Share

Chapter 84

Penulis: Amelia Siauw
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

     Si wanita melompat. Gerakannya sangat gemulai. Dan rambut panjang yang menutupi dadanya berkibar, serta merta mulai membuka singkapannya. Yu Shi dan Rong Xun menahan nafas. Jantung mereka berdebar keras. Sebentar lagi mereka akan melihat buah dada wanita itu.....

     ... Yang ternyata datar.

     Tapi sebelum Yu Shi sempat bahkan mengucapkan sepatah katapun, si “wanita” telah menubrukkan dirinya merangkul Yu Shi erat-erat. 

     “Kau pria!!! Tapi mengapa kau bersikap begini?!?” Yu Shi berseru sambil berusaha melepaskan diri dari dekapannya.

     “Betul, aku pria. Tapi jiwaku adalah wanita. Sebetulnya wajahku pun juga wajah wanita tulen, bahkan jauh lebih cantik daripada mereka, hanya saja aku tak memiliki organ intim yang mereka punyai... Tapi, bukankah kau tertarik padaku? Jangan malu-malu, akuilah. Aku pun juga tertarik padamu...”

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • THE HEIR OF DRAGON   Chapter 85

    “Lepaskan Yu Shi!!!” Tiba-tiba saja Rong Xun telah berada di belakang Ivan, dengan cepat menghajar tengkuknya. Terhuyung lemas, Ivan jatuh ke samping. Yu Shi sendiri berusaha keras melepaskan dirinya dari cengkeraman para prajurit. Usahanya berhasil. Memastikan dirinya telah bebas, ia menarik pedangnya, dan bersama-sama Rong Xun terlibat dalam pertempuran riuh di Klasnyvyska. “Cepat keluarkan Puteri! Atau kami habisi kalian semua!” Yu Shi berseru, pedangnya menebas dua orang sekaligus. “Sialan!” Ivan turut mengangkat pedangnya. Suasana benar-benar sangat riuh. Yu Shi dan Rong Xun juga mulai kewalahan, karena jumlah prajurit Kishov seakan tidak ada habis-habisnya. Dan Ivan sendiri ternyata sangat andal dalam pertarungan. “Rasanya kita harus gunakan Strategi ke-36!” Rong Xun berseru frustrasi. Yu Shi

  • THE HEIR OF DRAGON   Chapter 87

    Kamar tidur Putera Mahkota Ivan terletak di lantai tiga Menara Timur. Sangat luas dan indah, dan didesain dengan nuansa yang apik, yang menyiratkan sang Pangeran memiliki selera sangat tinggi dalam desain dan artistik. Dalam hati Yu Shi bergumam, Hanya orang seperti Ivan yang mau bersusah payah mendesain kamarnya seartistik ini. Kalau aku, aku tak akan mau capek-capek begini, bagaimanapun aku harus menangani banyak urusan lain yang lebih penting. Yah... tapi setiap orang memang berbeda-beda! Yu Shi memandang sekelilingnya dengan gelisah. Bagaimanapun, Ivan membuatnya menanti terlalu panjang. Pangeran muda itu berkata ia ingin membersihkan diri supaya terlihat menarik di mata Yu Shi. Yu Shi sendiri tidak peduli seberapa menarik Ivan, yang ia pedulikan adalah menyelesaikan masalah ini secepatnya. Dan itu berarti, menghadapi Ivan secepatnya. Akhirnya, pintu terbuka. Keluarlah Ivan dari kamar mandi, tubuhnya hanya

  • THE HEIR OF DRAGON   Chapter 86

    Yu Shi menengadah. Tatapannya kembali menerawang. “Kakak Xun, bila kakek adalah aku saat ini, kau rasa, apakah yang akan ia lakukan?” Rong Xun hanya bisa membalasnya dengan tatapan hampa lantaran ia tidak mampu menjawab pertanyaan Yu Shi. Yu Shi sendirilah yang menjawab, “Itu tidak mungkin terjadi... Sebab kakek telah mampu mengantisipasi segala kemungkinan. Lain denganku yang terlalu mudah terpancing emosi ini.” Menyadari keputusasaan tengah melibat sahabatnya, Rong Xun berujar, “Aku yakin, kakekmu tetap akan melakukan hal yang sama denganmu. Karena yang tengah diculik adalah seseorang yang amat disayanginya. Siapapun dia, bila orang yang paling disayanginya direnggut dari sisinya, pasti akan berusaha untuk menyelamatkannya. Itu adalah pemikiran yang wajar dimiliki oleh seluruh manusia, Yu Shi. Pemikiran yang wajib dimiliki seorang pemimpin sejati. Kasih sayang. Dengan kasi

  • THE HEIR OF DRAGON   Chapter 88

    Yu Shi menarik nafas panjang. “Jangan kaukira hanya dirimu yang sengsara dan menderita. Semua orang memiliki kesusahan dan penderitaannya masing-masing. Kau tak tahu, aku dulu dibuang ke Yitmaiszk sebagai budak selama sembilan tahun sebelum akhirnya aku berhasil melarikan diri. Kau tentu tak mengerti bagaimana rasanya menjadi budak, harus bekerja siang dan malam walau tubuhmu sudah kelelahan, dan selalu dihina serta dimaki seakan kau sederajat dengan binatang...” Dan, bagaimana rasanya dihina karena dosa leluhurmu serta darah yang mengalir di dalam tubuhmu... Ivan berbisik lemah, “Aku memang pernah dengar akan kisahmu...” “Tapi aku tak pernah merasa pantas berbahagia di atas penderitaan orang lain, walaupun sekarang aku mempunyai kekuasaan yang cukup untuk membalas dendam pada orang-orang yang telah membuatku menderita.” Yu Shi menatap Ivan

  • THE HEIR OF DRAGON   Chapter 89

    “Kakak Xun, sebetulnya apa yang telah terjadi? Bisakah kau jelaskan padaku?” Mereka tengah mengendarai kuda yang melangkah dengan tenang. Langit malam maha luas, indah ditaburi bintang-bintang berkilauan. Rong Xun sendiri balas menatap Yu Shi, tersenyum. “Aku lupa memperkenalkan kalian. Ini Puteri Shirma dari Tukhestan.” Yu Shi memberi hormat. “Rupanya Anda seorang Puteri... Tapi, bagaimana mungkin...” Rong Xun tidak suka disela bila keterangannya belum selesai ia kemukakan. Ia berbalik menghadap Shirma. “Dan ini sahabatku, Han Yu Shi. Ia adalah Panglima Utama Negeri Liang.” Yu Shi tersentak kaget. Tidak disangkanya Rong Xun bisa seberani itu, mengungkap blak-blakan identitasnya pada seorang Tukhestan. Tapi Shirma sendiri terlihat tenang-tenang saja. Ia balas menghormat. “Terima kasih atas keb

  • THE HEIR OF DRAGON   Chapter 90

    “Ayo, kita pergi sekarang,” kata Yu Shi, sembari tersenyum ceria. Rong Xun tak dapat menahan rasa penasarannya. “Apa sebetulnya yang tengah kaurencanakan?” “Mencegah Raja Yerzhan bertindak lebih jauh dari yang seharusnya dia lakukan.” “Tuan Panglima, kau tenanglah. Ayahku tidak mungkin mencari masalah dengan kalian. Toh kalian telah menyelamatkanku!” kata Shirma. Yu Shi memandang Shirma. Inilah alasannya mengapa ia tidak bisa menyebutkan apa yang persisnya ia lakukan. Ia kembali tersenyum. “Ya, saya juga sangat mengharapkan demikian.” “Aku akan memastikannya! Karena kalian adalah penyelamat jiwaku!” Shirma memandang Rong Xun, dan Rong Xun ikut menukas, “Yu Shi, tenanglah. Putri Shirma sudah menjamin kita. Raja Yerzhan pasti akan menjamu kita dengan baik.” “Tentu saja.” Yu Shi tersenyum. Ia memang tenang, tapi bukan

  • THE HEIR OF DRAGON   Chapter 91

    “Kan sudah kubilang, Raja Yerzhan tidak akan peduli soal budi baik. Karena kakek telah memanfaatkan Putri Tukhestan untuk memadamkan pemberontakan Tukhestan. Jadi ia menganggap aku berbuat sama seperti kakekku, mencoba memikat putrinya untuk mendapat takhta.” Yu Shi menatap Rong Xun lekat-lekat. Rong Xun sendiri tidak mampu membalas, ia hanya bergumam pendek. “Untung kau meminta bantuan Guru Li...” Tuan Li ikut berujar. “Begitu kudengar kalian berniat menuju Tukhestan, aku tentu langsung pergi ke sana. Tukhestan jauh lebih berbahaya daripada Khanate ataupun Kishov karena mereka adalah suku bangsa yang paling membenci Han. Apalagi kudengar kalian langsung masuk ke Istana Khestagon.” Ia geleng-geleng kepala. Karena saat itu mereka ada di kamar yang sepi, Yu Shi berani bertanya blak-blakan. “Guru, sudahlah! Cepat beritahu kami di mana Puteri Feng Lan

  • THE HEIR OF DRAGON   Chapter 92

    Menyelundup keluar dari Istana tidaklah sulit, karena memang Raja Yerzhan telah sengaja mempermudah jalan keluar mereka. Namun Yu Shi dan Rong Xun sama sekali tidak mengira akan hal itu, mereka pikir Putri Shirma-lah yang telah berjasa dalam mencarikan jalan keluar. Begitu pula dengan perjalanan menuju Rumair. Bahkan telah tersedia dua ekor kuda bagi mereka. Mereka pun dapat tiba lebih cepat di Rumair. Kuda berhenti berderap. Yu Shi memandangi suasana di sekelilingnya. Ia refleks menggigit bibir. “Inikah Rumair...” Yang terhampar di hadapannya adalah pemandangan sebuah kota hantu. Ditambah dengan suasana kelam malam membuat kengerian semakin menjadi-jadi. Kabut tipis samar-samar membaurkan puing-puing yang berdiri di hadapan mereka. Genggaman tangan Yu Shi bergetar. Sementara Shirma refleks menggenggam tangan Rong Xun yang kontan terperangah

Bab terbaru

  • THE HEIR OF DRAGON   Chapter 105

    Yu Shi menoleh ke arah Rong Xun. Sahabatnya mengangguk kecil. Walaupun tidak terucapkan kata-kata, namun pandangannya telah mengucapkan ribuan kata yang tak terungkap dengan teramat jelas. Yu Shi menengadahkan wajahnya, menegakkan tubuhnya, dan keluar dari tempat persembunyiannya, berjalan tepat menuju Tuan Li dan Feng Lan yang tak ayal sangat terkejut melihat kedatangannya. Feng Lan sampai terbelalak lebar. Sementara Tuan Li berdehem, dan pelan-pelan meninggalkan tempat mereka tanpa suara. Keadaan menjadi sangat hening. Mereka berdua hanya saling berhadapan tanpa berucap sepatah katapun. Sinar bulan berkedip, cahayanya menjadi lebih terang semenjak awan bergeser menjauhinya. Yu Shi mendehem. "Putri Feng Lan... aku telah mendengar seluruh percakapanmu dengan Guru Li..." Muncul semburat merah menghiasi pipi Feng Lan. "Ak

  • THE HEIR OF DRAGON   Chapter 104

    "Guru! Ini bukan soal dendam pribadi! Mereka adalah tawanan negara!" Rong Xun memotong. "Aku tidak sedang bicara padamu!" Rong Xun tergugu. "Tetapi kepadamu, Yu Shi. Walaupun kau kaisar, namun kau tetaplah muridku. Karenanya aku harus membimbingmu." Yu Shi hanya diam membisu. "Kakekmu adalah seorang yang terus menyimpan amarah masa lalu dan penderitaan yang tak bisa ia ungkapkan. Karenanyalah, ia bertindak sadis dan semena-mena terhadap orang lain. Karena ia tidak bisa memaafkan dunia dan masa lalunya. Tapi, walaupun ia telah meraih banyak kesuksesan, apakah ia bahagia? Tidak, ia selalu menderita. Makanya ia sangat menyesali mengapa tak daridulu ia membuang semua dendam dan amarahnya, dan saat ia ingin melakukannya, kematian telah menunggunya. Yu Shi, tahukah kau? Kau yang sekarang sama dengan kakekmu! Kau dikuasai amarah dan dendam! Padahal kakekmu mengharapkan keturunannya menjadi

  • THE HEIR OF DRAGON   Chapter 103

    Di pihak lain, di dalam sel. Ternyata Xiu Lan telah masuk ke sana. Setelah seharian ia berpikir, hanya ia sendiri yang menjalani hidup bahagia dan tenteram sementara keluarganya yang lain akan menjalani hukuman mati, ia merasa sangat resah. Ternyata Xiu Lan merupakan anak yang baik, hanya perilakunya saja yang memang kurang matang, namun hatinya sungguh baik. Ia pun menyusup masuk ke dalam sel, dan menuntut untuk ikut menjalani eksekusi bersama. Ying Lan sampai menangis terharu dan memeluknya erat-erat. "Kakak, jangan menangis. Kau membuatku sedih," kata Xiu Lan. Ying Lan mengusap airmatanya. "Kalau saja aku tahu akan jadi begini, aku akan baik-baik terhadapmu!..." Saat itulah Feng Lan tiba. Ia juga tercegang melihat keberadaan Xiu Lan. Di pihak lain, orang-orang dalam sel juga sama tercegangnya saat melihatnya. "Feng Lan, kau juga sama seperti kami?..." Ying Lan bertanya tak percaya

  • THE HEIR OF DRAGON   Chapter 102

    Mereka kini berjalan menyusuri istana, aula istana, lorong-lorong, taman dalam... dan mereka semuanya diam, hening. Feng Lan meremas jari-jari tangannya. Perjalanan yang mereka tempuh sungguh panjang, sebelum mereka tiba di akhir perjalanan mereka; Paviliun Shu Ling. Dikelilingi taman yang indah, Paviliun Shu Ling merupakan paviliun yang amat asri dan rindang. Seharusnya senantiasa terjadi percakapan yang menyenangkan hati di sana, namun kali ini suasananya berbeda - suasana yang dipenuhi ketegangan. Feng Lan meremas tangannya kuat-kuat. Ia pandangi Yu Shi yang masih tetap berjalan di depannya dan memunggunginya walaupun mereka telah sampai di tempat tujuan, sangat lama. Dan ketika Yu Shi membalikkan tubuhnya, Feng Lan dapat melihat ekspresi wajahnya yang sayu dan sendu. Feng Lan menggigit bibir. Ia sangat terkejut melihat raut wajah sang kaisar muda, yang kini banyak dipenuhi kerut, dan terdapat lingkar

  • THE HEIR OF DRAGON   Chapter 101

    Penyerangan Han ke Liang tidak memakan waktu lama. Sudah sangat terlambat bagi Liang untuk mempersiapkan diri. Walaupun kini Ying Lan bekerja ekstra keras untuk menutupi kegagalannya, ia tetap harus menerima bahwa, hanya dalam kurun waktu tiga minggu pintu gerbangnya telah dibuka dan para prajurit musuhpun dapat dengan mudah meringkus para anggota kerajaan. Termasuk pula Feng Lan. Feng Lan memang datang di saat yang tidak tepat. Saat ia tiba di istana bersamaan dengan saat ketibaan para prajurit Han. Otomatis ia ikut tertangkap. Tapi tak apa. Aku jadi bisa bertemu dengan Yu Shi, pikirnya saat berada dalam kereta tawanan. "Kakak... aku takut..." Di sebelahnya, Xiu Lan berkata, tangannya yang gemetaran hebat memegang erat tangan kakaknya. Feng Lan mengusap rambut adiknya. "Tenanglah. Ada kakak di sampingmu..." &

  • THE HEIR OF DRAGON   Chapter 100

    "Kabar baik, Paduka! Song telah kita kuasai!" Komandan Besar Rong Xun memberi laporan. Duduk di singgasana, Yu Shi mengangguk. "Bagus," jawabnya singkat. Kini, ia memang terkenal suka memberikan jawaban singkat. Jangan mengharapkan jawaban panjang darinya. Rong Xun melanjutkan, "Dan kini kami tengah mengarah ke sasaran terakhir kita - Liang." Seluruh menteri di aula yang sangat luas itu mendesah, bergairah. Pula mereka tahu bahwa menaklukkan Liang adalah harapan terbesar pemimpin mereka. Ketika Liang ditaklukkan, maka Han akan mengulang kejayaannya menguasai dunia seperti dahulu kala. Tidak sesuai dengan dugaan orang-orang, mimik Yu Shi sama kakunya dengan sebelumnya. "Laksanakan," katanya pendek. "Perintah dari Paduka Yang Mulia, Laksanakan!" Rong Xun berseru. Setiap orang pun langsung masuk ke posnya masing-masing, siap be

  • THE HEIR OF DRAGON   Chapter 99

    Itu merupakan gua dalam gunung di negeri yang terisolir. Tenang, hening dan damai. Tiada suara apapun yang akan mengusik. Dan kalaupun terdengar suara, maka itu pastilah suara yang membuat hati tenteram dan bahagia. Kebahagiaan itulah yang mendorong Feng Lan untuk datang ke tempat itu. Ia memang sudah tahu Negeri Qi adalah negeri yang menutup diri dari Dunia Luar, begitu pula dari kefanaan dan kesengsaraannya. Ia sudah muak akan seluruh kehidupan duniawi. Cita-citanya sebetulnya bukanlah menjadi pertapa, keadaan hidup lah yang memaksanya mengambil jalan ini. Ia sudah pasrah, ia sudah menyerah dalam pergelutannya dengan Takdir. Takdir tidak mengizinkan aku meraih apa yang aku inginkan. Bagaimanapun, Ying Lan sendiri memang menyukainya Feng Lan memilih pergi dari Istana. Sementara Xiu Lan mencegahnya mati-matian. "Kakak, jangan pergi ke Qi! Itu tempat u

  • THE HEIR OF DRAGON   Chapter 98

    Liang dipenuhi sukacita. Pasalnya, pemimpin mereka yang baru telah lahir. Pemimpin yang memberikan nuansa baru bagi mereka, karena beliau berbeda dari generasi sebelum-sebelumnya. Pemimpin Liang sekarang ini berjenis kelamin wanita. Liang Ying Lan menjadi Kaisar Wanita pertama yang memerintah Liang. Ying Lan menggeser tradisi Liang, dan berhasil meyakinkan para petinggi Liang bahwa ia - walaupun seorang wanita - namun sangat memenuhi kriteria untuk menjadi seorang pemimpin. Dan tidak dibutuhkan waktu lama untuk itu. Ia memiliki kharisma amat kuat dimana tak seorangpun bisa membantahnya. Ia memang dilahirkan untuk menjadi seorang pemimpin. Namun, bukan menjadi seorang pemimpin yang andal. Ying Lan gemar berpesta pora dan menikmati pria. Ia memelihara puluhan pria tampan dalam satu istana, dan menikmati mereka bergantian. Ia mencintai semua pria itu sampai-sa

  • THE HEIR OF DRAGON   Chapter 97

    "Putri Feng Lan!" "Kataku jangan mendekat!" Feng Lan menjerit. "Ternyata apa yang mereka katakan memang benar! Padahal selama ini aku tidak pernah ingin mempercayainya. Mereka selalu mengatakan kau berusaha menggoda kakakku, kau juga turut menjadi salah satu prianya, dan banyak lagi, tapi aku tidak pernah berusaha menggubrisnya. Aku kira aku bisa mempercayaimu. Aku kira kau hanya mencintaiku apapun yang akan terjadi. Ternyata... ternyata..." Setetes air mata jatuh mengaliri pipinya. "Aku memang tidak bisa mempercayaimu..." "Putri Feng Lan, itu semua tidak benar, tolong berikan aku waktu untuk menjelaskan..." "Tidak perlu!" Feng Lan kembali menjerit, bahkan menyentak tangan Yu Shi yang berusaha menyentuhnya. "Jangan sentuh aku! Aku tak mau melihatmu lagi! Pergi! Pergi dari hadapanku, pergi!!!" Yu Shi tergugu. Ia pandangi Feng Lan yang tampak murka, Ying Lan

DMCA.com Protection Status