-23
  • Takdir Cinta Naila   Naluri sebagai istri

    "Rosita hanya ingin tahu, Bang," ucap Rosita. "Naila itu sudah Abang anggap seperti adik sendiri dan putrinya sudah seperti keponakan abang," ucapnya datar. "Akan tetapi, waktu itu naluri Rosita sebagai seorang istri berkata lain, Bang. Itu bukan kedekatan sebagai seorang Abang ke adiknya, tetapi hubungan yang mengarah kepada percintaan." "Ini naluri sebagai seorang istri, Bang. Oke, Rosita memang salah. Rosita terlalu mengikuti hawa nafsu dan tuntutan hidup Rosita yang ingin bergaya hidup tinggi. Tapi ingat, Abang itu milik Rosita. Abang bisa membayangkan seandainya kalau kita memiliki sesuatu dan sesuatu itu diambil oleh orang lain bagaimana rasanya?" "Kemarin Rosita menemukan ponsel Abang menggunakan wallpaper foto wanita itu. Apa yang Rosita rasakan saat itu, sama seperti yang Abang rasakan saat ini. Abang benci dengan Rasita karena Rosita sudah menduakan Abang," tuturnya. "Tapi A

    Last Updated : 2021-09-24
  • Takdir Cinta Naila   Selalu ada kesempatan berikutnya

    "Semudah itu kamu ingin lepas dari Abang, De. Sedangkan dalam perutmu ada anak abang," keluhnya. "Abang bukan tidak mau bertanggung jawab, tapi Ade masih terikat pernikahan dengan suami Ade. Mana mungkin Abang menikahi istri orang?" "Meskipun begitu, tidak seharusnya kamu menghindar dari Abang, karena biar bagaimanapun, Abang adalah ayah dari calon anak dalam kandunganmu," ujarnya. Rosita tertawa hambar. "Hubungan kita tak lebih hanya sekedar untuk bersenang-senang. Ade tahu kalau Abang sudah punya istri dan anak. Abang pun adalah pemain wanita. Jadi apa artinya kehadiran Ade ini buat Abang? Semua resiko dari hubungan kita, Ade lah yang menanggung." "Jangan bilang begitu, De. Sebenarnya Abang itu sayang sekali sama Ade, tapi Abang tidak berdaya. Abang tidak mungkin merebutmu dari suamimu." "Sejahat-jahatnya Abang, Abang masih memiliki perasaan dan hati nurani. Terus terang, semenjak Abang mengenalmu Abang tidak pernah lagi bermain wanita. Wani

    Last Updated : 2021-09-24
  • Takdir Cinta Naila   Tanda persahabatan

    "Paman mengerti jalan pikiranmu, Naila. Untuk itulah Paman kemari dengan Rahman, hanya ingin memastikan siapa sebenarnya dirimu. Orang yang bisa menepis ilmu yang Paman kirimkan kemarin pasti bukanlah orang biasa." Laki-laki itu menangkupkan tangan di dadanya. Dia menghela nafas. "Maafkan Kakak, Dik. Kakak yang ceroboh dan terlalu serakah ingin memilikimu, sehingga lupa menyelidiki asal-usulmu. Kakak malu denganmu, Dik. Seandainya Kakak tahu siapa dirimu, jangankan mengirim air pengasihan, meminta dirimu jadi istri kedua saja, kakak tidak akan berani." Laki-laki itu mengusap kasar wajahnya. "Kamu terlalu mulia buat Kakak," ucap Rahman penuh penyesalan. "Tidak apa-apa, Kak. Naila paham dengan apa yang Kakak rasakan saat ini. Santai saja, Kak." Naila kembali mengurai senyumnya yang teduh. "Kita tetap berteman kan, Dik?" Wajah laki-laki itu terlihat memelas. "Iya, Kak. Jangan khawatir. Kak Rahman tetap teman Naila kok. Hanya saja, tolong jaga jar

    Last Updated : 2021-09-24
  • Takdir Cinta Naila   Maafkan Naila, Kak

    "Naila dengan senang hati berteman dengan Kakak. Memang ada apa, Kak?" tanya Naila. "Boleh nggak Kakak tanya sesuatu sama kamu?" Rosita balik bertanya. "Boleh, Kakak. Mau tanya apa?" Jiwa kepo Naila mulai kumat. "Apakah kamu benar-benar mencintai bang Ammad?" tanya Rosita. Ia merasa perlu memastikan perasaan wanita itu. "Kak, hubungan Naila dengan Bang Ammad sudah lama berlalu. Untuk apa Kakak mengungkit-ungkit masalah itu lagi? Kakak kan di sana sudah bersama Abang," jawab Naila. "Naila minta maaf kalau hubungan Naila dengan suami Kakak membuat kegaduhan dalam rumah tangga kalian, tapi perlu Kakak ketahui, Naila tidak pernah berniat buruk." Naila menghembuskan nafasnya. Entah berapa kali ia harus menjelaskan semua ini. "Bukannya begitu, Dek. Sebenarnya Kakak sudah bercerai dengan abangmu. Cuma Kakak ingin tahu, bagaimana perasaanmu dengan bang Ammad? Kakak hanya ingin memastikan kalau kamu memiliki perasaan yang sama dengan Abang."

    Last Updated : 2021-09-25

Latest chapter

  • Takdir Cinta Naila   Aku mencintaimu, suamiku (tamat)

    Berhadapan dengan situasi seperti ini, waktu terasa begitu lambat bagi Khairul. Detik demi detik sangat berharga baginya. Laki-laki itu terlihat tengah berjalan mondar-mandir di depan sebuah ruangan yang tertutup rapat. Pikirannya melayang mengingat sang istri di dalam sana yang tengah berjuang menjelang proses persalinan. Penantian ini terasa begitu mencekam. "Tidak apa-apa. Naila pasti kuat kok," tegur sang Mama melihat anak lelakinya tampak begitu gelisah. "Dia begitu kesakitan, Ma. Khairul tidak tega melihatnya." "Setiap wanita yang mau melahirkan memang begitu. Mana ada yang melahirkan tidak sakit, Rul?" Perempuan itu memberi isyarat putranya untuk mendekat. "Memangnya sakit sekali ya, Nek?" celutuk Nayra. Gadis kecil itu baru saja pulang dari sekolah. Dia sampai ke rumah sakit dan tidak sempat menemui sang ibunda, karena Naila sudah keburu

  • Takdir Cinta Naila   Garis dua

    "Hadiah?" tanya Nayra. "Ini adalah hadiah untuk kalian." Naila mengambil kotak kecil berwarna merah dari dalam tasnya. "Sebuah kotak? ucap Khairul. "Ayo kita main tebak-tebakan, Nayra, apa isi kotak dari Mama?" "Paling-paling perhiasan. Biasanya gitu, kan?" Gadis kecil itu mengamati kotak berbentuk segi empat panjang di depannya. "Dulu Papa juga pernah memberikan Mama dan Nayra perhiasan kalung," ucap Nayra sembari meraba lehernya. Gadis itu sudah diizinkan oleh ibunya untuk memakai kalung pemberian Khairul tempo hari. "Daripada main tebak-tebakan, yuk dibuka saja!" Perempuan itu tersenyum penuh makna. Khairul mulai membukanya. Selapis kertas berwarna merah yang membungkus kotak itu kini telah robek oleh tangannya. "Tespek!" Tiba-tiba hatinya bergetar. Tangannya bergerak mengambil benda itu. "Garis dua, De?" Lak

  • Takdir Cinta Naila   Ayah sambung rasa kandung

    Seminggu kemudian ...Matahari bersinar malu-malu kucing. Cahayanya menyapa rerumputan, menyapu embun yang membasahinya semalaman. Keceriaan dan kegembiraan menyambut hari minggu begitu terasa di hati mereka bertiga, Khairul, Naila dan Nayra.Mobil meluncur dengan tenang, menyusuri jalanan yang mulai ramai. Khairul sengaja menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Dia ingin memberikan kesempatan kepada anak istrinya untuk menikmati keindahan kota kelahirannya.Baru kali ini dia bisa mengajak keduanya jalan-jalan. Setelah acara resepsi perkawinan dan resmi pindah ke rumah baru, dia langsung di sibukkan oleh pekerjaan. Pekerjaan yang sangat menyita waktu dan perhatiannya, setelah lebih dari sebulan dia tidak masuk kantor dan hanya memantau perusahaan dari orang-orangnya saja.Pertemuan, rapat, meeting dengan tim perusahaan serta klien penting menjadi agenda hari-harinya belakangan ini, bahkan di saat har

  • Takdir Cinta Naila   Merangkai bukti cinta

    Malam ini terasa kurang bergairah. Meskipun Naila sudah berusaha untuk memasakkan makanan kesukaan Nayra, tetapi gadis kecil itu masih tampak murung dan tidak selera makan. Kondisi tidak menyenangkan yang sangat terasa bagi Khairul, mengingat dia belum tahu permasalahan yang sebenarnya. Laki-laki itu baru bisa pulang ke rumah menjelang magrib. Seharian ini dia mengunjungi beberapa tempat sekaligus untuk bertemu dengan klien penting. "Ada apa? Abang lihat rona wajah Nayra terlihat murung?" Keduanya baru saja bisa masuk ke kamar tidur, setelah sebelumnya harus menidurkan Nayra terlebih dahulu. Naila yang duduk di pinggir ranjang kemudian suaminya menyusul duduk di sampingnya. "Ada masalah baru lagi, Dek?" tanyanya. "Tidak apa-apa, Bang. Biasa, hanya urusan anak kecil." "Urusan anak kecil?" ulang laki-laki itu. Ade bertengkar dengan Nayra?"

  • Takdir Cinta Naila   Menerima papa baru

    "Putri ayah ngomongnya seperti itu?" Ammad meletakkan kembali tubuh mungil Fitri ke dalam box bayi kemudian segera meraih ponselnya, memposisikan lagi wajahnya menghadap ke kamera."Ayah nggak pernah membeda-bedakan di antara anak-anak ayah," bantahnya. Laki-laki itu serius menatap wajah Nayra melalui layar ponselnya."Ayah yang ngomongnya begitu! Kenapa Ayah bilang nggak janji? Nayra, kan kangen sama Ayah," keluh gadis cilik itu.Nayra mendudukkan tubuhnya di pembaringan, sementara ponselnya dia letakkan menyandar di guling karakter hello Kitty."Ayah pun kangen sama Nayra. Hanya saja bulan-bulan yang akan datang, Ayah sangat sibuk dengan perusahaan baru.""Kirain sibuk sama dede Fitri," gerutu Nayra.Ammad tercekat. Untuk sejenak dia terdiam. Hanya netranya menatap iba pada Nayra, gadis manja tak berayah yang sejak bertahun-tahun lalu lengket denganny

  • Takdir Cinta Naila   Sudah ada bagiannya

    Bukan tanpa alasan Ammad memilih tempat tinggal di daerah pinggiran kota, bahkan cenderung lebih ke nuansa pedesaan. Bukan karena dia tidak memiliki uang lebih untuk membeli rumah di kota, tapi lebih kepada keinginan untuk memberikan suasana baru bagi Rosita dan anak-anak.Sebenarnya ayah mertuanya menawarkan sebuah rumah mewah untuk didiami oleh mereka, tapi dengan tegas dia menolak. Laki-laki itu sudah merasa cukup dengan sebuah perusahaan yang akan dikelola setelah mereka kembali menikah. Ammad tidak tidak mau ayah mertuanya terlalu banyak membantu, lagipula dia masih mampu membeli rumah tanpa bantuan siapapun, walaupun rumah itu tidak semewah rumah yang dimiliki oleh Khairul, rumah yang didedikasikan untuk Naila dan Nayra.Mengingat perempuan itu, membuatnya semakin sadar betapa skenario Allah itu begitu indah. Setiap manusia sudah ada jodohnya masing-masing. Istilah bahwa jodohmu adalah cerminan dirimu itu tidaklah salah.

  • Takdir Cinta Naila   Mendatangi rumah baru

    Bab 81"Abang akan membawamu ke suatu tempat," ujarnya ketika sang istri mengajaknya untuk pulang."Tenang aja, De. Di rumah kan ada abang-abangnya, nenek, kakek, bahkan kak Khadijah pun juga menginap di rumah. Apa yang mesti Ade takutkan? Lagipula Semua orang pasti paham kita tengah merayakan hari pernikahan kita atau barangkali malam pertama!" Laki-laki itu tertawa melihat wajah masam sang istri."Bang, kita ini sudah tua! Anak sudah banyak. Harus ingat waktu. Kalau anak muda yang nggak ada dipikirkan sih hayu aja. Semalaman juga Ade mau jalan sama Abang," ujar Rosita."Memangnya Ade nggak senang, malam ini Abang ajak makan malam berdua?""Bukannya nggak senang, Bang, cuma kepikiran Fitri aja," balas Rosita."Abang juga ingat waktu kok. Ini tidak akan lama. Kita akan pergi ke suatu tempat, karena Abang ingin menunjukkan sesuatu." Laki-laki itu mulai mempercepat la

  • Takdir Cinta Naila   Dinner yang menyenangkan

    Abang tidak menyesal, kan sudah menikah dengan Ade?" cicit Rosita..Pernikahan ini bahkan seperti keajaiban buatnya!"Tidak, De. Ini, kan sudah kita bicarakan sebelumnya, sejak jauh-jauh hari pula. Untuk apa Abang menyesal?""Ade takut Abang tidak bahagia menjalani pernikahan ini.""Abang bahagia, insya Allah. Melihat kalian bahagia, Abang pun turut bahagia," ujarnya.Laki-laki merendahkan suaranya. Dia ikut duduk di samping istrinya, mengelus punggungnya."Kok Abang ngomongnya seperti itu?" Rosita menatapnya dalam-dalam.Abang bahagia Rosita Abang bahagia percayalah senyumnya teramat manis"Kita sudah melewati banyak hal untuk sampai ke titik ini. Inilah jalan hidup kita dan kita harus bahagia menjalaninya."❣️❣️❣️"Jangan lama-lama ya, Bang. Ade takut kalau Fitri haus." Wanita itu berkali-k

  • Takdir Cinta Naila   Menikahi wanita yang sama

    Betapa banyak hal yang sudah mereka lewati dan secara perlahan akan bertemu di persimpangan jalan. Bukan karena tidak saling cinta, tapi kehidupan akan terus berjalan meskipun kita berusaha untuk menahan. Waktu akan terus bergerak dan sedetik pun kita tak bisa untuk mencegah."Sekarang Abang ikhlas, Nai. Jalani hidup dan rumah tanggamu. Jangan sisakan luka dan biarkan cinta diantara kita hanya sebagai kenangan. Kenangan manis dan pahit sekaligus.""Tak perlu kita saling memvonis siapa yang benar dan siapa yang salah. Tak ada kesalahan yang sempurna, pun tak ada kebenaran yang sempurna. Kebenaran sejati hanya milik Allah.""Kita hanya manusia biasa yang memiliki rasa dan keinginan. Seperti kamu yang sudah belajar untuk melupakanku dan mencintai suamimu, aku pun akan mencoba melakukan hal yang sama, melupakanmu dan mencintai istriku kembali, belajar melupakan kesalahan-kesalahan dan masa

DMCA.com Protection Status