Angin malam menghembus dingin menusuk tulang berlulang. Lily menundukkan kepala ke bawah untuk memandangi kedua kaki yang ia goyangkan ke atas dan ke bawah. Beberapa mobil mewah berhenti dan memberikan klason kepada Lily sebagai sinyal. Tapi Lily bergeming dan tetap menundukkan kepala serta tak perduli dengan suara klakson mobil yang lalu lalang maupun kata maki-makian dari mereka yang tertuju kepada Lily.
"Aku tidak akan tanda tangan. Aku bukan jalang," tolak Lily tegas yang semakin menambah emosi Chris semakin meninggi. "Kita lihat apa kau akan menang?" Senyuman Chris semakin menakutkan dan dengan kasar menarik tangan Lily, menahan tubuhnya dan mengikat kedua tangan Lily di posisi belakang dengan mengunakan dasi. Kemudian mengikatnya dengan ikatan kuat. Wajah Lily menghadap tempat tidur. Tangan yang diikat ke belakang telalu kuat sehingga membuat Lily merasakan kesakitan menyebabkan Lily kesulitan untuk melepaskan diri. Tidak ingin membuang banyak waktu, Chris mengambil tinta dan mengoleskan ke jari Lily. lalu menempelkan pada beberapa lembaran dokumen yang ia keluarkan barusan. "Dokumen satunya untukmu," kata Chris cepat. Setelah memastikan semua sudah terdapat cap sidik jari Lily di setiap lembaran kertas. Chris melepaskan tali yang mengikat tangan Lily. "Keparat kauuuuu," sebuah tamparan kuat di layangkan oleh Lily. Hingga meninggalkan bekas lima jari di wajah
Chris yang keluar dari kamar mandi mendapatin Lily tidak ada di ranjang. "Kemana dia?" seru Chris dengan wajah kesalnya. Ia bergegas turun ke bawah lantai satu dan mendapatin Lily duduk di dekat pintu dengan memeluk kedua kakinya serta penampilan menyedihkan. Perlahan-lahan Chris berjalan mendekat, tapi Lily tidak menunjukan reaksi akan ke datangan Chris. Dahi Chris mengerut dan menyipitkan kedua mata. "Hei, jangan-jangan kau mau minta dikasihani ya? maka berakting seperti itu,” tuduh Chris dengan tatapan remeh dan kata yang menyindir. Lily tetap tak bersuara dan tidak bergerak sedikit pun dari posisi semula. Chris menepuk bahu Lily. Tapi, Lily masih tidak bergerak. Hati Chris mulai gelisah dan langsung menarik tubuh Lily ke atas. Tubuh Lily lemas, wajahnya pucat dan air mata membasahi mata yang bengkak. "Hei Lily, aku tadi hanya bercanda. Jangan nakut-nakutin aku. Ok?" ucap Chris lagi yang sudah mulai cemas. Lily tidak menjawab pertanyaan Chris. Kedua mata Lily masih tertut
Dengan perasaan percaya diri, Chris berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan tubuh dan mengosok gigi. Ketika keluar dari kamar mandi, Chris melihat Lily sudah bangun dan mengosok kedua mata dengan kedua tangan yang kurus. Seketika Chris berlari kecil ke arah Lily dan menahan tangan Lily. Kekuatan Chris yang cukup besar, seketika membuat Lily terdorong hingga berbaring di tempat tidur. "Kau lagi rupanya? Memang penjahat kelamin,” cibir Lily dengan nada menusuk. Chris masih diam dengan mengeraskan rahangnya yang kokoh. Lily memandangi Chris dengan jarak dekat pada arah dadanya. Rambut Chris yang basah mengeluarkan air dan menetes ke arah dada Lily. Dinginnya air membuat Lily merasakan air yang membasahi baju dan masuk ke dalam kulit dadanya. Chris tidak bersuara dan masih memandangi Lily di depannya. Wanita yang membuat dirinya dipermalukan oleh dokter semalaman dan menjadi bahan tertawaan para perawat seisi rumah sakit. "Lepaskan, Kau menyakitiku!" oceh Lily m
"Kenapa? Mau memakan tubuhku. Sayangnya hari ini tak akan bisa," gerutu Lily memasang wajah galaknya. Lily menatap Chris tanpa rasa takut setelah isi tenaga. Chris memperlihatkan wajah jahat, ia mendekat dan menekan tengkuk leher Lily. Lalu mencium bibirnya dengan kasar sampai beberapa menit. kemudian melepaskan ciumannya. Lily langsung menghapus jejak basah pada bibirnya dengan wajah merah karena malu. "Aku akan menunggu," ucap Chris pelan. Chris berjalan menjauh dan Lily langsung melempar bantal ke arah Chris. Bantal terpantul saat pintu ditutup oleh Chris. Di kantor, Nelson Jong sudah gelisah dan berdiri tak tenang. Bahkan, duduk juga tak tenang sama sekali. Ia berjalan mondar mandir di ruangan Chris dengan hati mengumpat Chris. Pintu terbuka, Nelson mengira itu adalah Chris. Tapi sekali dilihat, ternyata seketaris Nana yang masuk dengan pakaian kekurangan bahan yang tentu saja sengaja untuk menunjukkan ke molekkan tubuhnya di hadapannya. "Wakil CEO, saya buatk
"Bu, aku kangen. Kapan ibu bangun?" Lily menahan air mata untuk tidak keluar. tapi tetap berjatuhan dari kedua mata yang besar nan indah. "Bu, aku dimarahi oleh James. Dia bilang, Mata jangan taruh di pantat. Makin lama, sikapnya makin mirip nenek-nenek cerewet. Sungguh menyebalkan," adu Lily pada ibunda yang masih memejamkan kedua mata. Sebanyak apapun Lily bercerita, ibunda Lily tidak bersuara sama sekali dan tetap tertidur dengan wajah tenangnya. Di lain pihak, setelah menghancurkan ruangan pasien di rumah sakit. Chris kembali ke kantor mencari catatan tempat tinggal para karyawan. Kebanyakan para karyawan mengisi dengan alamat yang jelas dan lengkap. sedangkan punya Lily tidak ada alamat sama sekali. "Yang benar saja" pekik Chris tak percaya melihat data di tangannya. Chris yang marah besar, ia melemparkan isi berkas dengan sembarangan dan menghubungi Lily dengan ponsel. Tapi ponsel Lily tidak aktif sama sekali. Emosi Chris makin memuncak dengan perasaan marah. Nana yang m
Nana berjalan dengan langkah cepat untuk menghampiri Chris. "Tuan Chris, berapa dokumen penting yang tidak bisa diselesaikan bagian devisi 2 dan wanita itu sengaja memperlambat pekerjaanya. Sehingga banyak yang repot di buat olehnya," kata Nana dengan suara tajam pada Chris. Nana sengaja mengadukan semua tentang kinerja Lily yang di anggap tidak becus. "Apakah benar?" Chris bertanya dengan wajah terheran. "Aku harus menyakinkan CEO Chris," batin Nana yang dendam kesumat kepada Lily. Nana pura-pura mengeluh lagi atas ketidak puasan kinerja dari devisi 2 yang merupakan tempat Lily bekerja. Chris terdiam dan mengingat jika ada beberapa dokumen penting mesti di tanda tangani. Chris yang terhasut oleh perkataan Nana. Ia langsung berjalan ke bagian devisi 2 dengan wajah hitam. Kedatangan Chris tentu memancing beberapa wanita untuk melirik. sedangkan Lily tidak tertarik untuk melihat atau mendengar sedikit pun. Dirinya lebih sibuk mengerjakan berapa file di laptop. Melihat bayangan di
"Sudah periksa ke dokter?" lanjut Nelson bertanya. "Sudah, terima kasih atas perhatian Wakil CEO. Saya sudah baikkan sekarang," balas Lily sungkan akan pertanyaan Nelson Jong. Pintu lift terbuka, Lily segera keluar dan Nelson Jong memperlambat langkah kaki untuk mengikuti Lily di sampingnya agar beriringan. "Wakil CEO, kenapa mengikuti saya?" kata Lily yang bingung. "Kita satu arah, saya mau ke kantin. Dari tadi saya belum makan siang," jawab Nelson cepat. "Maaf," Dengan wajah malu, Lily menunduk melihat kedua telapak kakinya. Terlihat suasana kantin yang sudah sepi. Lily mencari tempat duduk yang tidak jauh dari pintu. Nelson Jong menawarkan Lily untuk mengambil makanan dan meminta Lily untuk duduk berjaga di tempat. Dengan cepat, Nelson Jong sudah mengambil beberapa menu makanan dan meletakkan di meja. "Aku tidak tahu apa yang kamu suka. Jadi, aku ambilkan semua yang masih ada stock saja. Semoga saja kamu suka," kata Nelson Jong sambil meletakkan makanan ke meja.
Chris menahan lengan Lily. Lily melotot pada Chris dengan tidak senang, hingga lift berhenti di area pakiran dan Chris menarik Lily keluar dari dalam lift. "Tunggu di sini, jangan coba-coba kabur!" pesan Chris dengan penuh penekanan. Chris mengancam Lily dan segera mencari mobil di pakiran, lalu masuk ke dalam. Dia mengemudi ke depan Lily dan membuka pintu di samping driver. Mau tidak mau, Lily masuk ke dalam sebelum CEO gila kembali emosi sambil meletakkan paper bag di antara kedua pahanya dan di lihatin oleh Chris yang menelan ludah. "Kita mau ke mana?” tanya Lily pelan. Chris tidak menjawab dan terus mengemudi mobil dan terus bungkam. Mobil melaju ke arah apertemen mewah dan memasuki pakiran di bawah tanah. Pintu mobil dibuka, Chris keluar dari mobil. Sedangkan Lily mengikuti dari belakang. Keduanya memasuki lift menuju lantai 6. Melihat suasana di lantai 6 dan memasuki ruangan apertemen. Lily sudah menebak, apa yang akan dilakukan oleh Chris selanjutnya. Tebakkan Lily benar,
“Mana Hpmu?” tanya Chris setelah diam sejenak.Nelson Jong mengerutkan kening akan permintaan Chris.“Mana ponselmu,” seru Chris yang menaikkan volume suara.Nelson Jong meraih ponsel di balik jas hitam yang membalut tubuh rampingnya dan menyerahkan cepat pada Chris. sebelum ia mengalami kesialan seperti nasib barang yang hancur berserakan di lantai.Secepat kilat, Chris langsung membuka aplikasi instagram dan setelah mendapatkan apa yang ia cari dan menyulut emosinya kembali. Chris langsung memperlihatkan pada Nelson Jong.“Tuh, lihat?” ucap Chris sambil menyodorkan ponsel tersebut kepada Nelson Jong yang menatap dengan binggung.Nelson Jong meraih ponsel di tangan Chris. Ia memperhatikan layar ponsel dengan raut wajah penuh penasaran tinggi. Perlahan tapi pasti, wajah penasaran Nelson Jong berubah melotot ketika mengenali wajah orang yang ada di layar tersebut.“Ini Lily?” ucap Nelson Jong dengan suara kuat dari biasanya.“Menurutmu?” jawab Chris dengan nada kesal dan geram.“Benar-
Banjir mulai sulut di saat malam hari. Chris menghela nafas super panjang tidak lupa dengan kata-kata umpatan yang di lontarkan dari bibirnya.Lelah mengumpat, Chris memiluh untuk mengemudikan mobil kembali ke apertemen mewah dengan badan loyo dan lesu. Niat beli hp pupus bersama harapan barusan.Chris yang sudah telanjur malas untuk pergi jauh, ia memutuskan pulang dan memutuskan besok baru beli ponsel pada keesokan pagi.***Pagi hari dengan pakaian super mahal dan hp keluaran terbaru. Chris berjalan masuk ke dalam kanto dengan perasaan bahagia. Ia akan meneror Lily untuk secepatmya kembali ke Seoul. Hp baru di buka dan memasukkan nomor Lily dan Kirana. Setelah sekian lama menghubungi Lily, dahi Chris berkerut banyak. Ia semakin naik darah. Begitu juga menghubungi Kirana yang hasilnya juga sama. Tidak ada respon sama sekali.“Berani sekali menolak panggilan pria tampan seperti ku,” seru Chris kembali mengila, kemudian kembali meneror nomor Lily maupun Kirana. Setelah sekian lama ter
Tetiba, Nelson Jong melonggo dan ia semakin terkejut dengan perkataan James Holland soal koleksi yang membuatnya hampir mati di tempat. James Holland tidak menyangkah, James Holland sangat mesum dari Chris.Keringat membasahi dahi Nelson Jong dan James Holland terkekeh. Ia tidak menyangkah, Nelson jong juga tipe pria yang polos. Bahkan di kerjain sedikit saja sudah seperti itu. padahal dirinya tidak menyimpan video begituan di manapun. bukannya tidak tertarik, karena James Holland merasa privasi akan terancam jika simpan seperti itu dan para penjahat akan mudah mendapatkan info tentang keberadaan maupun kelemahan yang di miliki.“Sudah malam, ayo pulang!” ucap James Holland lembut dan melirik jam tangan di pergelangan kiri.Jika para pria memakai jam tangan di pergelangan tangan kanan. Berbeda dengan James Holland yang memakai pergelangan kiri. Ia memakainya di kiri demi mengenang Alexanlian yang merupakan wanita cinta pertama.Nelson Jong langsung berdiri dari tempat duduk, kemudian
“Jika tidak menganggu, maka aku terima dengan senang hati boleh ada yang mau aku bahas dengan dirimu juga,” balas Nelson Jong yang langsung duduk di samping James Holland.Sedangkan Kirana duduk di samping Lily. Lily sempat kaget dan melihat ke sampingnya dan mendapatkan keberadaab Kirana. sedangkan ke depan mendapatkan kebradaan Nelson Jong.“Eh.. kalian berdua?” tanya Lily mulai kepo. Terutama nanti ia akan mewancari Kirana Habis-habisan setelah selesai acara makan malam berakhir.“Kita lagi ada urusan di luar dan kebetulan ketemu,” jelas Kirana yang tidak di percayai oleh Lily.Pandangan mata Lily ke arah Nelson Jong dan James Holland yang sibuk berbicara satu sama lain. Dari arah pembicaraan keduanya, Lily dapat menebak apa yang di bicarakan keduanya. Jika bukan soal bahaya bahan kimia yang di gunakan untuk cosmetik.“Oh ya, Li. Tadi aku kembali ke dalam ruangan dan kamu sudah pergi, padahal aku telah membelikan minuman kesukaanmu yang tanpa bahan pengawet. Tapi-” ujar Kirana men
“Li.... kapan kau akan menikah?” tanya Chris yang masih saja dengan pembahasan soal nikah.Pertanyaan Chris membuat Lily semakin bingung dan juga berkerut kening,“Masih lama, aku masih mau bebas dulu. Anda ini sedang mengigau atau kerjain saya,” balas Lily yang langsung mendorong Chris menjauh darinya.“Tadi Nelson Jong datang dan mengatakan kau akan menikah dengan James Holland seminggu lagi,” ujar Chris dengan nada lirih dan air mata menetes lebih banyak dari sebelumnya.Kedua mata Lily terbelalak besar, Ia menganggap perkataan Chris sebagai lelucon yang tidak garing sama sekali.“Mustahil, tidak mungkin secepat itu!” teriak Lily yang langsung mendorong Chris sekuat tenaga.“Benarkah?” tanya Chris penasaran dan juga ingin mendapatkan jawaban yang menyakinkan untuk menghilangkan kegusaran di dalam hatinya.“Kenapa?” tanya Lily curiga dengan lirikan mata yang menunjukkan rasa tidak suka kepada Chris.“Aku hanya belum siap mencari karyawan peganti mu saja,” alasan Chris untuk menyemb
“Mustahil, kau jangan bermimpi sampai seperti itu!” teriak Chris yang tetiba mengila akan usul Nelson Jong yang di anggap tidak masuk akal sama sekali.Nelson Jong tertawa terbahak-bahak melihat sikap Chris yang emosional yang tidak bisa di ajak bercanda.“Jika masih punya waktu untuk emosi dan protes, lebih baik kau kerjakan semua dokumennya dan besok siang aku akan datang mengambilnya!” Ancam Nelson Jong dengan tatapan mata kejam.“Oh ya, kenapa kau menolak ketemu dengan Lily, kau tau berapa kali dia kesini untuk membantu aku mengantarkan berkas kerjaanmu?” tanya Nelson Jong yang penasaran akan tingkah Chris belakangan ini.“Itu karena aku malu jika ketahuan oleh Lily saat rudal ini tiba-tiba di periksa oleh dokter yang masuk ke dalam,” alasan Chris yang tidak ingin siapa pu mengetahui hubungan dirinya dengan Lily.“Oh.. kirain kau terangsang setiap kali melihat Lily,” tebak Nelson Jong secara spontan.Chris terdiam, karena apa yang di katakan oleh Nelosn Jong memang benar. Setiap k
“Hiks... Lily..” tangisan Chris pecah, ia sangat merindukan Lily.Bahkan Nelson Jong yang mengantikan semua kegiatan Chris. Sampai kewalahan untuk mengerjakan semua perkerjaan yang menumpuk dari hari demi hari.Dalam hati, Nelson Jong memaki-maki Chris yang nafsuan kuat hingga melantarkan dirinya dan memilih masuk rumah sakit dengan luka besar di badan rudal.“Benar-benar keterlaluan dirimu Chris,” gerutu Nelson Jong kesal setelah tidak tidur berhari-hari. Lily yang melihat Nelson Jong berceloteh hanya bisa membantu Nelson Jong menghela nafas panjang.“Aku selalu ke rumah sakit untuk mengantarkan berkas kerjaan dan selalu di tolak oleh CEO Chris,” ucap Lily dengan menyerahkan berapa tumpukkan dokumen kembali ke atas meja Nelson Jong. Saking tingginya tumpukkan dokumen tersebut, Lily harus berjijing kaki untuk menaruh di bagian teratas dan sosok Nelson Jong yang tampan juga sudah tertutup semua tumpukkan dokumen di atas meja. lebih tepatnya terhalang oleh semua tumpukkan dokumen supe
“Cih, wanita jalang. Sekarang mengoda wakil CEO Nelson Jong.” gerutu Nana kesal dengan mengigit kuku di jempol secara kuat.Kirana yang melihat hubungan Lily dengan Nelson Jong hanya bersikap biasa saja. Karena sudah tau apa yag terjadi antara Lily dan Chris. Sehingga ia tidak ingin banyak mencampuri urusan keduanya. Selain Nelson Jong yang masih membujuk Lily untuk masih bertahan di perusahan.Salah satu alasan Nelson Jong meminta Lily bertahan di kantor, karena tingkah Chris yang selalu menghilang dari perusahan dan ada hal lain yang ingin di ketahui oleh Nelson Jong.“Mengenai produk palsu yang di tiru perusahan SANGREI. Bagaimana menurutmu Li?” Nelson Jong sengaja mencari topik pembicaraan.“Sejak aku memantau berapa hari lalu, pembeli sudah jeli untuk membedakannya dengan produk perusahan kita dan apa anda yakin ingin melanjutkan kerjasama dengan mereka lagi? Mengingat kerugian yang mereka timbulkan secara finasial memang sudah banyak merugi. Tapi yang aku takutkan bukan masalah
“Aku harus pulang,” Ucap Lily yang sudah puas menyiksa Chris secara batin.“Jangan.. Aku mohon jangan pergi, Li!” pinta Chris dengan memohon sendu.Chris ingin Lily lebih lama di sampingnya. “Aku akan datang besok lagi,” rayu Lily dengan sengaja mencium bibir Chris.“Tapi?” ragu Chris.“Aku sudah kembali bekerja untukmu,” balas Lily tegas dan berjalan pergi dari hadapan Chris dengan belengak lengok.Chris menatap kepergian Lily dari hadapannya, kemudian memukul ranjang yang ia tepati sekuat tenaga.Chris sungguh tidak rela, Lily pergi dari hadapannya dan luka yang di alami oleh rudal Chris kembali terbuka. Hingga Chris menjerit kesakitan, ketika rudal tersebut sudah lemas tak berdaya dengan tergenang lautan merah.Di luar, Lily terkekeh renyah ketika mendengar suara jeritan Chris yang memilukan.“Sungguh menyenangkan,” batin Lily yang Bahagia. Karena tujuannya memang membuat Chris menginap lebih lama di rumah sakit dan tersiksa secara batin dan ia akan mencari laptop lama yang di sit