Share

Mertua Ingin Mocu

Author: Lilyana R
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Bangun Bi. Ngantor apa nggak? Jadi liburan nggak?”

Suamiku masih saja tak bergeming meski sudah ku usap lengannya. Aku tidak mungkin menyentaknya bukan?

Ku usap rambutnya dan ku kecup keningnya. Memang suamiku suka modus. Bagitu dicium kenapa dia langsung membelalakan matanya.

“Jadi liburannya? Kemana nih kita?” Tanyanya dengan semangat.

“Kemana ya baiknya? Bali, Raja Ampat, Jogja atau Singapura mungkin, Pattaya.” Aku bingung memikirkan tempat tujuan kami. Selama ini aku selalu liputan bukan liburan, jadi aku juga bingung memilih.

“Phuket atau Singapura ya?” Suamiku masih menunggu keputusanku.

“Oh ya, Bie. Kalau aku ke kantor aku sudah nggak menempati kubikelku lagi. Terus masalah kepala divisi siaran dan liputan siapa yang ngisi?”

“Kosong.” Jawabnya enteng.

“Jangan gila, dong. Masak di kosongin.” Aku menabok lengan suamiku.

”Ya jangan gitu juga, bener-bener di kosongin atau baru mau seleksi. Ngaku deh!” Cecarku.

Bisa-bisanya suamiku mengosongkan bagian itu. Dia nggak ngerti gimana k
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • TEA SOMMELIER GIRL ( GADIS PERACIK TEH)   Mendadak ke Kantor?

    Setengah hari aku mengurus dokumen-dokumen penting Baskoro Group. Seharusnya aku berjemur sebentar untuk menghilangkan demamku. Memang masih terasa kedinginan tapi badanku sudah membaik. Meskipun bukan penyakit berat, masuk angin tidak bisa dianggap sepele.Terpaksa aku mandi air hangat. Setelahnya aku kembali berpakaian dan Shalat Dzuhur. Usai shalat aku keluar rumah. Matahari begitu terik, duduk di gazebo yang rimbun tidak ada salahnya. Ada ayunan, kolam Ikan Koi yang cukup besar, ada taman bunga di sepanjang gazebo, juga air mancur. Aku ingat rumah juga nenek . Aku bahkan sengaja tidak menghubungi beliau. Khawatir beliau justru terpukul mengetahui kabarku yang sebenarnya. Nenekku hanya tau aku menikah dengan pria mapan biasa bukan elite konglo pemilik koporasi besar di jagat bisnis Indonesia.Melihat ayunan, pikiranku melanglang buana. Seandainya aku punya anak-anak yang lucu, mereka tentunya bermain di waktu liburan bersama suamiku. Harapanku itu entah terkabul atau tidak, sebagai

  • TEA SOMMELIER GIRL ( GADIS PERACIK TEH)   Aku dan Sahabatku

    Wanita itu adalah Meira, sahabat dekatku. Apa yang harus kulakukan? Meira meninggalkan rombongannya, berlari dengan stiletto tingginya ke arahku.“Ata.”Dia memelukku sampai menepuk-nepuk pipiku berulang kali. Ia mencubit pipiku bahkan mengacak pelan rambutku saking senangnya.“Meira, kamu apa kabar?” Masa bodoh dengan masalah meeting perusahaanku. Sekarang mumpung aku bertemu dengan sahabatku, aku mau bernostalgia dengannya. Hampir delapan tahun aku tak bertemu Meira. Terakhir kali setelah SMA, dan kami tak berjumpa lagi.“Ata kayaknya kita harus ngopi dulu deh sekarang.”“Tapi meeting-nya?”“Kita tunda dulu, Ta. Ayo.” Dia menarik tanganku.Aku sampai lupa mempersilahkan rombongan mereka.“Mei, tuh ada coffee shop . Kayaknya asyik tempatnya.”Kami berjalan meninggalkan kantor menuju coffeeshop di seberang jalan. Bak menemukan Durian runtuh, bisa ketemu Meira lagi. Padahal sekian lamanya, aku mencari aksesnya. Nihil, aku benar-benar kehilangan kontak dengannya.Waitress mendatangi kami

  • TEA SOMMELIER GIRL ( GADIS PERACIK TEH)   Habibie

    Kedua mertuaku terbahak.”Vril, kamu punya saingan lho. Tuh Renata jangan kamu bikin sesak kenapa. Lepasin Nak.” Tegur papa mertuaku.“Pah, jangan bikin panas suasana dong. Nggak baik jadi angin di tengah api yang berkobar.” Kata suamiku pelan. Ia melonggarkan dasinya. Lalu duduk di sampingku.”Habibi-nya Renata itu ya aku, masa Papa, apalagi Pak Khamdan. Beuh.” Cibir Gavrielle.“Oh, ternyata punya panggilan sayang nih ceritanya.”Papa mertuaku benar-benar konyol. Belakangan setelah ia tinggal dirumah suamiku, ia selalu saja meledek suamiku. Mungkin beliau bermaksut menghibur atau sengaja ingin memberi pelajaran pada suamiku untuk tidak terlalu bersikap arogan. Padahal, notabenenya sama saja. Yang satu sudah senior, mantan playboy, yang satu yunior belum insaf.“Ha-bi-bie.” Papa mertuaku mengambil ponselnya dari saku lalu mengetikkan kata itu di keyword lalu beliau pun terperangah.”Mah, Papa mau juga dong di panggil kaya dulu itu lho.” Sahutnya tanpa sungkan pada kami.Mama mertuaku

  • TEA SOMMELIER GIRL ( GADIS PERACIK TEH)   Bu Boss

    Dua bulan berlalu, tak terasa begitu cepat. Effek dari kerjasama Baskoro TV dan juga Dubai Corp, pekerjaan suamiku metumpuk. Proyek pengerjaan iklan untuk penjualan apartemen yang di bangun Dubai Corp sungguh menyita tenaga juga pikiran kami. Suamiku sudah wanti-wanti agar semua karyawan bekerja degan baik, sebab citra Baskoro TV di bawah kepemimpinan suamiku sangat di pertaruhkan.Meski kami belum mengadakan resepsi dan mempublikasikan secara resmi pernikahan kami. Karena kedatangan Maira, akhirnya terbongkar sudah statusku. Berjalan masuk ke lobi kantor, pagi itu aku berangkat setelah Gavrielle, dengan mobil terpisah. Biasanya aku akan ngantor agak siang. Tentu saja, mendekati jam makan siang. Karena biasanya aku membawa masakanku ke kantor untuk di makan bersama Gavrielle.Semenjak proyek Dubai Corp, papa mertuaku juga sering berkunjung ke Baskoro TV. Padahal, biasanya beliau anteng saja di singgasananya di kantor utama Baskoro Company. Kulangkahkan kakiku masuk ke lobi, ku lihat c

  • TEA SOMMELIER GIRL ( GADIS PERACIK TEH)   Ketemu Eyang Putri

    “Eyang………..”Kupeluk wanita yang sudah sepuh dengan rambut memutih itu. Wanita dengan paras ayu, tubuh yang tegap meskipun terlihat sedikit lemah. Tongkat kayu di tangan kanannya tetap terjaga menopang berdiri tubuhnya. Parasnya tetap bersih dan cantik meskipun keriput itu tetap bertambah setiap tahunnya.“A-ta? Apa kabar nak?”Aku hanya mengangguk. Mulutku kelu. Sebab mataku sudah basah. Make-up ku mungkin tak terlalu berantakan, tapi rambutku?Kupeluk erat eyang putriku. Rasanya aku bahagia sekali. Bisa memeluk tubuhnya. Sejak menikah, aku tak lagi bertemu. Khawatir pasti ,padahal suamiku sudah menggaransi kesehatan juga menjamin kehidupan eyangku akan baik-baik saja. Dan aku cukup lega. Bisa memeluk wanita yang sangat kusayangi ini. Suamiku sudah membuktikan omongannya.“Ayo masuk Gav.” Pinta Eyangku.Ia berjalan di belakang kami. Kupapah Eyangku, kami berjalan pelan sampai ke teras Joglo. Aku merindukan rumah ini. Rumah yang sejak aku membuka mata, kutinggal dengan beberapa pelaya

  • TEA SOMMELIER GIRL ( GADIS PERACIK TEH)   Rumah Baru di tengah Perkebunan Teh

    Di luar suara begitu berisik. Kulangkahkan kakiku, mengintip dari balik jendela.Eyangku bersama Gavrielle turun dari mobil. Mereka terlihat akur dan akrab sekali. Kututup jendela pelan-pelan. Lima menit kemudian, suamiku masuk ke kamar, menyusulku tidur, ia merangsek memelukku. “Happy birthday.”Bisiknya di telingaku pelan, lalu mencium pipi kananku. Ia menatap wajahku. Kenapa ia selalu tahu kalau aku tidak tidur, tapi pura-pura. Seperti kucing yang kepergok hendak mencuri daging. Untungnya, aku tidak kepergok saat aku mengintip.“Darimana saja?”Ku tarik jaketnya. Ia memang tidak berpenampilan necis. Kaos pendek warna putih, jaket warna biru muda dan celana jeans yang senada. Pasti ia tidak mau ngaku habis pergi darimana.“Tidur lagi kalau ngantuk.” Ucapnya sembari mengusap-usap pundakku.Ia menarik selimut yang menutupi tubuhku. Aku sampai lupa kalau hari ini adalah hari ulang tahunku. Sebenernya nunggu juga hadiah darinya. Tapi dia tidak melupakan hari ulang tahunku saja, aku sud

  • TEA SOMMELIER GIRL ( GADIS PERACIK TEH)   Gavrielle Baskoro Junior

    Suamiku bergegas keluar, tapi dokter puskesmas itu mencegahnya.”Saya sudah sediakan Mas. Buat jaga-jaga, tadi.”Dokter mengeluarkan dua testpack dari dalam tasnya. Ia menyerahkan pada suamiku. Kulihat tangan suamiku gemetar menerima testpack itu.“Ditunggu saja besok ya Mas, cek menggunakan air seni di pagi hari.”“Baik Dok.”“Besok saya akan kembali. Sementara saya resepkan vitamin dan obat ini.”“Isteri saya tidak bisa minum obat Dok, bagaimana? Apa bisa di resepkan vitamin dan makanan apa saja yang bisa di konsumsi?” Tanyanya panik.“Tenang Mas jangan panik, kalau panik nanti Mbak Renata juga ikut panik.”Dokter puskesmas itu menepuk pundak suamiku. Akhirnya ia mengambil nafas dalam-dalam. Dan wajahnya pun kian lebih tenang.“Eyang bawakan kalian makanan. Nggak usah masak dulu, istirahat saja Ren. Tapi, Eyang mau langsung pulang. Ada karyawan yang mau ketemu Eyang.”Aku tahu eyangku bukan tak peduli, melainkan memberi kesempatan pada suamiku untuk lebih menjagaku.“Eyang pulang du

  • TEA SOMMELIER GIRL ( GADIS PERACIK TEH)   Kebahagiaan Mertua

    Aku curiga kalau Gavrielle memberitahu mertuaku dan meminta Mbok Sumi juga Pak Khamdan untuk datang. Memang nggak ada salahnya. Kenapa justru aku yang sensi tidak ingin di ganggu.. Padahal, selama ini justru aku paling suka berada di keramaian bersama-sama banyak orang. Ini berkebalikan banget dengan diriku sebelumnya. Apakah kehamilan merubah seseorang?”Mama mertuaku sontak memelukku haru. Ia sampai sesenggukan setelah tau kehamilanku.”Pokoknya Mama nggak ingin Renata kecapekan, satu lagi ya Vriel, awas kalau kamu bikin Renata sampai stress. Mama cabut invest mama di perusahaanmu.” Ancam mama mertuaku.Aku menghela nafas, melihat betapa histerisnya keluarga suamiku.“Aku mau cuti panjang, menemani Renata di rumah kalau boleh. Sekarang Papa carikan CEO sementara, atau minta saja suaminya Joya buat balik sementara.”Papa mertuaku menengahi.”Kalian kenapa sih ribet, kenapa tidak kita biarkan Renata beraktivitas asal bisa menjaga kesehatan. Biarkan Renata berkegiatan asal tidak di l

Latest chapter

  • TEA SOMMELIER GIRL ( GADIS PERACIK TEH)   Liburan Ke Patayya dan Dubai (END)

    Jakarta, enam bulan kemudian.Satu persatu masalah berat yang kami alami dalam hidup ini kami lewati. Mengurainya sungguh tak mudah. Berderai air mata, berpeluk keringat dan sungguh menguras tenaga apa yang kami alami.Suamiku sudah memberikan bonus akhir tahun pada seluruh karyawannya di akhir tahun ini. Untuk para bodyguard kakek, mereka justru siap untuk bekerja kembali. Jadilah mereka gentian. Bodyguard papa akan liburan sebentar dan pulang ke kampung halamannya.Hubunganku dengan Meira sudah membaik meskipun aku membatasi akses Meira dan Dito untuk masuk lebih dalam ke dalam keluarga kami. Bukannya aku sok, tapi mencegah lebih baik daripada mengobati.“Mama, kami semua sudah siap berangkat.” Kata Arsen. Putraku kelihatan ganteng sekali. Ia memakai pakaian kembar dengan adiknya. Ancel menolak mengganti celana jeans dengan rok. Yang ada justru ia memakai celana jeans dengan bahan dan warna yang

  • TEA SOMMELIER GIRL ( GADIS PERACIK TEH)   Ketahuan Bohong!

    Mataku terbelalak waktu kami melihat kalau yang datang itu adalah Agusto. Setahuku Mas Gavrielle sudah melakukan tes DNA diam-diam. Hasil itu menunjukkan kalau Neil itu anak Agusto. Tante Haruka sendiri juga pernah berhubungan dengan Agusto cukup lama. Bahkan Agusto sudah yakin kalau Neil itu adalah anaknya.Paman Hiromi justru mengaku kalau Neil adalah anak biologisnya. Tante Haruka itu super jenuis. Ia bisa melakukan hal apa saja di luar nalar. Termasuk memalsukan hasil Tes DNA Agusto dan Neil.“Agusto mari silahkan.” Sambut suamiku. Ia menyambut Agusto dengan baik.Agusto juga ikut duduk di karpet bersama kami. Suamiku tentu saja kaget dengan kedatangan Agusto.“Sebelum kamu menginterogasiku lebih lanjut. Lebih baik aku jujur saja.”Agusto menepuk pundak Adrian dengan keras.“Sakit Om. Slow kenapa sih.” Adrian menyingkirkan tangan Agusto dari pundaknya.“Aku ingin menanyakan menu m

  • TEA SOMMELIER GIRL ( GADIS PERACIK TEH)   Tumpeng Nasi Kuning

    Mobil itu masih mengikuti kami sampai rumah. Begitu sampai rumah. Adzan magrib berkumandang. Aku turun dari motor dan Mas Gavrielle menyerahkan kunci motor itu pada salah satu bodyguard papa.Kami masuk dan di kejutkan oleh suara terompet. Rupanya yang meniup terompet anak-anakku juga Mbok Sumi dan Pak Khamdan. Mama, Papa juga eyang putriku dan Kakek sudah ada di ruang tamu.Bukan kue tart yang menyambut kami melainkan tumpeng kecil berisikan nasi kuning. Aku takjub sekali, meskipun bukan pesta yang meriah tapi bagiku ini adalah kado yang sangat berharga bagiku juga suamiku.“Happy wedding anniversary ya Mama, Papa.” Kata Arsen dan Ancel berbarengan. Suamiku yang paling tegar di luar tiba-tiba saja menengadahkan matanya ke langit-langit. Ternyata bertepatan dengan momen itu seseorang masuk ke ruang tamu.“Maaf sepertinya aku ganggu.” Kata Neil. Setelah menyapaku di jalan dan tidak di gubris oleh suam

  • TEA SOMMELIER GIRL ( GADIS PERACIK TEH)    Hadiah dari Anak-anak

    “Mama sama papa ngapain di sini?”Sedang asyik berduaan begini kenapa anak-anakku bisa datang? Ini Pak Khamdan sama bodyguard papa juga ikut-ikutan datang.Wajah Mas Gavrielle langsung di tekuk. Kenapa aku merasa kalau suamiku tidak ingin di ganggu privasinya.Ancelia dan Arsen menenteng tasnya. Harusnya aku justru senang dengan kedatangan anak-anakku. Tapi kenapa kok aku juga terbawa suasana enggan diganggu siapapun termasuk anak-anakku sendiri.“Papa kok gitu sih, wajah Papa kok manyun. Nggak senang kita datengin?” Tanya Arsen. Ia membuka ranselnya lalu mengambil sebuah bungkusan.Arsen memberikan bungkusan itu pada Ancelia. Putriku lalu menyerahkan bingkisan itu pada Mas Gavrielle."Papa, kami nggak bermaksud mengganggu waktu Mama sama Papa. Tapi kata Kak Arsen ini hari ulang tahun pernikahan mama sama papa jadinya Kak Arsen tadi minta di anterin ke toko buat beli ini.” Kata putriku pan

  • TEA SOMMELIER GIRL ( GADIS PERACIK TEH)   Ke Taman Bersejarah

    Aku pernah berada pada titik terendah dalam hidup ini. Bahkan tidak hanya sekali aku berusaha untuk terus berjuang untuk hidup. Entahlah bagaimana dengan Meira kedepannya. Apapun yang ia lakukan padaku juga pada keluarga Besar Baskoro tidak serta merta di balas dengan keburukan.Papa mertuaku adalah pribadi yang baik, terlepas kadang beliau menggunakan kekuasaan juga uangnya untuk menyelesaikan banyak hal. Tapi kebaikan papa mertuaku juga keluarga besar Baskoro pada Meira dan keluarganya tidak bisa dinafikan begitu saja.Papa dan juga mama mertuaku bukan tipikal pendendam, tapi melihat mama jadi jutek seperti tadi aku jadi ikut terbawa arus. Apa ada yang mereka bicarakan tapi tidak ku ketahui. Mungkin Mas Gavrielle belum cerita saja.Mama meninggalkan kamarku. Papa sudah berangkat ke pengadilan, kakek ditemani eyang putri sudah berangkat untuk fisioterapi di rumah sakit yang di kepalai dokter Pambudi.Hari sudah siang. Bergegas aku mandi lalu pelan-pelan

  • TEA SOMMELIER GIRL ( GADIS PERACIK TEH)   Kedatangan Meira

    Aku tak menyangka kalau di layar ponselku tertera nomor Meira. Sudah berapa lama kami tak saling berkabar. Jangan-jangan yang datang itu adalah Meira.Pantaslah kalau suamiku cemberut. Aku tahu apa yang sudah di lakukan Meira begitu membekas di hati suamiku. Pun Mas Gavrielle sudah berusaha memperbaiki dirinya selama ini.“Kamu sudah bisa nebak kan siapa yang datang?” Mas Gavrielle langsung mengambil kemeja dan berpakaian.“Aku ikut papa saja ke pengadilan, Ren.”Keputusan Mas Gavrielle dalam sekejap bisa berubah.“Nanti kita ngobrol lagi ya, Sayang. Maaf, aku bener-bener nggak bisa nemani kamu. Cepetan sembuh ya istri kesayanganku.”Klek.Pintu kamarku di buka dari luar. Tak menyangka sama sekali kalau Dito yang membuka pintu. Saat Mas Gavrielle mencium dahiku, Dito melebarkan bukaan daun pintu.“Renata.” Sapanya. ”Boleh masuk kan?”Kepalang tangg

  • TEA SOMMELIER GIRL ( GADIS PERACIK TEH)   Siapa Sih yang Datang?

    Setelah aku selsai berwudlu, segera aku beranjak ke kamar. Suamiku sudah menunggu untuk shalat berjamaah. Ku ambil mukena yang sudah di siapkan suamiku.Baik aku dan suamiku, kami tidak berasal dari keluarga yang sangat religius. Namun, keluarga kami terutama mertuaku adalah keluarga modern yang sangat taat beragama.Setelah kami selesai berjamaah, kepalaku masih saja sedikit pusing. Jadi aku naik kembali ke ranjang. Suamiku memilih untuk duduk di sofa sembari mengambil ponselnya.“Hari ini biar papa saja yang berangkat ke pengadilan. Toh keberadaanku tidak di perlukan.” Kata suamiku sembari menscrol layar ponselnya.“Ngapain sih Mas ketawa begitu?” Suamiku tertawa sampai memegang perutnya. Bikin aku penasaran juga. Kalau suamiku cari hiburan di medsos wajar saja, tapi ia betah sekali natap layar sampai ketawa nggak berhenti.Pertanyaanku nggak kunjung di jawab suamiku. Karena aku juga ingin tahu, diam-diam aku berjalan mend

  • TEA SOMMELIER GIRL ( GADIS PERACIK TEH)   Rencana Boyongan Liburan ke Pattaya

    Lagi-lagi Paman Hiromi bercerita panjang lebar.“Selama ini memang papa saya, Kenzo Matsuyama sangat menyayangi Hirata. Ya karena hanya Hirata anak kandungnya bersama Kinarsih. Saya dan Hideaki juga tak di bedakan. Kelihatannya seperti itu. Tapi, Papa memang sangat menyayangi Hirata. Hirata memang anak yang baik dan berbakat.”Tante Haruka menutup wajahnya dan menangis.”Haruka hamil anak saya. Saya sangat mencintainya tapi ia keberatan untuk menikah dengan saya karena saya kalah dalam segala hal dari Hirata. Setelah Hirata menikah, barulah Haruka mengincar Hideaki. Hideaki juga mencintai Haruka sehingga ia mengadopsi Neil menjadi putra mereka.”“STOP HI-ROMI!” Kata Tante Haruka. Ia kepalang malu dengan apa yang di ceritakan oleh Paman Hiromi.Aku bersyukur kakek maupun eyang putri tak menghadiri sidang ini. Kalau mereka menyaksikan entah apa jadinya nanti. Paman Hiromi masih melanjutkan ceritanya.“La

  • TEA SOMMELIER GIRL ( GADIS PERACIK TEH)   Dari Lubuk Hati Hiromi

    Sepulangnya dokter Pambudi aku segera mandi. Mbok Sumi mengantarkan Bubur Kacang Hijau ke atas. Uap panas Bubur Kacang Hijau khas Mbok Sumi menggoda selera.“Saya letakkan di meja ya Mbak, Bubur Kacang Hijaunya. Tuan Gavrielle sedang di bawah bersama Den Kakung juga Eyang putri.”Bergegas aku keluar kamar mandi. Aku mendapati Mbok Sumi sedang duduk termenung di sofa.“Mbok.” Ku tepuk pundak Mbok Sumi dari belakang. Mbok Sumi sontak berjingkat pelan.“Den, saya bener-bener minta maaf. Saya nggak tahu menahu apapun masalah ini. Yang saya tahu dan suami saya ceritakan suami saya itu mantan karyawan pabrik yang di PHK karena pabriknya bangkrut.”Mbok Sumi memelukku.”Maafin Pak Khamdan ya.”Harusnya aku yang sangat berterima kasih pada pasangan Mbok Sumi dan Pak Khamdan. Pasangan ini adalah support system penting dalam hidup kami. Mata Mbok Sumi berkaca-kaca. Ia masih saja tak kuasa membendung tangisnya.“Simbok jangan pergi ya. Saya bahagia sekaligus sedih di pertemukan dengan sosok yang

DMCA.com Protection Status