"Bang Gavin, kak Jeffran kenapa?" Tanya Dean saat telah sampai di kediaman Gavin Atmaja yang terlihat tidak terkunci.Gavin yang sedang mencari obat pengar di dapur lantas menolehkan kepalanya menatap seseorang yang baru saja datang."Dean! Ngagetin aja lo!" Kesal Gavin. Laki-laki itu sedikit panik karena Jeffran ngamuk di club dan hampir melukai orang lain."Kak Jeffran kenapa?" Tanya Dean seraya menunjuk Jeffran menggunakan dagunya. "Gara-gara mantannya pindah ke Bali dia jadi gak waras." Jawab Gavin seraya mengisi air putih didalam gelas. "Kak Lea pindah ke Bali?" Tanya Dean, Dean tak habis pikir mengapa percintaan Kak Jeffran dan Kak Lea serumit itu sejak dulu. Mungkin Dean tidak terlalu mengenal Jeffran namun ia tahu karena Jeffran sahabat Gavin."Iya," jawab Gavin."Kapan?" "Kemaren.""Yaampun, padahal gue belum sempat kenalan sama kak Le—""Mau cari mati lo?!" Sela Gavin dan Dean lantas menyengir kuda. "Udah tau Jeffran orangnya kaya gimana, dia gak akan segan-segan bunuh lo
Yeara tidak akan menunggu lama untuk pergi ke Bandung. Meskipun nantinya ia akan dimarahi oleh orang tuanya karena kabur dari acara tunangan malam ini. Perkataan Dean beberapa jam yang lalu membuat Yeara bergegas ke Bandung apapun yang terjadi.Sebenarnya Yeara tidak enak dengan Stevanus Harlen, gadis itu tidak bermaksud untuk mempermalukan sahabat baiknya. Namun, saat mendengar Gavaniel Nathan Aksa masih hidup, gadis itu percaya, Dean sudah menjelaskan semua yang terjadi.Sering kali Dean memergoki Gavin Atmaja berbicara pada seseorang ditelpon dan Gavin sering menyebut nama Aksa di setiap obrolan bahkan Dean pernah sekali memergoki Gavin dijemput oleh seseorang yang tampak familiar dan didalam mobil itu bukan hanya ada Jeffran tapi ada Aksa, mulai saat itulah Dean mencari tahu kenapa Aksa berpura-pura meninggal dunia.Kembali ke Yeara.Gadis itu memilih menaiki kereta api agar cepat sampai tujuan. Yeara menatap cincin dijari manisnya yang terukir nama Aksa disana. Entah harus sedih
"Yea?" Aksara dan mama terkejut melihat kedatangan Yeara. Aksa lantas langsung berdiri ketika gadis itu membalikkan tubuhnya hendak pergi dari sana.Segera mungkin Aksa mengejar Yeara, tapi didepan gedung Aksa sudah tidak melihat Yeara di manapun."Yea!" Aksa berlari mengitari taman, tapi tetap saja ia tidak menemukan Yeara. Aksa semakin frustasi, ia bingung dengan situasi ini. Apa yang harus ia lakukan dan dimana ia harus mencari Yeara?-FlashbackYeara sangat hafal dimana letak kediaman keluarga Nathan Aksa meskipun ia tak pernah pergi ke Bandung semenjak ia dan keluarganya di London.Setelah sampai didepan pintu, tak ada satupun yang menyahut dari dalam. Yeara semakin gelisah hingga saat itu ada seorang wanita dewasa menghampiri Yeara."Neng geulis teh nyari saha?" ucap ibu itu dengan bahasa daerahnya."Pemilik rumah ini, Bu." Jawab Yeara seraya tersenyum sopan."Oh, mereka lagi pergi, kayanya ada urusan penting Neng." ucap sang ibu."Kalau boleh tau mereka pergi kemana? Apa ibu
Ceklek"Aaa!!! Kak Aksa!" Pekik Yeara saat Nathan Aksa masuk kedalam kamar tanpa permisi, untung saja Yeara tidak jadi melepaskan pakaiannya."Kaya liat setan aja kamu sampe sekaget itu." Ucap Aksa."Ya tetep aja!""Udah sana kamu mandi." Sela Aksa."Kamu ngapain di kamar? Keluar sana." Ucap Yeara seraya mendorong tubuh Aksara menjauh dari kamar."Kenapa emang? Udah sah juga ngapain malu, lagian aku juga udah liat pas kejadian bathtub, kamu gak lupa kan?" Goda Aksa. Sungguh Aksa mengapa jadi sangat menyebalkan!Sialan!— umpat Yeara dalam hati, kenapa Aksara mengungkit kejadian memalukan itu, siapapun tolong lakban mulut Aksa sekarang! Yeara sangat malu bila mengingat kejadian itu."Gak mau! Cepet keluar!"Tiba-tiba Nathan Aksa menahan tangan Yeara agar tidak mendorongnya lagi, kini giliran Aksa yang memajukan tubuhnya membuat Yeara mau tak mau memundurkan langkahnya."Awas yah macem-macem, enta
Aksa tidak tahu bahwa Mira sedang kritis di rumah sakit, ia menyesal telah menonaktifkan ponselnya beberapa hari yang lalu, banyak sekali panggilan tak terjawab dari teman-temannya di Jakarta.Jeffran adalah orang yang paling banyak mengirim spam pada Nathan Aksa, sekarang laki-laki itu tengah dalam perjalanan menuju Jakarta, namun tanpa Yeara. Bayangkan saja ini sudah pukul 2 dini hari, ia tidak mungkin membangunkan Yeara ataupun keluarganya.Aksara terlalu panik hingga ia pergi tanpa pamit terlebih dahulu, bahkan laki-laki itu tidak membawa apapun dari rumah, hanya ponsel dan uang.Sekarang Aksa terlihat sangat khawatir, ia sangat takut untuk kehilangan Mira, ia tidak mau kehilangan untuk yang kedua kalinya. Aksa sangat menyayangi Mira seperti adiknya sendiri.•••Lea yang tengah bermain ponsel di kamar mendadak mematung saat melihat notifikasi pesan dari Jeffran. Tanpa menunggu waktu lama akhirnya gadis itu membukanya.
Mira POV Aku terbangun saat merasakan hembusan angin lembut menerpa wajahku, aku bingung, dimana aku sekarang. Saat aku bangun, hanya ada hamparan rumput hijau yang sangat luas, tidak ada satu rumah ataupun gedung yang berdiri ditempat indah nan asri ini. Namun hatiku sangat takut.Aku mengernyit saat melihat seseorang datang dengan pakaian serba putih itu tengah berjalan kearah ku. Aku tidak bisa melihat wajahnya.Laki-laki itu semakin mendekat hingga aku bisa melihat jelas wajah itu. Wajah yang sangat aku kenali."Aksara?" Ucapku, aku tidak menyangka bertemu Aksa di tempat asing seperti ini, dia terlihat tersenyum kepadaku. Akupun membalas senyumannya.Apa sekarang aku berada di surga? Tanpa sadar sejak tadi aku meneteskan air mata ku entah aku bahagia atau sedih, aku masih tidak menyangka bisa bertemu Aksa, aku sangat merindukan laki-laki itu, aku bersalah padanya selama ini, aku telah membohonginya. Aku pantas dibenci olehn
Harlen yang sudah gelap mata, ia pun menancap pedal gas mobilnya. Disana terlihat Nathan Aksa tengah menyeberang jalan, saat sudah dekat ternyata Aksa tidaklah sendirian. Dibelakang laki-laki itu ada Yeara.Harlen membulatkan matanya dengan sempurna, buru-buru ia menginjak rem, namun yang terjadi adalah mobilnya tidak mau berhenti. Harlen sudah sangat panik, laki-laki itu tidak bisa berpikir jernih hingga akhirnya Harlen mencoba menekan klakson mobilnya berkali-kali.Orang-orang mulai berteriak agar pasangan itu menyingkir dari jalanan, namun Aksa dan Yeara masih tidak menyadari hal itu. "Aksaaa!!!" Teriak seseorang dari tepi jalan, Aksa lantas menoleh."Awas Aksa depan lo!!!" -itu Prima, gadis yang meneriakinya, kebetulan Prima tengah mengantar mamanya membeli sesuatu.Yeara dan Aksa sama-sama membulatkan matanya, ini sudah terlambat, mobil dengan suara klakson itu telah mendekat dan--Brakkk!!!!Dentuman ker
“Ini saatnya untuk kamu kembali bersama cinta mu yang seharusnya”—Yeara.•••Sudah dua hari sejak kepergian Yeara, Aksa selalu berada di rumah sakit menunggu Mira sadar setelah menjalani operasi. Ia sudah berjanji pada Yeara untuk menjaga Mira sampai kapanpun, Aksara akan menepati janjinya itu, meskipun pikirannya masih tertuju pada Yeara. Tak dapat dipungkiri bahwa Aksa sangat merindukan Yeara.•••Dilain tempat.Dean Skala Pratama tengah berjalan di halaman sekolahnya, ada banyak ucapan bela sungkawa untuk Yeara, bahkan kursi yang ditempati Yeara penuh dengan bunga dan ada juga satu foto di meja gadis itu. Dean tidak pernah menyangka semua terjadi begitu cepat, kakaknya meninggal begitupun dengan sahabat baiknya yaitu Yeara. Dean bingung, ia sudah tidak punya siapa-siapa lagi didekatnya selain Gavin Atmaja. Meskipun Dean masih memiliki orang tua, Dean tidak lagi mendapat kasih sayangnya. Sebenarnya sebelum kakaknya diisti