Benar saja, setelah sarapan, King membawa Hera kembali masuk ke dalam kamar dan mereka memulai lagi pertempuran di atas ranjang.Hera benar-benar merasa capek hari ini dibuat oleh King, hampir tengah hari pertempuran ranjang itu baru selesai. Hera yang kelelahan sudah tidak kuasa berjalan menuju lantai bawah untuk makan siang.Alhasil, lagi-lagi King menyuapinya dan melayaninya dengan baik."Mas.., aku bisa makan sendiri kok," lirihnya."Stop baby! ikutin saja yang aku mau, ayo buka mulutnya..," King memaksa Hera untuk makan karena ia sedikit merasa bersalah menghujam istrinya berkali-kali sehingga merasa kelelahan."Setelah makan, kamu tidurya sayang..," ujarnya lembut kepada istrinya."Ih.., mas aku ini bukan anak kecil lho.., masa disuruh-suruh untuk tidur siang sih..," kesalnya.
Setelah pertemuan di ruang kerja King. Ketiganya pun mencapai kesepakatan untuk memulai penyelidikan kepada kedua orang yang dicurigai sebagai tukang teror selama ini.Setelah Jodi dan Juyan pulang, King melangkah menuju dapur dan membuka kulkas, ia kembali menyantap puding buatan istrinya."Tuan muda.., kok tumben suka makan puding?" tanya Sang ART yang kebetulan lagi memasak untuk makan malam."Puding buatan Hera enak banget mbok, aku selalu ingin dan ingin lagi untuk memakannya!" ujar King antusias."Berarti benar dugaanku, pasti nona Hera sedang hamil saat ini," ia ingin menyampaikannya kepada King namun tuan mudanya itu keduluan berkata, "mbok, jangan terlalu banyak memasak untuk makan malam, aku dan istriku akan menginap di rumah ayah Tobi," setelah berkata begitu, King pun kembali ke lantas atas untuk membagunkan istrinya.King mas
"Sudahlah mas, jangan pura-pura!" kesalnya lalu berjalan menuju lemari dan mulai memilih bajunya. King segera mengikuti langkah Hera lalu meraih tangannya."Sayang.., mari kita bicara..," ujarnya. Namun dengan cepat Hera malah menghempas tangan suaminya. "Lepas! aku mau ganti baju!" King sepertinya harus sabar menghadapi tingkah istrinya kali ini. "Ya sudah, kamu ganti baju dulu, setelah itu kita bicara. Hera diam dan tidak menyahut. Sementara King, matanya langsung jelalatan melihat istrinya yang dengan santainya membuka semua pakaiannya di depan suaminya. "Shit! dia pasti sengaja menggodaku!" gumamnya dalam hati. Torpedonya langsung tegak berdiri saat melihat tubuh telanjang Hera. "Aku harus baik-baikkin dia, karena jika tidak, aku pasti tidak akan mendapatkan jatah!" gu
"Mas ah.., ah..," suara desahan Hera kembali membahana diseisi kamar mereka.Hujaman demihujaman torpedo King kembali menggoyang gua sempit milik Hera membuat keduanya semakin terbuai. Namun King harus menghentikannya, ia melirik jam sudah pukul enam sore.King tiba-tiba mencabut torpedonya bersamaan dengan Hera yang hendak mencapai pelepasannya."Mas! kok dicabut sih!" kesalnya.Dia yang tadinya sangat keenakan tiba-tiba semua berhenti karena King yang mencabut miliknya."Sayang.., sudah sore banget, nanti kita telat ke rumah ayah. Tadi aku janji kalau kita akan makan malam disana. Mama Lima masakin khusus untuk kita baby..," seru King menjelaskan."Tapi kan, aku lagi nanggung mas! nyebelin deh kamu!" kesalnya lalu bangkit dari tempat tidur."Sayang.., please, aku janji nanti kita lanjutkan di rumah ayah ya..," ujarnya la
Makan malam pun tiba, Hera terlihat lahap memakan semua menu yang di masak oleh mama Lisma."Ma.., masakan mama tetap yang terbaik," ujar Hera ditengah-tengah kegiatan makannya. Ia terlihat sangat banyak makan dan tentu saja, King menyukai hal itu karena ia berencana akan meneruskan pertempuran mereka yang sempat terganggu tadi.Tingkah Hera yang makan lebih banyak dari biasanya semakin menguatkan feeling mama Lisma jika anak tirinya itu memang sedang mengandung."Makanlah yang banyak Ra, besok mama akan masakin lagi buat kamu," seru ibu Lisma sambil tersenyum."Benar ya ma?" tanya Hera karena ia sudah siap-siap untuk menambah makannya."Makanlah sayang..," ujarnya Sang Ibu tiri lagi.Melihat keakraban anak dan istrinya ayah Tobi sangat bahagia melihatnya.Diam-diam ia mengucapkan terima kasih kepada Tuhan akan hal itu. Hanya saja saa
Pagi ini King terbangun dan mendapati istrinya sudah tidak berada di sampingnya."Pasti Hera sedang di dapur," gumamnya dalam hati.Ia pun memutuskan untuk mandi.King keluar dari kamar dengan rambut basah sama seperti Hera. Hal itu diperhatikan oleh mama Lisma. Wajah Hera juga terlihat sangat kelelahan."Pasti mereka tidur larut malam, kalau tau begitu mending tadi aku buat sendiri puding untuk nak King..," ada sedikit penyesalan di hati mama Lisma karena menelpon Hera pada pagi-pagi buta agar segera bangun dan membantunya di dapur sekalian untuk membuat puding coklat pesanan King."Selamat pagi baby..," ujar King lalu memeluk Hera dari belakang."Are you okay this morning..?" tanya King sambil mencium tengkuk Hera. Ia masih belum menyadari jika mama Lisma berada disitu juga dan sedang menonton kemesraan mereka."Ih.., ma
King kembali ke dapur dan mulai membersihkan kitchen set yang agak berantakan, tidak lupa ia mengepel lantai sampai bersih karena tadi sisa-sisa cairan kenikmatan keduanya berserakan jatuh ke bawah lantai.Setelah ia rasa dapur sudah bersih, ia kembali melangkah dan masuk ke dalam kamar.Saat masuk kamar, ia mendapati istrinya sudah selesai sarapan dan sedang tidur.Bunyi napas teratur istrinya terdengar di telinganya, yang menandakan jika Hera memang sudah tertidur lelap.Ia keluar kamar dengan membawa piring kotor. Tidak lupa ia membuka semua pintu yang ia kunci tadi supaya kedua mertuanya tidak mengetahui kegiatan panas yang baru saja mereka lakukan.Setelah itu ia memulai sarapannya di pagi itu.Saat ia sedang asyik menikmati puding buatan istrinya, kedua mertuanya pulang dari jogging."Kamu kok sarapan sendiri King? H
Tanpa diketahui, pria misterius itu melihat semuanya. Bahkan saat King dengan rakusnya mengecap manisnya bibir Hera.Ia sampai mengepalkan kedua tangannya.Ia masih belum bisa menerima jika Hera, telah menjadi milik orang lain.Ia lalu memakai topi dan kaca mata hitam, turun dari mobilnya dan masuk ke dalam kantor itu.Ia memegang sebuah amplop berwarna coklat lalu berjalan menuju resepsionis berada."Selamat pagi pak, ada yang bisa saya bantu?" tanya Sang Resepsionis."Berikan ini kepada Hera sesegera mungkin, ini penting!" ujarnya lalu berjalan keluar kantor dan mencoba untuk menghindari cctv.Sang resepsionis menelpon divisi tempat Hera bekerja untuk memastikan jika Hera sedang menunggu kiriman dari seseorang.Ruang kerja Hera di ketuk dari luar,"Mas