Beranda / Romansa / Takdir Cinta Naila / Apa kabar, anak ayah?

Share

Apa kabar, anak ayah?

Penulis: Jannah Zein
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-06 08:58:45

"Wa alaikum salam." Ammad melambaikan tangannya ke hadapan kamera. "Apa kabar, anak ayah?"

"Nayra baru pulang sekolah, Ayah. Ayah di mana?"

"Ayah sudah sampai di rumah, Nak." Laki-laki itu mengamati penampilan putri angkatnya yang masih mengenakan jilbab putih. Benar, gadis kecil itu memang terlihat baru pulang sekolah.

"Bagaimana tadi di sekolahnya?" Senang?"

"Senang, Ayah, tapi ...."

"Tapi apa, Nak?" potong Ammad tak sabar.

"Lusa Nayra harus pindah sekolah," keluhnya. "Padahal teman-teman di sini baik-baik sama Nayra, jadi sedih harus meninggalkan mereka."

"Nayra akan ikut papa dan mama pindah ke Pekanbaru, jadi Nayra harus pindah sekolah." Ammad berusaha memberi pengertian.

"Nayra tahu tapi Nayra tetap sedih. "Kenapa sih kami harus pindah? Dulu kan papa pernah kerj

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Takdir Cinta Naila   Kalian yang terbaik

    Nayra melirik boneka kecil berbentuk beruang yang pernah dibelikan Ammad sekitar 2 tahun yang lalu. Itu pertama kali dia mendapatkan hadiah dari laki-laki dewasa yang entah kenapa dia merasakan sesuatu yang berbeda dari sekian banyak orang dewasa yang dekat dengan ibunya.Nayra masih ingat ketika dia jatuh sakit, Ammadlah yang lebih dulu datang menemuinya. Ammad yang mengurusnya semalaman, mengompresnya, memberi minum obat, menyuapinya makan, bahkan tidur di dekatnya. Ammad yang menggendongnya ke kamar mandi saat paginya mereka mau berwudhu untuk melaksanakan shalat subuh.Ammad lah yang melakukan semua itu, bukan Khairul yang sekarang sudah menjadi suami ibunya. Apakah dia salah jika kemudian menginginkan Ammad lah yang menjadi ayah sambungnya?"Nayra!" Suara sang ibunda membuyarkan lamunan NayraPerempuan itu tengah berdiri di muka pintu kamar. Dia tertegun men

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-06
  • Takdir Cinta Naila   Pertemuan keluarga besar

    Setelah melewati perjalanan panjang dan melelahkan dari Banjarbaru, transit di Jakarta sampai akhirnya ke Pekanbaru, akhirnya mereka sampai juga di tempat tujuan. Perempuan muda itu termangu, begitupun juga dengan putri kecilnya, menatap sebuah rumah besar dengan halaman luas. "Ini rumah Abang?" tanya Naila. "Rumah ini adalah rumah orang tua Abang. Nanti saja kita ke rumah kita. Hari ini ada sedikit acara untuk menyambut kedatangan kita di rumah Mama," jelasnya. Naila melirik putrinya yang masih saja berdiri di sampingnya. Terlihat jelas gurat kecemasan di wajah mungil itu. "Jangan takut, Nak. Ada Papa dan Mama di sini," hibur Khairul menepuk pundak gadis mungil itu. "Yuk, mari kita masuk. Keluarga Papa sudah berkumpul di rumah." Ketiganya melangkah beriringan masuk ke halaman dan berakhir di muka teras. Khairul maju beberapa langkah dan akhirnya sampai di dep

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-08
  • Takdir Cinta Naila   Tatapan yang berbeda

    Keduanya tampak saling bersitatap, berusaha menyelami kedalaman isi pikiran masing-masing. Naila mendesah dalam hati. Entah kenapa ia merasa takut bercampur cemas. Dia tidak pernah melihat suaminya seserius ini sebelumnya, selain saat meminangnya beberapa waktu yang lalu. "Apa yang ingin Abang sampaikan kepada Ade?" Perempuan berwajah manis itu mengecup punggung tangan suaminya sekilas "Ade tadi sudah berkenalan dengan Bang Doni, kan?" Darahnya tersirap. Perempuan itu menundukkan wajah, tak berani menatap sang suami. "Jangan takut, Ade. Abang hanya bertanya, Ade tadi sudah kenalan dengan Bang Doni? "Iya, Bang. Ada apa?" tanya Naila. "Abang harap Ade tidak usah terlalu dekat dengan Bang Doni." Laki-laki itu menghela napas. "Abang tidak mau kalau Bang Doni sampai mengganggu Ade." "Memangnya kenapa, Bang? Ada apa dengan Bang

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-08
  • Takdir Cinta Naila   Di mana anak itu?

    Perempuan itu merendahkan tubuh, balas memeluk putrinya. Dia membiarkan basah di dadanya. Nayra menangis. Gadis kecil itu terisak dengan suaranya yang lirih. Naila mengangkat tubuh mungil itu lalu mendudukkannya di sisi pembaringan."Sekarang cerita sama Mama. Kenapa Nayra menangis?" Perempuan itu mengamati wajah putrinya yang sembab. Penampilan yang acak-acakan dengan jilbab yang tak terpasang dengan semestinya."Ada apa, Nak? Kenapa penampilanmu berantakan seperti ini?" selidik Naila."Bang Umar, Ma," isaknya. Nayra tak meneruskan kata-katanya. Gadis kecil itu memilih memegang tangan sang ibu. Tubuhnya bergetar hebat."Bang Umar?" Naila berusaha mengingat nama-nama anggota keluarga suaminya."Siapa dia, Bang?" Naila memandang sang suami yang masih berdiri di hadapannya."Apa yang dilakukan Umar kepadamu, Nak?" tanya Khairul lembut. Tanga

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-08
  • Takdir Cinta Naila   Peniru ulung

    "Tentu saja boleh, Umar, tapi caranya itu yang Om tidak suka. Kalau memang kamu mau berteman dengan Nayra, kamu harus jaga sikap. Kalau mau berbicara, ya kamu jaga jarak." "Nggak asyik dong, Om. Masa kalau ngobrol harus jaga jarak? Kayak orang berantem saja!" "Umar lihat sendiri kok, Papa Umar kalau ketemu sama temen-temen ceweknya juga sering cium pipi kiri kanan. Makanya tadi Umar heran, pas Umar mau mencium pipi Naira, dia malah lari dan menangis." Laki-laki itu sontak menepuk jidatnya. "Aduh ... Bang Doni!" makinya dalam hati. Laki-laki itu mengepalkan tangannya. "Itu kan teman-temannya papa. Kalau anak perempuan om Khairul, jelas berbeda. Dia tidak seperti itu. Nayra tidak suka kalau ada anak laki-laki dekat dengannya, apalagi sampai berani cium pipi!" tegas Khairul. Secepatnya ia harus menemui abangnya untuk membicarakan masalah ini. Tingkah laku abangny

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-09
  • Takdir Cinta Naila   Bayangan masa lalu

    Khairul tidak pernah menyangka kalau akhirnya dia harus berhadapan lagi dengan abangnya. Ini benar-benar buruk. Dia benar-benar tak memperhitungkan kemungkinan seperti ini saat akan mengajak Naila bertemu dengan keluarga besarnya.Meskipun secara fisik Naila tidak terlihat terlalu cantik, tetapi wanita itu sungguh mempesona, bahkan di tempat asalnya saja dia begitu diinginkan oleh banyak lelaki. Nayra pun mewarisi kecantikan ibunya, meskipun umurnya belum genap 10 tahun. Namun, dari wajah mungilnya terlihat jelas gambaran bagaimana cantiknya gadis kecil itu tatkala dia dewasa kelak.Laki-laki itu menyandarkan tubuhnya di bangku panjang menghadap kolam ikan, lantas memijat kepalanya yang tiba-tiba saja terasa nyeri."Apa yang harus kulakukan sekarang?!" Tiba-tiba saja laki-laki itu berteriak.Sungguh, betapa ia ingin memuaskan segala rasa yang bergejolak di dadanya. Dia begitu lelah dengan jalan hidup

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-09
  • Takdir Cinta Naila   Hanya masa lalu

    "Ade sudah menjadi istri Abang. Jadi alangkah baiknya kalau Ade mengetahui bagaimana masa lalu Abang. Malam ini Abang akan menceritakan itu, agar ke depannya tidak ada lagi saling prasangka dan kita bisa terbuka dalam segala hal satu sama lain.""Abang mau cerita apa? Apakah mengenai bang Doni?" tanya Naila.Khairul menggelengkan kepala. Dia merentangkan kedua tangannya mendekap sang istri yang tengah bersandar di dadanya. Posisi wajah keduanya sangat dekat, bahkan aroma nafas Naila bisa Khairul rasakan.Saat-saat seperti ini lah yang pernah menjadi mimpi malamnya sebelum dia berhasil mempersunting Naila menjadi istrinya. Sekarang semuanya menjadi nyata.Apakah setelah Naila mengetahui masa lalunya, perempuan muda itu masih mau dan tetap bertahan untuk mendampinginya? Tiba-tiba perasaan ragu menghantui pikirannya."Ini mengenai masa lalu Abang, Sayang." Laki-laki itu menjeda

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-09
  • Takdir Cinta Naila   Kejutan demi kejutan

    "Ade!" Teriakannya tertahan seketika saat ia menyadari seorang gadis kecil yang tertidur pulas di dekat mereka. "Kenapa Ade ngomong seperti itu? Ade mau bilang kalau sebenarnya Adelia itu anak Abang?" Naila membuka mata dan buru-buru memeluk tangan sang suami. "Ade hanya membandingkan, Bang. Itu pun menurut penglihatan ade yang hanya sepintas lalu," ralat Naila. "Abang kenapa?" Jemari tangannya kembali bergerak membelai dada laki-laki itu. "Perkataan Ade itu." Laki-laki itu tercekat. Kilatan kenangan kembali memenuhi isi otaknya. "Bukankah hal yang biasa kalau seorang keponakan itu mirip dengan om-nya? Kenapa Abang sensitif seperti ini? Memangnya sudah sejauh apa hubungan Abang dengan kak Ratri di masa lalu?" tanya Naila. Kali ini ia menatap tajam suaminya. "Abang tidak pernah melakukan apapun, De. Hubungan Abang dengan Ratri memang dekat, tetapi bukan berarti Abang menyentuhnya di luar batas," bela Kha

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-10

Bab terbaru

  • Takdir Cinta Naila   Aku mencintaimu, suamiku (tamat)

    Berhadapan dengan situasi seperti ini, waktu terasa begitu lambat bagi Khairul. Detik demi detik sangat berharga baginya. Laki-laki itu terlihat tengah berjalan mondar-mandir di depan sebuah ruangan yang tertutup rapat. Pikirannya melayang mengingat sang istri di dalam sana yang tengah berjuang menjelang proses persalinan. Penantian ini terasa begitu mencekam. "Tidak apa-apa. Naila pasti kuat kok," tegur sang Mama melihat anak lelakinya tampak begitu gelisah. "Dia begitu kesakitan, Ma. Khairul tidak tega melihatnya." "Setiap wanita yang mau melahirkan memang begitu. Mana ada yang melahirkan tidak sakit, Rul?" Perempuan itu memberi isyarat putranya untuk mendekat. "Memangnya sakit sekali ya, Nek?" celutuk Nayra. Gadis kecil itu baru saja pulang dari sekolah. Dia sampai ke rumah sakit dan tidak sempat menemui sang ibunda, karena Naila sudah keburu

  • Takdir Cinta Naila   Garis dua

    "Hadiah?" tanya Nayra. "Ini adalah hadiah untuk kalian." Naila mengambil kotak kecil berwarna merah dari dalam tasnya. "Sebuah kotak? ucap Khairul. "Ayo kita main tebak-tebakan, Nayra, apa isi kotak dari Mama?" "Paling-paling perhiasan. Biasanya gitu, kan?" Gadis kecil itu mengamati kotak berbentuk segi empat panjang di depannya. "Dulu Papa juga pernah memberikan Mama dan Nayra perhiasan kalung," ucap Nayra sembari meraba lehernya. Gadis itu sudah diizinkan oleh ibunya untuk memakai kalung pemberian Khairul tempo hari. "Daripada main tebak-tebakan, yuk dibuka saja!" Perempuan itu tersenyum penuh makna. Khairul mulai membukanya. Selapis kertas berwarna merah yang membungkus kotak itu kini telah robek oleh tangannya. "Tespek!" Tiba-tiba hatinya bergetar. Tangannya bergerak mengambil benda itu. "Garis dua, De?" Lak

  • Takdir Cinta Naila   Ayah sambung rasa kandung

    Seminggu kemudian ...Matahari bersinar malu-malu kucing. Cahayanya menyapa rerumputan, menyapu embun yang membasahinya semalaman. Keceriaan dan kegembiraan menyambut hari minggu begitu terasa di hati mereka bertiga, Khairul, Naila dan Nayra.Mobil meluncur dengan tenang, menyusuri jalanan yang mulai ramai. Khairul sengaja menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Dia ingin memberikan kesempatan kepada anak istrinya untuk menikmati keindahan kota kelahirannya.Baru kali ini dia bisa mengajak keduanya jalan-jalan. Setelah acara resepsi perkawinan dan resmi pindah ke rumah baru, dia langsung di sibukkan oleh pekerjaan. Pekerjaan yang sangat menyita waktu dan perhatiannya, setelah lebih dari sebulan dia tidak masuk kantor dan hanya memantau perusahaan dari orang-orangnya saja.Pertemuan, rapat, meeting dengan tim perusahaan serta klien penting menjadi agenda hari-harinya belakangan ini, bahkan di saat har

  • Takdir Cinta Naila   Merangkai bukti cinta

    Malam ini terasa kurang bergairah. Meskipun Naila sudah berusaha untuk memasakkan makanan kesukaan Nayra, tetapi gadis kecil itu masih tampak murung dan tidak selera makan. Kondisi tidak menyenangkan yang sangat terasa bagi Khairul, mengingat dia belum tahu permasalahan yang sebenarnya. Laki-laki itu baru bisa pulang ke rumah menjelang magrib. Seharian ini dia mengunjungi beberapa tempat sekaligus untuk bertemu dengan klien penting. "Ada apa? Abang lihat rona wajah Nayra terlihat murung?" Keduanya baru saja bisa masuk ke kamar tidur, setelah sebelumnya harus menidurkan Nayra terlebih dahulu. Naila yang duduk di pinggir ranjang kemudian suaminya menyusul duduk di sampingnya. "Ada masalah baru lagi, Dek?" tanyanya. "Tidak apa-apa, Bang. Biasa, hanya urusan anak kecil." "Urusan anak kecil?" ulang laki-laki itu. Ade bertengkar dengan Nayra?"

  • Takdir Cinta Naila   Menerima papa baru

    "Putri ayah ngomongnya seperti itu?" Ammad meletakkan kembali tubuh mungil Fitri ke dalam box bayi kemudian segera meraih ponselnya, memposisikan lagi wajahnya menghadap ke kamera."Ayah nggak pernah membeda-bedakan di antara anak-anak ayah," bantahnya. Laki-laki itu serius menatap wajah Nayra melalui layar ponselnya."Ayah yang ngomongnya begitu! Kenapa Ayah bilang nggak janji? Nayra, kan kangen sama Ayah," keluh gadis cilik itu.Nayra mendudukkan tubuhnya di pembaringan, sementara ponselnya dia letakkan menyandar di guling karakter hello Kitty."Ayah pun kangen sama Nayra. Hanya saja bulan-bulan yang akan datang, Ayah sangat sibuk dengan perusahaan baru.""Kirain sibuk sama dede Fitri," gerutu Nayra.Ammad tercekat. Untuk sejenak dia terdiam. Hanya netranya menatap iba pada Nayra, gadis manja tak berayah yang sejak bertahun-tahun lalu lengket denganny

  • Takdir Cinta Naila   Sudah ada bagiannya

    Bukan tanpa alasan Ammad memilih tempat tinggal di daerah pinggiran kota, bahkan cenderung lebih ke nuansa pedesaan. Bukan karena dia tidak memiliki uang lebih untuk membeli rumah di kota, tapi lebih kepada keinginan untuk memberikan suasana baru bagi Rosita dan anak-anak.Sebenarnya ayah mertuanya menawarkan sebuah rumah mewah untuk didiami oleh mereka, tapi dengan tegas dia menolak. Laki-laki itu sudah merasa cukup dengan sebuah perusahaan yang akan dikelola setelah mereka kembali menikah. Ammad tidak tidak mau ayah mertuanya terlalu banyak membantu, lagipula dia masih mampu membeli rumah tanpa bantuan siapapun, walaupun rumah itu tidak semewah rumah yang dimiliki oleh Khairul, rumah yang didedikasikan untuk Naila dan Nayra.Mengingat perempuan itu, membuatnya semakin sadar betapa skenario Allah itu begitu indah. Setiap manusia sudah ada jodohnya masing-masing. Istilah bahwa jodohmu adalah cerminan dirimu itu tidaklah salah.

  • Takdir Cinta Naila   Mendatangi rumah baru

    Bab 81"Abang akan membawamu ke suatu tempat," ujarnya ketika sang istri mengajaknya untuk pulang."Tenang aja, De. Di rumah kan ada abang-abangnya, nenek, kakek, bahkan kak Khadijah pun juga menginap di rumah. Apa yang mesti Ade takutkan? Lagipula Semua orang pasti paham kita tengah merayakan hari pernikahan kita atau barangkali malam pertama!" Laki-laki itu tertawa melihat wajah masam sang istri."Bang, kita ini sudah tua! Anak sudah banyak. Harus ingat waktu. Kalau anak muda yang nggak ada dipikirkan sih hayu aja. Semalaman juga Ade mau jalan sama Abang," ujar Rosita."Memangnya Ade nggak senang, malam ini Abang ajak makan malam berdua?""Bukannya nggak senang, Bang, cuma kepikiran Fitri aja," balas Rosita."Abang juga ingat waktu kok. Ini tidak akan lama. Kita akan pergi ke suatu tempat, karena Abang ingin menunjukkan sesuatu." Laki-laki itu mulai mempercepat la

  • Takdir Cinta Naila   Dinner yang menyenangkan

    Abang tidak menyesal, kan sudah menikah dengan Ade?" cicit Rosita..Pernikahan ini bahkan seperti keajaiban buatnya!"Tidak, De. Ini, kan sudah kita bicarakan sebelumnya, sejak jauh-jauh hari pula. Untuk apa Abang menyesal?""Ade takut Abang tidak bahagia menjalani pernikahan ini.""Abang bahagia, insya Allah. Melihat kalian bahagia, Abang pun turut bahagia," ujarnya.Laki-laki merendahkan suaranya. Dia ikut duduk di samping istrinya, mengelus punggungnya."Kok Abang ngomongnya seperti itu?" Rosita menatapnya dalam-dalam.Abang bahagia Rosita Abang bahagia percayalah senyumnya teramat manis"Kita sudah melewati banyak hal untuk sampai ke titik ini. Inilah jalan hidup kita dan kita harus bahagia menjalaninya."❣️❣️❣️"Jangan lama-lama ya, Bang. Ade takut kalau Fitri haus." Wanita itu berkali-k

  • Takdir Cinta Naila   Menikahi wanita yang sama

    Betapa banyak hal yang sudah mereka lewati dan secara perlahan akan bertemu di persimpangan jalan. Bukan karena tidak saling cinta, tapi kehidupan akan terus berjalan meskipun kita berusaha untuk menahan. Waktu akan terus bergerak dan sedetik pun kita tak bisa untuk mencegah."Sekarang Abang ikhlas, Nai. Jalani hidup dan rumah tanggamu. Jangan sisakan luka dan biarkan cinta diantara kita hanya sebagai kenangan. Kenangan manis dan pahit sekaligus.""Tak perlu kita saling memvonis siapa yang benar dan siapa yang salah. Tak ada kesalahan yang sempurna, pun tak ada kebenaran yang sempurna. Kebenaran sejati hanya milik Allah.""Kita hanya manusia biasa yang memiliki rasa dan keinginan. Seperti kamu yang sudah belajar untuk melupakanku dan mencintai suamimu, aku pun akan mencoba melakukan hal yang sama, melupakanmu dan mencintai istriku kembali, belajar melupakan kesalahan-kesalahan dan masa

DMCA.com Protection Status