Share

Part 30. Musibah Diperjamuan Pagi

Ayara berkali-kali melirik Arlo yang tidak melakukan apa-apa. Hanya diam berdiri memandangi burung piaraannya yang terikat di angkringan. Napasnya teratur, wajahnya terlihat tenang. Sudah satu jam namun belum ada satupun kalimat yang keluar dari mulutnya. Rasanya pegal kaki Ayara ikut berdiri di sampingnya. Diam-diam dia berdoa, pria di sampingnya itu sebaiknya pingsan saja, agar tidak menyusahkannya.

"Maaf, Tuan Muda sedang tidak ingin diganggu," sayup-sayup terdengar suara dari depan rumah.

"Ini perintah Tuan Besar, Boss," Terdengar suara lainnya. Arlo menoleh kepada Ayara. Gadis itu bersorak dalam hati. Akhirnya, Arlo bakal gerak juga. Itu artinya Ayara akan terbebas dari suasana tidak mengenakkan, bersama pria salju itu.

Arlo berjalan ke arah datangnya suara, dan mendapati dua orang pria sedang berbicara di depan rumahnya.

"Ada apa?" tanya Arlo. Kedua pria itu langsung mengangguk hormat kepadanya.

"Tuan Besar meminta semua anggota keluarganya berkumpul untuk sarapan bersama pagi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status