Pagi harinya, Caca yang hendak ke kampus secara tidak sengaja bertemu Erza di jalan. Lelaki dengan motor sport berwarna hitam dan jaket geng motor kebanggaannya itu langsung mendekat dan membunyikan klakson.
Keduanya melaju hingga sampai ke tujuan masing-masing. Memang sudah beberapa minggu ini dia lebih dekat dengan Erza, apalagi setelah tau Fahry berpacaran dengan musuhnya.
"Heh, cewek ganjen! Lo pasti sengaja kan deket-deket sama anak UKS biar bisa narik perhatian pacar gue?"
Caca yang akan beranjak dari area parkir langsung disembur tuduhan berkedok pertanyaan dari Vania and the geng. Ketiga perempuan berwajah menor itu memandang gadis di depannya dengan angkuh, sebenarnya hanya dua sih soalnya Angel tidak terlalu berani berhadapan dengan Caca.
Gadis yang menjadi sasaran hanya melirik dengan malas, meladeni mereka sama saja dengan membuang waktu secara percuma.
"Lo tuli, ya?!" Vania mencekal lengan Caca dengan kencang.
"Biasalah ..
Caca berguling-guling diatas ranjang. Sesi nonton drakor sudah selesai, kini ia bingung harus melakukan apalagi untuk mengusir rasa bosan yang mendera.Seharusnya waktu luang seperti ini digunakan untuk istirahat, menjauhkan diri sebentar dari gadget. Tapi apa daya, rasa jenuh yang kian menggunung membuat gadis itu segera meraih ponsel dan membuka insta*ramnya.Banyak sekali notifikasi yang masuk, padahal baru 2 jam dia tidak membukanya.Gadis itu memilih membuka pesan teratas, dari akun @veninistin berisi pertanyaan tentang sebuah foto yang diunggah oleh salah satu akun.Dia lantas beralih pada notifikasi, banyak sekali akun yang menyebutnya dalam sebuah komentar. Karena penasaran, Caca langsung melihat postingan tersebut.Betapa mengejutkannya, ternyata Dafa yang membuat postingan tersebut. Sahabat laki-lakinya itu mengunggah foto seorang gadis yang wajahnya tertutup buku. Itu foto saat di toko buku kemarin, Caca sangat mengingatnya.S
"Lo, cewek yang ada di foto insta*ram Dafa-Dafa itu?" Tanya Erza menatap lekat gadis disampingnya.Saat ini dia dan Caca sedang menikmati bakso dipinggir jalan. Caca balas menatapnya."Menurut lo gimana, gue atau bukan?"Rasa canggung tiba-tiba menyerang Erza, laki-laki itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal."Em ... menurut gue kayaknya iya."Caca menghentikan gerakannya yang sedang menyeruput kuat bakso, sambil tersenyum dia bertanya, "terus kenapa masih nanya?"Erza kembali diliputi rasa tak enak. Jawaban gadis didepannya selalu mematikan. Kenapa tadi dia harus bertanya hal seperti itu?"Nggak usah tegang mukanya, kasian bakso di depan lo udah nangis-nangis minta dilahap," kata perempuan yang kini memakai setelan pendek.Pakaian berwarna kuning mustard membuat gadis itu terlihat imut dan lebih mungil dari biasanya."Bye the way, gue baru tau lo punya poni gini," Erza menyentuh poni model see trough bangs milik Caca
Caca langsung teringat sesuatu. Agar berita tentangnya mereda, gadis itu segera mengirim pesan pada Erza dan meminta laki-laki itu mengirim foto yang tadi mereka ambil."Lama banget sih, lagi berak apa gimana nih?" Monolognya.Karena jengah menunggu balasan pesan, netranya mengarah kembali pada layar televisi yang menampilkan film barat.Sekitar 15 menit kemudian dia pergi ke dapur, mengambil minum dan juga buah. Ketika mengecek ponsel ternyata sudah ada foto-foto yang ia minta. Dengan antusias gadis dengan rambut dikepang itu langsung memposting foto-foto tersebut diakun insta*ram miliknya. Tak lupa menambahkan caption agar seolah-olah mereka teman dekat.Hanya beberapa detik postingannya langsung kebanjiran like dan komentar. The power of netizen Indonesia, benar-benar luar biasa. Tanpa membalas satupun komentar atau pesan gadis itu langsung mematikan ponselnya.***Pagi-pagi sekali Caca pulang ke rumahnya. Sekarang hari
Selepas sarapan, Caca menyempatkan diri ke rumah Dafa, dia akan membuat perhitungan pada sahabatnya.Setelah berkali-kali mengabaikan kini laki-laki itu juga menempatkannya pada situasi sulit. Apa mereka ditakdirkan berteman hanya agar Dafa bisa menyakitinya? Saat kecil laki-laki itu pernah membuatnya tercebur danau dan dirawat di rumah sakit berminggu-minggu.Sebenarnya apa dosa Caca dimasa lalu hingga harus hidup seperti saat ini?"Nyebelin." Gadis yang memakai kaos hitam oversize itu duduk di samping sang sahabat dengan wajah ditekuk. Perasaannya bertambah kesal setelah melihat si pembuat ulah.Dafa seolah tidak terganggu, lelaki itu masih asik memainkan game di ponselnya. Hal itu jelas membuat Caca semakin geram, dia kesini untuk memberi pelajaran pada laki-laki tersebut tapi justru tak diacuhkan.Oh, iya! Hampir saja lupa. Dia kan sudah menyiapkan satu bungkus kecil bubuk cabai disaku celananya."Daf, minta kertas dong.""C
"Udahlah, aku mau pulang. Kalau belum sembuh kamu kompres aja sendiri."Dafa segera menahan tangan Caca ketika gadis itu hendak berdiri."Nanggung banget sih, Ca. Lagian ini gara-gara kamu lho," ucapnya."Kasian ... tapi tetep aja aku mau pulang, lepas! Oh iya satu lagi, kamu kalau mau post fotoku ditutupin yang bener kek, jangan kayak tadi. Repot ngurusin komentar orang-orang, apalagi penggemar sama mantanmu yang terus-terusan ngirim teror.""Ya kan nggak tau bakal se booming itu," elak Dafa dengan wajah masam.Yang namanya bangkai walau disimpan baunya akan tercium juga. Sama seperti persahabatan mereka, mau ditutupi kayak gimanapun suatu saat pasti akan ketahuan. Meskipun semua foto mereka berdua yang dulu pernah diposting sudah dibersihkan oleh orang suruhan Caca.Caca tak mau meladeni ucapan sahabatnya lagi. Setelah meletakkan waslap di baskom dia langsung keluar."Bunda aku mau pulang ya ...."Fenti sedang memasak di dapu
"Bukan nyusahin diri sendiri, kok. Ini namanya olahraga tau, biar semakin langsing dan tetep punya sispeck," balas Caca membuat ketiga temannya mendengus.Mereka tau itu hanya alasan belaka. Boro-boro kuliah jalan kaki, olahraga seminggu sekali saja sering ngeluh."Sesungguhnya berbohong itu dosa," ujar Naya disertai lirikan tajam.Caca tertawa lirih dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Mau bagaimana lagi, daripada jujur tapi langsung ketahuan identitasnya?"Pokoknya ini gara-gara ban motor kempes dan gue males nambah pengeluaran buat naik taksi, lagi berhemat jadi mending duitnya gue tabung," tukas Caca langsung berjalan mendahului ketiga temannya.Gadis itu berharap setelah berkata demikian maka teman-temannya tidak akan curiga mengenai identitasnya sebagai anak orang kaya. Lagipula ucapannya juga tidak sepenuhnya bohong, dia memang sedang menabung untuk membeli tanah dan membangun rumah di Swiss."Woy, Ca, tungguin!""Aelah m
"Sakit, heh! Sembarangan banget narik-narik, kalau bibirku jadi monyong gimana coba?"Caca mendelik sembari tangannya mengusap-usap bibir yang terasa sakit.Bukannya merasa kasihan, Dafa justru terbahak sambil memegangi perutnya. Memang dasar teman laknat!Melihat hal tersebut tentu Caca tidak tinggal diam, gadis itu langsung memukuli sang sahabat dengan tangannya."Aduh, ampun-ampun ....""Sini kamu!"Mereka terus kejar-kejaran, setelah lelah keduanya memilih rebahan."Tadi temen-temenku di kampus bilang HiDFY bakal tampil di salah satu stasiun televisi, ya?Caca langsung menoleh pada sang sahabat, ternyata laki-laki itu juga sedang menatapnya."Iya, tapi masih tiga hari lagi," jawabnya.Dafa mengangguk, keduanya terus berbincang hingga jam 7 malam."Aku pulang dulu deh, udah malam belum mandi nih.""Kamu kan jorok," ujar Dafa membuat gadis itu melepas sendal hendak memukulnya."Eh ... enggak
"Eh, ngomong-ngomong emang lo sekarang lagi deket sama dia?" Tanya Fey ketika mereka sampai di kamarnya.Wajah gadis itu penuh kebingungan, seingatnya Caca hanya dekat dengan Fahry, eh, tapi beberapa hari yang lalu temannya itu memang mengunggah foto bersama Erza.Caca duduk di sofa pinggir jendela, "ya, lumayan nyaman dijadiin temen curhat," balas gadis berwajah cantik tersebut."Gue saranin kalian cukup jadi teman aja ya, Ca. Soalnya dia playboy, jangan sampai lo yang gak pernah pacaran sekalinya dapat malah buaya kayak dia."Caca mengangguk-angguk, tangannya bergerak mengikat rambut menjadi satu."Tenang aja, Kak. Gue gak mungkin suka sama dia kok," katanya membuat Fey bernapas lega.Walaupun Erza sepupunya, tapi ia tidak pernah membenarkan kelakuan laki-laki itu yang suka bergonta-ganti pasangan. Dasar cowok murahan!Kalau berani macam-macam dengan temannya, lihat saja, dia tidak akan tinggal diam!"Tumben yang la