Seorang wanita datang dengan memberikan wajah sinis pada Syera. Dia tetap bersikap angkuh ketika Syera dengan ramah memintanya duduk. Wajah cantiknya menjadi suram ketika kesombongan menguasainya.Wanita itu duduk di sofa sambil menyilangkan kedua kakinya. Dia melihat sekitar, lalu dengan angkuh bertanya. “Apakah bosmu sudah datang?”“Sudah, Nyonya. Saya akan memanggilnya.” Syera tetap menjaga keramahannya meskipun di dalam hati dia ingin sekali merutuki kesombongan wanita itu.Georgina sedang menyusun balok kayu saat Syera masuk. “Salah satu tamu sudah datang, Syera. Dia angkuh dan rasanya aku ingin merobek mulutnya.”Georgina geleng-geleng mendengar keluhan asistennya. “Jangan berbicara kasar di depan putraku.”Syera membungkam mulutnya. Kekesalan membuatnya tidak menyadari perkataannya di depan Zion. “Aku akan menangani mereka. Kamu tidak perlu khawatir. Bagaimana dengan makan siang? Kamu sudah menyiapkannya, kan?”“Semuanya sudah siap,” jawab Syera sambil mengacak-ac
Untuk sementara, Georgina harus menyingkirkan wanita angkuh itu dari kepalanya. Ada banyak hal yang harus dia kerjakan di butik. Meninggalkan butik beberapa bulan membuatnya sangat sibuk. Untung saja Joel mau menemani Zion bermain di taman. Jika tidak, putranya akan sering mencarinya dan itu akan mengganggu pekerjaannya. “Gina, beberapa gaun telah selesai. Kamu bisa memeriksanya,” ujar Syera saat masuk ke ruangan Georgina. “Oke.” Georgina bangkit dari kursinya. Georgina dan Syera pergi ke sebuah ruangan. Biasanya karyawannya akan memajang gaun di manekin agar Gina lebih mudah untuk memeriksanya. Georgina selalu teliti tetapi kali ini dia berpikir untuk lebih teliti lagi. Georgina tidak menginginkan masalah yang baru ke pelanggannya. Georgina memeriksa gaun berwarna merah cerah. “Kancing ini jangan terlihat. Itu akan mengurangi keindahan gaun,” ucap Georgina pada salah satu penjahit. “Baik, Nona. Saya akan memperbaikinya.” Georgina melihat sebuah gaun berwarna hitam.
“Gina, aku mendapatkan informasi tentang wanita itu.” Syera masuk ke ruangan Georgina dengan kabar. Tidak sabar membuatnya lupa untuk mengetuk pintu ruangan Georgina.Georgina yang sedang duduk bersama dengan Joel menoleh ke arah Syera. “Syera, tidak perlu terburu-buru. Aku bisa mendengar suara napasmu dari sini. Kamu seperti pelari marathon sekarang,” ujar Georgina.Syera segera duduk di sofa, tepat di depan Georgina. “Maia Shimmers adalah teman lama Gabriel.”Perkataan Syera membuat Georgina melihat Joel. Helaan napas terlepas dari bibirnya, lalu Georgina mengembalikan tatapannya kepada Syera. “Ceritakan apa yang kamu tahu. Aku ingin mendengarnya,” ucap Georgina.Kemarin, sesampainya di apartemen, Syera mencoba untuk mengusir Maia Shimmers dari kepalanya. Sebesar apa pun usaha Syera untuk mengusir nama itu dari kepalanya, usahanya tetap gagal. Akhirnya Syera membuang rasa tidak enak di dalam hatinya dan dia mengumpulkan keberaniannya untuk mengirimkan pesan kepada Gabriel
Georgina menyetir dan beberapa kali dia menoleh ke belakang untuk memeriksa kondisi putranya. “Aku mohon, bersabar. Kita akan segera sampai di rumah sakit.” Georgina memaksa dirinya untuk tidak menangis dan panik. Saat ini Zion membutuhkannya dan dia akan kalah saat panik menguasainya. Georgina tiba di depan rumah sakit. Dia segera meninggalkan kursi pengemudi dan menggendong putranya ke rumah sakit. Dia berteriak minta tolong dan petugas medis segera menghampirinya. “Tolong anak saya, Dokter.” Tanpa sadar Georgina meremas tangan dokter di depannya. “Tenanglah, Nona. Kami akan melakukan yang terbaik untuk menyembuhkan putra Anda. Silakan tunggu di sini.” Dokter itu tidak terlalu panik, berpikir jika Zion hanya mengalami sakit biasa. Dokter masuk ke ruangan dan mulai memeriksa Zion. Dokter mulai mengernyit ketika melihat wajah Zion yang sangat pucat. “Perawat, tolong ambil darahnya.” “Baik, Dokter.” Zion menangis histeris ketika perawat memegang jarum suntik. Zion taku
Georgina bergerak di kursinya, tidak nyaman saat duduk di depan dokter, tetapi dia harus bertahan. “Apa yang terjadi pada putra saya, Dokter? Apakah dia membutuhkan transfusi darah? Putraku memiliki darah yang sama dengan ayahnya.”“Apakah Zion baru melakukan transfusi darah?” tanya dokter.“Ya. Tiga hari yang lalu, tepat sebelum kami kembali ke sini.”Dokter itu menunjukkan hasil laboratorium. “Untuk saat ini kita tidak perlu melakukan transfusi darah. Zat besi di darah Zion terlalu banyak dan itu adalah salah satu efek samping dari melakukan transfusi darah terlalu sering. Zion membutuhkan tindakan phlebotomy.” Dokter menjelaskan kondisi Zion.“Phlebotomy? Apa itu?” Georgina tidak mengerti istilah medis dan dia membutuhkan penjelasan.“Phlebotomy adalah proses mengeluarkan darah dari tubuh. Tujuannya Phlebotomy adalah mengurangi kadar zat besi di dalam tubuh dan mengembalikannya dalam kadar normal. Karena Zion akan melakukan transfusi darah secara rutin maka phlebotomy akan s
Joel sedang bermain dengan putranya. Joel memikirkan pekerjaannya tetapi dia tidak bisa meninggalkan Georgina dan Zion. Setelah mendengarkan penjelasan Georgina, Joel semakin ingin menjaga mereka. Dia tidak akan bisa melakukan itu bila dia kembali ke Shadowfall. Joel mau menerima semua konsekuensi dari pilihannya. Georgina mengorbankan banyak hal untuk melahirkan darah dagingnya dan sekarang dia akan melakukan pengorbanan juga.“Papa, aku mau warna merah.” Zion menunjuk balok kayu segitiga berwarna merah.Joel mengambilnya dan memperlihatkan pada Zion. “Ini warna merah dan bentuknya segitiga.” Dia bermain sekaligus mengajarkan beberapa hal kepada Zion. Georgina yang meminta Joel melakukan hal itu. Georgina menjelaskan jika bermain adalah proses belajar untuk anak.“Segitiga.” Zion menjawab sambil meletakkan benda itu di bagian paling atas. “Menara tinggi sudah jadi, Pa,” ucap Zion.“Horeee… menara tinggi milik Zion sudah jadi,” ucap Joel. Joel bertepuk tangan ketika putranya
Desahan berat mengalir dari tenggorokan Joel ketika melihat mainan di lemari bagian bawah. Dia membeli mainan itu di saat terburu-buru. Joel tidak ingin pergi tanpa memberikan sesuatu kepada Zion, itu sebabnya dia menghubungi seseorang sebelum naik pesawat. Saat itu dia belum tahu kalau Zion adalah putra kandungnya, tetapi Joel tetap meminta orang tersebut untuk membeli mainan dan mengirimkannya kepada Georgina. Joel mengambil mainan itu dari lemari. Hatinya sakit, tetapi dia tidak bisa menyalahkan Georgina. Saat itu Georgina masih membencinya. “Kamu sangat membenciku hingga kamu melakukan hal ini padaku,” gumam Joel sambil menahan sakit di dadanya. *** Zion begitu girang ketika melihat boneka bantal kesukaannya diapit di lengan ayahnya. Biasanya dia tidur sambil memeluk benda itu. Joel meletakkan dua tas di dekat meja, lalu memberikan boneka bantal kepada Zion. “Papa juga membawa mainan untukmu,” ucap Joel. Dia membuka tas Zion, mengeluarkan dua mobil mainan, lalu memberi
Georgina dan Joel sedang menunggu di depan ruangan Zion. Salah satu perawat meminta mereka keluar ketika dokter ingin memeriksa Zion. Kemarin Zion melakukan phlebotomy dan sekarang dokter ingin melihat hasilnya.Awalnya Georgina duduk, tetapi kemudian dia mondar-mandir di depan ruangan Zion. Dia tidak bisa tenang sebelum dokter keluar dari ruang perawatan putranya. Melihat itu, Joel beranjak dari tempat duduknya dan dia meraih pundak Georgina. “Sayang, duduklah. Aku tahu kamu mengkhawatirkan putra kita, tapi aku juga merasakan hal yang sama. Tapi mondar mandir seperti tidak akan membantumu.” Joel menuntun kekasihnya untuk kembali duduk di bangku. “Aku takut, Jo. Bagaimana kalau hal buruk terjadi pada putra kita? aku tidak bisa membiarkan hal itu terjadi.”“Sayang, jangan memikirkan hal buruk! Itu tidak baik. Apa yang kamu takutkan belum tentu terjadi.”Georgina membenamkan wajahnya di dada Joel, berharap pelukan pria itu bisa menenangkannya. Dia tidak siap bila harus menden
Usai menemui dokter, Georgina mengajak Joel ke toko kue. Dia menginginkan kue coklat dan Joel mau mewujudkannya. Sopir telah menunggu mereka di depan rumah sakit. Joel tidak bisa menyetir tanpa SIM sementara dia tidak mengizinkan Georgina yang sedang hamil menyetir. Untung saja Gabriel berbaik hati, dia memberikan salah satu sopir dari kantornya untuk membantu mereka. “Kita akan mampir di toko kue,” ucap Joel pada sopir yang sedang membukakan pintu untuk mereka. “Baik, Tuan.” Hanya membutuhkan sepuluh menit, akhirnya mereka tiba di toko kue. Joel dan Georgina turun dari mobil, membiarkan sopir memarkir mobil di tempat yang telah tersedia. Karena ingin makan kue di tempatnya langsung, Joel mencari meja kosong untuk mereka. “Ada yang bisa saya bantu, Tuan?” pelayan toko bertanya saat melihat Joel dan Georgina kebingungan. “Sepertinya semua meja sudah penuh tapi kami ingin makan kue di sini.” “Ada satu ruangan khusus di lantai tiga. Dari ruangan itu Anda bisa melihat pemand
Joel tidak bisa membendung kebahagiaannya. Dia memeluk Georgina sangat erat, mengalirkan semua kebahagiaannya kepada wanita itu. Joel tidak menyangka jika Brittany akan mengatakan hal itu, tetapi dia tahu Georgina tidak mungkin berbohong padanya. “Mama kamu tidak akan berubah pikiran, kan?” tanya Joel untuk memastikan, meskipun dia yakin hal itu tidak akan terjadi. Georgina tertawa melihat reaksi Joel. Dia pun sangat bahagia, akhirnya hubungan mereka mendapatkan restu dari Brittany. “Aku yakin mama tidak akan berubah pikiran, Jo. Aku sangat mengenalnya. Dia pasti sudah memikirkan ini dengan baik.” “Ya, aku tahu itu. Akhirnya aku mendapatkan restu dari ibumu.” “Aku ingin meyakinkan papa lagi, Jo. Kamu mau menemaniku, kan?” tanya Georgina, masih tersenyum sambil menyaksikan kebahagiaan Joel. “Tentu saja aku mau. Aku juga akan memberitahu orangtuaku tentang hal ini.” Joel sangat tidak sabar, dia ingin segera menikah dengan Georgina. “Sepertinya kita tidak perlu memberitah
Joel terkesiap saat melihat siapa yang berdiri di depan pintu rumah Georgina. Brittany datang ke Italia tanpa memberitahu siapa pun. Tentu saja Joel tidak keberatan, tetapi di sisi lain dia memikirkan orangtuanya yang menginap di rumah Georgina. “Kapan mama datang? Kenapa tidak memberitahu kami? apakah mama naik taksi?” hujan pertanyaan keluar dari mulut Joel, masih terkejut melihat calon ibu mertuanya. Seandainya Joel tahu, dia pasti menjemput Brittany di bandara. Brittany tak menjawab semua pertanyaan Joel. Dia masuk, reflek Joel menyingkir dan memberikan jalan padanya. Brittany menelusuri rumah itu dengan matanya, mulutnya tak berhenti memanggil Georgina dan Zion. “Ma, mereka sedang keluar bersama mama dan papa.” Joel memberitahu Brittany tetapi wanita itu masih mengabaikannya. Menganggap Joel tidak ada, Brittany masuk ke kamar Georgina. Ternyata benar, dia tidak menemukan putrinya di sana. Brittany pergi ke kamar tamu dan dia menemukan koper dan barang-barang milik Har
“Hari ini Anda sudah bisa pulang. Kehamilan Anda baik-baik saja, tidak perlu khawatir.” Dokter tersenyum setelah melakukan pemeriksaan terakhir terhadap Georgina. “Terima kasih, Dokter.” Georgina tersenyum ke arah Joel dan pria itu mengambil tangannya. “Apakah Gina bisa makan apa saja yang dia mau? dia tidak memiliki pantangan, kan?” tanya Joel. Dia khawatir wanitanya akan mengidam tetapi makanan yang dia inginkan tidak sesuai dengan anjuran dokter. “Tidak ada larangan, asalkan tetap makan dalam porsi yang wajar.” Gabriel masuk ke ruangan, Georgina terkejut melihatnya. Dia tidak memberitahu Gabriel apa pun tetapi pria itu mengetahui keberadaannya. “Mobil sudah menunggu di depan. Ayo turun!” ajak Gabriel, sepertinya dia sengaja datang untuk menjemput Georgina. “Dari mana kau tahu kalau aku ada di rumah sakit? Apakah Syera memberitahumu?” Georgina mencurigai asistennya. Kemungkinan besar hanya Syera yang memberitahu Gabriel. “Aku meminta Gabriel untuk menjemput kita. Aku
“Darren membutuhkan bukti, bukan kata-kata manis. Jika kau berhasil membuat Gina bahagia, aku yakin hatinya akan luluh. Selama ini Darren masih merasa bersalah karena perceraiannya dengan Brittany telah membuat dia berpisah dengan Gina. Darren hanya ingin melihat Gina menikah dengan pria yang bertanggung jawab, mencintai, dan bisa menjaga Gina seumur hidupnya. Dia tidak ingin Gina bercerai seperti dirinya.” Camelia memberikan saran kepada Joel.“Aku tidak akan bercerai dari Gina. Jika dia menginginkannya maka aku akan memakai ribuan cara untuk membatalkan keinginannya.”Camelia tersenyum sambil menepuk pundak Joel. “Darren dan Brittany ingin kau berjuang lebih keras karena mereka ingin kau menghargai Gina. Kelak, ketika kalian memiliki masalah besar, kalian tidak akan mudah menyerah karena perjuangan itu.”“Aku mengerti.”“Jangan menyerah, Joel. Suamiku memang keras kepala tapi sebenarnya dia memiliki hati yang lembut. Dia hanya takut orang-orang yang dia cintai tersakiti.
Sesampainya di rumah sakit, Darren buru-buru bertanya di mana ruangan Georgina Moore. “Terima kasih,” ucapnya setelah mendapatkan apa yang dia inginkan.Darren dan Camelia berjalan cepat, tidak mempedulikan Harold dan Diane yang mengikuti mereka. Sesampainya di ruangan, mereka melihat Joel sedang memperhatikan anak dan istrinya yang sedang tidur.“Bagaimana keadaan Gina?” tanya Darren, tiba-tiba melupakan kemarahannya kepada Joel. Kekhawatirannya pada Georgina mengalahkan kebenciannya pada mereka.“Pa, jangan terlalu berisik. Dokter mengatakan kalau Gina membutuhkan tidur nyenyak.” Joel menegur, tampak seperti anak menantu dan ayah mertua yang akrab.Darren berdiri di samping ranjang sambil melihat putri dan cucunya. “Apa yang terjadi? Kenapa Gina tiba-tiba dirawat di rumah sakit?” tanya Darren dengan suara yang lebih lembut dari sebelumnya. Dia masih mendengarkan teguran Joel meski tidak menyukainya.“Bisakah kita bicara di luar? Aku tidak ingin Gina terbangun karena suara kit
Dua hari telah berlalu tetapi Georgina masih bersikap dingin pada Joel. Tidak ada ciuman dan pelukan, bahkan mereka tidak tidur di kamar yang sama. Georgina ingin sampai batas mana Joel akan memperjuangkan dirinya. Diane dan Harold memilih tinggal di hotel karena mereka tidak mau membuat Georgina merasa tidak nyaman. Sejak kejadian di rumah Darren, Georgina masih bersikap dingin kepada mereka. Untuk menghindari kesalahpahaman yang lebih banyak, akhirnya mereka mengalah. Mungkin Georgina akan memaafkan saat mereka tidak memaksa. Georgina sedang duduk di depan cermin. Dia memperhatikan wajahnya sambil menghela napas. Pagi ini mereka akan bertemu dengan seorang terapis frekuensi darah, hal itu membuat jantung Georgina berdebar. Sebagai seorang ibu, dia hanya menginginkan yang terbaik untuk putranya. Lamunan Georgina menghilang saat ketukan pintu menyentuh telinganya. Georgina beranjak dari tempat duduknya, membuka pintu, dan menghela napas lagi saat melihat Joel di depannya.
Satu jam kemudian Georgina membuka matanya dan dia terkejut saat matanya bertemu dengan mata Joel. Dia hendak duduk tetapi Joel menahan tubuhnya. “Kamu masih mengantuk. Jangan meninggalkan ranjang ini.” “Aku harus pergi,” ucap Georgina tetapi Joel tetap menahan tubuhnya. “Kamu tidak bisa pergi tanpa izinku.” Joel harus bersikap tegas karena dia tidak mau melepaskan Georgina lagi. “Simpan kepercayaan dirimu untuk dirimu sendiri. Aku tidak mau mendengarnya.” Joel tertawa dan mendekatkan wajahnya ke wajah Georgina. “Aku sangat merindukanmu,” ucapnya dan segera mencium bibir Georgina. “Joel, aku tidak mau melihat wajahmu. Aku sangat membencimu.” Joel terkekeh mendengar kata-kata Georgina. “Aku tahu kamu sangat mencintaiku. Kamu hanya marah padaku.” Georgina hendak protes tetapi kata-katanya tertahan saat mereka mendengar suara dari pintu. Zion memukul pintu sambil memanggil mereka. “Joel, Zion memanggilku,” ucap Georgina, berharap Joel akan melepaskannya. “Zion tidak
Syera menghampiri Georgina yang masih meringkuk di sofa. Beberapa menit yang lalu Zion tertidur di sofa dan Syera memindahkannya ke kamar. Kesempatan itu pun dia gunakan untuk bertanya kepada Georgina. Awalnya Syera marah tetapi kemudian dia mencoba mengendalikan dirinya. “Apa kau yakin, Gina? Aku yakin Joel pasti panik dan mencarimu sekarang.” Georgina menggelengkan kepalanya. “Jangan memberitahunya, Syera. Aku belum siap untuk menemuinya. Ini terlalu menyakitkan.” Syera hanya bisa menghela napas, tidak bisa memaksa Georgina. “Istirahatlah. Kau harus memikirkan bayi yang ada di dalam perutmu.” Georgina mengusap perutnya dan dia menangis lagi. Georgina takut akan mengalami hal yang sama tetapi dia belum siap untuk menemui Joel. Melihat tangisan Georgina, Syera mendekat dan memeluknya. “Kau tidak sendirian, Gina. Kau memiliki keluarga dan aku akan selalu membantumu.” Georgina menangis di dalam pelukan Syera, mengeluarkan sakit hatinya melalui air mata. “Aku takut, Sy