Dokter Julian usai bekerja di Rumah Sakit langsung meluncur ke nightclub miliknya. Si brengsek Gabriel mengajak bertemu untuk minum malam ini. Tiba lebih dulu seperti biasanya, dan duduk di depan bartender yang sangat mengenal dirinya.
"Kau sendiri, Doc?"
"No, sebentar lagi keparat Gabriel akan muncul juga. Jika ia bukan owner tempatku bekerja, aku tak peduli dengan ajakannya untuk ke sini. Tugasku semakin banyak mengurus pasien juga menjadi kepala Rumah Sakit!"
"Doctor Julian ...."
"What?"
Bartender mencoba mengingatkan, tapi sang mafia Gabriel Nostra sudah berada di sampingnya mendengar keluhannya. "Apa kau ingin aku turunkan jabatanmu menjadi office boy, atau lebih baik kau mencari asisten baru huh!"
Julian terjebak, "Sialan kau, Gabriel! Jika aku memiliki asisten seperti Camorra, pekerjaanku pasti menjadi lebih mudah!" Gabriel tersenyum. Alexandra tertutup oleh tubuhnya yang kekar dan muncul saat namanya disebut Julian. Gadis itu j
Sahabatnya membiarkan gadis itu minum sesuatu yang memabukkan. Tingkahnya berbeda kali ini. Bukan hanya narkoba yang bisa membuat orang lupa diri, tapi minuman beralkohol bagi seorang yang tidak biasa, akan berefek luar biasa. Gabriel berbisik ke telinganya mengajaknya beristirahat di ruang VVIP yang disediakan oleh Julian. "Kau mabuk, sayang. Sebaiknya kita duduk dulu agar kau tidak jatuh nanti!" Alexandra mengelak. "No, i am okay, Gabriel!" Tapi laki-laki itu menggandengnya, mengajak keluar dari lantai dansa. Gadis itu menghentak tangannya, Gabriel melihat matanya mengarahkan ke ruang toilet. Alexandra ingin mengajak bersenang-senang di sana! Pikiran kotornya terhapus sekejap saja, saat gadis itu memang ingin ke toilet sesuai kebutuhan dirinya, bukan yang lain. Bodohnya sang mafia Gabriel Nostra! Di puri Milano lebih hangat dan istimewa dari pada mereka harus melakukan di nightclub. Gabriel membiarkan Alexandra ke dalam sendirian dan menunggunya di
Matanya yang gelap kini mulai menyala terang, masih menyesuaikan dengan seisi ruangan. Hanya satu lampu kecil dan sekelilingnya berantakan, sebuah gudang tak terpakai. Banyak kotak kayu bekas bertumpuk di depan dan belakangnya. Ough! Alexandra mencoba bergerak, tapi tidak berhasil. Oh shit! Tangannya terikat kuat di belakang kursinya, tak bisa melepaskan diri, pergi kemana-mana lagi. Ia masih mencoba mengingat apa yang terjadi dengannya. Tadi malam bersama Gabriel dan Julian di nightclub, mereka sedang minum dan asyik berdansa. Ia menuju toilet, Gabriel menunggunya di luar namun sedang asyik dengan tiga wanita murahan mengerubunginya bagai lalat, mengalihkan pikiran serta perhatiannya darinya. Seseorang telah menculik dirinya tanpa sepengetahuan Gabriel Nostra. Apakah pria itu dan sahabatnya Julian, menyadari telah kehilangan Alexandra? Entahlah! Tidak tahu harus berpikir apa lagi agar terbebas dari penculikan ini. Kepalanya sedikit pening, minuman Jack Danie
Cedro telah menembak perut Alexandra. bersamaan Gabriel dan dua pengawalnya Alano juga Romano menembak musuhnya. Mereka terlambat menghabisinya. Gadis itu sedang terikat tidak bisa melepaskan diri menjadi target empuk bedebah Cedro, adiknya Fausto. BUKKKK! Dinding rumah sakit bergema, Gabriel melampiaskan pukulan sangat keras. Buku-buku jarinya terkelupas berdarah, menyesali kebodohan dan kesalahannya. Peluru itu tidak seharusnya bersarang di tubuh Alexandra Camorra! Membayangkan timah panas itu dapat menghancurkan rahimnya dan merusak masa depannya, padahal Gabriel yang melakukan pertama kali menodai kesucian terhadap gadis itu sebelumnya.Betapa banyak kesalahan dilakukan dirinya dan belum sempat ia meminta maaf padanya. Seandainya masih diberi waktu agar bisa terus bersamanya, selamanya! Dering handphone mengganggu kesedihan hatinya. Zio Anthony Marriot menunggu kabar selanjutnya tentang Alexandra Camorra. Ia tidak ingin mengabarkan berita buruk
Sebuah tangan mungil membangunkan Gabriel. Usapannya itu sangat dikenal menyapu rambut ikalnya perlahan. Matanya membuka, di depannya gadis cantik itu sedang tersenyum padanya.Ia sudah sadar lebih dulu. Dari semalaman Gabriel menjaga Alexandra setelah operasi selesai. Tak beranjak sedikitpun dari kursi di samping ranjangnya, lalu tertidur di dekat tubuhnya. "Hai Camorra, kau sudah lebih baik?" sapa Gabriel. Tangan Alexandra diusapnya dan diciumnya lembut. "Seperti terasa ditabrak truk. Untunglah Doctor Julian tidak mabuk saat mengoperasi diriku!" Keduanya tertawa. Lelucon yang tidak lucu sebenarnya jika peluru itu masih bersarang di perutnya. Untunglah Julian cekatan dalam tugasnya. Beruntung juga bedebah Cedro meleset mengenai sasaran tembaknya. Gadis itu selamat, sementara dirinya tewas. Musuh mereka berkurang satu. Gabriel menggenggam tangan Alexandra mengucapkan kata-kata yang disimpan begitu lama. Anthony, Julian, Alano, dan Romano ada di ruang peraw
Pengawal Alano dan Romano duduk bersama Gabriel Nostra mendengar hasil pembicaraannya dengan Zio Anthony Marriot. Saat berpapasan di luar ruang perawatan, pria paruh baya itu terlihat biasa saja. Raut muka yang ceria, identitas rahasianya tadi sudah terbuka di depan keponakannya tadi."Ada apa lagi Gabriel? Musuhmu hanya tinggal Antonio sekarang, lalu apa yang kau pikirkan lagi?""Beatrice! Ia ada hubungannya dengan Cedro. Begitu benci terhadap Camorra semalam, lalu memberi tahu lokasi keberadaan aku berdua Camorra di nightclub.""Nonsense! Bagaimana mungkin wanita seperti Beatrice glamour begitu berhubungan dengan seorang pengawal, kau sudah gila Gabriel!""Beatrice tidak membutuhkan uang tapi kepuasan, Romano!"Kedua pengawal itu terdiam, Beatrice gemar melampiaskan nafsunya ke pria lain. Suaminya Kevin juga bersikap sama dengannya. Di nightclub mereka bebas memilih pasangannya tapi tetap saja berakhir dengan keributan. Drama pasangan suami istri
Antonio sungguh marah kali ini, pengawalnya Cedro sudah dikabarkan tewas oleh anak buah yang lain. Adik kakak yang bodoh, Cedro dan Fausto semua dapat dikalahkan keparat Gabriel dan pengawalnya. Ia tidak memiliki nyali menghadapi musuhnya sendiri, harus melarikan diri ke luar negeri lagi.Semua assets dokumen penting bersama barang-barang berharga dikirimkan ke bandara. Jet pribadi siap membawa keluar Eropa. Tak ada yang bisa melacak dirinya kembali. Sementara hidup Antonio aman dari pencarian mereka. Pukul tujuh malam meninggalkan kediamannya dan sebagian harta benda hasil rampasan milik koleganya ada di sana. Bersiap-siap meninggalkan kota Milan selamanya. Perjalanan menuju bandara berjalan lancar, tidak banyak menimbulkan kecurigaan. Antonio menyebar banyak pengawal sepanjang jalan sampai nanti pesawatnya lepas landas menuju benua Amerika. Setengah jam tiba di bandara Malpensa. Menarik nafas lega kemudian mengeluarkan cerutu sebelum naik ke tangga pesaw
Beberapa hari kemudian kedatangan Luigi DiMaggio ke kantor, tidak mengejutkan lagi bagi Gabriel Nostra dan pengawalnya. Partner in crime pamannya sudah tewas semua, termasuk Agustine tangan executor yang menyabotase pesawat Frank Nostra. "Gabriel, apa kau yang melakukan semua hal itu?" "Zio Luigi, seharusnya kau malu pada dirimu sendiri datang kemari dan menuduhku seperti itu. Apa tidak melihat kesalahan yang kau lakukan pada kakakmu, Frank Nostra?" "Bukan aku yang menyuruh, tapi Antonio brengsek itu yang memerintah Agustine melakukan pembunuhan terhadap ayahmu!" "Agustine itu pengawalmu, mengapa kau tidak mencegahnya?" Luigi DiMaggio terdiam. Ia bukan pelaku utama, tapi bagian dari konspirasi itu. Akhirnya waktu itu tiba juga, tak selamanya ia akan bersembunyi dari kebohongannya. Gabriel semakin dewasa dan berjaya, Luigi DiMaggio tak akan mampu mengalahkannya. "Kau menerima banyak bagian dari asset ayahku, kalian membaginya d
Empat minggu waktu pemulihan gadis itu di Puri Milano. Zio Anthony Marriott datang beberapa kali menengok dengan membawa Angela dan pengasuh Elisa. Alexandra tetap ingin berada di Milan untuk menuntaskan lainnya. Ia tidak boleh terlalu senang musuhnya tewas di tangan mereka. Masih banyak persoalan lain yang harus mereka selesaikan. Pengasuh Elisa memberi tahu kunci ibunya Alexandra, Rosaelia selalu ada padanya selama ini. Menyimpan untuk saatnya ia serahkan pada orang yang dapat melindungi kedua putri mendiang majikannya. Berita Antonio tewas, menggembirakan pengasuh Elisa. Ia sangat mengetahui seluk beluk istana itu mungkin mereka dapat mengambil sesuatu yang menjadi milik putri Rosaelia. Tapi Alexandra menolaknya, "Aku tidak ingin tinggal di sana lagi jika itu memang milik orang tuaku, Elisa. Ada banyak kenangan buruk dan tak mau mengingatkan lagi terutama untuk adikku, Angela. Lebih baik kami keluar dari neraka itu, mencari tempat tinggal lain!" Pendapat p
Dokter Julian dan pasangannya, Carina datang memberi ucapan salam atas keberhasilan Gabriel mengalahkan egonya, menikahi gadis cantik bernama Alexandra Camorra."Tak aku sangka ternyata gadis itu luruh dalam rayuan mautmu!" canda Julian ke sahabatnya.Gabriel tersipu. Sahabat karibnya sejak dulu bagai saudaranya sampai saat ini. Keluarga Julian datang juga ke pernikahannya saat ini. "Sialan kau, sudah ku bilang Alexandra akan menjadi milikku selamanya. Dan kalian berdua pun harus mengikuti jejak kami selanjutnya!"Carina pun langsung menunjukkan cincin pertunangan mereka ke wajah Gabriel. Gelak tawa pun terdengar meriah di antara mereka bertiga. Julian lebih dulu meminta kekasihnya untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih serius.Gadis itu memang mencintainya, tak menolak yang menjadi harapannya sejak dulu, menikahi dokter tampan dan menjauhkan dari wanita jalang penggoda calon suaminya.Seketika suasana berubah hening, alunan lagu berganti.Gabriel tersentak menoleh ke atas tangga, ca
Jet pribadi milik Gabriel Nostra lepas landas meninggalkan bandara Malpensa menuju kota Venesia. Kedua pasangan berbahagia duduk bersama, terus sibuk merencanakan pernikahan mewah dan megah.Di belakang mereka, dua pengawal terus mengamati dan mengawasi. Tiba-tiba saja Romano menyikut rekan kerjanya. "Kau kenapa, Alano? Wajahmu aneh begitu!""Grr___ beristirahatlah, perjalanan masih panjang!" tukas rekannya kesal karena mengganggu lamunan.Romano menoleh tajam."Ayolah, kau berbohong. Wajahmu itu tidak seperti biasanya, Alano-!""Aku ingat orang tua Gabriel saat ini. Pasti Frank dan Sara Nostra bahagia, jika putranya ingin menikahi putri Daniel dan Rosaelia Camorra."Suara pengawal Alano terdengar jelas oleh Gabriel dan Alexandra. Keduanya beringsut duduk satu meja di belakang, bertanya lebih lanjut mengenai ceritanya yang belum lengkap.Tak ada yang mengenal baik kedua orang tua mereka, kecuali pengawal setia Alano sendiri."Beraninya kau menyembunyikan sesuatu padaku?!" seru Gabriel
"Kita mau kemana, Romano-?" tanya Alano kebingungan.Romano mengangkat bahu, yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya. "Kita ikuti saja kemana mereka ingin pergi, sebentar lagi Gabriel juga memberi perintah."Kedua pengawal pribadi Gabriel Nostra dan Alexandra Camorra akhirnya menunggu sabar di ruang tengah. Puri Milano kembali tenang dan sunyi sejak Anthony kembali ke Napoli. Tak ada tawa ceria putri kecil Angela Camorra lagi.Romano-!Alano-!Seru Gabriel saat menuruni tangga.Senyum mengembang terlukis di wajah sang mafia muda, menggenggam erat tangan mungil kekasihnya. "Kami ingin liburan ke Venesia, kalian berdua tinggal saja di Milan-!"Romano berdiri tegak, memprotes keras, "Kami harus ikut kalian, tidak bisa seenaknya pergi begitu saja, lihat akibat sebelumnya kau ke Venesia malah membuat banyak masalah-!"Grrr-!Gabriel teringat bagaimana akhirnya tuduhan kejam perselingkuhan jalang Maria Novella merusak hubungannya dengan Alexandra, hingga tertembak mengakibatkan dir
Angela Camorra, putri kecil yang paling berbahagia di Puri Milano. Kakaknya, Alexandra telah kembali ke Milan bersama sang mafia Gabriel Nostra dan Zio Anthony Marriot.Alano dan Romano ikut merasakan kegembiraan. Semua sudah kembali seperti semula!Tapi kedua anak muda itu belum terlihat sejak makan pagi tadi. Anthony hanya menggeleng kepala saja. Keponakannya Alexandra tidak berada di dalam kamarnya.Pasti semalam Gabriel telah menyeret agar tidur menemani dirinya. Kini waktunya makan siang tiba, seluruh penghuni Puri Milano diajak untuk duduk bersama termasuk Alano dan Romano.Baru saja Anthony ingin meminta pelayan Albert memanggil mereka, tiba-tiba saja Gabriel dan Alexandra sudah datang dan berpakaian rapih."Maafkan kami, Zio-! Semalam kelelahan, hingga tak sempat sarapan bersama kalian tadi.""Hmm-- jika itu hanya sebuah alasan yang kau buat, mungkin aku tak senang mendengarnya. Tapi kukira memang butuh pemulihan, setelah beberapa hari melewati proses yang panjang kesembuhan
Gabriel Nostra dipertemukan oleh ketiga penembak jitu milik Anthony Marriot. Tiga orang Rusia berwajah keras dan kaku. Lev, Viktor, dan Misha berpapasan saat keluar dari kediaman Nikolaj. "Terima kasih atas bantuan kalian menyelamatkan Alexandra Camorra. Datanglah ke Milan, aku undang dalam acara besar kami nanti," ucap Gabriel sungguh-sungguh.Ketiganya tersenyum, Lev mewakili mereka untuk berbicara."Anthony Marriot mengirim kami bertiga ke sini. Suatu kehormatan melindungi keluargamu, ketika mendengar keponakan disandera oleh Nikolaj."Anthony Marriot menepuk bahu Lev, "Kerja bagus! Kembali ke tempat kalian, urus asetku atau ku pecat kau bertiga!"Derai tawa terdengar. Gurauan pemimpin mereka sedikit menakutkan.Lev, Viktor, dan Misha menjabat tangan Anthony. Perpisahan begitu cepat terjadi, dan Gabriel Nostra memutuskan kembali ke Milan malam ini."Kami akan ke Italia mengunjungi kalian, rindu bertarung dengan mafiosi Sisilia di tempat asal mereka!" Sesaat Lev membalas gurauan An
Romano mengangguk tak setuju ke arah Alano, tak mungkin mereka melepaskan tembakan balik ke dalam ruangan Nikolaj. Bedebah Christoff sedang mencengkram kuat Alexandra Camorra sebagai tameng agar mereka bisa lolos dari neraka di sana."Di mana Gabriel Nostra? Apa dia tak ingin kekasihnya selamat malam ini hah-!" umpat Romano kesal.Prank-k!Kaca jendela di ruang kerja Nikolaj pecah berhamburan, seseorang melompat dari sisi balkon langsung masuk menghancurkan semuanya.Depp! Timah panas menembus tepat di kening Chistoff, dan cengkramannya ke Alexandra Camora terlepas sudah. Tubuhnya ambruk menghantam lantai.Oh, Gabriel-!Gadis itu berteriak kencang, terkejut atas kehadirannya, tidak menyangka sang mafia muda Gabriel Nostra datang sendiri menyelamatkannya.Begitupun Nikolaj yang terkesima, ketika tahu lawan masih hidup dan kini memburu dirinya sampai ke Moscow."Bagaimana bisa kau berjalan lagi, Gabriel? Suruhanku sudah menyebabkan kau lumpuh dan tak berguna lagi!""Bedebah kau, Nikola
Romano dan Alano tetap memaksa ikut dalam misi penyelamatan Alexandra Camorra. Walau sempat terluka saat dikepung pasukan team pemburu liar Nikolaj, namun bisa lepas karena gadis itu sengaja membiarkan dirinya ditawan musuh. "Kalian berdua yakin bisa ikut dalam misi ini, aku tak mau jika terjadi sesuatu membahayakan lagi!" ucap Gabriel tegas. Tapi keduanya sudah mengangguk. Niat mereka tak bisa dikalahkan satu luka saja. "Kami ikut denganmu Gabriel, jangan pedulikan kami berdua jika terluka lagi, keselamatan Camorra di atas segalanya!" Sang pewaris pun akhirnya menyetujui keputusan mereka. Saat ini lima mobil terus meluncur ke kediaman Nikolaj, waktunya telah tiba menjemput kekasih untuk pulang bersamanya. Zio Anthony juga bersemangat menyelamatkan keponakan, dan dua senjata telah disiapkan. Dia tak akan pulang ke Italia tanpa Alexandra Camorra. Hanya pengawal Ivan yang tidak bersama mereka kali ini, bahu yang terluka menyebabkan dia harus beristirahat. Team Gabriel Nostra ditamba
Tuan Gregory, Bratva Rusia tua mengetahui kejadian anak buah Gabriel Nostra yang tertembak penjaga Nikolaj. "Kau harus lebih berhati-hati, Gabriel-! Jangan kirim lagi pengawalmu terluka ke sana, aku akan mengirim tim khusus untuk membantumu!"Gabriel mengangguk setuju. Anthony Marriot sedang menyalakan cerutu sambil berpikir keras. Gregory menuding langsung ke arahnya. "Apa yang akan kau lakukan menyelamatkan keponakanmu sendiri?"Belum terdengar jawaban darinya, tapi Yuri sudah datang memberi tahu sesuatu. "Tuan Anthony, pengawal setiamu sudah menunggu!" lapornya di depan pertemuan mereka.Senyum Anthony mengembang. "Kirim mereka, dan habisi sniper itu sebelum kita masuk ke istana Nikolaj!"Pukul 8 malam semua bersiap menyerang. Sudah terlalu lama mereka menunggu berhari-hari sampai keponakannya dibebaskan disandera oleh cecunguk itu.Gabriel berada di belakang Zio Anthony Mariott sebagai pendukung utama. Identitasnya belum diketahui sama sekali oleh Nikolaj.Keparat itu pasti mengir
Bandar Udara Internasional Sheremetyevo Alexander S. PushkinDua mobil pengawal menjemput kedatangan mafia Sisilia Anthony Marriot di bandara. Enam pengawal yang menyambutnya begitu terkejut, tak percaya menyaksikan suatu keajaiban.Mata mereka melebar, terbelalak kaget melihat sang mafia muda Gabriel Nostra berdiri tegak sebelum keluar dari jet pribadinya. Teriakan keras pun menggema."Oh Tuhan! Gabriel, kau ____ aku tak percaya ini!""Grrr ___ Romano, berhentilah berteriak seperti orang gila!""C'mon Gabriel, bagaimana kau bisa secepat ini sampai ke sini? Apa yang kau lakukan pada dirimu huh!""Kemarin terjadi begitu saja, saat Angela hampir tenggelam dan menyelamatkan gadis kecil itu tanpa mengindahkan apa yang terjadi dengan tubuhku sendiri. Begitu cepat aku juga tak sadar melakukan itu!""Good-! Kini saatnya kau menyelamatkan kakaknya, Gabriel. Aku tak menyangka kau datang sendiri, bukan mengutus pengawal lainnya!""Alexandra Camorra calon istriku, Romano!"Pengawal dan tangan ka