"Apa aku revisi aja peraturannya?" batin Chris yang sibuk mencari jalan keluar. "Pagi Chris," sapa Nelson Jong yang menepuk bahu Chris. Chris melirik Nelson Jong dengan tatapan malas. "Jangan katakan padaku, kini kau mau menghilangkan peraturan konyol yang sudah di taati oleh para staff?" tebak Nelson Jong dengan kedua mata menyelidiknya kepada Chris yang sejak tadi terlihat gusar. "Kau benar," balas Chris terus terang. "Jangan bermimpi untuk melakukannya, Aku yakin kau akan di demo berjilid-jilid. Mereka sudah mematuhi dan senang akan peraturan bodoh yang kamu buat," saran Nelson jong yang semakin membuat kepala Chris yang sakit kini semakin sakit berkali-kali lipat dari sebelumnya. Chris yang sudah tidak bisa mengubah peraturan konyol yang ia buat. Sehingga setiap hari, Chris ingin membunuh semua pria yang memandang Lily dengan penuh kagum dan bernafsu tinggi. Mata Chris selalu melihat senjata pria itu mengeras dan menonjol di balik sleting. Apalagi Lily memaka
Nana yang mendapatkan sindiran dari Kirana, Ia mengibaskan rambutnya dengan senyuman bangga akan nasib beruntung yang di miliki selama ini. "Tentu saja beruntung. Aku si cantik Nana selalu diberkati dengan keberuntungan," balas Nana dengan memasang gaya menyebalkan di hadapan Kirana yang merupakan rekan kerjanya. Nana menyisir rambut panjang dengan jari-jari tangan ke belakang di hadapan Kirana yang menatap dengan jijik dan mual. "Lebih baik kau kembali bekerja sebelum tuan CEO tumbuh tanduk lagi," saran Kirana. Kedua mata Nana menatapi Kirana dengan tatapan kesal. "Perasaan aku mengatakan bahwa CEO Chris tidak akan memarahi aku yang cantik jelita ini, Kecuali Jane yang melakukan kesalahan. Lagian aku tidak melakukan kesalahan," sahut Nana percaya diri. Kepedean Nana di luar batas membuat Kirana kembali diam dan melanjutkan kerjaannya. Ia malas menegur Nana lagi. Karena bagi Kirana, Percuma berbicara dengan orang bodoh seperti Nana. *** Di ruangan kerja wakil ceo. Chris semaki
Lily membuka buku menu dengan membolak-balikkan satu demi satu lembar, Ia melihat semua menu di dalam buku dan memilih yang paling murah dengan mengoder minuman air putih. Melihat Lily yang hanya mengoder air putih, Dahi Nelson Jong berkerut dalam. "Li, kamu harus makan yang banyak!" ucap Nelson Jong memerintah. "Itu sudah banyak kok he he he ...." balas Lily dengan wajah polosnya. Chris ingin berkata kasar pada Lily, tapi perkataanya tercekat di tenggorakan melihat Lily yang cuek dan tidak perduli dengan sekelilingnya. Dengan kaki, Chris menyentuh bagian paha Lily di depannya. Sikap Lily yang tenang dan datar membuat Chris semakin kesal bukan main. "Lily, aku mau tanya sesuatu?" kata Nelson Jong cepat. "Tanya apa?" jawab Lily singkat. Lily memandangi Nelson Jong dengan mata hampa. Nelson Jong tahu, di balik mata Lily yang indah. Lily membunyikan banyak hal termasuk biodata dirinya. "Soal yang mobil brand Mayback warna hitam yang menjemputmu beberapa hari ini. Dia siapanya kam
Kedua kaki Lily dinaikkan ke bahu. Chris menarik kain terakhir di tubuh bawah Lily dan dengan sekuat bergerak maju untuk masuk ke dalam celah Lily yang masih kering yang merupakan trik ampuh untuk menyiksa Lily. Lily merasa sakit yang tajam di bawah tubuhnya. Seluruh wajah Lily berkerut kesakitan, tapi Chris tidak perduli dengan apa yang di rasakan oleh Lily. Selain rasa enak yang ia dapatkan dengan bergerak maju mundur masuk ke dalam inti Lily. Lily yang tidak tahan dengan siksaan Chris. Akhirnya ia memilih mengigit bibir bawahnya dan ingin memaki Chris dengan banyak kata. Tapi, merasa gerakkan Chris yang terhenti dan kemudian bergerak dengan cepat tanpa sedikit kelembutan. Kasar dan brutal, seolah-olah memberikan hukuman untuknya. Melihat wajah tersiksa dari Lily yang berjuang mati-matian untuk tidak mendesah. Chris semakin senang, Ia memperlambat gerakkannya di bawah tubuh Lily. “Enakkan?” tanya Chris yang masih rajin mengoyangkan pinggulnya menikmati setiap suara merdu yan
Wanita itu melihat Chris semakin ingin tahu, ia semakin mengeluarkan senyuman nafsu akan uang. "Mana uang informasinya?" ucap wanita itu menjulurkan tangan dengan jemari yang memakai kutek merah menyalah. Chris menghela nafas kesal dengan menahan amarah. Ia mengeluarkan satu ikat uang dari balik jaket hitamnya. “Segini cukup?” ucap Chris meletakan uang di atas jemari wanita jalang. Wanita itu tersenyum lebar dan mengecup satu ikat uang dengan perasaan bahagia. Lalu ia menulis berapa kata di balik foto Lily. "Segini nilai informasinya?" tanya Chris. Wanita itu mengangguk tanpa suara. Chris langsung mengeluarkan uang dari saku jaket satunya lagi dan terlintas pikiran jahat Chris untuk mengunakan wanita jalang itu sebagai kunci. "Mau lebih atau tidak?" tawar Chris yang sudah tahu tabiat wanita itu. Chris mengibas-gibas uang di tangannya. Wanita itu antara mau dan tidak mau. Melihat ada keraguan di hati wanita itu, Chris menambahkan 4x lipat lagi dan mengibaskan jumlah uang yang
Untuk mencegah orang lain datang, Chris menyumpal mulut Lily dengan pakaian dalam pria. "Mmmpppph.” Lily yang sudah tidak bisa berteriak membuat Chris merasa puas. ia menaikkan tubuh Lily sedikit ke atas dengan kedua tangan menyentuh bagian atasnya, sedangkan bagian bawah Chris tidak mencabutnya. Ia sengaja membiarkan di dalam tanpa bergerak. "Mmmpppph." Lily menggoyangkan kepalanya berharap kain hitam di matanya bisa lepas dan melihat wajah pria yang memperkosanya. Lily merasa pria ini bukan mengangkat tubuhnya. Sebaliknya, kedua buah kembar dipijit dengan keras dan berulang kali dan di sentil bagian ujungnya. Kemudian di susul dengan bagian bawah yang mulai bergerak dihentakkan terus menerus hingga ia mengalami klimaks dalam jumlah banyak. Chris belum mendapatkan kepuasan batin. Ia terus bergoyang cepat seakan ingin menghancurkan tubuh bawah Lily. Sedangkan Lily sudah klimaks beberapa kali tanpa bisa bersuara dengan tubuh bergetar hebat karena lelah dan sekalig
Chris berjalan ke arah kamar Lily, Kedua mata Chris menatap Lily yang tertidur dengan dress tidur di mana tali menurunin salah satu bahu yang mulusnya. Seketika darah di tubuh Chris berdesir dengan hebat dan berkumpul di satu titik pusat tubuhnya. Lily merasa dirinya sedang bermimpi dan merasakan setiap sentuhan di bagian atas. Hingga menurun ke bawah. Sentuhan di bagian itu tidak berkurang dan justru semakin liar seakan menghancurkannya. "A," Suara merdu tetiba keluar dari bibir Lily dengan mencekram sprei berusaha menendangkan kakinya yang tertekan oleh sesuatu agar tidak membiarkan benda tajam dan keras itu semakin masuk ke dalam. Kedua mata Lily terbuka melihat sekelilingnya gelap tanpa cahaya. ia tidak bisa melihat wajah pria yang kembali memperkosanya. Jantungnya berdetak kencang, tubuhnya kembali digoyangkan dari depan secara tidak beraturan. "Tidak ... tidak ... tolong ...." pekik Lily dengan mengeluarkan suara lumayan keras dengan nafas tersengal-sengal. Mendegar suara
"Ikut aku!" perintah Chris mutlak. Lily menulikan telinganya, Ia terus berjalan menjauhi Chris dengan langkah yang cepat. Chris yang di cuekin semakin kesal, ia bergegas untuk mengejar langkah kaki Lily yang semakin menjauh darinya. “Apa kau tuli,” seru Chris yang menarik tangan Lily dengan kasar. “Lepasin,” balas Lily yang merontah-rontah. Kini giliran Chris yang menulikan telingannya, Ia menarik Lily ke arah lift dan keduanya masuk ke dalam lift secara bersamaan. Chris yang dalam keandaan emosi tinggi menekan tombol ke arah pakiran mobil dengan maksud memberikan Lily pelajaran. "Tuan Chris, apaan kau ini. lepaskan aku!" tolak Lily merontah-rontah lagi. Lily terus memukul tangan Chris yang telalu kasar menariknya, hingga terasa sakit. Lift turun sampai ke area mobil Chris di pakirkan. Tidak ingin menunggu lagi, Chris langsung menarik Lily keluar dari dalam lift dengan langkah kaki besar menuju ke arah mobilnya. "Katakan padaku dengan pria mana kau bermain hari ini, huh?" be
“Mana Hpmu?” tanya Chris setelah diam sejenak.Nelson Jong mengerutkan kening akan permintaan Chris.“Mana ponselmu,” seru Chris yang menaikkan volume suara.Nelson Jong meraih ponsel di balik jas hitam yang membalut tubuh rampingnya dan menyerahkan cepat pada Chris. sebelum ia mengalami kesialan seperti nasib barang yang hancur berserakan di lantai.Secepat kilat, Chris langsung membuka aplikasi instagram dan setelah mendapatkan apa yang ia cari dan menyulut emosinya kembali. Chris langsung memperlihatkan pada Nelson Jong.“Tuh, lihat?” ucap Chris sambil menyodorkan ponsel tersebut kepada Nelson Jong yang menatap dengan binggung.Nelson Jong meraih ponsel di tangan Chris. Ia memperhatikan layar ponsel dengan raut wajah penuh penasaran tinggi. Perlahan tapi pasti, wajah penasaran Nelson Jong berubah melotot ketika mengenali wajah orang yang ada di layar tersebut.“Ini Lily?” ucap Nelson Jong dengan suara kuat dari biasanya.“Menurutmu?” jawab Chris dengan nada kesal dan geram.“Benar-
Banjir mulai sulut di saat malam hari. Chris menghela nafas super panjang tidak lupa dengan kata-kata umpatan yang di lontarkan dari bibirnya.Lelah mengumpat, Chris memiluh untuk mengemudikan mobil kembali ke apertemen mewah dengan badan loyo dan lesu. Niat beli hp pupus bersama harapan barusan.Chris yang sudah telanjur malas untuk pergi jauh, ia memutuskan pulang dan memutuskan besok baru beli ponsel pada keesokan pagi.***Pagi hari dengan pakaian super mahal dan hp keluaran terbaru. Chris berjalan masuk ke dalam kanto dengan perasaan bahagia. Ia akan meneror Lily untuk secepatmya kembali ke Seoul. Hp baru di buka dan memasukkan nomor Lily dan Kirana. Setelah sekian lama menghubungi Lily, dahi Chris berkerut banyak. Ia semakin naik darah. Begitu juga menghubungi Kirana yang hasilnya juga sama. Tidak ada respon sama sekali.“Berani sekali menolak panggilan pria tampan seperti ku,” seru Chris kembali mengila, kemudian kembali meneror nomor Lily maupun Kirana. Setelah sekian lama ter
Tetiba, Nelson Jong melonggo dan ia semakin terkejut dengan perkataan James Holland soal koleksi yang membuatnya hampir mati di tempat. James Holland tidak menyangkah, James Holland sangat mesum dari Chris.Keringat membasahi dahi Nelson Jong dan James Holland terkekeh. Ia tidak menyangkah, Nelson jong juga tipe pria yang polos. Bahkan di kerjain sedikit saja sudah seperti itu. padahal dirinya tidak menyimpan video begituan di manapun. bukannya tidak tertarik, karena James Holland merasa privasi akan terancam jika simpan seperti itu dan para penjahat akan mudah mendapatkan info tentang keberadaan maupun kelemahan yang di miliki.“Sudah malam, ayo pulang!” ucap James Holland lembut dan melirik jam tangan di pergelangan kiri.Jika para pria memakai jam tangan di pergelangan tangan kanan. Berbeda dengan James Holland yang memakai pergelangan kiri. Ia memakainya di kiri demi mengenang Alexanlian yang merupakan wanita cinta pertama.Nelson Jong langsung berdiri dari tempat duduk, kemudian
“Jika tidak menganggu, maka aku terima dengan senang hati boleh ada yang mau aku bahas dengan dirimu juga,” balas Nelson Jong yang langsung duduk di samping James Holland.Sedangkan Kirana duduk di samping Lily. Lily sempat kaget dan melihat ke sampingnya dan mendapatkan keberadaab Kirana. sedangkan ke depan mendapatkan kebradaan Nelson Jong.“Eh.. kalian berdua?” tanya Lily mulai kepo. Terutama nanti ia akan mewancari Kirana Habis-habisan setelah selesai acara makan malam berakhir.“Kita lagi ada urusan di luar dan kebetulan ketemu,” jelas Kirana yang tidak di percayai oleh Lily.Pandangan mata Lily ke arah Nelson Jong dan James Holland yang sibuk berbicara satu sama lain. Dari arah pembicaraan keduanya, Lily dapat menebak apa yang di bicarakan keduanya. Jika bukan soal bahaya bahan kimia yang di gunakan untuk cosmetik.“Oh ya, Li. Tadi aku kembali ke dalam ruangan dan kamu sudah pergi, padahal aku telah membelikan minuman kesukaanmu yang tanpa bahan pengawet. Tapi-” ujar Kirana men
“Li.... kapan kau akan menikah?” tanya Chris yang masih saja dengan pembahasan soal nikah.Pertanyaan Chris membuat Lily semakin bingung dan juga berkerut kening,“Masih lama, aku masih mau bebas dulu. Anda ini sedang mengigau atau kerjain saya,” balas Lily yang langsung mendorong Chris menjauh darinya.“Tadi Nelson Jong datang dan mengatakan kau akan menikah dengan James Holland seminggu lagi,” ujar Chris dengan nada lirih dan air mata menetes lebih banyak dari sebelumnya.Kedua mata Lily terbelalak besar, Ia menganggap perkataan Chris sebagai lelucon yang tidak garing sama sekali.“Mustahil, tidak mungkin secepat itu!” teriak Lily yang langsung mendorong Chris sekuat tenaga.“Benarkah?” tanya Chris penasaran dan juga ingin mendapatkan jawaban yang menyakinkan untuk menghilangkan kegusaran di dalam hatinya.“Kenapa?” tanya Lily curiga dengan lirikan mata yang menunjukkan rasa tidak suka kepada Chris.“Aku hanya belum siap mencari karyawan peganti mu saja,” alasan Chris untuk menyemb
“Mustahil, kau jangan bermimpi sampai seperti itu!” teriak Chris yang tetiba mengila akan usul Nelson Jong yang di anggap tidak masuk akal sama sekali.Nelson Jong tertawa terbahak-bahak melihat sikap Chris yang emosional yang tidak bisa di ajak bercanda.“Jika masih punya waktu untuk emosi dan protes, lebih baik kau kerjakan semua dokumennya dan besok siang aku akan datang mengambilnya!” Ancam Nelson Jong dengan tatapan mata kejam.“Oh ya, kenapa kau menolak ketemu dengan Lily, kau tau berapa kali dia kesini untuk membantu aku mengantarkan berkas kerjaanmu?” tanya Nelson Jong yang penasaran akan tingkah Chris belakangan ini.“Itu karena aku malu jika ketahuan oleh Lily saat rudal ini tiba-tiba di periksa oleh dokter yang masuk ke dalam,” alasan Chris yang tidak ingin siapa pu mengetahui hubungan dirinya dengan Lily.“Oh.. kirain kau terangsang setiap kali melihat Lily,” tebak Nelson Jong secara spontan.Chris terdiam, karena apa yang di katakan oleh Nelosn Jong memang benar. Setiap k
“Hiks... Lily..” tangisan Chris pecah, ia sangat merindukan Lily.Bahkan Nelson Jong yang mengantikan semua kegiatan Chris. Sampai kewalahan untuk mengerjakan semua perkerjaan yang menumpuk dari hari demi hari.Dalam hati, Nelson Jong memaki-maki Chris yang nafsuan kuat hingga melantarkan dirinya dan memilih masuk rumah sakit dengan luka besar di badan rudal.“Benar-benar keterlaluan dirimu Chris,” gerutu Nelson Jong kesal setelah tidak tidur berhari-hari. Lily yang melihat Nelson Jong berceloteh hanya bisa membantu Nelson Jong menghela nafas panjang.“Aku selalu ke rumah sakit untuk mengantarkan berkas kerjaan dan selalu di tolak oleh CEO Chris,” ucap Lily dengan menyerahkan berapa tumpukkan dokumen kembali ke atas meja Nelson Jong. Saking tingginya tumpukkan dokumen tersebut, Lily harus berjijing kaki untuk menaruh di bagian teratas dan sosok Nelson Jong yang tampan juga sudah tertutup semua tumpukkan dokumen di atas meja. lebih tepatnya terhalang oleh semua tumpukkan dokumen supe
“Cih, wanita jalang. Sekarang mengoda wakil CEO Nelson Jong.” gerutu Nana kesal dengan mengigit kuku di jempol secara kuat.Kirana yang melihat hubungan Lily dengan Nelson Jong hanya bersikap biasa saja. Karena sudah tau apa yag terjadi antara Lily dan Chris. Sehingga ia tidak ingin banyak mencampuri urusan keduanya. Selain Nelson Jong yang masih membujuk Lily untuk masih bertahan di perusahan.Salah satu alasan Nelson Jong meminta Lily bertahan di kantor, karena tingkah Chris yang selalu menghilang dari perusahan dan ada hal lain yang ingin di ketahui oleh Nelson Jong.“Mengenai produk palsu yang di tiru perusahan SANGREI. Bagaimana menurutmu Li?” Nelson Jong sengaja mencari topik pembicaraan.“Sejak aku memantau berapa hari lalu, pembeli sudah jeli untuk membedakannya dengan produk perusahan kita dan apa anda yakin ingin melanjutkan kerjasama dengan mereka lagi? Mengingat kerugian yang mereka timbulkan secara finasial memang sudah banyak merugi. Tapi yang aku takutkan bukan masalah
“Aku harus pulang,” Ucap Lily yang sudah puas menyiksa Chris secara batin.“Jangan.. Aku mohon jangan pergi, Li!” pinta Chris dengan memohon sendu.Chris ingin Lily lebih lama di sampingnya. “Aku akan datang besok lagi,” rayu Lily dengan sengaja mencium bibir Chris.“Tapi?” ragu Chris.“Aku sudah kembali bekerja untukmu,” balas Lily tegas dan berjalan pergi dari hadapan Chris dengan belengak lengok.Chris menatap kepergian Lily dari hadapannya, kemudian memukul ranjang yang ia tepati sekuat tenaga.Chris sungguh tidak rela, Lily pergi dari hadapannya dan luka yang di alami oleh rudal Chris kembali terbuka. Hingga Chris menjerit kesakitan, ketika rudal tersebut sudah lemas tak berdaya dengan tergenang lautan merah.Di luar, Lily terkekeh renyah ketika mendengar suara jeritan Chris yang memilukan.“Sungguh menyenangkan,” batin Lily yang Bahagia. Karena tujuannya memang membuat Chris menginap lebih lama di rumah sakit dan tersiksa secara batin dan ia akan mencari laptop lama yang di sit