Beberapa waktu yang lalu,Juyan, menelpon Wina jika ia akan telat datang karena memiliki janji bertemu dengan Amel."Ayang beb.., untuk apa kamu ketemu Amel?" uja Wina sedikit kesal karena Juyan menunda unruk datang."Ini tentang nona muda dan tuan King, aku pastikan pertemuan kami tidak lebih dari satu jam, tunggu aku ayang beb, i love you," Juyan segera mematikan sambungan telpon itu dan segera menuju tempat mereka janjian bertemu.Juyan melajukan mobil dengan kecepatan tinggi lebih cepat dari biasanyakarena ia tidak mau telat bertemu dengan Wina. Mengingat waktu sudah semakin larut.Setelah menempuh beberapa menit saja, Juyan akhirnya bertemu dengan Amel."Tuan Jodi..?" Juyan kaget melihat Jodi juga ikut bergabung."Amel, kenapa ada tuan Jodi?" tanyanya penasaran.Lalu Amel pun menjelaskan kejadia
Tidur King terusik dengan bunyi ponsel istrinya yang berdering beberapa kali. Ia pun terpaksa bangun dan meraih ponsel istrinya. Ia juga penasaran siapa yang menghubungi istrinya dini hari begini. Ia lalu membuka ponsel Hera dan alangkah terkejutnya King saat melihat foto-fotonya bersama Sarah saat ia sedang menunggu Hera selesai dari salon ketika mereka masih di London beberapa waktu yang lalu, bahkan fotonya saat Sarah memeluknya juga ada. King segera mengirimkan foto-foto tersebut ke ponselnya. Lalu menghapusnya dari ponsel istrinya. "Kurang ajar! siapa orang ini sebenarnya? sekarang ia malah berani meneror Hera!" geramnya seketika. Ia lalu menghubungi Juyan. Namun ponselnya mati. Bagaimana tidak Juyan sengaja mematikan ponselnya karena tidak mau terganggu, karena ia sangat kelelahan dibuat oleh Wina. "Ponsel
Benar saja, setelah sarapan, King membawa Hera kembali masuk ke dalam kamar dan mereka memulai lagi pertempuran di atas ranjang.Hera benar-benar merasa capek hari ini dibuat oleh King, hampir tengah hari pertempuran ranjang itu baru selesai. Hera yang kelelahan sudah tidak kuasa berjalan menuju lantai bawah untuk makan siang.Alhasil, lagi-lagi King menyuapinya dan melayaninya dengan baik."Mas.., aku bisa makan sendiri kok," lirihnya."Stop baby! ikutin saja yang aku mau, ayo buka mulutnya..," King memaksa Hera untuk makan karena ia sedikit merasa bersalah menghujam istrinya berkali-kali sehingga merasa kelelahan."Setelah makan, kamu tidurya sayang..," ujarnya lembut kepada istrinya."Ih.., mas aku ini bukan anak kecil lho.., masa disuruh-suruh untuk tidur siang sih..," kesalnya.
Setelah pertemuan di ruang kerja King. Ketiganya pun mencapai kesepakatan untuk memulai penyelidikan kepada kedua orang yang dicurigai sebagai tukang teror selama ini.Setelah Jodi dan Juyan pulang, King melangkah menuju dapur dan membuka kulkas, ia kembali menyantap puding buatan istrinya."Tuan muda.., kok tumben suka makan puding?" tanya Sang ART yang kebetulan lagi memasak untuk makan malam."Puding buatan Hera enak banget mbok, aku selalu ingin dan ingin lagi untuk memakannya!" ujar King antusias."Berarti benar dugaanku, pasti nona Hera sedang hamil saat ini," ia ingin menyampaikannya kepada King namun tuan mudanya itu keduluan berkata, "mbok, jangan terlalu banyak memasak untuk makan malam, aku dan istriku akan menginap di rumah ayah Tobi," setelah berkata begitu, King pun kembali ke lantas atas untuk membagunkan istrinya.King mas
"Sudahlah mas, jangan pura-pura!" kesalnya lalu berjalan menuju lemari dan mulai memilih bajunya. King segera mengikuti langkah Hera lalu meraih tangannya."Sayang.., mari kita bicara..," ujarnya. Namun dengan cepat Hera malah menghempas tangan suaminya. "Lepas! aku mau ganti baju!" King sepertinya harus sabar menghadapi tingkah istrinya kali ini. "Ya sudah, kamu ganti baju dulu, setelah itu kita bicara. Hera diam dan tidak menyahut. Sementara King, matanya langsung jelalatan melihat istrinya yang dengan santainya membuka semua pakaiannya di depan suaminya. "Shit! dia pasti sengaja menggodaku!" gumamnya dalam hati. Torpedonya langsung tegak berdiri saat melihat tubuh telanjang Hera. "Aku harus baik-baikkin dia, karena jika tidak, aku pasti tidak akan mendapatkan jatah!" gu
"Mas ah.., ah..," suara desahan Hera kembali membahana diseisi kamar mereka.Hujaman demihujaman torpedo King kembali menggoyang gua sempit milik Hera membuat keduanya semakin terbuai. Namun King harus menghentikannya, ia melirik jam sudah pukul enam sore.King tiba-tiba mencabut torpedonya bersamaan dengan Hera yang hendak mencapai pelepasannya."Mas! kok dicabut sih!" kesalnya.Dia yang tadinya sangat keenakan tiba-tiba semua berhenti karena King yang mencabut miliknya."Sayang.., sudah sore banget, nanti kita telat ke rumah ayah. Tadi aku janji kalau kita akan makan malam disana. Mama Lima masakin khusus untuk kita baby..," seru King menjelaskan."Tapi kan, aku lagi nanggung mas! nyebelin deh kamu!" kesalnya lalu bangkit dari tempat tidur."Sayang.., please, aku janji nanti kita lanjutkan di rumah ayah ya..," ujarnya la
Makan malam pun tiba, Hera terlihat lahap memakan semua menu yang di masak oleh mama Lisma."Ma.., masakan mama tetap yang terbaik," ujar Hera ditengah-tengah kegiatan makannya. Ia terlihat sangat banyak makan dan tentu saja, King menyukai hal itu karena ia berencana akan meneruskan pertempuran mereka yang sempat terganggu tadi.Tingkah Hera yang makan lebih banyak dari biasanya semakin menguatkan feeling mama Lisma jika anak tirinya itu memang sedang mengandung."Makanlah yang banyak Ra, besok mama akan masakin lagi buat kamu," seru ibu Lisma sambil tersenyum."Benar ya ma?" tanya Hera karena ia sudah siap-siap untuk menambah makannya."Makanlah sayang..," ujarnya Sang Ibu tiri lagi.Melihat keakraban anak dan istrinya ayah Tobi sangat bahagia melihatnya.Diam-diam ia mengucapkan terima kasih kepada Tuhan akan hal itu. Hanya saja saa
Pagi ini King terbangun dan mendapati istrinya sudah tidak berada di sampingnya."Pasti Hera sedang di dapur," gumamnya dalam hati.Ia pun memutuskan untuk mandi.King keluar dari kamar dengan rambut basah sama seperti Hera. Hal itu diperhatikan oleh mama Lisma. Wajah Hera juga terlihat sangat kelelahan."Pasti mereka tidur larut malam, kalau tau begitu mending tadi aku buat sendiri puding untuk nak King..," ada sedikit penyesalan di hati mama Lisma karena menelpon Hera pada pagi-pagi buta agar segera bangun dan membantunya di dapur sekalian untuk membuat puding coklat pesanan King."Selamat pagi baby..," ujar King lalu memeluk Hera dari belakang."Are you okay this morning..?" tanya King sambil mencium tengkuk Hera. Ia masih belum menyadari jika mama Lisma berada disitu juga dan sedang menonton kemesraan mereka."Ih.., ma
Lui langsung mencari sang mommy. "Selamat sore jagoan Opa?" sapa tuan Roland kepada cucunya. "Oma, Mommy kemana,kok nggak kelihatan?" ia bukannya membalas sapaan kakeknya. Ia malah menanyakan keberadaan sang mommy. Jadinya tuan Luther menjadi terbengong-bengong dengan sikap cucunya itu. Sifat Lui bertolak belakang dengan sifat kakaknya Kiran yang menyapa kedua kakek dan neneknya dengan semangat. "Welcome home.., Oma, Opa," ucap Kiran lalu memeluk keduanya. "Lui.., kamu nggak kangen sama Oma?" Nyonya Yesi pura-pura sedih. Ia sangat tau kelemahan cucunya. "Tentu saja, Lui kangen Oma," ujarnya lalu memeluk omanya dengan erat. Namun ia tidak mau memeluk opanya. "Opa jangan sedih ya, sini main sama aku saja," Kiran mengetahui raut kesedihan di&n
Empattahun kemudian,"Kiran.., anak Daddy, Where are youbaby..," ucap King yang mulai mencari keberadaan anak sulungnya itu di setiap ruangan dalam rumahnya, karena tadi ia sengaja mampir ke sekolah anaknya untuk menjemputnya, namun gurunya mengatakan jika si anak sudah dijemput duluan oleh seseorang.Jelas saja ia sangat kuatir karena Bu Gurunya kurang kenal dengan orang itu, ia hanya berkata jika ia adalah sopir keluarga Elwood.Ditambah lagi, istrinya Hera sedang ngambek dengannya sudah dua hari ini. Semua gara-gara putranya yang lahir setelah dua tahun Kiran hadir dalam kehidupan mereka.Lui Putra Elwood, demikian nama putra mereka. Walaupun Luimasih berumur 2 tahun namun tingkahnya seperti anak yang berumur lima tahun, ia sering kali menjalihi King.Satu persatu King menyebut nama-nama orang yang ada di rumahnya. Namun tidak ad
"Sayang.., pelan aduh..," King merasa sangat kesakitan karena untuk kesekiankalimya Hera menancapkan kuku-kukunya dilengan King.Saat ini Hera sedang berjuang di ruang persalinan untuk melahirkan bayi pertama mereka.King yang sok jago,melarang mami Yesi dan mama Lisma untuk menemaninya masuk ke ruang bersalin. Alhasil ia yang menjadi bulan-bulanan istrinya yang sedang berjuang melahirkan bayi mereka.Hera terlihat menahan rasa sakit yang teramat sangat, namun bibirnya sama sekali tak mengeluh, hanya sorot matanya yang mengeluarkan banyak air mata, mengisyaratkan rasa sakit yang mendalam."Sayang.., semangat baby, kamu pasti bisa!" King mencoba menyemangati Hera, ia juga menyeka keringat yangsudah bercampur air mata di wajah istrinya."Bu Hera, sekali lagi kita coba, kepala si kecil sudah mulai nongol nih, tarik napas dalam-dalam, l
Beberapa bulan kemudian,"Sayang.., i'm home baby.., where are you?" ucap King setengah berteriak mencari keberadaan istrinya di dalam kamar."Aku disini mas," jawab Hera yang baru saja selesai mandi."Kamu baru selesai mandi sayang? ayo buruan, aku akan mengantarmu ke rumah sakit," ujar King lagi."Lho mas, bukannya pagi ini kamu akan menghadiri meeting penting?" seru Hera bingung. Soalnya mami Yesi mengatakan jika suaminya sangat sibuk hari ini jadi, ibu mertuanya yang akanmenggantikan King untuk mengantarkannya ke rumah sakit."Sayang.., yang terpenting bagiku saat ini hanya kamu dan bayi kita, yang lain mah.., lewat! lagian kamu nggak usah kuatir ada dua tim kuat yang ikut mendukung suksesnya perusahaan kita," jelas King kepada istrinya."Maksud mas, tim kuat yang bagaimana sih?"
Pagi hari pukul enam, Hera terbangun dan merasakan badannya terasa capek. Ia melihat sekelilingnya, "aku ada dimana?" gumamnya dalam hati.Ia lalu mengitari pandangannya di dalam ruangan itu. Akhirnya ia tau jika ia sedang berada di dalam rumah sakit.Tangannya juga telah di infus, ia lalu mengingat bayi di dalam kandungannya."Bayiku.., apakah kamu baik-baik saja nak?" Hera mulai terisak, dan menangis tersedu-sedu. Tuan Roland danNyonya Yesi yang sedang menjaga Hera seketika terbagun dari sofa yang mereka tiduri."Pi.., Hera sudah sadar! segera hubungi dokter!" pinta nyonya Yesi kepada suaminya.Sementara ia sendiri menghampiri ranjang tempat Hera terbaring."Ra.., kamu sudah bangun?" sapa nyonya Yesi lembut."Mi.., bayiku mi.., bayiku bagaimana mi?" isaknya lagi."Kamu tenang ya Ra, cucu mami
Juyan yang baru saja mendapat laporan dari Jonas, jika Hera saat ini di rawat di sebuahrumah sakit, segera membawa King menuju rumah sakit dimana Hera sedang dirawat.Sepanjang perjalanan King mencoba terus mengumpulkan kesadarannya. Ternyata pengaruh wine yang ia minumtadi mulai bereaksi.Sesampai di rumah sakit, ia langsung menerobos masuk ke dalam ruangan unit gawat darurat, ia tidak peduli lagi jika beberapa perawat menghalangi jalannya.Ia melihat istrinya yang terbaring tidak sadarkan diri, dengan wajah pucat dan infus yang terpasang di tangannya.Ia lalu menggenggam tangan istrinya sambil menangisia berkata, "Ra.., kamu kenapa sayang? maafkan aku, bangun baby.., maafkan aku..," lirihnya."Dokter bagaimana keadaan istri saya?" tanyanya kepada dokter yang bertugas di UGD saat itu."Kondisi pasien saat ini
Sepanjang malam King terus mengitari jalanan kota Jakarta malam itu, namun ia tidak dapat menemukan jejak istrinya Juyan yang merasa kasihan dengan bosnya dari tadi tetap setiap mengikuti mobil King kemana pun ia pergi. Sementara itu, di sebuah apartemen, Hera tak henti-hentinya menangis. Berbagai cara dilakukan oleh Fred agar Hera berhenti untuk menangis namun sama sekali tidak berhasil. "Sudahlah Ra, untuk apa kamu menangisi suamimu yang tidak becus itu! itu hanya akan membuang-buang energimu, sudahlah lupakan saja masalah itu, anggap saja semua hanyalahangin lalu!" Fred bukannya membuat Hera tenang malah yang ia lakukan semakin memprovokasi Hera. "Kurang ajar lo,King! semua ini gara-gara lo! tunggu saja pembalasanku!" Fred mengeraskan rahangnya saat ini. Ia lalu
"Saya baru dapat kabar, dari seorang pengintai,jika Hera terlihat bersama Fred," Jonas segera memperlihatkan ponselnya yang menampilkan Hera dan Fred yang terlihat masuk ke dalam sebuah mobil. "Bajingan! jadi lo kerjasama dengan dengannya?!"dengan cepat King melayangkan tinjunya ke wajah Jonas. "Jo..nas..," Amel berteriak histeris dan segera menghampiri Jonas yang terjatuh di lantai karena mendapat serangan tiba-tiba dari King. "Lo pikir gue nggak tau, jika bokap lo yang menghancurkan perusahaan ayah Tobi?" Juyan terlihat menahan King yang ingin kembali menghajar Jonas. Jonas terlihat meringis kesakitan, lalu bangkit dari lantai dan mencoba untuk berdiri dibantu oleh Amel. Ia mulai berkata, "gue sama sekali tidak tau-menahu tentang rencana Fred untuk menculik Hera! dan mengenai perusahaan ayahnya Hera
Sarah terlihat menggeleng-gelengkan kepalanya karena Jodi juga ikut-ikutan menatapnya penuh emosi saat ia melihat foto Sarah yang memeluk King.Hatinya merasa marah karena diam-diam Sarah mulai menarik perhatiannya. Dan ia sudah bertekad untuk lebih mengenalnya. Namun lagi-lagi ia harus menelan rasa kecewa karena cinta karena Sarah ternyata bukan gadis baik-baik."Itu semua tidak benar, semua ini hanya salah paham, aku.., aku.. bisa menjelaskannya..," lirihnya sambil mulai menangis.Sarah tiba-tibamenyesal telah memeluk King saat itu. Ia tidak menyangka jika ada orang yang akan diam-diam mengambil beberapa fotonya dengan King.Awalnya memang niat Sarah masuk ke perusahaan King untuk merayunya dan mengacaukan pernikahannya dengan Hera.Namun seiring berjalannya waktu, King yang menugaskannya menjadi sekretaris Jodi telah merubah segalanya.