Nyonya Lusi merah wajahnya karena marang dua orang ini sudah membuatnya hampir gila selama lima tahun ini. Tapi masih punya muka meminta maaf karena tekanan dari putranya yang ingin menghancurkan hidup mereka balas dendam atas kematian tuan Brawijaya. "Kalian apa tidak punya muka. Kalian memang berjasa memajukan perusahaan ini. Tapi itu dulu saat suamiku masih hidup," ucap nyonya Lusi. "Setelah kematian papiku dan kakakku menghilang bahkan kalian berani secara terang-terangan menekan kami dan hampir melecehkanku. Kalian takut miskin dengan berkhianat kepada kami," ucap Sonia yang sedih saat mengingat kejadian malam itu. Laporan kuangan dan bukti-bukti pemerasan lainnya kepada nyonya Wijaya sudah terkumpul. Sandi juga sudah memberikan dua pilihan untuk mereka. Tinggal jawaban mereka saja memilih yang mana. Sandi masih berbaik hati untuk bersabar kali ini. Karena baginya masih banyak waktu untuk membalas semua dendam yang harus di tuntaskan jangan sampai orang-orang yang terlibat lai
Sandi menatap wajah Ani yang sepertinya memang kasihan pada kedua orang itu. Tapi Saat sandi melihat kedua orang yang disayanginya begitu bahagia seperti lepas beban yang selama ini ia pendam membuat Sandi tak bisa menerima nasehat Ani."Kemarilah Ani! Akan aku tunjukkan bagaimana caranya bersikap kepada seseorang yang telah membuat hidup keluarga kita merana!" seru Sandi sambil melambaikan tangannya."Tuan muda mau melakukan apa?" tanya Ani lagi.Sandi memegang tangan Ani dan membuat mereka semakin dekta. Lalu sandi menutup mata Ani dengan kain penutup sehingga tidak bisa melihat ke depan lagi."Jerri hentikan dulu mencambuknya," ucap Sandi."Tuan ampuni kami. Yang dikatakan nona Ani benae lebih baik tuan muda menyudahi siksaan ini!" seru Tuan Harlan.Sandi menghampiri tuan Harlan dan menendang tepat di bagian tubuh yang luka akibat cambuk. Sandi berjongkok dan bertanya sekali lagi pada tuan Harlan."Tuan apa kamu masih tetap tidak akan menandatangi surat pemindahan saham ini?" tanya
Sandi cemberut karena tidak bisa menggoda Ani lebih lama lagi. Ia kesal dengan Jerri yang mengganggu kesenangannya. Tapi apa hak Sandi buat marah toh Ani hanya sekretarisnya saja. "Kemarilah Jerri ini tidak seperti yang kamu bayangkan. Apa ada laporan yang menarik untukku hari ini?" tanya Sandi."Aku tidak menyiksa tuan Harun begitu berat karena sebelum aku menyiksanya dia sudah membeberkan apa yang dia tahu. Ini rekamannya," jawab Jerri menyerahkan sebuah alat perekam yang ia gunakan untuk merekam informasi yang ia dapatkan."Kerja bagus Jerri aku akan menambah bonusmu nanti," ucap Sandi.Sandi melihat jam di tangan tangannya sepertinya masih ada waktu untuk mengenal karyawannya. Ia meminta Ani dan Jerri menemaninya berkeliling perusahaan dan mengunjungi setiap divisi. Sepertinya rumor yang beredar tentang kembalinya Sandi sedikit membuat tidak nyaman para karyawan di perusahaan milik keluarga Brawijaya grup ini. Ani menegaskan kepada mereka kalau sebenarnya tidak ada apa-apa di pe
Sandi mengernyitkan dahinya menatap siapa wanita yang berada di depannya ini. Kenapa ia begitu lancang bisa berkata demikian."Nyalimu ternyata besar juga berani mengkritikku!" seru Sandi."Kenapa tidak berani? Sama-sama manusia. Aku pikir kamu juga tidak paham dengan laporan keuangan yang aku berikan. Jangan sok bisa mengelola perusahaan!" tegas Meli dengan berani.Pernyataan Meli yang meremehkan Sandi membuatnya marah dan ingin langsung mencekiknya. Beruntung Ani berhasil mencegahnya."Nona Meli lebih baik anda jangan merendahkan seseorang kalau belum mengenalnya. Silahkan minum teh ini dahulu," ucap Ani."Nona Ani aku tidak merendahkan tuan Sandi. Tapi aku dengar tuan mudamu yang ingin merebut kembali perusahaan yang sudah dikelola tuan Toni memang tidak mempunyai kemampuan apa-apa selain membuat onar," balas Ani sambil mencecap teh yang disediakan Ani.Meli meneguk habis tehnya lalu ia menyadari apa yang tidak biasa di dalam teh yang di berikan Ani setelah ia meminumnya. "Kenapa
Sandi tersenyum lalu mendekati bibi dan pamannya yang sedang ketakutan itu. kedua pasangan tua terus menatap Sandi dengan tatapan menyedihlan. "Bagaimana rasanya terpuruk dan tidak ada yang menolong kalian?" tanya Sandi sambil jongkok menatap pamannya."Sandi jangan siksa kami lagi. Kami sudah sampai seperti apa kamu belum puas," jawab tuan Toni.Sandi tertawa lepas di depan pamannya dan membisikkan kalimat mungkin bisa membuat mental tuan Toni semakin dwon."Paman aku tidak akan berhenti sampai kamu menjadi begitu terpuruk. Dan semua kejahatan paman akan terbongkar!" seru Sandi."Aku tidak ada salah apapun padamu. Sandi kamu jangan bertindak gegabah. Memangnya apa salahku?" tanya tuan Toni.Sandi memencet luka pada tangan tuan Toni. Tentu saja sang paman berteriak kesakitan atas apa yang dilakukan oleh Sandi. Pria tampan itu kesal kenapa Toni masih bisa bertanya apa salahnya. Kalau dijawab mungkin tidak cukup satu hari."Sakiittt!" seru tuan Toni."Apa yang kamu lakukan Sandi. Pama
Martin menatap Sandi dengan seksama. Memang benar kata Hazel ada banyak pertanyaan yang ingin ia katakan. Tentang teka teki kehidupan Jason si pemimpin organisasi bawah tanah bernama ular hitam itu."Ada hanyak yang ingin aku tanyakan. Tapi sekarang bukan waktu yang tepat. Sahabat kita masih belum pulih ingatannya. Jadi saat semuanya sudah membaik. Aku akan mengajak bajingan ini duel di arena tinju dan juga dia harus menjawab semua pertanyaanku!" seru Martin."Sekarang aku juga bisa melawanmu di ring tinju Martin," balas Sandi.Martin menggelengkan kepalanya tubuh Sandi masih lemah. Bahkan saat mengingat hal yang dirasa berat ia akan merasakan sakit kepala.Tentu saja jika itu membahayakan sang sahabat Martin akan menolak. Luka di tubuh Sandi juga belum sepenuhnya membaik."Sandi aku tidak akan mengambil resiko. Saat luka di tubuhmu membaik mari kita duel di arena tinju," tantang Martin sambil menyesap winenya."Hazel berilah aku obat yang paling bagus dan perawatan ekstra agar tubuhk
Sandi mengernyitkan dahinya ternyata teman-temanya lebih tahu mengenai si ular hitam ini daripadanya. Tapi dia juga tidak paham kepada ayah angkatnya itu mau menolongnya dan juga melatihnya supaya tidak menjadi pemuda yang lemah lagi. Bahkan memberikan Sandi tugas untuk terjun langsung ke lapangan selama beberap tahun ini."Entahlah tapi yang kalian katakan itu benar. Ayah angkatku tidak akan mengampuni siapapun yang mencoba meneroboh kediaman aslinya. Atau dia akan mengabaikan seseorang yang dicoba dibunuh dan terdampar di pulau yang dekat dengan tempat tinggalnya," jawab Sandi. Karena dia memang tidak tahu pasti alasan Jason menyelematkan hidupnya."Anggap saja kau beruntung karena Tuhan masih melindungimu dari kematian melalui tangan Jason," ucap Hazel.Martin penasaran pelatihan seperti apa yang didapat oleh Sandi sehingga ia menjadi kuat seperti sekarang ini. Luka di tubuhnya juga tidak mungkin hanya dipukuli dan penyerangan di kapal waktu itu. Sebaagi seorang yang sudah lama dan
Sandi masih berdiri di depan pintu kamar nyonya Lusi. Ia termenung mungkinkah memang Jason ayah angkatnya ada hubungan dengan masa lalu nyonya Lusi."Kakak apa yang kamu lakukan di depan pintu kamar mami?" tanya Sonia yang kebetulan sedang tidak bisa tidur dan ingin jalan-jalan."Aku hanya melihat kondisi kesehat mami saja. Sudah larut cepatlah istirahat karena tidak baik begadang setiap malam untuk kesehatan," jawab Sandi lalu pergi meninggalkan Sonia.Sandi masuk kembali ke kamarnya dan melihat ketiga sahabatnya yang tepar tidur tak kenal tepat karena mabuk. "Begini lebih baik. Ada orang yang masih peduli dan setia padaku daripada tidak sama sekali," ucap Sandi sambil tertawa. Lalu dia naik ke ataa ranjangnya untuk tidur.Sswoowsssshhh!Semilir angin pagi masuk ke kamar Sandi melalui celah jendelanya. Sandi masih tertidur nyenyak karena semalam sebelum tidur berlatih bela diri sebentar."Para tuan muda bangunlah kalian karena hari sudah siang!" seru Ani yang membangunkan mereka."J
Ani menatap tajam wajah tampan Sandi yang sedang cemburu itu. Lelaki itu gantian menatap kesal Ani yang senyam senyum sendiri di hadapannya."Ani kenapa tak memberiku jawaban tapi kamu malah senyum tidak jelas begini!" seru Sandi."Kamu menanyakan hal yang konyol. Mana mungkin aku masih menyimpan rasa pada lelaki yang sudah bertunangan. Sedangkan aku sendiri sudah memilikimu," jawab Ani.Sandi merasa lega saat Ani menjawab pertanyaannya. Ada perasaan lega saat ia mendengar jawaban Ani yang sangat membuatnya bahagia. Ternyata dia juga berarri di hatinya. "Terima kasih Ani, aku sangat ingin bersanding denganmu selamanya," ucap Sandi."Kalau begitu kamu juga harus berjanji padaku hanya aku yang ada di hatimu," balas Ani.Sandi mengangguk pelan. Ia sangat setuju kalau Ani memang saat ini yang ada di hatinya. Sandi sangat mencintai Ani ingin berada bersamanya sepanjang waktu."Ani, aku pastikan hanya kamu yang ada di hatiku. Aku mencintaimu, Ani," ucap Sandi."Aku juga mencintaimu, hati-h
Ani menerima bunga mawar yang di berikan olwh nicolas kemudian membuangnya ke tempat sampah."Terima kasih telah bersedia susah payah mengantar bunga mawar ini untukku. Tapi maaf sepertinya aku tak bisa menerima bunga dari dua pria sekaligus," ucap Ani."Kenapa kamu tega melakukan ini padaku, Ani?" tanya Nicolas.Ani menggandeng Sandi yang ada di sampingnya. Dia menegaskan kalau saat ini Sandi adalah calon suaminya. Yang menemaninya saat susah maupun senang. Sandi secara tegas melamar Ani di hadapan semua keluarga dan sahabatnya.Tak seperti Nicolas yang ingin menjalin hubungan tersembunyi walau sudah bertunangan."Aku mempunyai lelaki yang sangat menyayangiku. Dia adalah, Sandi," jawab Ani."Kalian belum menikah aku juga belum. Aku akan segera menahklukkan hatimu kembali," ucap Nicolas seraya pergi meninggalkan kantor Sandi.Sandi merangkul Ani dengan kuat lalu mengatakan, "Jangan takut, aku akan selalu bersamamu," ucap Sandi."Terima kasih Sandi, ayo kita pulang," balas Ani.Ani dan
Nicolas kembali menatap Sandi dengan tatapan penuh dendam. Bisa-bisanya dia mengatakan hal itu padanya padahal ia tahu wanita yang ia cintai adalah Ani. Lalu dia melirik bunga yang ada di tangan Sandi. Dia menertawakan Sandi dalam hati dan mengatakan kalau dia sangat bodoh karena memilih bunga yang tak Ani sukai. Dari segi seperti ini tetap Nicolas pemenangnya."Kamu benar seleraku sangat bagus. Dia menyukai bunga mawar merah ini," balas Nicolas."Syukurlah kalau kamu sangat mencintai tunanganmu. Aku juga sangat mencintai calon istriku. Bunga Aster merah muda ini mewakilinya," ucap Sandi sambil memamerkan bunganya."Apa kamu yakin Ani menyukai bunga model itu?" tanya Nicolas mengejeknya."Aku paham sekali apa yang Ani suka. Karena semua bunga di rumahku dia yang menanamnya," balas Sandi.Sandi melewati Nicolas yang sepertinya kehabisan kata-kata itu. Dia tersenyum penuh kemenangan. Nicolas hanya orang di masa lalu Ani untuk apa dia seperti itu ingin mendekatinya lagi."Satu lagi Tuan
Nicolas mencari sumber suara yang ia rasa sangat familiar. Tapi sayang sekali saat ia mendekat itu bukan orang yang ia kenal."Ani, apakah itu kamu?" ucap Nicolas sembari memegang tangan wanita itu."Maaf tuan, aku bukan Ani," jawabnya."Maafkan aku yang tak sengaja mengenali," ucap Nicolas yang kecewa karena wanita yang di temuinya bukan Ani.Martin yang melihatnya menertawakannya. Ia seharunya fokus pada dirinya sendiri dan jangan mengganggu kehidupan orang lain yang sudah bahagua dengan pilihannya."Aku rasa Tuan Nicolas harus istirahat dengan baik. Karena mencintai istri orang itu butuh kesehatan mental," ledek Martin."Apa maksudmu Tuan Martin. Aku yakin Ani belum menikah aku akan mengejarnya dan mendapatkan cintanya kembali. Wajar aku sangat merindukannya karena sudah lama tidak bertemu!" seru Nicolas.Martin memperingatkan pada Nicolas untuk menyimpan segala rindu yang tertanam di hatinya karena Sandi bukan lawan Nicolas. Bisa saja perusahaannya hancur di tangan Sandi dalam sek
Nicolas tak menghiraukan perkataan Velope ia terus melakukan apa yang menurutnya benar yakni mencicipi tubuh Velope."Hentikan tuan. jangan terbawa napsu," ucap Velope lagi."Bukankah ini yang kamu inginkan. Selebriti sepertimu mana mungkin tidak pernah melakukan hal ini, aku tahu kamu mempunyai backingan sebelum terkenal bukan. Seseorang yang memeliharamu," balas Nicolas sambil terus menggerayangi tubuh Velope.Velope terus meronta dia bahkan belum siap melakukan hal seperti ini. Sekeras apapun dia menolak Nicolas tak menghiraukannya. Dia pikir Velope sendiri yang sudah datang ke tempatnya. Mengajaknya bekerja sama untuk mendapatkan seseorang yang ia cintai."Tuan Nicolas aku sungguh tak ingin melakukan hal ini padamu. Aku memang mempunyai pendukung tapi aku bukan wanita simpanan yang bisa seenaknya dinikmati," ucap Velope."Jadi aku harus menjadi pendukungmu dulu baru bisa menikmatimu? Oke mulai sekarang kamu adalah wanita peliharaanku!" tegas Nicolas.Nicolas sudah tak bisa menahan
Nicolas menertawakan Sandi yang begitu percaya diri bahwa Ani juga akan memilihnya di masa depan untuk menjadi suaminya."Tuan Muda Sandi, kamu jangan keterlaluan. Masih banyak waktu untuk Ani berpikir. Kamu belim menjadi suaminya maka kamu tidak bisa menentukan segalanya sekarang," ucap Nicolas."Memang masih banyak waktu. Dan aku tak akan membiarkan sedikit saja waktu Ani untuk memikirkanmu," balas Sandi.Sandi menegaskan kalau Ani adalah miliknya, saat ini dan selamanya. Apalagi keluarga besar dan sahabatnya sangat mendukung kedekatan dan hubungan asmara mereka. Tidak seperti seseorang yang hubungannya ditentang keluarga lalu mereka mengirim orang itu ke luar negeri dan bertunangan dengan wanita lain. Sandi sudah menyelidiki segalanya tentang Nicolas ini. Jadi dia sengaja menantangnya hari ini."Aku sudah kembali dan juga sudah mempunyai posisi yang kuat. Aku tidak akan membiarkan Ani jatuh ke pelukan pria lain," ucap Nicolas lalu pergi dari perusahaan Sandi."Sandi jangan hirauka
Ani kaget mendengar ada yang mencarinya. Kira-kira siapa yang mencari Ani. Ia meminta ijin pada Sandi untuk turun sebentar menemui siapa yang mencarinya."Sandi, bolehkah aku turun sebentar menemui siapa yang mencariku?" tanya Ani."Turunlah dan lekas kembali, aku sudah memesan makan siang untuk kita berdua," balas Sandi.Sandi sangat tak rela melepas Ani. Entah apa yang terjadi hatinya terasa sakit saat ada orang yang mencari Ani. Apakah itu adalah Nicolas, kenapa dia tahu Ani bekerja di sini. Apakah lelaki itu sengaja mengejar Ani kembali.Banyak pertanyaan yang berkeliaran di kepala Sandi. Dia sangat takut kehilangan Ani di sampingnya."Kalau kamu tak rela melepasnya. Seharusnya kamu mengantarnya ke bawah dan mencari tahu siapa tamu yang mencari Ani," tegur Jerri sambil menepuk pundak Sandi."Jerri kamu benar dari pada hatiku sesak lebih baik turun ke bawah dan melihat siapa yang datang," ucap Sandi lalu segera turun ke lantai bawah.Ani turun dan berjumpa dengan seseorang yang tam
Sandi sangat kacau pikirannya karena selalu teringat Kedekatan Ani dan juga Nicolas. Dia semakin pusing karena memikirkan kemungkinan yang akan terjadi nantinya. Alhasil jadinya saat datang bekerja ke perusahaan wajahnya sangat terlihat lelah dan mata pandanya sangat jelas terlihat "Sandi, apa kamu tak tidur nyenyak semalam?" tanya Ani."Aku semalam memang tak bisa tidur karana memikirkanmu," balas Sandi sambil menyandarkan punggungnya di kursi kerja."Kenapa tak video call seperti biasanya, sekarang istirahatlah dahulu sebelum memulai kerja," ucap Ani.Sandi menuruti perkataan Ani lalu dia tidur di ruangan istirahat kantornya. Ani sementara yang menggantikannya mengurus beberapa pekerjaannya dibantu dengan Jerri."Terima kasih Jerri telah membantuku menyelesaikan tugas Sandi," ucap Ani."Ini sudah menjadi tugasku membantu Tuan Muda, tidak perlu berterima kasih. Nona Ani kalau boleh tahu apa hubunganmu dengan Pria yang semalam kamu temui di pesta?" tanya Jerri."Maksudmu Nicolas? Di
Sandi melepaskan genggamannya lalu melihat Ani yang sedikit kesakitan. Ia memeluknya erat seraya meminta maaf."Ani, tolong maafkan Aku yang bertingkah seperti ini padamu," ucap Sandi."Sebenarnya kamu kenapa, Sandi?" tanya Ani.Sandi menjelaskan kalau dia sangat khawatir dan cemburu pada Ani.saat berdekatan dengan peia lain. Melihat Ani tertawa lepas bersama pria lain membuat hatinya sakit."Tak tahukah kamu kalau aku sedang cemburu?" tanya Sandi masih memeluk Ani."Aku hanya menyapa kawan lama saja. Kenapa harus cemburu diantara kami tidak ada apa-apa," ucap Ani."Tapi dari tatapannya seperti dia sedang menginginkanmu," balas Sandi."Sandi, ayo kita pulang. Di hatiku saat ini hanya ada kamu seorang tidak ada pria lain," ajak Ani.Sandi mengantar Ani pulang. Saat sudah sampai rumahnya dia memeluk Ani sebentar dan mengatakan jangan sampai chatingan dengan pria yang sudah lama tidak dia jumpai."Aku sarankan kamu jangan sampai menerima telepon atau membalas pesan pria yang kamu temui t