Letizia tampak kesenangan mendengar keputusan Callista. Awalnya dia sudah menyerah karena wanita ini sulit untuk ditaklukkan, tapi hari ini dirinya begitu kesenangan sampai-sampai berteriak dan terkena teguran. Dengan begitu dirinya bisa mencari tahu tentang pelaku yang sudah membunuh kakaknya bersama dengan Callista. Letizia cukup yakin kalau mereka bekerja sama, maka balas dendam akan tertuntaskan dalam waktu cepat.Sayangnya Callista tidak akan membantu banyak karena dia harus menjalankan masa percobaannya dengan tim Chasseurs dan untuk sekarang dia akan fokus dengan masalah Fritz. Memaklumi hal tersebut, Letizia berkata kalau dia akan menunggu sampai semua permasalahan Callista selesai. Ditambah dia juga akan mencari lebih banyak informasi kepada orang lain.Di sisi lain, Callista terpaksa menjalin kerja sama dengan Letizia hanya untuk mendapatkan cara masuk ke markas pusat ValHolitz. Entah kenapa dia begitu penasaran dan ingin melihat secara langsung bagaimana rupa bos dari kelom
Callista pun tersenyum lalu beranjak dari ruangan itu. Meski Fritz melarang, tapi wanita ini cukup keras kepala. Dia akan melakukan apa yang menurutnya harus dilakukan. Perbuatan ValHolitz sangat kejam, makanya dia tidak bisa tinggal diam. Apalagi merekalah yang sudah membuat Fritz kehilangan lidah dan sulit berkomunikasi. Bagaimana Callista akan menerima hal ini?Dia pergi ke kawasan ValHolitz. Dirinya mencari keberadaan mobil Fritz. Setelah beberapa jam pergi ke sana kemari, barulah dia menemukannya. Mobil Fritz terparkir di parkiran bar. Dia masuk ke dalam sana lalu mengambil benda yang mungkin terhubung dengan alat penyadap yang kini ada di tangannya. Namun sayang, kedua alat tersebut tidak saling terhubung, bahkan alat penyadap yang dimiliki Fritz sama sekali tidak sama dengan benda yang dipegangnya kini.Kemungkinan alat penyadap itu milik musuh. Dengan cepat Callista mencari sesuatu di dalam mobil ini dan tak lama menemukan sebuah kotak kecil tepat di bawah jok kemudi. Dia memb
Callista membelalakkan matanya lalu menoleh ke arah Letizia. Dia menatap mata wanita itu untuk mencari kebenaran. Namun Letizia tidak tampak sedang berbohong, wajahnya cukup serius. Dengan cepat Callista bertanya, “Kau tahu informasi itu dari mana?”“Dari anaknya langsung,” jawabnya. Callista pun bangkit dari duduknya lalu menarik lengan Letizia. Dia membawa Letizia menuju ke tempat sepi setelah itu dilepaskan.“Jangan berbicara sembarangan! Fernando tidak memiliki seorang istri, apalagi anak. Aku begitu mempercayai dia. Mana mungkin dia sudah menikah sebelum menikah denganku!” geram Callista. Dirinya tidak percaya, dan tidak mau mempercayai itu, tapi Letizia mengatakannya seakan-akan Fernando memang memiliki seorang anak.“Aku tidak bilang kalau suamimu sudah beristri, Fernando hanya memiliki seorang anak, itu pun anak angkat dan bukan kandung. Fernando mengangkatnya beberapa tahun lalu dan mereka sempat tinggal bersama. Namun Fernando pergi tanpa meninggalkan pesan sama sekali. Seka
Anak laki-laki itu menghampiri Callista lalu mendorongnya dengan kasar. Perkataan tidak mengenakan pun dilontarkan. Sebenarnya Callista naik pitam, tapi dia menahan diri karena dirinya paham kalau anak ini pasti memiliki alasan. Bahkan sampai mengenal dan mengetahui nama dia. Pasti ada sesuatu yang menyebabkannya sampai seperti itu kepada Callista.Letizia berusaha menenangkan anak itu sampai beberapa menit kemudian terdiam dan tidak lagi mengoceh, hanya melirik Callista dengan tajam. Karena penasaran, Callista pun bertanya, “Kenapa kau sampai semarah itu kepadaku bahkan tahu siapa aku? Apakah Fernando memberitahumu?”“JANGAN MENYEBUT NAMANYA DENGAN MULUTMU ITU!” teriak anak tersebut. Callista hendak melawan, tapi ditahan oleh Letizia. Wanita ini memberi tahu Callista kalau dia harus menahan emosinya. Anak itu melanjutkan, “Gara-gara kau, ayah sampai terbunuh.”“Hah? Kenapa kau menyalahi aku?” tanya Callista dengan nada tidak suka.“Tunggu dulu! Jangan berkelahi! Tujuanku mempertemuka
“Bagaimana aku bisa tahu? Karena waktu itu beberapa dari para anggota ValHolitz sempat membicarakannya. Aku tidak pernah memberi tahu siapapun karena aku rasa tidak perlu disebarkan dan mungkin itu juga menjadi aib mereka. Salah satu dari para anggota yang ku dengar bernama The Heinous melakukan hal itu kepada ValHolitz yang mengakibatkan beberapa anggota lainnya mendapatkan ancaman, ada juga yang terbunuh, informasi penting mereka terdengar sampai ke musuh serta terjadinya peperangan antar bos mafia itu dengan bosnya dari musuh,” jelasnya seraya menatap mereka.Sebelum keduanya mengatakan sesuatu, Letizia melanjutkan, “Aku tidak tahu apakah hal ini ada hubungannya dengan Fernando atau tidak, tapi kalau memang benar, kemungkinan besar itulah alasan kenapa dirinya sampai menjadi incaran ValHolitz.”“Aku pernah mendengar kabar itu, tapi ayah tidak pernah memberitahuku atau menjelaskannya. Di saat yang bersamaan, dia segera membawaku pergi ke
Malam ini Callista kembali ke markas Forezsther, dia masuk ke dalam ruangan sang bos. Dirinya berkata kalau dia ingin membicarakan hal penting kepada Alberto, tapi tidak sekarang dan di sini. Tentu saja Alberto akan mendengarkan apa yang diinginkan oleh anak buah itu.Callista meminta sang bos untuk menemuinya di suatu tempat esok hari. Alberto berkata kalau dia cukup sibuk dan memiliki waktu luang di sore hari. Karena Callista juga tidak ada kegiatan esok sore, dirinya pun menyetujuinya. Seusai itu barulah keluar dari ruangan Alberto.Di markas Forezsther, masih ada beberapa anggota yang mengenal Callista. Melalui bantuan mereka, Callista mendapatkan beberapa senjata tajam serta amunisi. Setelah mendapat apa yang dia inginkan, dirinya pun meninggalkan markas Forezsther.Dengan menggunakan mobil Fritz, Callista melajukannya menuju ke kawasan ValHolitz. Dia berhenti di suatu tempat lalu berjalan kaki menuju ke rumah Gabriel, salah satu anggota dari kelompok mafia itu. Setelah berada di
“Sayang sekali, aku memang tidak mengenal siapa pria yang kau sebutkan namanya itu. Jika kau datang hanya untuk bertanya, lebih baik kau pulang saja dan cari sendiri informasi yang kau butuhkan itu. Kehadiranmu sangat tidak penting!” katanya lalu berjalan masuk kembali meninggalkan Callista. Wanita tersebut terus memanggilnya, tapi pria itu tidak mengindahkan. Mau tak mau, dia melepaskan peluru ke udara membuat semua orang terkejut, termasuk bos ValHolitz itu. Callista berhasil menghentikan langkahnya. “Usir dia!” perintahnya lalu pergi begitu saja. Callista semakin kesal, dia hendak melarang, tapi semua anggota ValHolitz menodongkannya senjata api. Dengan terpaksa dia harus mundur, apalagi mereka juga mendekatinya. Dia kalah karena dia sendiri, sepertinya mereka juga tidak peduli dengan ancaman Callista terhadap todongan dia kepada Gabriel. Callista mengangkat tangannya dengan pelan lalu mundur, dia melepaskan Gabriel dan menjauhinya. Setelah beberapa menit mundur, dia berhasil kel
Semenjak hari di mana dirinya diusir dari ValHolitz, Callista terus memikirkan sebuah cara agar bisa membalaskan dendamnya. Kini dia tengah berada di ruang bawah tanah rumah dan sedang merakit sebuah bom. Dirinya berencana untuk mengebom kawasan ValHolitz untuk membalaskan dendam karena sudah membuat temannya tidak bisa bicara. Ditambah dia kesal dirinya tidak langsung menghajar orang yang dia anggap sebagai bos ValHolitz waktu itu.Di tengah-tengah dirinya sedang merakit bom, dia berdecak kesal karena mengingat kebodohannya waktu itu. Dirinya mengomel, “Kenapa aku malah mempertanyakan tentang Fernando? Aku datang ke sana untuk balas dendam, tapi malah bertanya hal yang tidak perlu! Sial!”Dia sedikit menyesalinya, tapi di sisi lain, dia yakin kalau bos ValHolitz pasti terkejut dengan pertanyaan yang dia ajukan. Setidaknya orang itu akan tahu kalau Callista ingin mengetahui tentang Fernando Foligno yang katanya pernah menjadi anggota terbaik di ValHolitz. Tidak mungkin sang bos tidak