Beranda / Horor / TUMBAL UNTUK MADUKU / Bab 56 Mulai Terkuak

Share

Bab 56 Mulai Terkuak

Penulis: Rose_roshella
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-21 19:34:41

Arkan tentunya tidak menyangka jika Alina merasakan ada sesosok makhluk abstral yang mendampingi Alana.

Selama ini, dia tidak mempercayai hal-hal yang bersifat mistis sebelumnya.

"Katakan kepadaku, makhluk seperti apa yang kau maksudkan itu, Alina? Selama ini, aku tidak merasakan keanehan saat bersama dengan Alana." Arkan berusaha untuk mencari tau lebih dalam lagi tentang Alana.

Alina menarik napas panjangnya sebelum dia benar-benar menceritakan itu kepada dirinya.

"Aku melihat sosok tua yang saat ini ada di tubuh mbak Alana. Dia terus mengawasiku seolah aku ini adalah mangsanya. Terkadang aku tidak berani untuk menatap wajah mbak Lama, karena sosok itu kadang berubah menjadi sosok yang menakutkan. Mungkin, mama juga pernah mengalami hal yang sama dengan apa yang aku alami, Pak."

Arkan berpikir sejenak, mungkin yang dikatakan oleh Alina saat ini adalah benar. Mamanya juga pasti pernah melihat sosok yang diceritakan oleh Alina saat ini.

Pernah waktu itu mamanya pernah melihat sosok an
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 57 Mencari Bukti

    Alana benar-benar sangat ketakutan ketika melihat wajah Alina yang saat ini seperti melihat wajah Ayana. Ia melihat sosok Ayana tengah tersenyum menyeringai dan seolah ingin menuntut balas kepadanya.Arkan yang melihat ada keanehan pada diri Alana saat itu, hingga akhirnya dia pun berusaha untuk menenangkan dirinya yang mulai melihat aneh-aneh sejak Alina datang ke arahnya."Alana, kau kenapa? Siapa yang kau lihat itu?" tanya Arkan dengan menatap wajah Alana yang semakin ketakutan."Mas, tolong aku, Mas. Lihatlah itu Mas, ada Ayana." Alana menunjuk ke arah wajah Alina yang saat itu berdirinl di depannya."Apa maksudmu? Tidak ada Ayana. Kau jangan mengada-ada, Alana." Arkan mengguncangkan tubuh Alana yang saat ini terlihat sangat ketakutan."Aaaaah tolong jangan bunuh aku Ayana, tolong jangan sakiti aku," rancau Alana dengan histeris melihat Alina.Melihat Alana yang saat ini terlihat mulai berhalusinasi, segera Arkan meminta Alina untuk pergi meninggalkan kamar Alana."Alina, tolong k

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-24
  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 58 Kerasukan

    Keduanya mendengar suara itu seperti sedang menghipnotis mereka untuk masuk ke dalam.Angin yang berhembus menembus kulit mereka merasakan bulu kuduk mereka seketika langsung berdiri."Masuklah! Masuklah!" Suara ghaib itu terus menuntun mereka untuk masuk ke dalam gudang tersebut. Seketika mereka pun masuk ke dalam gudang itu seperti ada seseorang yang menuntun mereka di sana.Alina dan Azriel tampaknya sudah dipengaruhi oleh suara ghaib tersebut yang meminta mereka untuk segera masuk ke dalam gudang tersebut.Beberapa menit kemudian, suara itu menuntun Alina untuk berbaring di sebuah meja panjang yang tak terpakai di sana."Berbaringlah Alina,"Suara itu menuntunnya untuk naik ke atas meja dan dirinya pun berbaring tanpa sedikit pun dia tersadar dengan apa yang dia lakukan dan siapa yang menyuruh dirinya berbaring di sana.Pikirannya yang saat itu sedang kosong, mempermudah makhluk ghaib itu memintanya untuk melakukan sesuatu di luar kendalinya.Tak selang beberapa lama kemudian, Az

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-25
  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 59 Benda Aneh Di Gudang

    Alina benar-benar sangat ketakutan saat itu, dia merasakan ada hawa yang aneh di dalam gudang tersebut.Sementara itu, Azriel yang saat itu sudah mulai tersadar, membuat dirinya sedikit linglung saat dia tersadar dan melihat dirinya ada di dalam gudang.Arthan yang melihat tatapan adiknya saat ini mulai kosong, membuat dirinya segera membangunkan dirinya dari ketidak sadarannya."Azriel, bangunalah! Kau jangan biarkan pikiranmu saat ini kosong," ucap Arkan dengan menepuk kedua pipinya.Azriel lalu mendongak dan menatap wajah kakaknya yang saat ini terlihat mengatakan sesuatu tapi dia tidak mendengar apa yang dia katakan.Sementara Alina kini mulai mengamati semua satu persatu ruangan yang ada di sana, entah mengapa saat itu attensinya mengarah kepada sebuah tembok yang saat itu bagian tengahnya ada sebuah celah yang ditutup dengan batu bata.Alina dengan hati-hati melangkahkan kakinya menuju ke arah tembok tersebut. Namun, tiba-tiba dia merasakan ada yang janggal, buku kuduknya seketi

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-28
  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab , 60 Sebuah Kejanggalan

    Arkan benar-benar sangat terkejut saat mendengar apa yang dikatakan oleh Alina saat ini."Kenapa kau tidak memperbolehkan aku untuk membuka pintu lemari ini?" tanya Arkan dengan menatap wajah Alina yang saat itu letakutan."Aku merasakan ada hawa yang aneh di sana, Pak," jawabnya dengan nada ketakutan.Arkan yang saat itu semakin penasaran denger lemari tersebut, segera membuka pintu lemari tersebut dan tidak lama kemudian, dia dikejutkan dengan isi yang ada di dalam lemari tersebut."Ya Tuhan, kenapa pakaian Ayana dan Rizka ada di sini?" Arkan terekejut saat melihat ada beberapa pakaian milik kedua istrinya berada di sana.Alina benar-benar sangat shock saat mendapati pakaian milik kakaknya ada di sana. Saat Arkan mau mengambil pakaian tersebut, dia dikejutkan kembali dengan hadirnya ular yang saat itu berada diantara pakaian milik kedua istrinya."Awas Pak, ada ular!" Alina mencoba untuk memberitahukan kepada Arkan saat itu.Arkan dengan cepat menghindar, setelah Alina mengatakan ad

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-30
  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 61 Jujur

    Terlihat polisi itu mulai mencatat semua data yang diberikan oleh Arkan, sepertinya mereka saat ini sedang menaruh curiga kepada istri pertama Arkan, setelah mendengar keterangan dari Arkan.Namun, sebelum dia menemukan hasil dan bukti-bukti itu, akhirnya mereka pun memutuskan untuk tidak memberikan spekulasi tentang terduga dalam perencanaan pembunuhan yang dilakukan oleh Alana."Baiklah Pak, sepertinya keterangan Bapak sudah kami catat dan akan kami selidiki lagi." Polisi itu mulai mengakhiri percakapannya."Terima kasih Pak, jika ada yang mungkin kurang dari keterangan yang saya berikan kepada Bapak, Bapak bisa menanyakan lagi kepada saya," balas Arkan dengan tersenyum ke arah petugas tersebut."Baik Pak, untuk sementara ini dulu, kami akan bertanya jika kami memerlukan keterangan dari Bapak kembali," balas petugas tersebut dengan tersenyum.Arkan menganggukkan kepalanya dan tak lama kemudian, petugas itu pun berpamitan pergi."Baiklah, kalau begitu saya permisi dulu," pamit petuga

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-01
  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 62 Bertemu Ayana di dalam Mimpi

    Alina tersentak saat mendengar apa yang dikatakan oleh mama Elly saat ini.Sejenak dia pun terdiam dan tak mengatakan apapu untuk beberapa saat. Apa yang dikatakan oleh mama Elly memang itu benar, dirinya pada awalnya mengira bahwa mereka adalah pembunuh kakaknya dan ia ingin balas dendam kepada dirinya. Namun, apa yang terjadi? Ia salah sangka dengan mereka semua.Mama Elly yang melihat wajah Alina yang saat itu tampak terdiam, membuatnya berpikir jika apa yang dikatakan olehnya adalah benar dan dia mulai merasakan kekecewaannya."Apa yang aku katakan adalah benar, Alina? Aku kecewa kepadamu, jika kau masih berpikir jika aku dan Arkan adalah pembunuh kakakmu, kami tidak pernah berpikir untuk mencelakai apalagi membunuh kakakmu. Kamu sangat menyayangi dirinya," ungkap mama Elly menatap wajah Alina.Alina menatap wajah mama Elly yang saat ini terlihat sangat sedih, dia pun akhirnya mulai meminta maaf kepada dirinya."Maafkan aku Ma, awalnya aku memang mengira kalian adalah pembunuh kak

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-04
  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 63 Alina Cemburu

    Alina menatap wajah Arkan yang saat ini terlihat sedang bingung dan mulai sedikit penasaran dengan apa yang dikatakan oleh Alina saat ini.Saat Arkan meminta Alina untuk beristirahat dan dirinya sudah mulai tidak percaya dengan apa yang dikatakannya, ia pun merasa kecewa.Arkan tetap memaksa dirinya beristirahat dan menemani Alina hingga dia pun perlahan-lahan mulai terlelap dalam tidurnya.Saat Arkan mulai mendengar suara dengkuran halus dari hidung Alina, pelan-pelan dia pun bangkit dari tempat tidurnya dan bergegas pergi meninggalkan kamar tidurnya.Arkan mulai melangkahkan kakinya menuju ke kamar tidurnya.Arkan yang sejak tadi kepikiran dengan ala yang dikatakan oleh Alina, membuat dirinya ingin segera mencari sesuatu di dalam kamarnya.Ketika Arkan mulai masuk ke dalam kamarnya, dia pun mulai mencari sesuatu di sudut-sudut kamarnya, tapi dia tidak menemukan apapun di sana.Ia pun mulai membuka lemari pakaian Alana. Namun, dia tidak bisa membuka lemarinya yang saat itu di kunci

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06
  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 64 Telepon Ghaib

    Pertanyaan Azriel saat ini cukup mengejutkan Alina yang saat ini terlihat sangat gugup dan cemas.Alina terdiam dan terlihat sangat gugup ketika Azriel mulai mendesak dirinya."Kenapa kamu terdiam? Katakan sesuatu kepadaku, Alina!" Azariel menatap wajah Alina yang sudah terlihat gelisah."Aku ..., Aku ...," Alina terlihat tidak bisa mengatkan sesuatu lagi."Katakan saja, kenapa kau terlihat sangat gugup? Aku yakin jika saat ini kau pasti memiliki perasaan untuk kakakku, bukan?"Aliana menatap wajah Azriel yang saat ini terlihat sedang menunggu jawabannya."Tidak, Aku hanya menjalankan semua ini secara profesional.""Maksudmu?" Azriel menatap wajah Alina yang saat ini terlihat sangat gugup dan salah tingkah."Bukankah dia menikah denganku hanya karena menginginkan keturan saja? Aku mendapatkan bayaran yang cukup sebagai pengganti rahimku untuk melahirkan anaknya," jawab Alina yang saat ini terlihat sedang mengalihkan pandangannya ke arah lain."Kau kenapa berpikir seperti itu? Apakah a

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-08

Bab terbaru

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 106 TAMAT

    Setelah pemakaman Mbak Alana, kami pun mulai menjalani kehidupan normal seperti biasanya.Aku dan keluarga Mas Arkan memutuskan untuk menghibahkan rumah itu untuk dijadikan panti asuhan.Setelah itu, kami memutuskan untuk tinggal bersama menempati rumah baru kami yang cukup besar dan luas di pusat kota.Kehidupan kami pun sangat bahagia dan aku pun menunggu kelahiran anak kami yang pertama, tiga bulan lagi.Saat ini kami sedang melakukan tingkepan atau tujuh bulanan di rumah baru kami sekalian syukuran menempati rumah kami yang baru Aku sangat senang saat semua keluarga berkumpul di sini bersama penuh kebahagiaan.Kasus pembunuhan kak Ayana dan Rizka sudah ditutup, saat yang menjadi tersangka Mbak Alana sudah mendapatkan ganjaran terlebih dahulu atas perbuatannya.Hal-hal ghaib yang sengaja disembunyikan oleh Mbak Alana akhirnya dikeluarkan dari rumah lama kami dengan bantuan pak Ustaz.****Tiga Bulan Kemudian Akhirnya aku merasakan sesuatu pada jalan lahirku."Mas, perutku sangat

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 105 Pemakaman Alana

    Arkan dan Alina tak bisa menyembunyikan rasa terkejut saat mereka menyaksikan kematian Alana yang begitu tragis di hadapan mereka. Batu ghaib yang selama ini dibawa oleh Alana, ternyata mempunyai kekuatan supranatural yang kerap kali membuat keanehan terjadi di rumah Arkan. Setelah berhasil menyelamatkan Alina, segera Arkan menghubungi Pak Miko untuk segera datang ke tempat kejadian. Di sana, Arkan menjelaskan dengan detail bagaimana kejadian tragis tersebut terjadi, merasa bersalah dan ingin menegaskan bahwa ini bukan salah siapa-siapa. Begitu banyak perasaan yang ingin ia ungkapkan. namun rasa haru sudah menghalangi kata-kata itu keluar. Arkan lantas mengajak Alina ke rumah sakit untuk memeriksa kondisi kesehatannya dan juga calon bayi yang ada di dalam kandungannya. Hatinya sedikit lega melihat Alina masih bisa tersenyum walaupun sedih. "Semuanya sudah berakhir, kita sudah melewati ini bersama-sama, Alina," ucap Arkan dengan wajah penuh bahagia. Arkan merasa bersyukur bahwa m

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    bab 104 Alana Meregang Nyawa

    Alana merasa mendapatkan kekuatan baru dalam dirinya setelah batu ghaib yang selama ini ia bawa mulai memberikan pengaruh tak terduga. Seolah-olah ada dorongan besar dari dalam diri untuk mencari sasaran baru. Alana berjalan menuju sebuah parkiran yang agak sepi. Di sana, tak sengaja ia bertemu dengan seorang lelaki yang tampak hendak masuk ke dalam mobilnya. Melihat kecantikan Alana yang luar biasa, seketika lelaki itu pun melupakan rencananya untuk masuk ke dalam mobilnya, dan bergegas mendekati Alana, mencoba untuk berkenalan dengan dirinya. "Apakah dia sudah mulai tertarik kepada diriku, sehingga dia datang mendekati diriku?" batin Alana, merasa senang karena akan ada yang menjadi mangsanya.Entah mengapa, pada saat itu Alana merasa ada sesuatu yang berbeda. Sesosok makhluk ghaib seakan berkumpul di dalam tubuhnya, memberikan semacam keberanian dan kekuatan yang misterius. Lelaki itu tampak tersenyum mesum ke arahnya sambil bertanya, "Mbak, mau kemana? Apa boleh aku antarkan

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 103 Alana Kabur

    Rencana jahat Mbak Alana ternyata gagal, semua berkat Mas Arkan yang secara kebetulan mengangkat teleponku dan berhasil melacak keberadaanku melalui jaringan seluler. Entah mengapa, saat itu ada perasaan lega sekaligus rasa khawatir yang menghantui pikiranku, beruntunglah Mas Arkan akhirnya datang tepat waktu dan segera menolongku.Sementara itu, Mas Arkan mengejar Mbak Alana dan berteriak memanggil Mbak Alana yang mencoba melarikan diri dari sini."Alana! Jangan lari!" teriak Mas Arkan, menghentikan mbak Alana yang semakin melangkahkan kakinya jauh.Tak lama kemudian, terdengar langkah kakinya yang semakin mendekat, dan ternyata itulah Mas Arkan, yang kembali ke pondok setelah gagal mengejar Mbak Alana."Kamu tidak apa-apa?" tanya Mas Arkan dengan wajah cemas sekaligus lega, sambil segera membuka ikatan tanganku. "Aku baik-baik saja, Mas. Tapi, tolong bantu Pak Dwi," pintaku sembari merasakan napas yang terengah-engah, dan mulai turun dari ranjang bambu tempatku terikat. Dengan sig

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 102 Kegagalan Alana

    Sepanjang jalan aku mulai banyak berpikir tentang keadaan Alina. Entah apa yang terjadi dengan dirinya saat ini, ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan? gumamku dalam hati.Aku sangat mencemaskan Alina, ingin rasanya aku segera sampai di sana.Beberapa saat kemudian handphone milikku berdering kembali.KringSegera aku memasang bluetooth di telingaku dan mendengar teriakan Alina yang saat itu terdengar memilukan.***Aku terseret dengan kasar oleh Mbak Alana, ke arah suatu tempat yang tak aku kenal. Hatiku berdebar kencang saat kami semakin dalam memasuki hutan dan akhirnya sampai di sebuah pondok tua yang tampak terlantar.Saat itulah, pikiranku berlari cepat mencari cara untuk menyelamatkan diri.Aku mengumpulkan keberanian saat Mbak Alana lengah membuka pintu pondok itu.Tangan ku bergetar, saat aku terburu-buru mengambil ponsel dalam tas milikku, tapi akhirnya aku berhasil menggenggam ponsel dan menekan nomor Mas Arkan, yang sudah aku simpan dalam mode speed dial."Ya Allah, semoga

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 101 Alana membawa Alina pergi

    Aku terkejut saat mendengar apa yang diungkapkan oleh Mbak Alana. Sebuah perasaan takut dan panik mulai merayapi hatiku kala mendengar apa yang dikatakan oleh Mbak Alana."Apa maksudmu, Mbak? Apakah ini sengaja kau rencanakan?" tanyaku dengan suara gemetar dan tubuh yang bergetar.Mbak Alana terdiam, wajahnya tertunduk, tapi ada senyuman tipis di sudut bibirnya yang terlihat.Saat itulah aku merasa ada sesuatu yang aneh di sekitarku, seperti adanya suatu kehadiran yang tidak biasa. Angin bertiup kencang, menggetarkan jendela mobilku, seolah menegaskan kekhawatiranku. Bulu kudukku berdiri, ketakutan mulai menguasai pikiranku."Apakah ini sebuah pertanda ada makhluk lain di sini? Apakah ada sesuatu yang ingin memberitahuku lewat angin ini?" batinku, sementara aku merasa semakin kalut dengan situasi yang terjadi. Aku mencoba merenung sejenak, mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana aku harus menghadapinya. Tak ada yang lebih penting bagi ku saat ini selain menenangkan dir

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 100 Rencana Alana

    Mendengar rintihan Mbak Alana, seketika hatiku merasa iba padanya. Aku pun langsung menolong Mbak Alana yang saat itu sedang duduk kesakitan. Tanpa menaruh curiga, aku membantunya berdiri dan menanyakan keadaannya. "Mbak Alana, apa kamu baik-baik saja, Mbak?" tanyaku dengan menatap wajah Mbak Alana yang saat itu berpura-pura kesakitan. "Bawa aku ke rumah sakit saja, aku sudah tidak tahan, ini sakit sekali, aku bisa mati di sini jika kau tidak membantuku membawa ke rumah sakit" rintihnya dengan berpura-pura menahan rasa sakit yang luar biasa. Aku saat itu sempat berpikir, apakah aku seharusnya mengikuti ucapan Alana atau tidak? Mengingat saat itu di rumah dalam keadaan sepi dan semua orang sedang pergi sebentar. "Ya Allah, aku bingung. Haruskah aku membantunya pergi ke rumah sakit?" gumamku dalam hati, sambil mencoba menilai apakah ini sebuah situasi yang cukup genting untuk aku turut campur. Aku merasa perlu untuk menolong mbak Alana, tapi di sisi lain, aku juga tidak ingin meng

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 99 Rencana Alana

    Alina terdiam, menahan perasaan yang bergolak dalam dadanya. Ia tahu bahwa Arkan, suaminya, hanya mencoba untuk memancing jawaban darinya. Namun, seolah-olah Arkan telah memahami isi hatinya tanpa harus Alina ungkapkan."Apa aku perlu menjawab pertanyaanmu, Mas?" ujar Alina dengan mencebikkan bibirnya, berusaha menutupi rasa cemburunya."Bukankah kamu sendiri sudah tahu bagaimana perasaanku, Mas?" Arkan tersenyum sedikit, seolah mengerti apa yang tengah Alina rasakan."Aku tahu kamu cemburu, Alina. Maafkan aku jika aku sudah menyinggung perasaanmu," ucapnya lembut, matanya menatapku hangat wajah Alina. "Ada apa, kok kamu mencariku?" Merasa tersentuh dengan perhatian suaminya, Alina terpaksa mengungkapkan kegelisahan yang menghantui hatinya."Aku hanya... mengkhawatirkan dirimu, Mas," ungkapnya dengan tatapan gelisah.Arkan menatap tenang, sambil mendengarkan legelisahan yang dirasakan oleh istrinya."Entah mengapa, akhir-akhir ini aku sering merasa tak tenang, seperti ada bayangan bur

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 98 Alana Tersudut

    Aku terkesiap saat mendengar ucapan Mas Arkan. Entah mengapa, saat itulah aku merasakan ada suatu keanehan, seperti Mas Arkan sedang berusaha mengurungku di sini."Apakah dia benar-benar sengaja melarangku pergi?" gumamku dalam hati, takut akan apa yang akan terjadi selanjutnya. "Kamu melarangku pergi, Mas?" tanyaku, menatap wajah suamiku yang terlihat marah. "Apa yang membuatmu sampai seperti ini? Apa salahku, hingga Mas Arkan melarangku untuk pergi?" tanyaku dengan wajah mulai menuntut jawabannya."Iya, aku melarangmu pergi! Sebaiknya kau tetap tinggal di sini dan jangan pernah coba-coba untuk pergi tanpa seijinku. Aku akan memerintahkan anak buahku untuk mengawasi dirimu, Alana," tegas Mas Arkan.Aku merasa keberatan dengan ucapan Mas Arkan. Di benakku, muncul pertanyaan-pertanyaan yang tak kunjung menemukan jawabannya."Mengapa dia ingin mengurungku? Apakah ini karena rasa cemburu atau mungkin ada alasan lain? Atau mungkin ini berkaitan dengan kasus yang kini membelitku? Tapi buk

DMCA.com Protection Status