-Inem Kabur Dari Penjara-“Iya, Mas akan pulang. Meski tetap kemanapun Mas pergi, hati Mas akan selalu tertinggal di sini, denganmu, dengan anak-anak. Karena tempat pulang yang ternyaman yang sesungguhnya bagi Mas hanya di sini. Entah kapan Mas bisa meraih hati-hati yang pernah termiliki. Semoga ada keajaiban yang bisa mengantarkan Mas untuk diterima lagi di sini.”“Semua sudah diputuskan, Mas. Biarlah semuanya begini. Ini yang terbaik untuk kita. Mungkin cinta kita sama-sama besar, tapi sebesar apapun cinta, Mas sendiri yang telah menodainya. Sebuah hubungan ternyata tidak cukup hanya dengan dilandasi cinta yang besar, tapi masing-masing pemilik cinta itu juga perlu menjaga kesuciannya. Sebab jika tidak, kapal bernama rumah tangga itu akan dengan sangat mudah karam diterjang badai.”“Mas menyesal kalau pada akhirnya harus jadi seperti ini, sangat menyesal, Dek. Tapi mas tahu, memang tak satupun penyesalan itu akan bisa membuat Mas kembali. Benar, semua sudah diputuskan. Tapi yang pe
-Terror Itu Datang Lagi (43)-Apa? Inem kabur? Inem kabur dari penjara. Luar Biasa!Dia kabur subuh hari dikala beberapa Sipir lapas yang sedang berjaga tertidur. Namun bagaimana cara dia kabur belum diketahui dengan pasti meski ada CCTV. Tiidak ada jejak yang dapat ditelusuri. Penjara itupun adalah penjara yang kokoh dan baru dibangun. Mustahil ia melarikan diri dengan memanjat atau membobol dinding. Namun beberapa hari sebelum kabur, Inem memang nampak ngobrol dengan beberapa sipir penjara. Apakah Inem kabur karena bantuan sipir? belum diketahui secara pasti. Tapi jika hanya bantuan sipir itu mustahil, apalagi ia kabur tanpa meninggalkan jejak.Aku sedikit tertarik dan penasaran dengan Informan satu ini. Siapa dia? Bahasa penyampaiannya terlihat berkelas, susunan kata yang ia pakai runut dan jelas. Kurasa dia bukan orang sembarangan. Dia pasti orang berpendidikan, namun dia mengaku sebagai salah seorang yang pernah dekat dengan Inem dan kerabat Inem?Siapa sebenarnya dia? Kenapa di
Test Pack ART-ku (44) #Testpack_Inem#Testpack-Dilawan Ustadz Karim -Dan jika pelakunya adalah Inem, terniat banget dia keluar penjara cuma buat datang ke dukun dan mengirim benda guna-guna ini. Percaya sekali ia dengan Dukun dan guna-guna. Padahal syirik adalah dosa besar yang paling besar, kezhaliman yang paling zhalim, dan kemungkaran yang paling mungkar. Allah tidak akan mengampuni dosa syirik (An-Nisaa: 48.) Allah haramkan surga bagi pelakunya (Al-Maa’idah: 72)Inem tahu, aku sudah cerai dengan Mas Hangga, kenapa dia nggak langsung membina hubungan dengan Mas Hangga saja? Malah menggangguku. Apakah dia takut Mas Hangga rujuk denganku kembali selama dia di penjara? Insya Allah aku akan lebih memperbaiki lagi ibadah, Kalau aku nggak semakin kuat ibadah dan keimanannya, benda-benda kiriman ini akan ngaruh mengenaiku. Efeknya aku menjadi terlihat buruk dan menyeramkan di mata orang-orang yang tadinya mencintaiku. Maksud Inem adalah agar aku dibenci Mas Hangga. Agar aku dimusuhi,
-Inem Berhasil Diringkus!- 45(Selamat merasakan bagaimana sakitnya berpisah dengan bayimu, Nem.)“Ah, ya mana kita tahu kamu begitu atau nggak, yang tahu kan hati kamu sendiri. Maaf, ya, Hangga, Mama kasar, karena kamu udah bikin anak Mama menderita, loch. Dicerai, dipermalukan, diselingkuhi. Kamunya nggak setia, loch, sama Karin. Sebel, Mama. Kamu pasti lagi dicari Inem sekarang, dia kabur mau ngapain lagi coba. Sebaiknya kamu pergi aja dari sini, biar kamu juga leluasa nemuin Inem. Jangan di sini, nanti kita dituduh melindungi napi kabur, lagi. Sudah ada Aksa yang jagain, ‘kan.”Mas Hangga menatap Mama lekat.Diam beberapa menit, kemudian ijin pamit.“Baik, Ma. Hangga pamit kalo gitu. Maafin Hangga kalo banyak salahnya.” Ia mencium tangan Mama.“Dek, titip anak-anak.” Ia mengusap kepalaku lagi.Aku hanya mengangguk. Sebenarnya dalam hati terbersit iba untuknya. Tapi seandainya benar dia bermain dengan Inem. Untuk apa aku kasihan? Karin, kamu harus lebih logis lagi.“Nak, Aksa, sini
Test Pack ART-ku (46) #Testpack_Inem#Testpack-Bayi Itu Minta Susu-“Ya, kita doakan, ya, Ma. Biar dia tobat dan nggak kabur lagi. Nggak kebayang seandainya dia masih berkeliaran, betapa kriminalnya dia.”Terdengar nada dering dari gawaiku. “Bentar, ya, Ma. Ada telepon.”Tertera nama Aksa pada layar.“Assalamualaikum, Sa, gimana keadaan kamu? Aku khawatir banget, ini aku mau berencana ke RS.”“Karin, kamu tenang, ya. Aku nggak apa-apa, aku baik-baik aja. Kamu di rumah aja dulu, jangan kemana-mana, Okey?”“Aksa. Kamu luka ‘kan? Nggak apa-apa gimana. Aku khawatir sama kamu.”“Iya, aku luka, tapi itu hal biasa. Kamu nggak usah khawatir. Aku justru sekarang yang lagi mengkhawatirkan kamu. Pokoknya kamu dengerin aku dulu, ya. Jangan kemana-mana. Bahaya.”“Bahaya? Maksudnya gimana, Sa?”“Barusan team polisi yang berjaga di kompleks semalam, nemuin seonggok karung yang di dalamnya ada botol-botol di rumput-rumput ujung gang rumahmu, Rin. Dan tau isinya apa?Isinya air keras. Bayangin, bua
-Namanya Saga Arifbillah Yusuf-“Loch, Mas. Kok dibawa ke sini? Nggak jadi dibawa ke Mamanya Mas?”“terlalu jauh, Dek. Lebih dekat ke sini, lagian kamu ‘kan masih suka bikinin susu dot Hanifa. Tolong buatkan dulu, Dek.” Mas Hangga sambil menyurungkan bayi dalam gendongan kain ke tanganku.Reflek aku menerima, karena bayi itu menangis kejer, mungkin sudah dari tadi kehausan. Aku nggak tega melihatnya. Mbak Lastri segera lari kebelakang membuatkan susu untuk si kecil ini.“Bu, ini susu di atas setahun nggak apa-apa?”“Darurat, Mbak. Nggak apa-apa.”Aku langsung memberikan susu dalam dot ke mulut bayi ini. Sang bayi langsung menghisap ujung dot dengan kencang lalu meneguk airnya dengan tergesa. “Pelan-pelan, dong, Adek. Nanti keselek, loch,” ucap si kecil Hanifa.“Ya Allah, kasihannya kehausan, Adekk,” lanjut Refina.Sebagai seorang Ibu, tentu nggak bisa dihilangkan perasaan kasih sayang kepada anak kecil, walaupun anak ini adalah hasil dari sebuah hubungan yang salah, tapi anak ini ta
Test Pack ART-ku (48) #Testpack_Inem#Testpack-Dilamar Aksa?-“Eh, Pak, nggak usah. Terima kasih, saya bawa tisu.”Aku terus merogoh tas berusaha sesantai mungkin, tapi sayangnya tak kudapati tisu dalam tas. Lelaki di hadapanku mengasongkan sapu tangannya lagi.“Saya, bawa dua. Wajah kamu dan lengan kamu basah.”Ya Allah kenapa aku bergetar mendapati kata-kata itu keluar dari mulutnya. Karin, please, sadar. Jangan terlalu berlebihan menyikapi perhatiannya. Kamu belum mengenalnya secara dekat. Kamu belum tahu dia bujang atau sudah menikah.Dan yang terpenting, dia sangat kaya raya, ya meskipun Mas Hangga juga mungkin berada di level sama dengan dia, sama-sama pengusaha muda. Tapi yang ini jelas banyak nilai plusnya. Sedang kamu janda Karin, janda anak dua. Tangan itu masih bergerak mengacungkan sapu tangan ke hadapanku.Huft, baiklah. Rasanya kurang sopan kalau menolak tawaran seseorang terlalu lama. Baiknya diterima dulu.Kusambut sapu tangan itu dari tangannya. Kemudian ia merog
Test Pack ART-ku (49) #Testpack_Inem#Testpack-Usaha Tes DNA Ulang Bayi-Lekas kuambil gelas di atas nakas. Mengambilkan minum untuk Aksa.Ayah hanya senyum santai mendengar ucapan Bunda.“Udah biarkan saja Aksa memilih sendiri, Bun. Kita tinggal nunggu aja santai.”“Nah, enak, nih, jawaban Ayah. Aksa jadi nggak tegang.” Lelaki dihadapanku nyengir.“Iya, Yah. Dari dulu juga kita biarin, eh malah keenakan membujang sampai Adik-adiknya sudah menikah. Padahal yang paling guanteng ya dia, kepiye, to.”Aksa tergelak. “Udah lagi, Bun. Jangan di bahas terus. Jadi sungkan ini Aksa sama Karin.”“Laiya, ini mumpung ada gadis yang perhatian, cantik, baik, sholehah. wah Bunda mah udah jatuh cinta dari pandangan pertama.”Ayah dan Aksa hanya senyum-senyum kalem mendengar celoteh Bunda.Sebenarnya aku justru kasihan sama Bunda, seandainya dia tahu aku bukanlah gadis, seperti dugaannya pasti kecewa. Biarlah, nanti pelan-pelan aku kasih tahu, bahwa aku sudah punya dua gadis kecil. Dan aku juga sia
TEST PACK 174Test Pack ART-ku-Bahagia Tak Berujung-“Nggak bisa apa, Mas ...?”Dia merebahkan tubuhku ke bantal perlahan. Lelaki bermata bening dengan sepaket wajah yang selalu memabukkanku itu, mendekati wajahku.---“Nggak bisa jauh-jauh dari perempuan cantik di hadapan, Mas ini pastinya.” Kali ini wajahnya serius menatapku.“Mas, liatin akunya harus gitu, ya?”“Emm, memang Mas lihatnya gimana, si?”“Kayak, em … apa, yaa …?”“Mas juga nggak tahu, Dek. Mungkin karena kemarin-kemarin, Mas selalu buang jauh-jauh tatapan Mas ke tempat lain saat lihat kamu.”“Terus sekarang.” “Sekarang sayang dong, sudah halal nggak dilihatin. Mubajir. Heheheh.”“Oh, gitu, Mas …”“Iya, jadi ya Mas lihatinnya sepenuh hati. Biar masuk ke hati juga.”“Kelihatannya sudah bukan masuk ke hati saja. Sudah meresap ke jiwa sampai ke sum-sum tulang juga, Mas. Aku ‘kan sayang banget sama, Mas.”Ia membelai rambut lurus tergeraiku yang kini sudah panjang sepinggang.“Mas ….”“Hmmm …”“Jadi, Mas tadi mau minta apa?
#Testpack (173)Test Pack ART-ku-Dua Hati Mencecap Rasa-“Adududu … sakit, Dek.”Mas Hangga menghindar ke ujung kasur.“Coba jawab, apa dia itu kamu, Mas?” Aku mengejarnya dan mulai memegang kupingnya. Wajahku kini di atasnya dengan mata melotot.“Yang mana, sih?” Kini ia mulai sok cool.“Ish, emangnya Mas mau jelasin yang mana lagi? Dia yang selama ini mengganjal pikiranku. Belakangan dia bukan memberi informasi, malah jadi orang sok bijak yang banyak menasehatiku.”“Ya mungkin dia termasuk orang-orang yang sangat sayang sama kamu, Dek.”“Tapi kok Mas nggak kaget aku cerita begini? Nggak curiga. Kalau bukan Mas, pasti Mas akan langsung penasaran dan cari tahu siapa pengganggu itu?”Ia tergelak. Lalu memegang kedua bahuku dan membalik tubuhku, sehingga kami berguling-guling.Kini tubuhnya ada di atasku. Kedua netra ini hanya berjarak sekian inci saja. Napasnya memburu.“Kamu gemesin, Sayang, kalau marah-marah seperti ini.”“Ih, malah ngegombal!”“Beneran. Makanya Mas nggak kuat liat
#Testpack (172)Test Pack ART-ku-Jadi Siapa Sosok Misterius Itu?-Perlahan tubuh kokoh itu meletakkan tubuhku ke atas springbed. Tubuhnya kini menjadi tepat ada di hadapanku.Bulu-bulu lentik itu bergerak, mengerjap. Bola mata cokelat itu menatapku lekat.“Tak pernah berubah dan tak ada yang berubah. Yang ada, rasa rindu yang terpendam lama dan kini mulai terobati.” Lirih suara itu, namun helaan napas itu hangat menyentuh wajahku.Seketika aku menjadi teramat kasihan kepada lelakiku ini. Bertahun-tahun ternyata aku mengabaikannya dalam kesendirian. Mungkin aku akan lega ketika dia sempat melupakanku. Tapi nyatanya dia justru tak pernah berhenti untuk terus berusaha membuat agar aku kembali padanya.Kubelai wajah putih dengan cambang tipis yang terlihat baru di cukur itu. Kubelai kumis tipis di atas bibirnya. Aku menikmati keadaan ini. dia sudah sah kembali menjadi suamiku. Dari dulu, aku sangat menyukai keadaan ini. Berdua-dua, dan menyentuh seluruh area wajahnya. Saat ini seakan mey
#Testpack (171)Test Pack ART-ku-Honeymoon ke Norwegia-Mas Hangga membuktikan semuanya. Saat aku datang ke KJRI semua surat-surat telah secepat kilat ia urus. Kugunakan pakaian serba putih yang telah ia persiapkan untukku sekeluarga. Di sini prosesi ijab kabul akan berlangsung. Tentunya resepsi nanti akan dilaksanakan di Indonesia. Aku duduk di sebuah ruangan serba putih.“Bismillah, Nak. Ternyata benar, kalau kita berbuat baik, sama Allah ditambah nikmatnya. Siapa yang mengira, pada akhirnya kamu justru menikah dengan Hangga saat umroh, Nak.”Mama mengelus bahuku lembut. Dirapikannya jilbabku itu. Mama menatapku dengan senyuman paling menyejukkan seakan menenangkan dan menyemangatiku bahwa ijab kabulku akan berjalan lancar. Mama paling tahu apa yang ada dalam benakku. Kupeluk Mama erat, lalu aku dan Mas Hangga mencium tangannya khidmat.Mama kemudian mengelus pipiku juga Mas Hangga, dan mengangguk-angguk seakan ingin bicara bahwa ia memberi restu.“Selamat Hangga. Papa salut sama u
#Testpack (170)Test Pack ART-ku-Aku Mau, Mas-Seketika aku merasakan duniaku hening!Sedang bercandakah dia? Rasa-rasanya dia sedang men-chat prank-ku. [Jangan meragukan Mas, Dek. Mas tidak sedang bercanda.]Ah, kenapa dia bisa membaca pikiranku.Aku masih diam mematung. Memandangi sebaris tulisan yang baru masuk ini. [Turunlah, Mas ingin bicara lebih serius lagi. Mas tunggu di lobi.][Jangan ragu lagi. Semuanya sudah Mas putuskan. Mas ingin kembali denganmu. Masih bolehkan, Dek?][ Boleh juga ‘kan Mas kali ini GR, meyakini bahwa kamu dan anak-anak berharap Mas kembali?”]Aku hanya mampu membaca pesan demi pesannya yang terus masuk satu demi satu.[Mas akan terus berada di lobi ini sampai kamu turun. Tak perduli kalau security sampai mengusir Mas pun. Mas akan tunggu!]Kupegang dadaku yang berdebar. Kugigit bibirku berkali-kali, memastikan bahwa ini bukan mimpi.Kuusap aku air mata yang dengan kurang ajarnya menerobos begitu saja melewati pipiku. Aku tak ingin menangis di hadapan
#Testpack (169)Test Pack ART-ku-Kita Menikah Sekarang-“Sudahlah, Mas. Kenapa kamu sekarang jadi kolokan begini. Kamu lagi akting, ya?”“Akting?”“Ya kamu berminggu-minggu nggak datang ke rumah kemarin-kemarin biasa saja. Kenapa sekarang kok jadi aneh merasa bersalah, mohon-mohon begini?”“Ya … Karena ….” Ia menjeda kata … bukan terlihat berpikir, tapi terlihat menahan kata. Wajahnya tampak malu-malu. Jujur itu menggemaskan di mataku. Seandainya dia suamiku, seandainya aku tak marah padanya. Seperti yang dulu biasa kulakukan, akan kucubit hidung atau pipinya lalu mengoyak-ngoyak rambutnya. Tapi rasa kesalku saat ini masih jauh lebih besar. Rasa emosiku muncul kala mengingat dia berkelahi membabi buta menghajar Bang Saga. Begitu sulit kuhentikan."Ah sudahlah, cepat pergi saja dari sini. Hidup menjauh dariku dan anak-anak. Kamu kelihatannya sudah cukup berbahagia hidup berdua saja dengan Zayyan, putra mahkota kamu itu!" Aku mendengkus kesal.“Loh, kok gitu, Dek. Zayyan kan anak kes
-Dua Hati yang Tak Bisa Saling Membohongi-Mas Hangga, seemosional itu dia. Dia mungkin bahkan sudah mengira hubunganku dengan Bang Saga semakin rekat, karena semakin dekat dengan tanggal pernikahan. Maka dari itu dia semakin menjauh dariku, dan jadi sangat kecewa melihat keadaan ini.Kalau begitu, kondisi Bang Saga benar-benar berbahaya. Tak akan ada yang bisa melerainya kecuali aku.“Clarissa, kamu bisa pulang sendiri ‘kan? Rasanya aku tak bisa membiarkan mereka berdua menyelesaikan masalah ini tanpa ada pihak lain. aku khawatir sesuatu terjadi.”“Aku bisa pulang sendiri, tapi aku merasa perlu ikut kamu, Rin. Karena ada aku masalah ini timbul. Ada andil aku dalam masalah kalian. Aku merasa perlu meminta maaf dan menjelaskan ke Mas Hangga.”“Please Clarissa. Cukup aku.”“Kamu percaya aku, kan Karin, aku janji kehadiranku tak akan memperkeruh apapun. Aku hanya berusaha bertanggung jawab atas ini semua.”Kedua tangannya ditelangkupkannya di hadapanku, memohon. “Nggak Clarissa! Kamu te
#Testpac k (167)Test Pack ART-ku-Mas Hangga Begitu Sayang Kamu, Rin-“Benar, Rin. Sebaiknya memang begitu. Jangan terlalu memikirkan Mas Hangga dulu. Fokus saja mendekat pada Allah. Jika dia jodohmu. Allah akan bukakan hati Mas Hangga.”“Ya. Yasudah, yuk bahas kapan persiapan kalian akan menikah ulang?”“Aku ingin kamu yang menentukan tanggalnya, Rin.”“Dua bulan lagi terlalu lama tidak?”“Emm, berapapun tanggal yang kamu kasih. Aku akan siapin.”“Tunggu, sepertinya aku harus lihat tanggalan. Nanti aku kabari lagi, ya?“Oke, nggak apa-apa, kabari saja kalau sudah nemu.”“Ya udah sekarang Abang Istirahatlah. Kan masih harus jaga tubuh biar kankernya nggak tumbuh-tumbuh lagi. Semangat selalu Abang dan Clarissa, ya. Aku mau urusin si duo kembarku.”“Ya, Insyaa Allah. Titip sun ya buat duo kembar.” Suaranya sedih. "Iya, Abang bisa kapan saja datang atau video call mereka, ya. Anak-anakku, anak Abang juga. Mereka tetap menganggapmu Papa mereka."Setelah mengucap salam, kututup panggilan
#Testpac k (166)Test Pack ART-ku-Biarkan Semesta Yang Membuka Hati-Aku paham, Bang Saga mengumbar kata manis untuk Clarissa di hadapanku, sebagai penanda, bahwa semuanya sudah berakhir. Bahwa dia sudah benar-benar memutuskan melepas tali kasih yang pernah terjalin. Ini bukan suatu keburukan. Ini suatu tindakan tegas darinya. Bang Saga Mengingatkanku pada momen yang tepat, pada saat Clarissa sedang bersamaku. Bahwa kini, Bang Saga sudah menjadi milik Clarissa.“Clarissa, kamu dengar sendiri ‘kan? Bang Saga meletakkan hatinya untukmu. Bukan karena aku. Tapi karena cintamu memang layak diperjuangkan. Aku dan Bang Saga sudah tak ada hubungan apa-apa. Kami baik-baik saja. Kamu jangan lagi merasa bersalah seolah kahadiranmu mengacaukan segalanya. Kamu wanita yang sangat berarti, sangat dibutuhkan Bang Saga.” Kugenggam erat tangannya, mengangguk menatap netranya. tersenyum memberi peyakinan bahwa tak ada masalah yang berat antara aku dan Bang Saga.Aku bangkit, melangkah, kutinggalkan me