“Ju-julius? Apa yang kamu lakukan di sini?” Georgina tersentak melihat pria berusia lima puluhan di depannya. Dia mengenal pria itu. Julius adalah orang kepercayaan ayah Joel.“Sudah lama aku tidak melihatmu. Bagaimana kabarmu, Gina?” Pria itu bertanya dengan senyuman ramah di wajahnya.“A-aku baik.” Georgina tiba-tiba gugup, tidak mengerti apa yang sedang terjadi sekarang.“Apakah saya bisa masuk?” tanya Julius dengan sopan.“Si-silakan. Saya akan mengambilkan minuman untukmu.”Georgina mempersilakan Julius duduk di ruang tamu dan dia segera ke dapur. Dia bahkan lupa kalau sekarang dia hanya memakai bathrobe.“Siapa, sayang?” tanya Joel. Dia masih menata peralatan makan di atas meja.Georgina menghampiri Joel, kecemasan terlihat di wajahnya. Kemudian dia berbisik di telinga Joel. “Asisten ayahmu ada di sini. Aku tidak tahu dari mana dia mendapatkan alamatku.”“Julius?” Joel memastikan dan Georgina mengangguk.“Aku akan menemuinya.” Joel meninggalkan meja makan, tetapi dia ber
Joel melihat orangtuanya dan Raisa. “Aku tidak tahu kalau kalian sedang bersama,” ucapnya.Diane melemparkan senyumannya kepada Raisa, kemudian melihat Joel. “Kami sengaja meminta Raisa untuk datang. Dia adalah sekretarismu tapi kita tidak pernah makan bersama.”“Sejak kapan sekretaris harus makan dengan orangtua bos? Bukankah ini berlebihan? dulu kalian menentang Chesa sebagai sekretarisku, bahkan hampir memecatnya. Lalu, apa yang membedakan Chesa dengan Raisa?” tanya Joel tanpa melihat Raisa. Dia tidak suka wanita itu datang bersama dengan orangtuanya. Mungkin pandangannya akan berbeda jika dia belum bertemu dengan Georgina.“Raisa berbeda dengan wanita itu. Raisa adalah putri teman baikku sementara mantan sekretarismu seorang janda,” sahut Harold. Dia tidak menyukai pertanyaan-pertanyaan yang diberikan Joel pada mereka. Pertanyaan-pertanyaan itu menunjukkan ketidaksukaan Joel terhadap Raisa. “Raisa sengaja datang ke sini untuk menyambut kedatangannya. Setidaknya kamu bis
Joel sedang memeriksa pekerjaannya di layar laptopnya. Pandangan Joel berpindah ke pintu yang terbuka dan dia terkejut melihat ayahnya tiba-tiba masuk dan mendorong dadanya. “Jelaskan semuanya padaku! apa yang kau lakukan di Italia?” Joel melihat tatapan tajam Harold dan dia menemukan kebingungan di sana. “Apa yang papa bicarakan?” Joel menurunkan tangan Harold dari dadanya. “Kau meninggalkan pekerjaanmu, bahkan membiarkan proyek besar pergi begitu saja. Apa yang ada di pikiranmu hingga melakukan itu?” Joel menghela napas. Dia menebak orangtuanya sudah tahu sebelum dia menceritakannya. “Setidaknya, biarkan aku menutup laptopku,” ucap Joel. Dia mematikan laptopnya dan menutupnya. “Ada apa, Pa? sepertinya papa sangat marah. Apakah kemarahan papa berhubungan dengan proyek itu?” Joel melihat wajah Harold sambil mempelajari ekspresinya. “Apa yang kau lakukan di Italia? Raisa bilang kalau kau mengabaikan pekerjaanmu dan sudah berhari-hari kau ada di sana. Bahkan kau tidak pedul
“Apa itu?” tanya Joel, tidak sabar untuk mendengar Diego. Dia tahu COO tersebut akan membicarakan pekerjaan dan senyumannya membuat Joel semakin penasaran.“Aku berhasil mendapatkan investor baru untuk proyek kita. Aku akan bertemu dengannya besok. Jika kau tidak sibuk, kau bisa ikut denganku. Dia akan senang saat bertemu denganmu.”“Benarkah? bagaimana bisa kau mendapatkan investor?”Diego merapikan kerah bajunya dan membusungkan dadanya untuk membanggakan dirinya. “Aku bekerja keras untuk mendapatkannya. Kau harus berterima kasih padaku.”Joel terbahak-bahak mendengar temannya. “Oke, oke. Aku akui kehebatanmu. Sekarang aku lapar, mari kita makan malam.”“Aku sudah bekerja keras. Aku menginginkan makanan enak.”“Iya. Kau boleh memilih restorannya.”***Joel bekerja seperti biasa. Meskipun dia tidak menyukai percakapannya dengan Harold tetapi dia tetap profesional saat berhadapan dengan Raisa. Wanita itu adalah sekretarisnya dan dia tidak bisa merusak pekerjaan mereka kar
Berpikir dia muntah hanya karena kelelahan, akhirnya Georgina memutuskan untuk pulang. “Aku akan mengantarmu,” ucap Syera dengan tegas. Dia melihat wajah pucat Georgina dan tidak tega bila membiarkan wanita itu menyetir sendiri. “Aku tidak apa-apa, Syera. Aku hanya kelelahan. Kau tahu kalau satu minggu terakhir aku harus lembur untuk menyelesaikan pekerjaanku. Aku dan Zion harus kembali ke Shadowfall. Di sanalah seharusnya kami tinggal.” “Kamu melakukan semua ini karena Zion, kan? putramu selalu merindukan ayahnya dan kamu ingin mempertemukan mereka.” “Iya. Rumah sakit pun sudah kehabisan stok darah untuk Zion sudah habis dan aku harus tiba di Shadowfall sebelum jadwal transfusi darah Zion.” Syera menghela napas panjang, merasa kasihan kepada Georgina. Sejak dokter mendiagnosa Zion mengalami kelainan darah, Georgina bekerja lebih keras dan dia tidak pernah berhenti untuk mencari pengobatan terbaik untuk Zion. “Kamu selalu memikirkan Zion, Gina? Apakah kamu pernah memiki
Joel mondar mandir di kamarnya. Satu jam lalu dia tiba di penthouse-nya, berusaha menenangkan dirinya, tetapi sampai detik ini dia masih gagal. Joel memikirkan permintaan Brittany. Dia tidak menyangka wanita itu akan meminta pertemuan keluarga. Dia memang merencanakannya tetapi ini lebih cepat dari yang dia duga.“Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak bisa mempertemukan Brittany dengan orangtuaku. Aku belum berhasil membatalkan rencana perjodohan yang telah diatur oleh orangtuaku.” Joel masih mondar mandir sambil berbicara pada dirinya sendiri.Getaran dari saku celana membuat Joel terkejut. Dia merogoh sakunya dan mengeluarkan ponsel. Panggilan dari Georgina membuat pikirannya teralihkan dan dia segera menerimanya.“Halo, sayang.” Dia menyapa, mencoba untuk menyembunyikan isi pikirannya sekarang.“Putramu menanyakanmu. Dia sudah merindukanmu padahal kalian belum berpisah selama dua jam.”Joel terkekeh mendengarnya. “Aku ingin melihat wajah putraku,” jawab Joel. Georgina meng
Georgina terkejut, bingung, dan dia merasakan perih di pipinya. “Apa yang kau la--?”“Wanita jalang!” Tidak puas menampar, Raisa pun memaki Georgina dan tidak membiarkannya menyelesaikan kata-katanya. “Apa yang kau lakukan di rumah calon suamiku?”Deg!Rasanya ribuan jarum menusuk-nusuk hati Georgina secara tiba-tiba. Dia tidak pernah mengetahui hal ini. “A-apa maksudmu? Siapa tunanganmu?”“Gunakan otakmu untuk berpikir!” bentak Raisa.Raisa mendorong tubuh Georgina, untung saja Georgina bisa menopang tubuhnya yang hampir terjatuh. Raisa masuk, berteriak memanggil nama Joel.“Papa,” panggil Zion. Bukan hanya dia yang mendengar teriakan itu, tetapi Joel juga. “Siapa itu, Pa?” tanya Zion. Dia mengenal suara Georgina, jadi dia yakin suara itu bukan milik ibunya.Joel tidak segera keluar kamar karena dia sedang memakaikan baju di tubuh Zion. Usai Zion berpakaian, dia meminta putranya untuk menunggunya di kamar.“Aku mau ikut, Pa. Aku mau melihat mama.”Joel tidak tahu apa yang
“Jadi kau menutupi semuanya selama tiga tahun?” tanya Sean, masih tidak percaya setelah mendengar cerita dari kedua belah pihak. Georgina mengangguk perlahan, merasakan kerisauan hati Sean. Dia tahu Sean peduli padanya tetapi dia tidak suka bila Sean menyalahkan Joel. “Ini bukan sepenuhnya kesalahan Joel. Aku yang salah.” “Jangan membelanya! Seharusnya dia bertanggung jawab setelah menidurimu, tetapi yang dia lakukan adalah tenggelam dalam cinta sesaat. “Sean—” “Seharusnya kau memberitahuku, Gina.” Sean memotong kata-kata Georgina. “Aku akan memaksa Joel untuk bertanggung jawab. Tidak seharusnya dia membiarkanmu pergi.” “Aku tahu kau akan melakukannya, itu sebabnya ini menjadi rahasia keluargaku. Aku tidak mau memaksa Joel untuk menikahiku. Saat itu dia mencintai wanita lain, bukan aku. Cinta dari kedua belah pihak dibutuhkan untuk pernikahan. Aku tidak mendapatkan itu dari Joel.” “Kau salah, Gina.” Sean tidak setuju dengan pemikiran Georgina. “Kau tahu? dia sangat k
Usai menemui dokter, Georgina mengajak Joel ke toko kue. Dia menginginkan kue coklat dan Joel mau mewujudkannya. Sopir telah menunggu mereka di depan rumah sakit. Joel tidak bisa menyetir tanpa SIM sementara dia tidak mengizinkan Georgina yang sedang hamil menyetir. Untung saja Gabriel berbaik hati, dia memberikan salah satu sopir dari kantornya untuk membantu mereka. “Kita akan mampir di toko kue,” ucap Joel pada sopir yang sedang membukakan pintu untuk mereka. “Baik, Tuan.” Hanya membutuhkan sepuluh menit, akhirnya mereka tiba di toko kue. Joel dan Georgina turun dari mobil, membiarkan sopir memarkir mobil di tempat yang telah tersedia. Karena ingin makan kue di tempatnya langsung, Joel mencari meja kosong untuk mereka. “Ada yang bisa saya bantu, Tuan?” pelayan toko bertanya saat melihat Joel dan Georgina kebingungan. “Sepertinya semua meja sudah penuh tapi kami ingin makan kue di sini.” “Ada satu ruangan khusus di lantai tiga. Dari ruangan itu Anda bisa melihat pemand
Joel tidak bisa membendung kebahagiaannya. Dia memeluk Georgina sangat erat, mengalirkan semua kebahagiaannya kepada wanita itu. Joel tidak menyangka jika Brittany akan mengatakan hal itu, tetapi dia tahu Georgina tidak mungkin berbohong padanya. “Mama kamu tidak akan berubah pikiran, kan?” tanya Joel untuk memastikan, meskipun dia yakin hal itu tidak akan terjadi. Georgina tertawa melihat reaksi Joel. Dia pun sangat bahagia, akhirnya hubungan mereka mendapatkan restu dari Brittany. “Aku yakin mama tidak akan berubah pikiran, Jo. Aku sangat mengenalnya. Dia pasti sudah memikirkan ini dengan baik.” “Ya, aku tahu itu. Akhirnya aku mendapatkan restu dari ibumu.” “Aku ingin meyakinkan papa lagi, Jo. Kamu mau menemaniku, kan?” tanya Georgina, masih tersenyum sambil menyaksikan kebahagiaan Joel. “Tentu saja aku mau. Aku juga akan memberitahu orangtuaku tentang hal ini.” Joel sangat tidak sabar, dia ingin segera menikah dengan Georgina. “Sepertinya kita tidak perlu memberitah
Joel terkesiap saat melihat siapa yang berdiri di depan pintu rumah Georgina. Brittany datang ke Italia tanpa memberitahu siapa pun. Tentu saja Joel tidak keberatan, tetapi di sisi lain dia memikirkan orangtuanya yang menginap di rumah Georgina. “Kapan mama datang? Kenapa tidak memberitahu kami? apakah mama naik taksi?” hujan pertanyaan keluar dari mulut Joel, masih terkejut melihat calon ibu mertuanya. Seandainya Joel tahu, dia pasti menjemput Brittany di bandara. Brittany tak menjawab semua pertanyaan Joel. Dia masuk, reflek Joel menyingkir dan memberikan jalan padanya. Brittany menelusuri rumah itu dengan matanya, mulutnya tak berhenti memanggil Georgina dan Zion. “Ma, mereka sedang keluar bersama mama dan papa.” Joel memberitahu Brittany tetapi wanita itu masih mengabaikannya. Menganggap Joel tidak ada, Brittany masuk ke kamar Georgina. Ternyata benar, dia tidak menemukan putrinya di sana. Brittany pergi ke kamar tamu dan dia menemukan koper dan barang-barang milik Har
“Hari ini Anda sudah bisa pulang. Kehamilan Anda baik-baik saja, tidak perlu khawatir.” Dokter tersenyum setelah melakukan pemeriksaan terakhir terhadap Georgina. “Terima kasih, Dokter.” Georgina tersenyum ke arah Joel dan pria itu mengambil tangannya. “Apakah Gina bisa makan apa saja yang dia mau? dia tidak memiliki pantangan, kan?” tanya Joel. Dia khawatir wanitanya akan mengidam tetapi makanan yang dia inginkan tidak sesuai dengan anjuran dokter. “Tidak ada larangan, asalkan tetap makan dalam porsi yang wajar.” Gabriel masuk ke ruangan, Georgina terkejut melihatnya. Dia tidak memberitahu Gabriel apa pun tetapi pria itu mengetahui keberadaannya. “Mobil sudah menunggu di depan. Ayo turun!” ajak Gabriel, sepertinya dia sengaja datang untuk menjemput Georgina. “Dari mana kau tahu kalau aku ada di rumah sakit? Apakah Syera memberitahumu?” Georgina mencurigai asistennya. Kemungkinan besar hanya Syera yang memberitahu Gabriel. “Aku meminta Gabriel untuk menjemput kita. Aku
“Darren membutuhkan bukti, bukan kata-kata manis. Jika kau berhasil membuat Gina bahagia, aku yakin hatinya akan luluh. Selama ini Darren masih merasa bersalah karena perceraiannya dengan Brittany telah membuat dia berpisah dengan Gina. Darren hanya ingin melihat Gina menikah dengan pria yang bertanggung jawab, mencintai, dan bisa menjaga Gina seumur hidupnya. Dia tidak ingin Gina bercerai seperti dirinya.” Camelia memberikan saran kepada Joel.“Aku tidak akan bercerai dari Gina. Jika dia menginginkannya maka aku akan memakai ribuan cara untuk membatalkan keinginannya.”Camelia tersenyum sambil menepuk pundak Joel. “Darren dan Brittany ingin kau berjuang lebih keras karena mereka ingin kau menghargai Gina. Kelak, ketika kalian memiliki masalah besar, kalian tidak akan mudah menyerah karena perjuangan itu.”“Aku mengerti.”“Jangan menyerah, Joel. Suamiku memang keras kepala tapi sebenarnya dia memiliki hati yang lembut. Dia hanya takut orang-orang yang dia cintai tersakiti.
Sesampainya di rumah sakit, Darren buru-buru bertanya di mana ruangan Georgina Moore. “Terima kasih,” ucapnya setelah mendapatkan apa yang dia inginkan.Darren dan Camelia berjalan cepat, tidak mempedulikan Harold dan Diane yang mengikuti mereka. Sesampainya di ruangan, mereka melihat Joel sedang memperhatikan anak dan istrinya yang sedang tidur.“Bagaimana keadaan Gina?” tanya Darren, tiba-tiba melupakan kemarahannya kepada Joel. Kekhawatirannya pada Georgina mengalahkan kebenciannya pada mereka.“Pa, jangan terlalu berisik. Dokter mengatakan kalau Gina membutuhkan tidur nyenyak.” Joel menegur, tampak seperti anak menantu dan ayah mertua yang akrab.Darren berdiri di samping ranjang sambil melihat putri dan cucunya. “Apa yang terjadi? Kenapa Gina tiba-tiba dirawat di rumah sakit?” tanya Darren dengan suara yang lebih lembut dari sebelumnya. Dia masih mendengarkan teguran Joel meski tidak menyukainya.“Bisakah kita bicara di luar? Aku tidak ingin Gina terbangun karena suara kit
Dua hari telah berlalu tetapi Georgina masih bersikap dingin pada Joel. Tidak ada ciuman dan pelukan, bahkan mereka tidak tidur di kamar yang sama. Georgina ingin sampai batas mana Joel akan memperjuangkan dirinya. Diane dan Harold memilih tinggal di hotel karena mereka tidak mau membuat Georgina merasa tidak nyaman. Sejak kejadian di rumah Darren, Georgina masih bersikap dingin kepada mereka. Untuk menghindari kesalahpahaman yang lebih banyak, akhirnya mereka mengalah. Mungkin Georgina akan memaafkan saat mereka tidak memaksa. Georgina sedang duduk di depan cermin. Dia memperhatikan wajahnya sambil menghela napas. Pagi ini mereka akan bertemu dengan seorang terapis frekuensi darah, hal itu membuat jantung Georgina berdebar. Sebagai seorang ibu, dia hanya menginginkan yang terbaik untuk putranya. Lamunan Georgina menghilang saat ketukan pintu menyentuh telinganya. Georgina beranjak dari tempat duduknya, membuka pintu, dan menghela napas lagi saat melihat Joel di depannya.
Satu jam kemudian Georgina membuka matanya dan dia terkejut saat matanya bertemu dengan mata Joel. Dia hendak duduk tetapi Joel menahan tubuhnya. “Kamu masih mengantuk. Jangan meninggalkan ranjang ini.” “Aku harus pergi,” ucap Georgina tetapi Joel tetap menahan tubuhnya. “Kamu tidak bisa pergi tanpa izinku.” Joel harus bersikap tegas karena dia tidak mau melepaskan Georgina lagi. “Simpan kepercayaan dirimu untuk dirimu sendiri. Aku tidak mau mendengarnya.” Joel tertawa dan mendekatkan wajahnya ke wajah Georgina. “Aku sangat merindukanmu,” ucapnya dan segera mencium bibir Georgina. “Joel, aku tidak mau melihat wajahmu. Aku sangat membencimu.” Joel terkekeh mendengar kata-kata Georgina. “Aku tahu kamu sangat mencintaiku. Kamu hanya marah padaku.” Georgina hendak protes tetapi kata-katanya tertahan saat mereka mendengar suara dari pintu. Zion memukul pintu sambil memanggil mereka. “Joel, Zion memanggilku,” ucap Georgina, berharap Joel akan melepaskannya. “Zion tidak
Syera menghampiri Georgina yang masih meringkuk di sofa. Beberapa menit yang lalu Zion tertidur di sofa dan Syera memindahkannya ke kamar. Kesempatan itu pun dia gunakan untuk bertanya kepada Georgina. Awalnya Syera marah tetapi kemudian dia mencoba mengendalikan dirinya. “Apa kau yakin, Gina? Aku yakin Joel pasti panik dan mencarimu sekarang.” Georgina menggelengkan kepalanya. “Jangan memberitahunya, Syera. Aku belum siap untuk menemuinya. Ini terlalu menyakitkan.” Syera hanya bisa menghela napas, tidak bisa memaksa Georgina. “Istirahatlah. Kau harus memikirkan bayi yang ada di dalam perutmu.” Georgina mengusap perutnya dan dia menangis lagi. Georgina takut akan mengalami hal yang sama tetapi dia belum siap untuk menemui Joel. Melihat tangisan Georgina, Syera mendekat dan memeluknya. “Kau tidak sendirian, Gina. Kau memiliki keluarga dan aku akan selalu membantumu.” Georgina menangis di dalam pelukan Syera, mengeluarkan sakit hatinya melalui air mata. “Aku takut, Sy